VIVAnews- Seekor anjing di Provinsi Chengdu, barat daya China, dilaporkan sedang mencari majikannya yang hilang. Anjing berwarna cokelat dan diberi nama Huang Huang itu selama dua minggu terakhir selalu berkunjung ke halte dan naik bus untuk mencari majikannya.
Laman Dailymail, Selasa, 10 September 2013 mengunggah beberapa foto Huang-Huang yang tengah berada di dalam bus, sambil mengendus dan memeriksa satu demi satu kursi penumpang di dalam bus. Aksi memilukan itu dilakukan Huang-Huang setiap hari selama 15 hari terakhir.
Menurut pengemudi bus yang biasanya dikunjungi Huang-Huang, setiap hari anjing tersebut akan ikut berbaris dengan sabar menunggu bus tiba di halte. Kemudian dia naik ke dalam bus dan memeriksa dengan detail satu demi satu kursi.
Kata sang sopir, Huang-Huang memeriksa bus mana pun yang lewat di halte tersebut sepanjang hari. Namun, ketika malam tiba, dia akan berhenti mencari dan menghilang. Huang-Huang akan kembali datang pada keesokan harinya.
Menurut salah seorang staf di bus bernama Yang, anjing itu akan berdiri di parkiran mobil yang berada di luar Kuil Guangyan.
"Setiap hari saya pergi ke Kuil Guangyan sebanyak lima kali dan setiap hari anjing itu akan selalu menumpang ke dalam bus dan melakukan inspeksi," ujar Yang kepada harian lokal Huaxi Metropolis Daily.
Awalnya Yang mengira dia masuk ke dalam bus untuk mencari makanan. Namun, kemudian dia menyadari bukan makanan yang dicarinya, melainkan sang majikan.
Salah seorang penumpang yang merasa terharu dengan aksi Huang-Huang kemudian merekamnya sedang melakukan inspeksi di dalam bus. Kemudian dia pajang di situs media sosial dan mendapat sambutan positif.
Sontak, Huang-Huang menjadi selebritas mendadak di dunia maya karena keteguhannya mencari sang majikan yang hingga kini belum ditemukan. Menurut seorang konduktor bus bernama Fung, dia merasa pernah melihat majikan Huang-Huang tengah berdiri bersama anjing itu.
Peristiwa itu terjadi sekitar satu bulan lalu. Namun sejak saat itu, dia tidak pernah lagi melihatnya. Fung sebenarnya berniat mengadopsi Huang-Huang namun khawatir majikan aslinya akan mencari anjing itu.
"Anjing yang sangat setia. Siapa yang ingin terpisah darinya? Saya hanya berharap bahwa anjing itu dan majikannya dapat bersatu kembali sehingga dia tidak perlu lagi menunggu di halte bus setiap hari," ucap Fung berharap. (umi)
© VIVA.co.id
Quote:
binatang yg setia
Quote:
Videonya 3 menitan gan
[youtube]l--5u2d98Qs≷[/youtube]
jangan lupa
Quote:
Hachiko, Kisah Nyata Anjing Setia Sampai Mati
Film “Hachiko: A Dog’s Story” bercerita tentang seekor anjing yang sangat setia pada tuannya, melebihi batas kesetiaan anjing pada rata-rata.
Cerita ini bermula ketika Profesor Parker Wilson (Richard Gere) menemukan seekor anjing kecil di Stasiun Kereta Api Bedridge, Wonsocked, Amerika Serikat, tempat ia biasa pergi bekerja dan pulang dari kerja. Anjing berjenis akita itu kemudian diajaknya pulang ke rumah dan diberi nama Hachiko.
Parker dan istrinya Cate (Joan Allen) merawat anjing itu hingga Hachiko bertumbuh besar dan tiada tiada hari yang dilewatkan Parker tanpa bermain dengan Hachiko.
Suatu hari, ketika Hachiko sudah beranjak dewasa, tanpa disangka ia mengikuti Parker ke stasiun saat Parker berangkat kerja. Parker terpaksa keluar dari kereta untuk memulangkan Hachico ke rumah.
Namun, ternyata Hachico menjemputnya di stasiun pada pukul 17.00. Sejak saat itu Parker membiarkan Hachico mengantar-jemputnya di stasiun.
Para pemilik kios, pedagang, dan pejalan kaki, serta “commuter” (orang yang bekerja secara “nglaju” tercengang-cengang dengan kelakuan Hachiko yang tidak seperti anjing pada umumnya.
Semua orang orang di sekitar Stasiun Bedridge menyayangi Hachiko dan selalu menyapa anjing itu layaknya sebagai manusia.
Sampai pada satu hari, Hachiko tak menemukan kedatangan tuannya di stasiun pada pukul 17.00.
Parker Wilson ternyata meninggal karena serangan jantung ketika ia tengah mengajar, sementara Hachiko sepertinya tak pernah mengerti perihal meninggalnya Parker.
Setelah kematian Parker, Cate menjual rumahnya dan meninggalkan Bedridge. Sementara Hachiko dipelihara oleh anak perempuan Parker, Andy Wilson (Sarah Roemer).
Berulang kali Hachiko kabur dari rumah Andy untuk pergi ke stasiun, berharap ia akan menemukan tuannya kembali.
Andy selalu menjemput Hachiko di stasiun hingga pada akhirnya Andy merelakan Hachiko pergi. Hachiko tinggal di stasiun dan pada pukul 17.00, ia akan duduk di bundaran di depan stasiun, menanti kedatangan tuannya.
Keunikan tingkah laku Hachiko itu menarik perhatian orang-orang di sekitar situ, bahkan tulisan mengenainya dimuat di koran-koran sehingga kisah anjing ini menjadi legenda. Sehingga orang-orang memberi makan Hachiko secara bergantian.
Kesetiaan Hachiko bertahan hingga tahun kesepuluh meninggalnya Parker. Sampai akhirnya pada musim dingin tahun ke sepuluh, Hachiko meninggal di bundaran stasiun pada tengah malam.
Pembuatan film ini diinspirasi dari kisah nyata seekor anjing bernama Hachiko yang hidup dalam rentang waktup tahun 1923-1935 di Jepang.
Kisah yang disajikan dalam Hachiko: A Dog’s Story persis sama dengan kisah aslinya. Di Jepang, sebuah monumen berupa patung untuk mengenang kesetiaan Hachiko didirikan di depan Stasiun Shibuya.
Seperti film tentang kesetiaan anjing lainnya, sebut saja “Lassie” (2005) dan “Marley and Me” (2009), film ini menyentuh sisi halus perasaan manusia. Bahkan bukan penggemar anjing pun yang menonton film ini bisa meneteskan air mata.
Kekurangan dalam film bergenre drama keluarga ini adalah banyaknya “scene” yang diulang dan adegan yang hampir mirip satu sama lain.
Singkatnya jalan cerita namun berdurasi 90 menit membuat film ini cenderung membosankan pada pertengahan cerita. Namun, emosi sedih penonton mulai meningkat ketika mendekati akhir cerita. Sutradara Lasse Hallstrom mengemas cerita ini dengan apik, dan alur yang cukup lambat.
Kerja keras tim pelatih anjing pemeran Hachiko tergolong sukses sebab anjing tersebut seolah bisa menunjukkan emosi dan ekspresinya yang memesona penonton.