Kaskus

News

EconomicHitmanAvatar border
TS
EconomicHitman
Anies Baswedan bicara orientasinya dalam pembangunan Indonesia
Ini Visi Misi Anies Baswedan Jika Jadi Presiden
Anies Baswedan bicara orientasinya dalam pembangunan Indonesia
Jakarta - Anies Baswedan memaparkan pandangannya tentang Indonesia dan visi yang akan dicapainya jika menjadi pemimpin. Menurutnya, fokus pembangunan harus jauh dan berfokus pada pembangunan manusia.

"Kira fokus hanya untuk kepentingan 2014, tapi era 2015 kita akan jadi bagian Asean Economic Community. Jika kita jadi negara saat ini belum beres, bagaimana nanti," kata Anies Baswedan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakpus, Sabtu (31/8/2013).

Anies memaparkan, mobilitas ekonomi dan komunikasi antar negara-negara ASEAN akan menjadi sangat dekat dan terbatas. Ia menganalogikan dengan sebuah peta yang disebutnya peta berskala ekonomi.

"Sekali-kali buat peta Indonesia kita ubah bukan dengan jarak geografi tapi jarak ekonomi. Peta kita misal 1 cm mewakili 50 Km, sekali dirubah dengan jarak ekonomi. Mendadak Jakarta-Cirebon lebih jauh daripada Jakarta-Singapura, atau Jakarta-Cilacap mendadak lebih jauh daripada Jakarta-Singapura," tuturnya.

"Potret Indonesia akan berubah total jika kita pakai jarak ekonomi. Sekarang kita mau menjaga negara, jarak itu harus dibereskan dulu," lanjut Rektor Universitas Paramadina itu.

Anis berharap Indoesia telah siap secara ekonomi dan sumber daya untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015, jika tidak maka kita hanya akan menjadi masalah.

Tak hanya soal ekonomi, Anies juga menaruh perhatian pada penegakan hukum di Indonesia. Negara tak memberi kepastian hukum bagi warganya.

"Singapura tak ada demokrasi tapi ada kepastian hukum, Indonesia? Misal saya punya hutang tidak dibayar, apa yang akan anda lakukan (secara hukum)? Tidak bisa apa-apa," paparnya.

"Bukan soal tempat, melanggar hukum di Indonesia sudah seperti melanggar lalu lintas," imbuhnya.

Namun ia menegaskan, fokus semuanya harus kembali pembangunan manusianya. "Cek kapan terahir ada pemimpin negara ini yang menjadikan manusia jadi fokus (pembangunan)? Begitu bicara pembangunan, orang bicara infrastruktur bukan manusianya. Kita harus kembalikan fokus itu," ucap intelektual muda Indonesia itu.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/08/31/192111/2346037/10/ini-visi-misi-anies-baswedan-jika-jadi-presiden"]sumber[/URL]

Anies Baswedan: Kualitas Manusia Kita Mengerikan
Anies Baswedan bicara orientasinya dalam pembangunan Indonesia
JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengkritik fokus pembangunan yang selama ini dilakukan pemerintah hanya pada infrastruktur. Seharusnya, menurut Anies, fokus kerja terletak kepada peningkatan kualitas manusia Indonesia.

"Kualitas manusia kita mengerikan, betul. Bukan hanya Indonesia, tapi juga negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam)," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Anies, yang menjadi peserta Konvensi Capres Demokrat ini, mengatakan, Gross Domestic Product (GDP) 57 negara OKI jika digabungkan hanya 79 persen negara Jepang. Padahal, negara-negara anggota OKI berlimpah sumber daya alam seperti Indonesia, Arab Saudi, Qatar, Iran, Irak, Libia. Jepang tak punya SDA, hanya memiliki manusia.

Anies mengatakan, selama ini pemimpin Indonesia hanya menyinggung infrastruktur untuk manusia ketika bicara pembangunan, bukan manusianya. "Sudah saatnya kita mengembalikan manusia Indonesia sebagai fokus dalam pengembangan Indonesia secara lengkap," ujarnya.
Ia juga mengingatkan era yang sangat krusial bagi Indonesia, yakni diberlakukannya Komunitas Ekonomi ASEAN tahun 2015.

Ia mempertanyakan apakah Indonesia siap menghadapi integrasi negara-negara ASEAN di tengah masih banyaknya masalah dalam negeri.
Anies mencontohkan ketimpangan kondisi ekonomi di Indonesia. Jika dibuat peta Indonesia berdasarkan jarak ekonomis, kata dia, maka jarak Jakarta-Cirebon akan lebih jauh ketimbang Jakarta-Singapura.

"Sekarang kita mau jaga keutuhan Indonesia, jarak itu harus dibereskan. Saya rasa ini problem yang luar biasa. Ketimpangan antara yang makmur, sejahtera, dengan tidak sejahtera. Yang bekerja dengan yang tidak bekerja. Yang berpengetahuan dengan tidak berpengetahuan. Ketimpangan ini harus dibereskan secara amat mendasar. Kalau kita akan menjadi bagian dari global dan ini belum beres, saya rasa akan menjadi masalah besar," papar Anies.
sumber

Jurnas.com | Index Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) Indonesia pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik peringkat. Pada 2012 menduduki peringkat 124 dari 187 negara, saat ini naik tiga tingkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Berdasarkan UNDP monitor, Indonesia meraih score 0,629 naik 0,009, meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono mengatakan IPM Indonesia naik baik dalam nilai indeks maupun peringkat. Ranking IPM Indonesia sama dengan IPM Afrika Selatan, yakni 121 dari 187 negara. Naik 3 peringkat dari urutan 124 pada tahun lalu.

"Posisi itu, harus dipertahankan, bahkan harus lebih ditingkatkan, mengingat masalah dan penyakit sosial yang ada di Indonesia semakin marak terjadi di negara kita. Karena masalah ini dapat menghambat pembangunan berkelanjutan yang ingin dicapai. Terlebih semua masalah ini bermuara kepada kemiskinan," kata Menko Kesra, membuka Seminar Menentukan Keberlanjutan Kerjasama Kemenko Kesra dan Friedrich Ebert Stiftung (FES), di Jakarta, (19/3).

Menurutnya sebut saja perubahan perilaku masyarakat yang tadinya tidak pernah terbayangkan, akan marak terjadi di negeri ini, seperti pembunuhan sadis dan mutilasi, pemerkosaan, kekerasan seksual, konfllik, dan lainnya. Ekonomi, lingkungan hidup, dan masyarakat, aspek yang selalu saling berkaitan dalam pembangunan berkelanjutan. "Aspek ini saling terkait dengan pengurangan kemiskinan, pengembangan sumberdaya manusia, dan penanganan masalah bencana," katanya.

Terkait kenaikan IPM ini lanjut Menko Kesra, UNDP juga mencatat antara tahun 1980 dan 2012, nilai IPM Indonesia meningkat dari 0,422 menjadi 0,629, atau peningkatan sebesar 49 persen atau peningkatan rata-rata 1,3 persen per tahun.

Harapan lama sekolah meningkat 4,6 tahun dari 8,3 pada tahun 1980 menjadi 12,9 tahun pada tahun 2012. Artinya, anak usia sekolah di Indonesia memiliki harapan mengenyam bangku pendidikan selama 12,9 tahun atau mencapai tingkat pertama jenjang perguruan tinggi. Angka ini jauh di atas nilai rata-rata harapan belajar untuk Negara Pertumbuhan Manusia Menengah, yaitu 11,4 tahun.

Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita Indonesia meningkat 225 persen dari tahun 1980. Dalam periode yang sama (1980-2012), harapan hidup saat lahir, dari 57,6 persen menjadi 69,8 persen saat ini.

"Namun rata-rata IPM Indonesia masih di bawah rata-rata negara kawasan Asia Timur dan Pasifik yang terdiri dari 15 negara yakni 0,683, juga masih di bawah rata-rata IPM dunia sebesar 0,694," katanya.

PNB Indonesia 2012 tercatat US$ 4.154, masih di bawah rata-rata per PNB kawasan 2012 yang sebesar US$6,874 (nilai tetap PPP$ internasional tahun 2005).

Rata-rata harapan hidup saat lahir di Indonesia 2012 adalah 69,8 tahun, juga lebih rendah dari rata-rata kawasan yakni, 72,7 tahun dan rata-rata dunia yakni 70,1 tahun.

Rata-rata lama sekolah di Indonesia adalah 5,8 tahun, lebih rendah dari rata-rata kawasan yang sebesar 7,2 tahun.

Dalam rangka mempertahankan peringkat tersebut dan memberantas kemiskinan, pemerintah bekerjasama dengan Friedrich Ebert Stiftung (FES) ini ingin agar Indonesia terlepas dari masalah-masalah sosial yang disebabkan kemiskinan.

Daniel Reichart, Resident Director FES menambahkan, kerjasama ini lebih fokus kepada pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan, mengurangi kesenjangan antara yang mampu dan tidak mampu, dan juga berkaitan dengan kesehatan.

"Kami menawarkan pengalaman kami terkait masalah kesejahteraan rakyat ini. Apakah pengalaman kami ini diterima atau tidak, kami serahkan kepada pemerintah Indonesia yang lebih mengetahui cocok tidaknya pengalaman kami ini diterapkan di sini," katanya.

Seminar yang dihadiri Duta Besar Republik Federal Jerman di Indonesia, Dr. Georg Witsel, ini awal kerja sama antara Kemenko Kesra dengan FES yang ditandatangani pada akhir 2012. Sebagai satu yayasan, FES berasosiasi dengan sah satu partai di Jerman, yaitu Socialdemocratische Partei Deutschlands (SPD). Namun, pihaknya, memastikan, FES tidak ada kaitannya dengan partai yang ada di Indonesia.

Sementara itu, pakar lingkungan, yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof. Emil Salim, yang berbicara dalam seminar itu, menambahkan, proses pembangunan harus mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menyerasikan sumber alam dan manusia dalam pembangunan.

"Supaya pembangunan dapat berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan generasi masa kini dan generasi masa depan, maka sasaran pembangunan ekonomi perlu menunjang dan ditunjang oleh sasaran pembangunan sosial dan lingkungan, yang semuanya saling terkait," katanya.
sumber

Quote:


Fokus pembangunan berdasarkan manusianya, adalah visi yg bagus Pak Anies.emoticon-I Love Indonesia (S)
Membangun kualitas SDM adalah mesin penggerak ekonomi yg signifikan, tapi perlu proses panjang.
kalau liat IPM kita, menengah saja tidak tembus.emoticon-Cape d... (S)
Konektivitas yg lebih mahal di dalam negeri, lebih terkait pada orientasi pembangunan infrastruktur kita yg lebih utamakan konektivitas darat.
ditunggu visinya yg lain terkait infrastruktur dan kebijakan ekonomi lainnya, termasuk masalah krusial subsidi BBM.emoticon-I Love Indonesia (S)
Diubah oleh EconomicHitman 09-09-2013 13:54
0
4.8K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan