Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

DenMajalahAvatar border
TS
DenMajalah
PM Australia Anggap Indonesia Seperti Tentara Bayaran
PM Australia Anggap Indonesia Seperti Tentara Bayaran
Senin, 9 September 2013 00:22 WIB


Perdana Menteri Australia yang baru terpilih, Tony Abbott



Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perdana Menteri Australia yang baru terpilih, Tony Abbott, dinilai sudah melecehkan kedaulatan dan meremehkan Pemerintah Indonesia.

Bahkan, Guru Besar dan pakar hukum Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana SH LLM PhD mengatakan, pemimpin Koalisi Liberal-Nasional (aliansi sayap kanan) ini seperti menganggap Pemerintah Indonesia layaknya "tentara bayaran."

"Melalui rencana program penanganan penyelundupan manusianya, Abbott seperti menganggap pemerintah dan rakyat Indonesia layaknya tentara bayaran yang rela melakukan pekerjaan kotor demi uang," tegas Profesor Hikmahanto, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Tribunnews.com, Minggu (8/9/2013).

Dalam kampanyenya, Tony Abbott memang menjanjikan bakal menggelontorkan dana 420 Juta Dolar Australia untuk penanganan penyelundupan manusia.

Tapi, kata Hikmahanto, kalau didedah, program itu melecehkan kedaulatan Indonesia. Sebab dalam kampanyenya, Tony menjelaskan pemerintah Australia akan menggunakan uang itu untuk membeli kapal-kapal nelayan, memberi insentif uang kepada masyarakat, dan kepala desa yang memberi informasi.

Bahkan, sambungnya, Abbott ingin menggunakan dana itu untuk menempatkan polisi Australia di Indonesia.


"Abbott membuat program tersebut, seolah Indonesia bagian dari negara Australia yang tidak memiliki kedaulatan," tutur Hikmahanto.

Seharusnya, kata dia, Tony Abbott harus mengajak pemerintah Indonesia terlibat dalam pelaksanaan program penanganan penyelundupan manusia tersebut.

Karenanya, sambung Hikmahanto, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus segera memberikan respons terhadap rencana program Abbott tersebut.

"Bila ini (program Tony Abbott) terjadi dan tak direspons, sungguh disayangkan karena Presiden SBY di masa-masa akhir pemerintahannya akan mendapat label negatif," tandasnya.


http://www.tribunnews.com/nasional/2...entara-bayaran


hibah barang seken Australia apakah termasuk bayaran emoticon-Traveller




Hubungan RI-Australia Bisa Tegang
Senin, 09/09/2013 | 09:16 WIB

Tony Abbott akan kerahkan militer untuk operasi mengatasi para imigran

CANBERRA-Seperti telah diprediksi sebelumnya, pemimpin koalisi Liberal-Konservatif, Tony Abbott menang dalam Pemilu Australia. Dia berhasil menyingkirkan Kevin Rudd dan Partai Buruh-nya, dengan skor 88 versus 57 kursi di parlemen. Itu berarti, tinggal selangkah lagi ia akan menjadi perdana menteri.

Dalam perayaan kemenangan, Abbott tampil bersama istrinya Margie, juga tiga buah hatinya -- Louise, Bridget, dan Frances. Ia menjanjikan pemerintahannya bisa dipercaya dan kompeten. "Mulai hari ini saya menyatakan bahwa Australia berada di bawah manajemen baru. Dan Australia kini terbuka untuk bisnis," kata Abbott dalam pidato kemenangannya, seperti dimuat BBC, Sabtu (7/9).

Abbott juga menjanjikan akan mengembalikan perekonomian negaranya jadi surplus, dan mencegat kapal para pencari suaka yang akan masuk Australia. Sementara, lawannya, Kevin Rudd telah menyampaikan ucapan selamat. "Saya sudah melakukan segalanya. Tapi tak cukup untuk membuat kami menang," kata dia.

Rudd juga menyatakan tak akan mencalonkan kembali sebagai pimpinan Partai Buruh. Menurutnya, Australia "berhak mendapat sebuah awal baru". Namun, ia tetap merasa senang karena partainya bisa mempertahankan kekuatan untuk bertarung di pemilu berikutnya.

Implikasi Bagi Indonesia


Salah satu janji kampanye Abbott adalah kebijakan yang lebih keras dalam menghadapi pencari suaka. Ia juga akan menunjuk komandan militer untuk memimpin operasi mengatasi para imigran yang datang dengan perahu dan penyelundup manusia. Bisa jadi kebijakan tersebut mempengaruhi hubungan bilateral dengan Indonesia. Sebab, mayoritas perahu para pencari suaka melewati perairan nusantara.

"Masalah pengungsi menjadi masalah berat untuk hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia karena Tony Abbott juga menjanjikan bahwa dia akan mengembalikan kapal pengangkut pencari suaka ke Indonesia," kata guru besar politik dari Australian National University, Dr Greg Fealy. "Nah saya kira itu sangat riskan, karena sangat mungkin pemerintah Indonesia tidak begitu senang dengan program itu," lanjutnya.

Sebaliknya, kebijakan imigrasi yang lebih tegas justru dianggap sebagai salah satu faktor yang berperan dalam mengantarkan kemenangan kubu pimpinan Abbott. "Isu pendatang haram menjadi isu yang sangat sensitif dan ada anggapan hal itu semacam invasi dari luar," terangnya.

Selama kampanye, Tony Abbott juga menyampaikan dua janji yang saling bertolak belakang dalam hubungannya dengan Indonesia. Yang pertama adalah bahwa kunjungan ke luar negerinya yang pertama adalah ke Jakarta. Dia sudah mendesak agar semua Perdana Menteri Australia di masa depan harus berkunjung ke Indonesia untuk menunjukkan bahwa betapa pentingnya Indonesia dan negara tetangga paling dekat seperti ASEAN bagi Australia.

Di sisi lain, Abbott dianggap akan lebih dekat kepada negara-negara sekutu tradisional seperti Inggris dan Amerika Serikat. Seorang kolumnis di Inggris menyamakan Tony Abbott dengan mantan presiden Amerika Serikat George W Bush, karena memiliki pandangan "compassionate conservative". lp6, kpc

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=b...067f89cc14862c


Dua janji yang pernah dilontarkan PM Tony Abbott soal Indonesia
Terbit 7 September 2013, 23:05 AEST


Ada dua masalah yang pernah disinggung oleh Tony Abbott sebelum ia menjadi perdana menteri, yakni soal pencari suaka dan sapi.

Tony Abbott pernah mengungkapkan janjinya untuk peningkatan perdagangan hewan ternak dengan Indonesia.

Dalam janjinya, ia mengatakan upaya pertama yang dilakukan saat ia menjadi perdana menteri adalah meminta maaf kepada pemerintah Indonesia karena pernah membatasi ekspor sapi ke Indonesia.

"Hal pertama yang akan kita lakukan adalah mencoba dan memulai kembali perdagangan sapi ke Indonesia. Saya akan menjamin bahwa dalam beberapa minggu setelah Tony Abbott terpilih jadi Perdana Menteri, Julie Bishop sebagai Menteri Luar Negeri, kami akan ke Indonesia,"

Sementara, untuk soal pencari suaka, Tony Abbott juga pernah menyatakan bahwa kubu koalisi akan menganggarkan AUS $420 juta untuk membayar warga Indonesia yang mau memberikan informasi tentang pencari suaka, selain juga akan membeli kapal yang akan disewa para pencari suaka.

Rencana ini mendapat reaksi keras dari sejumlah pengamat hubungan luar negeri di Indonesia, salah satunya adalah Hikmahanto Juwono dari Universitas Indonesia.

Menurutnya Juwono, rencananya itu hanya mengajari warga Indonesia, terutama yang tinggal di pesisir pantai akan menjadi mata-mata. Ia juga menyebut rencana kebijakan yang disampaikan Abbott tidaklah akan baik dalam menjaga hubungan dengan Indonesia.

“Karena ini masalah antara negara, tapi Abbott seolah menyampaikan kepada rakyatnya bahwa dengan uang yang 420 juta itu bisa menyelesaikan masalah pencari suaka,” nilai Juwono.

Sementara itu, pengamat Hubungan Internasional, Evi Fitriani, yang juga lulusan Australia National University (ANU) mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia sudah pas dengan gaya kepemimpinan Partai Buruh.

"Kita tahu kalau Partai Liberal dan Koalisi itu memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat. Tapi beberapa waktu lalu, Abbott juga mengaku kalau Jakarta dan Beijing sama pentingnya seperti Washington DC dan London," ujar Evi.

Menurut Evi, di satu sisi Australia ingin tetap bersekutu dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, tetapi juga telah menganggap Asia sebagai potensi sekutu terdekatnya.

"Mungkin saja kebijakan luar negerinya berbeda dengan kebijakan yang dimiliki oleh pemimpin Partai Liberal sebelumnya,"

"Tetapi ini baru sekedar janji, kita lihat saja nanti."

Sementara itu, Tantowi Yayha, anggota Komisi DPR Bidang Luar Negeri juga mengatakan hal serupa soal kenyamanan berhubungan dengan Kevin Rudd.

"Tetapi kami akan tetap menghargai siapapun yang menang dan dipilih oleh rakyat Australia," tegasnya.

Soal pencari suaka, Tantowi Yahya berharap kalau Indonesia lebih banyak diajak soal mengatasi masalah pencari suaka.

"Jangan sampai Indonesia hanya menjadi yang dirugikan soal ini. Bagaimanapun sesuai dengan perjanjian yang ada, kita semua harus duduk bersama untuk berunding."

Ia juga meminta agar Australia tidaklah malah menambah masalah baru soal pencari suaka.

"Saya harap Tony Abbott akan memulai lembaran baru dalam menjalani hubungan dengan Indonesia, dan selalu aktif mengajak Indonesia untuk berunding," ujar Tantowi.

http://www.radioaustralia.net.au/ind...onesia/1187423

^^
sumber luar lho.....radioaustralia.net.au
Diubah oleh DenMajalah 09-09-2013 08:43
0
23.2K
163
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan