Sejumlah petugas kepolisian saat mencari proyektil peluru di areal lokasi jenazah Polri Bripka Sukardi di depan gedung KPK, Jakarta (10/09). Hingga saat ini polisi masih berusaha mencari motif penembakan ini. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Quote:
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menduga serangkaian aksi penembakan polisi dua bulan terakhir ini didalangi kelompok Abu Omar. Modus operandi teror dengan sepeda motor dan proyektil peluru yang sama jadi alasan polisi melontarkan tuduhan tersebut. Ini ditegaskan Kepala BNPT Ansyaad Mbai dalam wawancara khusus dengan majalah Tempo, akhir Agustus 2013 lalu.
Meski Abu Omar kini menjalani vonis 10 tahun penjara, sisa pengikutnya diduga masih berkeliaran di pinggiran Jakarta. Mereka tersebar antara lain di sekitar Cengkareng, Ciledug, Ciputat, Pamulang (Tangerang Selatan), Depok, dan Bojong Gede (Bogor).“Ada belasan kelompok kecil pengikut Abu Omar yang masih hidup,” ucap Ansyaad dalam wawancara khusus dengan Tempo, akhir Agustus 2013. Mereka, kata dia, disebut sel atau halaqoh.
Beberapa murid Abu Omar juga sempat tampil sebagai pengganti gurunya. Empat orang yang cukup berpengaruh di jaringan itu, menurut Ansyaad, adalah Ahmad Sofyan, Qodrat, Abu Roban, dan Jamil. Di antara keempatnya, kelompok Jamil yang belum terlacak operasinya.
Sumber-sumber Tempo yang mengenal pentolan jaringan Abu Omar menyebutkan, sel-sel yang dibangun anak buah Abu Omar terus tumbuh. Paling tidak kini ada 14 sel yang bisa bergerak sendiri-sendiri. Anggotanya hampir mencapai 200 orang.
Kebanyakan mereka berdomisili di Tangerang dan Tangerang Selatan. Itulah sebabnya rentetan penembakan terakhir berlangsung di Tangerang dan sekitarnya.
Serangan sel-sel terputus itu pun mirip dengan konsep “gerilya kota”. Menurut sumber Tempo itu, mereka memilih menyerang target lemah, seperti polisi yang terpisah dari pasukannya. Karena berperang di wilayah yang dikenali, dari jalan raya sampai gang sempit, mereka lebih mudah melarikan diri.
“Mereka pakai cara hit and run. Itu efektif untuk menggetarkan nyali musuh,” ujar si sumber. Karena itu, sumber tersebut melanjutkan, sejumlah komandan kepolisian resor atau kepolisian sektor meminta anak buahnya tidak sendiri jika berpatroli.
sumber:
TEMPO
hii serem

ane di daerah ciledug soalnya nih gan, waspadalah!