TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Terorisme Noor Huda Ismail menilai pelaku penembakan polisi yang terjadi beberapa bulan belakangan adalah kelompok baru yang independen. Menurut Noor Huda, sejak otak pengeboman Bali I dihukum mati, kelompok teroris terpecah. "Masing-masing kelompok tersebut punya tujuan dan agenda tersendiri," ujarnya kemarin.
Sejumlah petugas kepolisian kembali menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mencari proyektil peluru keempat di lokasi tertembaknya anggota Provost Baharkam Mabes Polri, Bripka Sukardi di Jl. HR Rasuna Said, Jakarta .
Salah satu kelompok itu melakukan teror pada polisi. Ia menyebut kelompok ini menggunakan sistem kerja baru yang disebut "Drop Box". Dengan sistem ini, para pelaku teror menyediakan satu tempat untuk menaruh senjata. Para eksekutor akan mengambil senjata di tempat tersebut.
Anggota-anggota kelompok ini, menurut Noor Huda, tidak saling mengenal. "Hanya dapat tugas, ke drop box, kembalikan senjata juga ke sana, lalu mereka enggak tahu lagi rencana selanjutnya," kata Noor Huda.
Lokasi kota besar dipilih juga bukan tanpa alasan. Menurut Noor Huda, para pelaku memanfaatkan sifat penduduk Jakarta yang individualistis. "Warga Jakarta kan sama tetangga sebelah aja enggak kenal," kata dia. Kepolisian, akan lebih sulit melacak kelompok ini karena tidak ada hubungannya dengan kelompok-kelompok lama. "Polisi kan kuasai pola kelompok lama saja," kata Noor Huda.
Selasa malam, 10 September 2013, Aipda Anumerta Sukardi tewas ditembak orang tak dikenal di jalan HR Rasuna Said, Jakarta, tepat di depan gedung KPK. Sukardi ditembak saat mengendarai sepeda motor mengawal enam unit truk. Sukardi meninggal di tempat usai tiga peluru menembus leher, dada, dan perut.
Sebelumnya penembakan polisi telah terjadi tiga kali. Bulan lalu, dua anggota Kepolisian Sektor Pondok Aren, Bripka Maulana dan Aipda Kus Hendratma, tewas ditembak pelaku misterius saat berpatroli di Jalan Graha raya, Pondok Aren, Tangerang. Kemudian 7 Agustus lalu, Aiptu Dwiyatno, anggota Binmas Polsek Metro Cilandak, juga tewas ditembak di Jalan Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Dan pada 27 Juli, Aipda Patah Saktiyono, anggota Polantas Polsek Gambir, Jakarta Pusat, ditembak dua lelaki misterius di Jalan Cirendeu Raya, Pamulang, Tangerang Selatan.
pembunuh bayaran?
gini makin was was aja.
mereka kok bisa2nya bikin modus kejahatan kayak gitu..
jadi inget pilem Looper..
ayo pak polis! bongkar kasus ini!!!
Spoiler for bongkar:
ikhlas terima /
thanks uda mampir ya gan
Diubah oleh yopie37 13-09-2013 05:20
0
6.3K
Kutip
54
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru