- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Perang AS vs Suriah bakal meletus


TS
jonazbrew
Perang AS vs Suriah bakal meletus
Spoiler for berita:
Washington DC – Pasca Suriah menerima proposal Rusia untuk menyerahkan akses pengawasan senjata kimia ke badan internasional, berkembang optimisme bahwa serangan oleh Amerika Serikat (AS) tidak akan terjadi.
Namun, solusi diplomatik untuk Suriah diyakini sejumlah pihak tidak akan terjadi dan diprediksi bakal gagal. Terbukti, hingga kini, Gedung Putih masih menempatkan armada tempurnya di perairan Mediterania.
Presiden Suriah Bashar al Assad memang sudah menyatakan akan menyerahkan senjata kimianya, tapi pada saat yang sama, ia juga mengajukan konsesi yang diyakini tidak akan pernah disetujui oleh Presiden Barack Obama.
Terbukti, status siaga tempur bagin armada perang AS di perairan Mediternia hingga kini masih belum dicabut.
Disaat sama, sejumlah negara-nagara di kawasan Teluk seperti Arab Saudi, Qatar dan Turki terus mendesak Gedung Putih untuk tetap mengempur Suriah, karena mereka sudah terlanjur menginvestasikan sejumlah sumber daya besar dalam konflik yang terjadi di Suriah.
Dilansir WashingtonPost, Sabtu (14/09/2013), para analis menyakini perang di Suriah tingga menunggu waktu saja karena skenario Gedung Putih untuk menggulingkan Assad harus tetap dilaksanakan.
Berikut beberapa analisis yang menyebut perang akan terjadi:
1. Assad ingin mendapatkan jaminan riil, bahwa Damaskus tidak akan diserang oleh Amerika Serikat atau oleh siapapun sebelum Damaskus menyerahkan senjata kimia-nya. Dan hal ini sangat tidak mungkin terjadi.
2. Assad tidak akan menyetujui kesepakatan penyerahan senjata kimia jika AS tidak menghentikan pasokan senjata kepada kelompok Al-Qaeda melalui organisasi binaannya Tafikri dan Al Nusra yang berperang melawan pemerintah Suriah. Hal ini sangat tidak mungkin terjadi. Buktinya, AS tetap mengirim senjata ke kelompok pemberontak.
3. Arab Saudi juga sangat berharap militer AS campur tangan di Suriah. Bahkan Saudi telah menghabiskan miliaran dolar untuk mendukung pemberontakan di Suriah, dan mereka telah melobi ke berbagai negara dan kongres AS agar serangan bisa dilakukan.
4. Qatar juga bernafsu militer AS menyerang Suriah. Qatar juga telah menghabiskan miliaran dolar untuk mendukung pemberontakan di Suriah, dan menyebut bahwa negara-negara Arab bahkan menawarkan untuk membiayai semua biaya operasi militer AS asal Presiden Assad terguling.
5. Turki melalui PM Tayib Erdogan menginginkan hanya perang yang akan menghilangkan Assad untuk waktu yang sangat lama. Laporan televisi CNN, militer Turki telah memindahkan pasukannya ke perbatasan dengan Suriah untuk mengantisipasi adanya serangan.
6. Obama tidak ingin dipandang lemah dan sangat bernafsu mengobarkan perang di Suriah. Memang posisi Obama terpojok dengan langkah diplomatis Rusia. Namun Obama sudah meletakkan dasar dan membuat seolah-olah diplomasi telah gagal. Melalui Menteri Luar Negeri AS John Kerry, AS sudah menyebut apa konsekuensi yang akan terjadi ketika kesepakatan Suriah gagal.
Paul Joseph Watson, pengamat militer dan politik Timur Tengah, dilansir CNN mengatakan, saat ini Obama tetap melobi kongres untuk mendapatkan otorisasi menyerang Suriah.
“Obama dan Kerry saat ini sedang menari dan tampak terlihat seperti sedang mempertimbangkan perdamaian. Namun, mereka akan mencoba mendapatkan kesepakatan Kongres untuk mengotorisasi serangan, jika diplomasi gagal. Gedung Putih sudah tahu bahwa diplomasi akan gagal. Setelah mereka siap untuk itu, Obama akan menyatakan perang sudah ditetapkan dengan izin kongres telah terpenuhi. Dalam hitungan menit, rudal-rudal jelajah akan menghujani Suriah,” tegas Watson.@wsh/cnn
Namun, solusi diplomatik untuk Suriah diyakini sejumlah pihak tidak akan terjadi dan diprediksi bakal gagal. Terbukti, hingga kini, Gedung Putih masih menempatkan armada tempurnya di perairan Mediterania.
Presiden Suriah Bashar al Assad memang sudah menyatakan akan menyerahkan senjata kimianya, tapi pada saat yang sama, ia juga mengajukan konsesi yang diyakini tidak akan pernah disetujui oleh Presiden Barack Obama.
Terbukti, status siaga tempur bagin armada perang AS di perairan Mediternia hingga kini masih belum dicabut.
Disaat sama, sejumlah negara-nagara di kawasan Teluk seperti Arab Saudi, Qatar dan Turki terus mendesak Gedung Putih untuk tetap mengempur Suriah, karena mereka sudah terlanjur menginvestasikan sejumlah sumber daya besar dalam konflik yang terjadi di Suriah.
Dilansir WashingtonPost, Sabtu (14/09/2013), para analis menyakini perang di Suriah tingga menunggu waktu saja karena skenario Gedung Putih untuk menggulingkan Assad harus tetap dilaksanakan.
Berikut beberapa analisis yang menyebut perang akan terjadi:
1. Assad ingin mendapatkan jaminan riil, bahwa Damaskus tidak akan diserang oleh Amerika Serikat atau oleh siapapun sebelum Damaskus menyerahkan senjata kimia-nya. Dan hal ini sangat tidak mungkin terjadi.
2. Assad tidak akan menyetujui kesepakatan penyerahan senjata kimia jika AS tidak menghentikan pasokan senjata kepada kelompok Al-Qaeda melalui organisasi binaannya Tafikri dan Al Nusra yang berperang melawan pemerintah Suriah. Hal ini sangat tidak mungkin terjadi. Buktinya, AS tetap mengirim senjata ke kelompok pemberontak.
3. Arab Saudi juga sangat berharap militer AS campur tangan di Suriah. Bahkan Saudi telah menghabiskan miliaran dolar untuk mendukung pemberontakan di Suriah, dan mereka telah melobi ke berbagai negara dan kongres AS agar serangan bisa dilakukan.
4. Qatar juga bernafsu militer AS menyerang Suriah. Qatar juga telah menghabiskan miliaran dolar untuk mendukung pemberontakan di Suriah, dan menyebut bahwa negara-negara Arab bahkan menawarkan untuk membiayai semua biaya operasi militer AS asal Presiden Assad terguling.
5. Turki melalui PM Tayib Erdogan menginginkan hanya perang yang akan menghilangkan Assad untuk waktu yang sangat lama. Laporan televisi CNN, militer Turki telah memindahkan pasukannya ke perbatasan dengan Suriah untuk mengantisipasi adanya serangan.
6. Obama tidak ingin dipandang lemah dan sangat bernafsu mengobarkan perang di Suriah. Memang posisi Obama terpojok dengan langkah diplomatis Rusia. Namun Obama sudah meletakkan dasar dan membuat seolah-olah diplomasi telah gagal. Melalui Menteri Luar Negeri AS John Kerry, AS sudah menyebut apa konsekuensi yang akan terjadi ketika kesepakatan Suriah gagal.
Paul Joseph Watson, pengamat militer dan politik Timur Tengah, dilansir CNN mengatakan, saat ini Obama tetap melobi kongres untuk mendapatkan otorisasi menyerang Suriah.
“Obama dan Kerry saat ini sedang menari dan tampak terlihat seperti sedang mempertimbangkan perdamaian. Namun, mereka akan mencoba mendapatkan kesepakatan Kongres untuk mengotorisasi serangan, jika diplomasi gagal. Gedung Putih sudah tahu bahwa diplomasi akan gagal. Setelah mereka siap untuk itu, Obama akan menyatakan perang sudah ditetapkan dengan izin kongres telah terpenuhi. Dalam hitungan menit, rudal-rudal jelajah akan menghujani Suriah,” tegas Watson.@wsh/cnn
sumber
apapun sumbernya, opini abal2 atopun fakta , ane demen denger berita ini, everyone loves war

0
4.3K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan