Permisi agan/sist ane cuma mau numpang share, tanpa menyinggung semua pihak dan no offense. silahkan bila ada masukan tambahan kita share bersama.

langsung saja menurut judul mari kita bahas.



Seperti seri pertama kejurnas 250 cc 2012 di IRS Sentul, dua CBR250 milik Astra Racing Motor yang baru muncul menuai kontroversi. Saat itu soal bobot yang jadi masalah. Belakangan disepakati bobot Ninja dikurangi. Di seri-seri IRS belakangan pada 2012 Ninja bisa melakukan perlawanan. Bahkan saling bergantian juara serinya, walau di klasemen tetap CBR250 yang juara.

Di seri pertama race-1 250 cc di IRS Sentul yang diadakan Sabtu, 30 Maret 2013, kembali dua CBR250 milik ART juga mencengankan. Sebelumnya sih, di QTT dua pembalapnya Wawan Hermawan dan Iswandi Muis mencetak 1 menit 47 detik. Muis menggantikan Denny Triyugo yang tahun lalu juara di kelas ini. Tak pelak, Muis dan Wawan seperti tak ada perlawanan dari Ninja maupun sesama CBR250 di race-1.

Asal tahu saja, bedanya dengan tahun lalu, tahun ini kejurnas 250 cc dan 600 cc menganut dua race. Race pertama diadakan Sabtu dan race-2 akan berlangsung Minggu. “Saya tidak bisa bicara banyak yang jelas sesama CBR250 saja diasapi,” jelas Dwi Satria yang menunggang CBR250 milik Wahana Dunia Motor, Jakarta.

Sementara Ivan Atmaja yang menunggang Ninja 250 dari tim Ilegal B-pro Blaze RC3 tertinggal hampir 28 detik di akhir lomba. “CBR makin unggul di belokan, sejak lap awal sulit sekali menempel mereka. Menjadi percuma power yang besar karena di trek lurus pun jaraknya semakin jauh setiap lap,” pungkas Ivan sembari melirik pasukan timnya, agar berpikir melawan CBR.

Bisa dibayangkan, tadinya CBR250 itu hanya mampu berlari mati-matian 1 menit 49 detik. Sekarang rata-ratanya 1 menit 47 detik. “Saya tertinggal 2 detik setiap lap dalam kondisi trek kering. Saya hanya bisa menempel CBR250 milik Satria di trek lurus, Wawan dan Muis sudah jauh,” jujur Ivan Atmaja, pembalap yang mewakili Kawasaki Ninja yang berada di posisi 4. Tiga di depannya ya CBR250 dan dua CBR lainnya jauh di depan sono. Jauh sekali.

pressure gravitasi yang diderita Ninja 250R lebih besar. Power?? keyakinan pribadi Ninja tidak kalah. Pihak panitia pasti sudah menghitung secara akurat PWR sebelum ketuk palu regulasi diumumkan. Namun….patut dicatat bahwa balap tidak melulu tentang mesin. Pihak otoritas sepertinya lupa akan hal itu. Handling juga menjadi faktor utama untuk memenangkan balapan. Dengan bobot lebih enteng 25 kg, CBR250R bakal makin lincah. Entry corner bisa lebih dalam, braking point makin dekat serta kailan tenaga keban tersalurkan dengan sempurna. Hal ini berbanding terbalik tentang Ninja250R….

Beban gaya khususnya dorongan gravitasi yang ditanggung oleh genk ijo lebih besar. Efeknya…titik pengereman ditiap tikungan tidak akan mampu sedekat CBR250R. Dengan kecepatan sama…lewat bobot makin berat, rider dipaksa membejek rem lebih cepat untuk mendapatkan titik berhenti ideal. Dengan braking point lebih jauh….bisa ditebak motor akan sedikit lambat masuk tikungan. Begitu pula entry corner. Gaya G yang lebih besar membuat tekanan pada suspensi, ban serta seluruh komponen kaki-kaki mengalami pressure berlebih. Dampaknya…Ninja 250r tidak akan mampu menyamai kemampuan entry corner CBR250R. Ingat….dalam sebuah balapan melebar sedikit saja dari racing line akan berdampak pada peroleh waktu. So beda sepersekian ribu detik perlapnya bakal berpengaruh terhadap hasil akhir…..

namun apalah hasil akhir dari kejurnas 250cc, untuk kendaraan sehari2 motor apapun ane rasa sama saja. Apalagi untuk kelas 250cc yg hanya yg berduid yg bisa merasakan, bahkan ane sendiri masih memakai motor matik yg masih kredit hehe.

SUMBER :
http://maniakmotor.com/index.php/roa...kin-jauh-uh-uh

mohon maaf bila ada salah2 kata
ane cuma numpang share and berharap cendol