Kaskus

News

iron.fistAvatar border
TS
iron.fist
Megawati dan PDIP Lolos Jebakan Maut!
inilah..com, Jakarta - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan yang berakhir Minggu (8/9/2013), mengeluarkan 17 buah rekomendasi penting. Tapi yang tak kalah penting bahkan yang terpenting sebetulnya adalah sikap PDIP lebih khusus lagi Megawati Soekarnoputri yang tidak terpengaruh hiruk pikuk pencalonan Presiden 2014.

Mega mengabaikan desakan agar PDIP segera mengumumkan calon presiden untuk Pemilu 2014. Selain mengabaikan, Mega bahkan terkesan lebih tegar, mandiri dan percaya diri. Penampilannya menjadi menarik, karena inilah untuk pertama kalinya Mega tampil di forum akbar PDIP, tanpa Taufiq Kiemas, sang suami yang wafat 8 Juni 2013 lalu.

Rakernas tidak merespon sama sekali pertanyaaan apakah Joko Widodo, Gubernur DKI Jaya akan dicalonkan PDIP atau Megawati sendiri masih berminat bersaing dalam Pemilu Presiden 2014.

Padahal banyak kalangan yang berharap, Rakernas partai oposisi ini akan menelorkan nama calon. Harapan itu antara lain dipengaruhi oleh momentum dimana pada saat yang sama, Partai Demokrat sebagai partai penguasa, sedang menggelar konvensi untuk memilih calon presidennya.

Selain itu Partai Golkar sudah mendeklarasikan Ketua Umumnya, Aburizal Bakrie, sementara Partai Hanura telah mengumumkan Wiranto dan Hary Tanoe sebagai pasangan capres dan cawapres. Dan Partai Gerindra hampir bisa dipastikan akan menggusung Prabowo Subianto.

Dengan tidak diumumkannya capres (oleh Megawati), sekalipun nama Joko Widodo sendiri santer disebut di Rakermas, PDIP khususnya Megawati berhasil memperlihatkan jati dirinya sebagai politisi wanita yang tak mudah dipengaruhi. Dengan begitu ia juga lolos dari jebakan provokasi politik. Mega tidak terpancing, PDIP tidak terprovokasi.

Ada pandangan yang beranggapan, sejatinya, usul yang menyebutkan agar Joko Widodo menjadi capres, baik melalui PDIP ataupun partai lain, tidak bisa dilihat sebagai sebuah gesture yang tulus. Usul itu mengandung multi tafsir.

Usul itu bahkan lebih merupakan bagian dari persaingan yang dikemas dalam bentuk simpati dan persahabatan. Apalagi kalau usul itu datangnya dari partai lain, yang menyatakan ingin meminang agar Joko Widodo menjadi kandidat Presiden. Usul itu lebih pantas disebut sebagai sebuah provokasi politik yang mengandung jebakan.

Pandangan atau kecurigaan itu muncul dari hasil bacaan tentang peta politik yang sudah lama terbentuk. Yaitu semua partai merupakan pesaing dan bersaing satu sama lain. Tak satupun di antara partai peserta Pemilu berkepentingan atas munculnya kader PDIP menjadi Presiden.

Dalam politik tidak ada kawan dan lawan sejati. Yang ada hanya kepentingan. Lawan politik bisa saja berpura-pura bersimpati sehingga mau meminang Joko Widodo atau berangkulan dengan PDIP.

Peta politik yang ada saat ini sudah mengerucut bahwa PDIP merupakan saingan semua partai. PDIP merupakan "musuh bersama" dari semua partai peserta Pemilu 2014. Yang membuat PDIP menjadi "musuh bersama" adalah konsistensinya sebagai partai oposisi.

Sebagai oposisi terbesar, PDIP tidak punya portofolio. Tapi konsistensinya sebagai oposisi sejak 2004, telah membuat PDIP secara politis dan psikologis memiliki karakter. Tidak semua partai memiliki karakter (positif)!

Status oposisi PDIP berada dalam posisi yang menguntungkan. PDIP diuntungkan oleh penilaian sebagian orang bahwa SBY untuk sementara gagal menjalankan roda pemerintahan secara produktif. Dan kegagalan itu merupakan hasil kolektif dari koalisi SBY, Partai Demokrat serta partai-partai lainnya. Beberapa partai anggota koalisi ini termasuk yang menggoda Joko Widodo agar maju sebagai calon presiden.

Dipicu atau ditambah oleh berbagai survei yang diselenggarakan sejumlah lembaga, dimana performa PDIP menunjukkan citra yang lebih baik, hal ini semakin membuat partai-partai lain tergoda atau ingin menjalin persahabatan dengan PDIP.

Oleh sebab itu tidak heran jika hampir semua partai berusaha menunjukkan simpati mereka agar mereka bisa mengetahui apa dan bagaimana strategi PDIP menjelang Pemilu 2014. Simpati itu terus membesar hingga Rakernas PDIP baru lalu. Bagi partai-partai pesaing, strategi PDIP yang mereka anggap kunci dan penting adalah siapa figur yang akan dicalonkannya dalam Pemilu Presiden 2014.

Sekalipun keabsahan pencalonan baru final apabila sudah diketahui hasil Pemilu Legislatif April 2014, tetapi bagi partai-partai pesaing tersebut, lebih cepat mereka dapatkan nama calon PDIP, akan lebih baik. Karena hal tersebut akan mempengaruhi strategi mereka di dalam menghadapi Pemilu 2014.

Selain faktor Joko Widodo, faktor Megawati juga ikut diperhitungkan. Mega saat ini, dan saat Rakernas 2013, bukan lagi Mega yang didampingi oleh Taufiq Kiemas. Ada kalkulasi politik, Mega tanpa pendamping politisi sekaliber almarhum Taufiq Kiemas, akan lebih mudah ditaklukkan. Penaklukannya, lewat provokasi ataupun jebakan politik. Namun Megawati atau PDIP nampaknya bisa membaca manuver ataupun jebakan politik tersebut.

Rakernas 2013 hanya mengindikasikan, pendeklarasian calon presiden PDIP baru akan dilakukan pada 10 Januari 2014, saat partai ini memperingati hari jadinya. Jika merujuk UU Pilpres, PDIP baru akan mengumumkan "jagoannya" untuk Pilpres Juli 2014, pasca penghitungan hasil Pemilu Legislatif, April 2014.

Tapi dinamika politik selama Rakernas berkembang lain. Tuntutan itu adalah agar Joko Widodo dijadikan calon presiden oleh PDIP. Tuntutan itu muncul dengan alasan, Gubernur DKI itu terus meraih elektabilitas yang tinggi di hampir semua survei. Pendeklarasian calon Capres PDIP akhirnya ditetapkan pada Januari 2014.

Sumber-sumber di internal PDIP mengindikasikan, Joko Widodo hampir dapat dipastikan akan direstui Megawati Soekarnoputri sebagai calon Presiden. Sebelum menetapkannya, Mega lebih dulu mengkondisikan pemahaman soal pencalonan tersebut. Caranya melalui pemaparan regenerasi. Bahwa di 2014 merupakan tahun regenerasi di partai yang menjadi pembela utama paham Soekarno tersebut. Jokowi adalah bagian dari regenerasi partai.

Sesuai strategi partai, setelah nama Joko Widodo diumumkan pada 10 Januari 2014, semua calon anggota DPR dan DPRD akan mengkampanyekannya hingga Maret 2014. Kampanye ini sekaligus untuk menguji keakuratan data lembaga-lembaga survei yang menjagokan Joko Widodo. Sementara target PDIP dalam perolehan suara ditetapkan pada angka 27%. Dengan kata lain, jika hasil Pemilu Legilslatif April 2014 memaksa PDIP harus berkoalisi, maka capres atau cawapres PDIP pun boleh jadi bisa berubah.

Ketetapan Rakernas yang baru akan mengumumkan Capres Januari 2014, tentu saja cukup "mengecewakan" ataupun "mengecoh" partai-partai lain. Reaksi terbaru misalnya muncul dari Ketua Pelaksana Harian DPP Partai Demokrat, Syarif Hasan. Petinggi Demokrat yang juga Menteri Koperasi dan UKM itu menyatakan, partainya tidak mempedulikan tingkat elektabilitas Jokowi atau Joko Widodo.

Pernyataan ini pada tatanan tertentu bisa dilihat sebagai bentuk "kekecewaan" Partai Demokrat, sebab Joko Widodo sebetulnya ikut diundang untuk ikut dalam konvensi partai besutan SBY itu. Namun Jokowi menolak. Secara keseluruhan, melalui Rakernas, Megawati tidak hanya berhasil menghindar dari jebakan tapi ia juga menampilkan jati dirinya.

Ketika menyampaikan pidato yang diselingi oleh berbagai ceritera ringan mengenai berbagai kejadian, Megawati seperti pemimpin yang tanpa beban. Boleh jadi hal itu terjadi, karena Megawati tak lagi bersama Taufiq Kiemas. Ia sudah menjadi Megawati yang sikap keukeuhnya tak bisa dilembutkan, sebagai wujud dari kepribadiannya yang memiliki titisan darah Soekarno. [mdr]
------------------------------------------
Sumber: [url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2028032/megawati-dan-pdip-lolos-jebakan-maut#.UjE4-j8xXFo[/url]
------------------------------------------
Spoiler for Di Balik Penundaan Jokowi Sebagai Capres Pada Rakernas PDIP:

Begitu bernafsunya beberapa kalangan mendorong jokowi tersebut patut di curigai, apakah benar karena kemampuan atau karena kepentingan terselubung beberapa pihak, atau provokasi politik dari pihak2 free rider yang mau mengambil keuntungan, Megawati mempertontonkan kualitasnya sebagai politisi dengan tidak terjebak permainan media dan relawan bayaran cukong2 politik jokowi
0
3.3K
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan