Kaskus

News

as4madunAvatar border
TS
as4madun
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, Tapi Reaksi Menentangnya Sudah Berlebihan
Jum'at, 13 September 2013 , 18:28:00 WIB

RMOL. Tokoh-tokoh Islam Indonesia diminta untuk menahan diri dan tidak over acting dalam menyikapi penyelenggaraan (kontes) Miss World yang digelar di Nusa Dua, Bali. Mereka harus belajar dari reaksi berlebihan ormas Islam garis keras ketika menolak kehadiran penyanyi kontroversial Lady Gaga, yang ternyata di balik semua itu ada persingan bisnis di dunia showbiz.

Hal ini diuangkapkan Adhie M Massardi, jubir presiden era KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kepada wartawan Jumat siang tadi Jumat (13/9) di Jakarta. “Bukan mustahil di balik reaksi berlebihan atas penyelenggaraan Miss World itu juga ada tendensi persaingan bisnis (pertelevisian) yang juga bernuansa politik. Mengingat Hary Tanoesudibjo, pemilik grup media MNC, yang mendapat hak siar acara kontes ratu kecantikan dunia itu, juga kandidat calon wakil presiden (cawapres) dari Hanura, bersama (capres) Wiranto, yang memang banyak muncul di acara yang mendapat perhatian secara nasional dan internasional itu,” ungkap Adhie.

Makanya, koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini menyesalkan keterlibatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj dalam penolakan gelaran Miss World itu. “Saya prihatin kalau ternyata Kiai Said yang dekat dengan kalangan Istana (Partai Demokrat) dipakai untuk mereduksi kontes Miss World untuk kepentingan politik tertentu, dengan dalih masalah akidah,” katanya.

Adhie menyarankan agar PBNU dalam berpolitik (akidah) tetap berpedoman kepada konstitusi (UUD 1945) dan UU yang berlaku di negeri ini. Kalau memang penyelenggaraan kontes itu ada yang melanggar UU, ya diproses secara hukum. Sehingga jelas perbedaan antara (politik) PBNU dengan ormas Islam garis keras semacam FPI (Front Pembela Islam).

Lagi pula, menurut Adhie, yang ditunggu masyarakat dari PBNU adalah reaksi ormas Islam terbesar itu atas terjadinya demoralisasi di kalangan para penyelenggara, mulai dari tingkat kelurahan hingga Istana Kepresidenan. “Miss World memang tidak bisa menguatkan nilai rupiah yang anjlok, atau menurunkan harga kedelai, seperti diungkapkan Kiai Said. Tapi beliau harus paham, yang meruntuhkan nilai rupiah, manaikkan harga kedelai dan harga-harga kebutuhan pokok lainnya, adalah korupsi di kalangan para penyelenggara negara. Korupsi di negeri ini jauh lebih besar dari yang kita duga. Dilakukan secara terstruktur, sistematis, masif dan terencana.” “Makanya, daripada merespon hal yang tidak melawan hukum, lebih baik kita gelorakan perlawanan kepada rezim yang korup ini,” pungkas Adhie M Massardi.
http://politik.rmol.co/read/2013/09/...ah-Berlebihan-

Rupiah Terpuruk, Segera Revisi UU Devisa
Senin, 9 September 2013 | 13:23 WIB

Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!

JAKARTA, KOMPAS.com - Undang-undang Lalu lintas devisa Indonesia dianggap sebagai aturan devisa paling liberal sedunia. Tidak hanya itu, Undang-undang nomor 24 Tahun 1999 bekas peninggalan era Dana Moneter International (IMF) ini juga yang membuat pasar valas dan pasar modal Indonesia mudah rontok. Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz mengatakan, fraksi Golongan Karya (Golkar) akan mengambil inisiatif untuk merevisi aturan yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah ini anjlok. "Regulasi devisa yang ada sekarang sudah merugikan perekonomian dan sangat mengganggu sektor riil, harus segera direvisi. Itu target kami,” kata Harry di Jakarta, Senin (9/9/2013).

Ia menambahkan, saat ini merupakan momentum yang tepat melakukan revisi atas UU Lalu lintas Devisa tersebut. Ia menyebut kondisi pasar valas Indonesia mudah kering sebab orang asing seenaknya keluar masuk pasar modal dan instrumen portofolio keuangan. Kondisi tersebut yang mengakibatkan perekonomian Indonesia terguncang oleh instabilitas pasar uang dan pasar modal. Harry menilai, kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus. Harry mengatakan, saat ini draft rancangan tersebut masih di tingkat Deputi Sekjen Perundang-Undangan DPR. Namun, belum masuk ke Komisi XI. Dijelaskan Harry, UU Devisa saat ini memberi kelonggaran yang cukup luas kepada Bank Indonesia (BI) untuk mengatur lalu lintas devisa dan valuta asing melalui Peraturan Bank Indonesia. Namun faktanya, Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang ada belum cukup ampuh meredam gejolak rupiah belakangan ini.

Tak hanya itu, devisa bangsa ini malah semakin dinikmati oleh pihak luar. Harry memberi contoh, Thailand merupakan negara yang sukses memburu serta mengembalikan devisa hasil ekspornya melalui UU Devisa yang sangat ketat. “Dalam UU Devisa di Thailand tersebut ada kewajiban untuk menempatkan DHE (Dana Hasil Ekspor) di bank lokal dalam periode tertentu atau disebut holding period. Saya kira ini bagus, supaya pasar valas kita tidak mudah dimainkan dan stabil, dunia usaha juga jadi tenang,” ujar Harry.

Harry mengatakan, terbukti Thailand berhasil menjaga nilai tukar mata uangnya atas dollar AS saat krisis politik “kaos merah” beberapa tahun silam. Sebab itu, Golkar beranggapan, saatnya Indonesia perlu memiliki UU Devisa yang dapat mengamankan perekonomian nasional. Menurut Harry, saat ini Bank Indonesia memiliki PBI No.13/20/PBI/2011 dan Surat Gubernur BI no.14/3/GBI/SDM tanggal 30 Oktober 2012. Di sana diwajibkan devisa hasil ekspor komoditas tambang, serta minyak dan gas yang diparkir di luar negeri ditarik ke dalam negeri paling lambat 90 hari setelah tanggal pemberitahuan ekspor barang (PEB). Namun, PBI tersebut terbukti tidak cukup kuat menarik dan menahan devisa hasil ekspor ke dalam negeri. ”Salah satu penyebabnya, tidak ada kewajiban menaruh devisa di dalam negeri dalam waktu tertentu (holding period) dalam enam bulan misalnya. Sebab disitu aturannya cuma melakukan pelaporan. Ya kembali lagi ke luar negeri. Negara ini dapat apa?” pungkas Harry.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...visi.UU.Devisa

--------------------------

Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!
Miss World Tidak Bisa Menguatkan Rupiah, hanya Menguatkan Nafsu Syahwat!


Ini pengamat asal 'njeplak!
Semua juga pada tahu, kalo konstes kecantikan kayak Miss World atau World Muslimah itu tak akan mempengaruhi nilai kurs mata uang suatu negara, kecuali menaikkan syahwat saja! Dengan kontes yang merangsang nafsu birahi itu, akan mendorong turis asing datang ke Bali dan ke Puncak Bogor serta Indonesia umumnya. Mereka biasanya lalu minta pelayanan pijat plus-plus, minuman keras, spa, cewek bispak, dan sejenisnya. Uang dollar pun mengalir!


emoticon-Cape d... (S)
0
3.6K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan