- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gerakan Lengserkan ICAL kini Mulai Ramai di Tubuh Golkar. Menuju "GOLKAR Perjuangan"?


TS
AkuCintaNanea
Gerakan Lengserkan ICAL kini Mulai Ramai di Tubuh Golkar. Menuju "GOLKAR Perjuangan"?
Geger Golkar:
Jusuf Kalla Dukung Akbar Tanjung Evaluasi Pencapresan Ical Bakrie
Tue, 17/09/2013 - 23:34 WIB

Yusuf Kalla
JAKARTA-Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla tidak mempermasalahkan evaluasi Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres 2014. JK senada dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung bahwa evaluasi Ical tidak ada salahnya dilakukan jika itu permintaan dari akar rumput. "Ya, tentu juga alasan yang baik. Alasan yang baik," ujar JK di sela-sela acara HUT ke-47 KAHMI di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (17/9).
Namun demikian, JK menyayangkan bahwa evaluasi pencapresan Ical waktunya sudah mendekati pemilu 2014. Pasalnya, untuk calon presiden diperlukan persiapan yang matang dan kesolidan internal partai. "Apakah waktunya masih sempat? Saya tidak tahu, kan perlu persiapan yang banyak," tegas JK. Perlu diketahui, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menggelindingkan wacana agar Ical dievaluasi sebagai capres 2014. Selain itu, suara-suara juga mengemuka dari DPD tingkat dua Golkar. Pasalnya, elektabilitas Ical sulit naik dan tak sebanding dengan tingginya elektabilitas Partai Golkar.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung tertawa dengan pernyataan sejumlah pengurus Partai Golkar yang menyatakan pencalonan Aburizal "Ical" Bakrie sebagai presiden adalah harga mati. Akbar menekankan, tak ada kemutlakan dalam dunia politik. "Siapa yang bilang Ical harga mati?" ujar Akbar sambil tak kuasa menahan tawa kecilnya saat ditanya wartawan soal pencapresan Ical, Selasa (17/9/2013). "Tidak ada politik yang mutlak-mutlakan sehingga tidak tepat disebut harga mati. Apalagi politik, kan ada perubahan-perubahan," lanjut Akbar. Mantan aktivitis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu mengingatkan elektabilitas Ical yang harus diamati. Ia mengatakan, jika pada satu titik Ical dinilai tidak bisa meraih kemenangan, Golkar perlu memikirkan langkah-langkah lain
http://www.rimanews.com/read/2013091...an-ical-bakrie
Faktor X Hadang Pencapresan Ical, Partai Beringin Juga Bergoyang...
Rabu, 18 September 2013 | 09:04 WIB

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menyampaikan pidato politiknya dalam acara Deklarasi Presiden dari Partai Golkar, di SICC, Sentul, Bogor, Minggu (1/7/2012). Aburizal maju sebagai capres dari partai Golkar berdasarkan keputusan Rapat Pimpinan Nasional ke-3 PG beberapa waktu lalu TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie sebagai calon presiden kembali dipersoalkan internal partai pohon beringin. Tak tanggung-tanggung, motornya adalah Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung. Menilik hasil survei, Akbar menilai perlu ada evaluasi dalam pencapresan Ical. Forum rapat pimpinan nasional yang akan digelar Partai Golkar pada Oktober 2013, dia nilai menjadi satu-satunya wadah menyuarakan kekhawatiran mengenai elektabilitas Ical sebagai capres.
Menilik survei terakhir yang dilakukan Kompas pada bulan Agustus 2013, misalnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menempati peringkat pertama dengan 32,5 persen suara. Sementara Ical hanya mendapati 8,8 persen suara, meski ada di peringkat ketiga. Survei lain, seperti dari Lembaga Konsultan Riset Alvara yang juga dilakukan pada Agustus 2013, mendapatkan hasil yang serupa pula. Meski survei ini mengatakan Ical memiliki popularitas tinggi di kalangan urban dan kelas menengah atas, elektabilitasnya tetap tak terangkat. Ketika dilakukan survei tanpa menyodorkan nama, sebanyak 92,4 persen responden survei Alvara menyebut Ical sebagai kandidat presiden yang diketahui. Namun, menurut Alvara, hanya 6,3 persen yang menilai Ical layak memimpin Indonesia.
Faktor X penghalang Ical
Persoalan elektabilitas Ical bukan kali ini saja diributkan. Sejak beberapa bulan lalu, pencalonan Ical terus digoyang karena tak kunjung membaiknya elektabilitas Ical. Sekalipun elektabilitas Ical naik, tetapi dinilai terlalu perlahan, berkebalikan dengan elektabilitas Partai Golkar yang selalu menempati peringkat atas. Apa yang menyebabkan sulitnya Ical meraih elektabilitas tinggi? Psikolog politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk mengatakan, kesulitan Ical yang terbesar adalah tidak adanya faktor "presidential looks". "Faktor ini yang mempersepsikan orang terlihat pantas atau tidak menjadi presiden. Ini memang tidak masuk di akal, tapi yang benar-benar terjadi di masyarakat kita," kata Hamdi. Ia mencontohkan, jika pada pemilu sebelumnya, sosok pemimpin dipersepsikan tinggi besar dan gagah layaknya Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, kini persepsi itu bergeser ke sosok Jokowi yang kurus dan terlihat lugu.
"Nah, ini yang tidak dimiliki Ical. Orang tidak melihat Ical sebagai sosok yang layak dipersepsikan jadi pemimpin, terutama atributnya yang terlalu elitis," ujar Hamdi. Selain itu, lanjutnya, persoalan terbesar Ical adalah citra terkait integritas moral. Beragam kasus terlanjur dikaitkan dengan sosoknya, kata Hamdi, mulai dari kasus pajak hingga semburan lumpur Lapindo. "Ini yang membuat orang-orang itu curiga dan beranggapan sosok Ical moral integritasnya tidak terjaga, meski tudingan-tudingan itu belum tentu benar. Tapi, ini yang sulit dihilangkan," ucap Hamdi. Dia pun berpendapat seperti apa pun Ical berupaya memperbaiki citra, elektabilitasnya tak akan tiba-tiba terangkat.
Senada dengan Hamdi, Akbar Tandjung pun mempertanyakan kemampuan Ical mendongkrak elektabilitas. "Memang di dalam komunikasi saya dengan daerah, melihat elektabilitas Aburizal, ada yang tidak lepas dari peristiwa Lapindo," kata Akbar di kediamannya, Selasa (17/9/2013). Akbar bahkan mengaku pernah meminta tolong secara langsung kepada Direktur Lapindo pada awal 2013 untuk segera menyelesaikan ganti rugi kepada warga. Namun, sampai hari ini masalah itu tak juga selesai. "Mungkin tidak memiliki dampak besar, tetapi kalau tidak diselesaikan tentu akan berdampak juga nantinya," ucap Akbar.
Ical tak ambil pusing
Di saat internal Golkar memanas dan bergoyang, Ical justru mengaku tak ambil pusing dengan hasil survei. Menurut dia, yang dibutuhkan seorang calon presiden tak melulu elektabilitas, tetapi juga eligibilitas. "Jika hanya elektabilitas, tidak bisa jadi calon presiden. Yang lebih penting adalah eligibilitasnya, memenuhi persyaratan atau tidak," ujar dia di sela kegiatan ARB Cup, Silaturahim Golf Tournament 2013, di Pondok Indah Golf Club, Kamis (12/9/2013).
Ical pun mengaku sudah menyiapkan rencana kalau saja Partai Golkar tak mendapatkan 20 persen suara pada Pemilu Legislatif 2014. Bila itu terjadi, dia berencana segera membangun koalisi dengan partai lain untuk tetap dapat maju menjadi calon presiden. Menurut Ical, koalisi itu akan menjadi koalisi antara calon presiden dengan pimpinan partai, bukan koalisi antarpimpinan partai. "Partai Golkar akan melihat nanti, apakah akan mencalonkan diri saat pemilihan presiden atau berkoalisi," tambahnya.
http://nasional.kompas.com/read/2013...uga.Bergoyang.
Elektabilitas Ical Tak Naik Sesepuh Sarankan Konvensi
2 hours 41 minutes ago

Sesepuh Golkar, Akbar Tanjung
Jakarta-RK. Harga mati tak dikenal dalam dunia politik karena manuver (gerakan) di dalamnya sangat tinggi. Bahkan, ada ungkapan, “Tak ada kawan maupun lawan abadi dalam politik”. Begitu juga dengan keputusan Rapimnas Partai Golkar yang sudah menetapkan Ketua Umum Aburizal Bakrie, sebagai calon Presiden. Menurut salah seorang sesepuh partai, Akbar Tanjung, itu juga tidak bisa berlaku mutlak. Jika memang tak mencapai persentase suara 2009, bukannya latah ikut-ikut Konvensi Demokrat, dia menyarankan partai menggelar konvensi.
Hanya saja, Sekjen Partai berlogo Beringin, Idrus Marham, itu memastikan tidak ada peninjauan kembali pencapresan Ical—biasa Aburizal disapa— pada Rapimnas mendatang. Bahkan, dia menantang balik Sang “Sepuh” untuk menunjukkan cara berorganisasi yang benar, sesuai aturan partai. "Soal harga pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang disebut-sebut harga mati, itu tidak begitu. Ini kan politik, pasti ada perubahan. Berpolitik tidak boleh mutlak-mutlakan begitu," kata Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tanjung, kepada JPNN di Jakarta, Selasa, (17/9).
Apalagi, kalau memang elektabilitasnya tidak membaik. Menurut Akbar, partai tentunya perlu memikirkan cara terbaik agar Golkar tidak kehilangan kesempatan dalam Pemilu 2014. Demikian juga halnya dengan rencana Rapimnas Partai Golkar, pada Oktober mendatang. "Kalau ada keinginan atau hal-hal baru dari DPD I dan II Golkar dalam Rapimnas besok dan itu direspon dalam forum Rapimnas, itu wajar saja. Karena mereka itu yang akan jalankan semua keputusan Golkar. Mereka yang akan merasakan semua," tegas mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
Lebih lanjut, Akbar menyarankan agar pelaksanaan keputusan Rapimnas terkait penetapan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie jadi calon presiden dari Partai Golkar perlu dievaluasi karena ada indikasi pelaksanaannya tidak maksimal. "Yang dievaluasi menyeluruh itu sisi pelaksanaan keputusannya. Saya masih sering ke daerah-daerah untuk memberikan dukungan terhadap peserta Pilkada dari Partai Golkar dan urusan HMI. Ada juga pertanyaan, bagaimana dengan capres Golkar yang tidak membaik elektabilitasnya. Ada beberapa daerah yang mempertanyakan itu," ungkap dia.
Menurut mantan Ketua DPR itu, daerah sangat berharap adanya perhatian yang besar dan aspirasi mereka serta harapannya diperhatikan oleh DPP Golkar karena mereka berkomitmen tinggi untuk memenangkan Pemilu legislatif. Dijelaskannya, waktu dia jadi Ketua Umum Partai Golkar, satu tahun sebelum Pemilu semua pengadaan dan pendistribusian logistik secara nasional sudah selesai. Soal pengadaan dan pendistribusian logistik, menurut Akbar, bukan kerjaan gampang. "Apalagi sekarang daerah tingkat II sangat banyak. Termasuk kepastian tersedia saksi-saksi di seluruh tempat pemungutan suara," beber dia.
Termasuk bantuan dana operasional ke semua DPD, menurut Akbar, juga belum terealisir sementara daerah sangat mengharapkan itu. "Greget persiapan Golkar menghadapi Pemilu 2014 belum dirasakan," sesalnya. Terakhir dikatakannya, kalau hingga Desember 2013, elektabilitas Capres Partai Golkar tidak membaik, harus ada upaya lain untuk menyelamatkan Golkar. "Saya pikir dengan elektabilitas sekitar 15 persen saja, itu prosentase capresnya sudah cukup memadai. Kalau tidak tercapai, saran saya tentu konvensi. Kalau tidak, maka modal dasar Golkar menghadapi Pemilu 2014 tentu di angka perolehan suara Pemilu di 2009 yakni hanya 14,5 persen," imbuh Akbar Tanjung. Namun, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham memastikan dalam Rapat Pimpinan Nasional Golkar bulan Oktober tidak akan membicarakan soal pencapresan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai calon presiden Partai Golkar.
Dalam Rapimnas tersebut akan membicarakan soal evaluasi kinerja politik yang dilakukan Golkar. Karena itu, Idrus menyesalkan Akbar menggulirkan opini untuk mengevaluasi pencapresan Ical. "Salah satu materi Rapimnas nanti melakukan evaluasi kerja politik yang dilakukan Golkar. Apa yang telah kita lakukan dalam rangka pemenangan Partai Golkar dan pemenangan Aburizal Bakrie sebagai presiden. Bukan evaluasi hasil Rapimnas yang menetapkan Aburizal Bakrie sebagai capres," kata Idrus dalam konferensi pers di ruang fraksi Golkar di DPR, Jakarta, Selasa (17/9).
Karena itu, Idrus meminta Akbar Tanjung tidak melemparkan opini kepada publik. Sebab, tugasnya hanya memberikan pertimbangan kepada partai. "Dewan Pertimbangan berikan pertimbangan ke DPP, bukan opini kepada umum. Saya kira ini harus diperhatikan secara sungguh-sungguh," sesal dia.
Ia melanjutkan, akan menantang Akbar dalam hal cara berorganisasi yang baik sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Golkar. "Saya tantang mereka tunjukkan cara berorganisasi yang baik sesuai AD/ART. Salahkah kalau Rapimnas hanya dihadiri provinsi," tegas Idrus. Menurut dia, Akbar harus menjalankan tugasnya merujuk kepada AD/ART Partai Golkar. Sebagai dewan pertimbangan partai, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu tidak boleh mengajarkan yang tidak baik kepada anggota. "Jangan dong diajari kita melanggar. Kalau salah, berarti Wantim sudah salah berikan saran, pertimbangan yang salah. Untuk apa kita ikuti, ini kan jelas," tukas Idrus lagi.
Sementara, Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan pengusungan Ical sebagai capres dari Golkar sudah tidak bisa diganggu gugat. Ia menganggap pergolakan-pergolakan yang ada saat ini seperti meminta evaluasi pencapresan merupakan bagian dari dinamika. "Yang menginginkan adanya evaluasi hanya butuh perhatian saja. Mana tahu jelang Rapimnas sudah ada titik temu," kata Bambang.
http://www.rakyatkalbar.com/nasional...-konvensi.html
Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung Setuju Konvensi Golkar. Ical Bludrex ?
Wed, 18/09/2013 - 09:01 WIB

JAKARTA, RIMANEWS -- Politikus senior Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) menyambut baik usulan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Akbar Tanjung supaya menggelar konvensi dalam penentuan calon presiden. “ Tentu alasan yang baik,” kata Jusuf Kalla di sela-sela ultah KAHMI Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Selasa (17/9). Namun, mantan wakil presiden RI itu mempertanyakan soal kemungkinan waktu untuk menggelar konvensi jika dilaksanakan untuk Pilpres 2014. “Apakah waktunya sempat?” tanya JK.
Sementara saat ditanya apakah siap menjadi capres Golkar mengingat elektabilitasnya melebihi Aburizal Bakrie (Ical). JK enggan menanggapi serius. “Jangan pikirkan ganti-ganti orang,” kata Ketua Umum PMI itu. ebelumnya, Akbar Tanjung menaruh perhatian khusus atas pencapresan Ical. Dia mengultimatum jika sampai akhir Desember 2013, elektabilitas Ical tidak mencapai 15 persen, maka harus ada upaya lain untuk menyelamatkan Golkar. Untuk itu, perlu ada Rapimnas Golkar diperluas dengan melibatkan para pimpinan DPD kabupaten/kota se-Indonesia, meskipun mereka tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. “Rapimnas diperluas itu diperlukan untuk mengetahui aspirasi Golkar dalam rangka penyelamatan partai. Saya pikir dengan elektabilitas sekitar 15 persen saja, itu persentase capresnya sudah cukup memadai. Kalau tidak tercapai, ya harus dicari jalan lain,” ujarnya. Idealnya, kata dia, Golkar menggelar konvensi agar capresnya diterima seluruh lapisan. “Menurut saya tak ada salahnya karena pelaksana kebijakan partai adalah seluruh jajaran partai sampai paling bawah sampai tingkat II,” katanya.
http://www.rimanews.com/read/2013091...r-ical-bludrex
Yoris Raweyai Galang Dukungan untuk Evaluasi Pencapresan Ical
Selasa, 3 September 2013 | 08:37 WIB

Ketua DPP Partai Golkar sekaligus Anggota Komisi I DPR Yoris Raweyai
JAKARTA, KOMPAS.com - Stagnannya tingkat elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie yang diusung sebagai calon presiden partai ini membuat sejumlah pengurus partai ini melakukan manuver. Salah satunya, Ketua DPP Partai Golkar Yoris Raweyai yang akan membuat rapat pimpinan nasional ormas Golkar, Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). "Saya akan melakukan Rapimnas AMPG sebelum Rapimnas Golkar. Itu saya lakukan jelang Rapimnas dan melibatkan tingkat II," ujar Yoris yang juga Ketua Umum AMPG, saat dihubungi, Selasa (3/9/2013).
Menurut Yoris, Rapimnas itu adalah wadah untuk mendengarkan langsung semua aspirasi yang ada dalam rangka pemenangan Pemilu. "Hasil survei dari waktu ke waktu, ini terjadi anomali. Golkar tinggi, capres statis. Itu bagaimana?," katanya. Ia mengaku akan mendengarkan semua keluhan dari para anggota AMPG. Keluhan-keluhan ini, ujar Yoris, akan dikumpulkan dalam sebuah laporan. Salah satu keluhan yang diinventarisir adalah masa jabatan Ical selama 6 tahun. "Saya ditanya, kenapa bisa seperti itu? Ini kan melanggar AD/ART. Sampaikan saja, apakah semua program sudah berjalan. Saya hanya cinta kepada Golkar, sudah jadi kader sejak 1979," kata Yoris.
Anggota Komisi I DPR ini menilai, para pengurus daerah bisa mengusulkan hal-hal yang dianggap salah. Menurutnya, pemilik Partai Golkar adalah para pengurus di tingkat II. "Jangan apa-apa di bawa ke atas (pusat), sudah kayak CV," ujarnya. Ia mengaku sudah menghadap Ical agar dalam kepemimpinannya menggerakkan partai dievaluasi dalam Rapimnas Golkar pada bulan Oktober mendatang. Ia mengkritik kepemimpinan Ical yang dianggapnya membuat sinar Golkar meredup. "Agenda konsolidasi, kaderisasi dan kekaryaan tidak menuai definisi yang jelas. Tahapan catur sukses ditafsirkan subyektif," kata Yoris.
http://nasional.kompas.com/read/2013...capresan.Ical.
Akbar: Konvensi Golkar Bukan untuk Evaluasi Pencapresan Ical
Rabu, 18/09/2013 01:59 WIB
Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai capres Partai Golkar idealnya dipilih melalui konvensi. Namun ia menyatakan konvensi yang dimaksud bukan dalam konteks mengevalasi pencapresan Aburizal Bakrie. "Saya kira tidak ada keinginan atau rencana untuk melakukan konvensi untuk tetapkan calon presiden, kan Aburizal Bakrie," kata Akbar Tanjung di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Selasa (17/9/2013).
Menurutnya, elektabilitas Ical memang masih rendah, tapi tidak dimaksudkan mengevauasi dengan menggelar konvensi dan menetapkan capres ulang. "Bahwa memang elektabilitas rendah, itu bisa jadi bahan untuk partai melakukan kajian atau analisis pendalaman. Apa yang jadi penyebab, saya kira itu boleh. Tapi tidak dalam semangat untuk ganti atau evaluasi pencapresan Aburizal Bakrie," tuturnya. "Mengevaluasi perencanaan putusan partai termasuk tentang capres bisa saja. Tapi dalam hal pelaksanaannya bukan putusannya itu sendiri," imbuh Akbar.
Sementara, terkait Rapimnas yang akan menjadi forum tertinggi jelang Pemilu 2014, ia mempersilakan kader terutama daerah yang ingin menyampaikan masukan baik terkait partai maupun pencapresan. "Setelah Munas, Rapimnas lah yang paling tinggi dan bisa bicarakan apa saja selain dengan pemilihan-pemilihan ketua umum atau perubahan anggaran dasar rumah tangga. Kalau ada yang ingin menyampaikan ya silakan, sejauh itu relevan," ucap mantan Ketua DPR itu.
[url]http://news.detik..com/read/2013/09/18/015921/2361622/10/akbar-konvensi-golkar-bukan-untuk-evaluasi-pencapresan-ical[/url]
------------------------------
Sebaiknya Bang Akbar Tanjung dan JK, selaku sesepuh Golkar, daripada Golkar pecah-belah, apa tak sebaiknya membentuk parpol atau ormas baru saja seperti yang dicontohkan Anas Urbaningrum? Bikin ormas yang akan dijadikan cikal-bakal parpol baru, yang saya sarankan nama parpol baru itu "GOLKAR Perjuangan"

Jusuf Kalla Dukung Akbar Tanjung Evaluasi Pencapresan Ical Bakrie
Tue, 17/09/2013 - 23:34 WIB

Yusuf Kalla
JAKARTA-Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla tidak mempermasalahkan evaluasi Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres 2014. JK senada dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung bahwa evaluasi Ical tidak ada salahnya dilakukan jika itu permintaan dari akar rumput. "Ya, tentu juga alasan yang baik. Alasan yang baik," ujar JK di sela-sela acara HUT ke-47 KAHMI di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (17/9).
Namun demikian, JK menyayangkan bahwa evaluasi pencapresan Ical waktunya sudah mendekati pemilu 2014. Pasalnya, untuk calon presiden diperlukan persiapan yang matang dan kesolidan internal partai. "Apakah waktunya masih sempat? Saya tidak tahu, kan perlu persiapan yang banyak," tegas JK. Perlu diketahui, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menggelindingkan wacana agar Ical dievaluasi sebagai capres 2014. Selain itu, suara-suara juga mengemuka dari DPD tingkat dua Golkar. Pasalnya, elektabilitas Ical sulit naik dan tak sebanding dengan tingginya elektabilitas Partai Golkar.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung tertawa dengan pernyataan sejumlah pengurus Partai Golkar yang menyatakan pencalonan Aburizal "Ical" Bakrie sebagai presiden adalah harga mati. Akbar menekankan, tak ada kemutlakan dalam dunia politik. "Siapa yang bilang Ical harga mati?" ujar Akbar sambil tak kuasa menahan tawa kecilnya saat ditanya wartawan soal pencapresan Ical, Selasa (17/9/2013). "Tidak ada politik yang mutlak-mutlakan sehingga tidak tepat disebut harga mati. Apalagi politik, kan ada perubahan-perubahan," lanjut Akbar. Mantan aktivitis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu mengingatkan elektabilitas Ical yang harus diamati. Ia mengatakan, jika pada satu titik Ical dinilai tidak bisa meraih kemenangan, Golkar perlu memikirkan langkah-langkah lain
http://www.rimanews.com/read/2013091...an-ical-bakrie
Faktor X Hadang Pencapresan Ical, Partai Beringin Juga Bergoyang...
Rabu, 18 September 2013 | 09:04 WIB

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menyampaikan pidato politiknya dalam acara Deklarasi Presiden dari Partai Golkar, di SICC, Sentul, Bogor, Minggu (1/7/2012). Aburizal maju sebagai capres dari partai Golkar berdasarkan keputusan Rapat Pimpinan Nasional ke-3 PG beberapa waktu lalu TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie sebagai calon presiden kembali dipersoalkan internal partai pohon beringin. Tak tanggung-tanggung, motornya adalah Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung. Menilik hasil survei, Akbar menilai perlu ada evaluasi dalam pencapresan Ical. Forum rapat pimpinan nasional yang akan digelar Partai Golkar pada Oktober 2013, dia nilai menjadi satu-satunya wadah menyuarakan kekhawatiran mengenai elektabilitas Ical sebagai capres.
Menilik survei terakhir yang dilakukan Kompas pada bulan Agustus 2013, misalnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menempati peringkat pertama dengan 32,5 persen suara. Sementara Ical hanya mendapati 8,8 persen suara, meski ada di peringkat ketiga. Survei lain, seperti dari Lembaga Konsultan Riset Alvara yang juga dilakukan pada Agustus 2013, mendapatkan hasil yang serupa pula. Meski survei ini mengatakan Ical memiliki popularitas tinggi di kalangan urban dan kelas menengah atas, elektabilitasnya tetap tak terangkat. Ketika dilakukan survei tanpa menyodorkan nama, sebanyak 92,4 persen responden survei Alvara menyebut Ical sebagai kandidat presiden yang diketahui. Namun, menurut Alvara, hanya 6,3 persen yang menilai Ical layak memimpin Indonesia.
Faktor X penghalang Ical
Persoalan elektabilitas Ical bukan kali ini saja diributkan. Sejak beberapa bulan lalu, pencalonan Ical terus digoyang karena tak kunjung membaiknya elektabilitas Ical. Sekalipun elektabilitas Ical naik, tetapi dinilai terlalu perlahan, berkebalikan dengan elektabilitas Partai Golkar yang selalu menempati peringkat atas. Apa yang menyebabkan sulitnya Ical meraih elektabilitas tinggi? Psikolog politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk mengatakan, kesulitan Ical yang terbesar adalah tidak adanya faktor "presidential looks". "Faktor ini yang mempersepsikan orang terlihat pantas atau tidak menjadi presiden. Ini memang tidak masuk di akal, tapi yang benar-benar terjadi di masyarakat kita," kata Hamdi. Ia mencontohkan, jika pada pemilu sebelumnya, sosok pemimpin dipersepsikan tinggi besar dan gagah layaknya Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, kini persepsi itu bergeser ke sosok Jokowi yang kurus dan terlihat lugu.
"Nah, ini yang tidak dimiliki Ical. Orang tidak melihat Ical sebagai sosok yang layak dipersepsikan jadi pemimpin, terutama atributnya yang terlalu elitis," ujar Hamdi. Selain itu, lanjutnya, persoalan terbesar Ical adalah citra terkait integritas moral. Beragam kasus terlanjur dikaitkan dengan sosoknya, kata Hamdi, mulai dari kasus pajak hingga semburan lumpur Lapindo. "Ini yang membuat orang-orang itu curiga dan beranggapan sosok Ical moral integritasnya tidak terjaga, meski tudingan-tudingan itu belum tentu benar. Tapi, ini yang sulit dihilangkan," ucap Hamdi. Dia pun berpendapat seperti apa pun Ical berupaya memperbaiki citra, elektabilitasnya tak akan tiba-tiba terangkat.
Senada dengan Hamdi, Akbar Tandjung pun mempertanyakan kemampuan Ical mendongkrak elektabilitas. "Memang di dalam komunikasi saya dengan daerah, melihat elektabilitas Aburizal, ada yang tidak lepas dari peristiwa Lapindo," kata Akbar di kediamannya, Selasa (17/9/2013). Akbar bahkan mengaku pernah meminta tolong secara langsung kepada Direktur Lapindo pada awal 2013 untuk segera menyelesaikan ganti rugi kepada warga. Namun, sampai hari ini masalah itu tak juga selesai. "Mungkin tidak memiliki dampak besar, tetapi kalau tidak diselesaikan tentu akan berdampak juga nantinya," ucap Akbar.
Ical tak ambil pusing
Di saat internal Golkar memanas dan bergoyang, Ical justru mengaku tak ambil pusing dengan hasil survei. Menurut dia, yang dibutuhkan seorang calon presiden tak melulu elektabilitas, tetapi juga eligibilitas. "Jika hanya elektabilitas, tidak bisa jadi calon presiden. Yang lebih penting adalah eligibilitasnya, memenuhi persyaratan atau tidak," ujar dia di sela kegiatan ARB Cup, Silaturahim Golf Tournament 2013, di Pondok Indah Golf Club, Kamis (12/9/2013).
Ical pun mengaku sudah menyiapkan rencana kalau saja Partai Golkar tak mendapatkan 20 persen suara pada Pemilu Legislatif 2014. Bila itu terjadi, dia berencana segera membangun koalisi dengan partai lain untuk tetap dapat maju menjadi calon presiden. Menurut Ical, koalisi itu akan menjadi koalisi antara calon presiden dengan pimpinan partai, bukan koalisi antarpimpinan partai. "Partai Golkar akan melihat nanti, apakah akan mencalonkan diri saat pemilihan presiden atau berkoalisi," tambahnya.
http://nasional.kompas.com/read/2013...uga.Bergoyang.
Elektabilitas Ical Tak Naik Sesepuh Sarankan Konvensi
2 hours 41 minutes ago
Sesepuh Golkar, Akbar Tanjung
Jakarta-RK. Harga mati tak dikenal dalam dunia politik karena manuver (gerakan) di dalamnya sangat tinggi. Bahkan, ada ungkapan, “Tak ada kawan maupun lawan abadi dalam politik”. Begitu juga dengan keputusan Rapimnas Partai Golkar yang sudah menetapkan Ketua Umum Aburizal Bakrie, sebagai calon Presiden. Menurut salah seorang sesepuh partai, Akbar Tanjung, itu juga tidak bisa berlaku mutlak. Jika memang tak mencapai persentase suara 2009, bukannya latah ikut-ikut Konvensi Demokrat, dia menyarankan partai menggelar konvensi.
Hanya saja, Sekjen Partai berlogo Beringin, Idrus Marham, itu memastikan tidak ada peninjauan kembali pencapresan Ical—biasa Aburizal disapa— pada Rapimnas mendatang. Bahkan, dia menantang balik Sang “Sepuh” untuk menunjukkan cara berorganisasi yang benar, sesuai aturan partai. "Soal harga pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang disebut-sebut harga mati, itu tidak begitu. Ini kan politik, pasti ada perubahan. Berpolitik tidak boleh mutlak-mutlakan begitu," kata Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tanjung, kepada JPNN di Jakarta, Selasa, (17/9).
Apalagi, kalau memang elektabilitasnya tidak membaik. Menurut Akbar, partai tentunya perlu memikirkan cara terbaik agar Golkar tidak kehilangan kesempatan dalam Pemilu 2014. Demikian juga halnya dengan rencana Rapimnas Partai Golkar, pada Oktober mendatang. "Kalau ada keinginan atau hal-hal baru dari DPD I dan II Golkar dalam Rapimnas besok dan itu direspon dalam forum Rapimnas, itu wajar saja. Karena mereka itu yang akan jalankan semua keputusan Golkar. Mereka yang akan merasakan semua," tegas mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
Lebih lanjut, Akbar menyarankan agar pelaksanaan keputusan Rapimnas terkait penetapan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie jadi calon presiden dari Partai Golkar perlu dievaluasi karena ada indikasi pelaksanaannya tidak maksimal. "Yang dievaluasi menyeluruh itu sisi pelaksanaan keputusannya. Saya masih sering ke daerah-daerah untuk memberikan dukungan terhadap peserta Pilkada dari Partai Golkar dan urusan HMI. Ada juga pertanyaan, bagaimana dengan capres Golkar yang tidak membaik elektabilitasnya. Ada beberapa daerah yang mempertanyakan itu," ungkap dia.
Menurut mantan Ketua DPR itu, daerah sangat berharap adanya perhatian yang besar dan aspirasi mereka serta harapannya diperhatikan oleh DPP Golkar karena mereka berkomitmen tinggi untuk memenangkan Pemilu legislatif. Dijelaskannya, waktu dia jadi Ketua Umum Partai Golkar, satu tahun sebelum Pemilu semua pengadaan dan pendistribusian logistik secara nasional sudah selesai. Soal pengadaan dan pendistribusian logistik, menurut Akbar, bukan kerjaan gampang. "Apalagi sekarang daerah tingkat II sangat banyak. Termasuk kepastian tersedia saksi-saksi di seluruh tempat pemungutan suara," beber dia.
Termasuk bantuan dana operasional ke semua DPD, menurut Akbar, juga belum terealisir sementara daerah sangat mengharapkan itu. "Greget persiapan Golkar menghadapi Pemilu 2014 belum dirasakan," sesalnya. Terakhir dikatakannya, kalau hingga Desember 2013, elektabilitas Capres Partai Golkar tidak membaik, harus ada upaya lain untuk menyelamatkan Golkar. "Saya pikir dengan elektabilitas sekitar 15 persen saja, itu prosentase capresnya sudah cukup memadai. Kalau tidak tercapai, saran saya tentu konvensi. Kalau tidak, maka modal dasar Golkar menghadapi Pemilu 2014 tentu di angka perolehan suara Pemilu di 2009 yakni hanya 14,5 persen," imbuh Akbar Tanjung. Namun, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham memastikan dalam Rapat Pimpinan Nasional Golkar bulan Oktober tidak akan membicarakan soal pencapresan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai calon presiden Partai Golkar.
Dalam Rapimnas tersebut akan membicarakan soal evaluasi kinerja politik yang dilakukan Golkar. Karena itu, Idrus menyesalkan Akbar menggulirkan opini untuk mengevaluasi pencapresan Ical. "Salah satu materi Rapimnas nanti melakukan evaluasi kerja politik yang dilakukan Golkar. Apa yang telah kita lakukan dalam rangka pemenangan Partai Golkar dan pemenangan Aburizal Bakrie sebagai presiden. Bukan evaluasi hasil Rapimnas yang menetapkan Aburizal Bakrie sebagai capres," kata Idrus dalam konferensi pers di ruang fraksi Golkar di DPR, Jakarta, Selasa (17/9).
Karena itu, Idrus meminta Akbar Tanjung tidak melemparkan opini kepada publik. Sebab, tugasnya hanya memberikan pertimbangan kepada partai. "Dewan Pertimbangan berikan pertimbangan ke DPP, bukan opini kepada umum. Saya kira ini harus diperhatikan secara sungguh-sungguh," sesal dia.
Ia melanjutkan, akan menantang Akbar dalam hal cara berorganisasi yang baik sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Golkar. "Saya tantang mereka tunjukkan cara berorganisasi yang baik sesuai AD/ART. Salahkah kalau Rapimnas hanya dihadiri provinsi," tegas Idrus. Menurut dia, Akbar harus menjalankan tugasnya merujuk kepada AD/ART Partai Golkar. Sebagai dewan pertimbangan partai, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu tidak boleh mengajarkan yang tidak baik kepada anggota. "Jangan dong diajari kita melanggar. Kalau salah, berarti Wantim sudah salah berikan saran, pertimbangan yang salah. Untuk apa kita ikuti, ini kan jelas," tukas Idrus lagi.
Sementara, Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan pengusungan Ical sebagai capres dari Golkar sudah tidak bisa diganggu gugat. Ia menganggap pergolakan-pergolakan yang ada saat ini seperti meminta evaluasi pencapresan merupakan bagian dari dinamika. "Yang menginginkan adanya evaluasi hanya butuh perhatian saja. Mana tahu jelang Rapimnas sudah ada titik temu," kata Bambang.
http://www.rakyatkalbar.com/nasional...-konvensi.html
Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung Setuju Konvensi Golkar. Ical Bludrex ?
Wed, 18/09/2013 - 09:01 WIB

JAKARTA, RIMANEWS -- Politikus senior Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) menyambut baik usulan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Akbar Tanjung supaya menggelar konvensi dalam penentuan calon presiden. “ Tentu alasan yang baik,” kata Jusuf Kalla di sela-sela ultah KAHMI Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Selasa (17/9). Namun, mantan wakil presiden RI itu mempertanyakan soal kemungkinan waktu untuk menggelar konvensi jika dilaksanakan untuk Pilpres 2014. “Apakah waktunya sempat?” tanya JK.
Sementara saat ditanya apakah siap menjadi capres Golkar mengingat elektabilitasnya melebihi Aburizal Bakrie (Ical). JK enggan menanggapi serius. “Jangan pikirkan ganti-ganti orang,” kata Ketua Umum PMI itu. ebelumnya, Akbar Tanjung menaruh perhatian khusus atas pencapresan Ical. Dia mengultimatum jika sampai akhir Desember 2013, elektabilitas Ical tidak mencapai 15 persen, maka harus ada upaya lain untuk menyelamatkan Golkar. Untuk itu, perlu ada Rapimnas Golkar diperluas dengan melibatkan para pimpinan DPD kabupaten/kota se-Indonesia, meskipun mereka tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. “Rapimnas diperluas itu diperlukan untuk mengetahui aspirasi Golkar dalam rangka penyelamatan partai. Saya pikir dengan elektabilitas sekitar 15 persen saja, itu persentase capresnya sudah cukup memadai. Kalau tidak tercapai, ya harus dicari jalan lain,” ujarnya. Idealnya, kata dia, Golkar menggelar konvensi agar capresnya diterima seluruh lapisan. “Menurut saya tak ada salahnya karena pelaksana kebijakan partai adalah seluruh jajaran partai sampai paling bawah sampai tingkat II,” katanya.
http://www.rimanews.com/read/2013091...r-ical-bludrex
Yoris Raweyai Galang Dukungan untuk Evaluasi Pencapresan Ical
Selasa, 3 September 2013 | 08:37 WIB
Ketua DPP Partai Golkar sekaligus Anggota Komisi I DPR Yoris Raweyai
JAKARTA, KOMPAS.com - Stagnannya tingkat elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie yang diusung sebagai calon presiden partai ini membuat sejumlah pengurus partai ini melakukan manuver. Salah satunya, Ketua DPP Partai Golkar Yoris Raweyai yang akan membuat rapat pimpinan nasional ormas Golkar, Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). "Saya akan melakukan Rapimnas AMPG sebelum Rapimnas Golkar. Itu saya lakukan jelang Rapimnas dan melibatkan tingkat II," ujar Yoris yang juga Ketua Umum AMPG, saat dihubungi, Selasa (3/9/2013).
Menurut Yoris, Rapimnas itu adalah wadah untuk mendengarkan langsung semua aspirasi yang ada dalam rangka pemenangan Pemilu. "Hasil survei dari waktu ke waktu, ini terjadi anomali. Golkar tinggi, capres statis. Itu bagaimana?," katanya. Ia mengaku akan mendengarkan semua keluhan dari para anggota AMPG. Keluhan-keluhan ini, ujar Yoris, akan dikumpulkan dalam sebuah laporan. Salah satu keluhan yang diinventarisir adalah masa jabatan Ical selama 6 tahun. "Saya ditanya, kenapa bisa seperti itu? Ini kan melanggar AD/ART. Sampaikan saja, apakah semua program sudah berjalan. Saya hanya cinta kepada Golkar, sudah jadi kader sejak 1979," kata Yoris.
Anggota Komisi I DPR ini menilai, para pengurus daerah bisa mengusulkan hal-hal yang dianggap salah. Menurutnya, pemilik Partai Golkar adalah para pengurus di tingkat II. "Jangan apa-apa di bawa ke atas (pusat), sudah kayak CV," ujarnya. Ia mengaku sudah menghadap Ical agar dalam kepemimpinannya menggerakkan partai dievaluasi dalam Rapimnas Golkar pada bulan Oktober mendatang. Ia mengkritik kepemimpinan Ical yang dianggapnya membuat sinar Golkar meredup. "Agenda konsolidasi, kaderisasi dan kekaryaan tidak menuai definisi yang jelas. Tahapan catur sukses ditafsirkan subyektif," kata Yoris.
http://nasional.kompas.com/read/2013...capresan.Ical.
Akbar: Konvensi Golkar Bukan untuk Evaluasi Pencapresan Ical
Rabu, 18/09/2013 01:59 WIB
Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai capres Partai Golkar idealnya dipilih melalui konvensi. Namun ia menyatakan konvensi yang dimaksud bukan dalam konteks mengevalasi pencapresan Aburizal Bakrie. "Saya kira tidak ada keinginan atau rencana untuk melakukan konvensi untuk tetapkan calon presiden, kan Aburizal Bakrie," kata Akbar Tanjung di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Selasa (17/9/2013).
Menurutnya, elektabilitas Ical memang masih rendah, tapi tidak dimaksudkan mengevauasi dengan menggelar konvensi dan menetapkan capres ulang. "Bahwa memang elektabilitas rendah, itu bisa jadi bahan untuk partai melakukan kajian atau analisis pendalaman. Apa yang jadi penyebab, saya kira itu boleh. Tapi tidak dalam semangat untuk ganti atau evaluasi pencapresan Aburizal Bakrie," tuturnya. "Mengevaluasi perencanaan putusan partai termasuk tentang capres bisa saja. Tapi dalam hal pelaksanaannya bukan putusannya itu sendiri," imbuh Akbar.
Sementara, terkait Rapimnas yang akan menjadi forum tertinggi jelang Pemilu 2014, ia mempersilakan kader terutama daerah yang ingin menyampaikan masukan baik terkait partai maupun pencapresan. "Setelah Munas, Rapimnas lah yang paling tinggi dan bisa bicarakan apa saja selain dengan pemilihan-pemilihan ketua umum atau perubahan anggaran dasar rumah tangga. Kalau ada yang ingin menyampaikan ya silakan, sejauh itu relevan," ucap mantan Ketua DPR itu.
[url]http://news.detik..com/read/2013/09/18/015921/2361622/10/akbar-konvensi-golkar-bukan-untuk-evaluasi-pencapresan-ical[/url]
------------------------------
Sebaiknya Bang Akbar Tanjung dan JK, selaku sesepuh Golkar, daripada Golkar pecah-belah, apa tak sebaiknya membentuk parpol atau ormas baru saja seperti yang dicontohkan Anas Urbaningrum? Bikin ormas yang akan dijadikan cikal-bakal parpol baru, yang saya sarankan nama parpol baru itu "GOLKAR Perjuangan"

0
5.3K
50


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan