- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
Entrepreneur Harus Jago Storytelling


TS
lamberianto.
Entrepreneur Harus Jago Storytelling
Quote:
Quote:

Quote:
Quote:
Banyak kiat-kiat menjadi seorang entrepreneur yang andal. Dari kiat-kiat yang sifatnya motivasional sampai yang berupa tips-tips praktis memulai dan membangun usaha. Martin Zwilling, kontributor Forbes, menandaskan ada satu kiat lagi yang harus dimiliki seorang entrepreneur agar bisa lebih sukses, yakni storytelling.
Quote:
Tantangan entrepreneur, menurut Martin Zwilling, adalah mengomunikasikan secara efektif proposisi nilai bisnisnya. Tidak hanya kepada pelanggannya, tetapi juga kepada vendor, mitra, investor, dan tim mereka sendiri. Namun, mengomunikasikan sejumlah fakta itu biasa. Sementara mengemasnya menjadi sebuah cerita itu yang menjadi kunci. Sebab itu, Zwilling menandaskan kemampuan bercerita sebaiknya dimiliki oleh para entrepreneur. Alasannya, kebanyakan orang peduli pada apa yang menyentuh hati, menggerakkan kehendak, maupun memberikan pengalaman. Dan, cerita menjadi salah satu metode untuk menggapai itu semua.
Quote:
Zwilling menawarkan 10 hal yang patut diperhatikan entrepreneur dalam bercerita. Berikut sadurannya:
Quote:
Quote:
1. Memilih tema yang tepat untuk target audiens yang tepat pula.
Quote:
Seorang pencerita yang baik adalah juga seorang pendengar yang baik pula. Mereka bisa memahami apa yang penting untuk disampaikan kepada para audiens, seperti apa yang sebenarnya audiens butuhkan dan inginkan, entah itu insight dan sebagainya.
Quote:
Quote:
2. Pilih waktu yang tepat di mana audiens akan mendengar.
Quote:
Memahami pelanggan berarti juga memahami kapan dan di mana mereka bakal dengan gampang dan enak mendengarkan cerita. Paling tidak memilih waktu di mana risiko interupsi dan gangguan terminimalisir. Artinya, mereka bisa memberikan perhatian penuh pada cerita-cerita tersebut.
Quote:
Quote:
3. Temukan sumber-sumber marteri untuk cerita-cerita bagus.
Quote:
Biasanya, sumber-sumber materi cerita yang efektif ada pada pengalaman yang entrepreneur sendiri. Mereka dengan penuh keyakinan bisa menceritakan segenap pengalamnya. Cerita yang berasal dari pengalaman akan jauh lebih punya daya ketimbang cerita yang sekadar karangan.
Quote:
Quote:
4. Pastikan cerita yang memberi efek pada tindakan.
Quote:
Setiap cerita membutuhkan sesuatu yang akan menggerakkan audiensnya secara emosional. Harapannya, ketika emosinya tersentuh, audiens tergerak untuk melakukan sesuatu.
Quote:
Quote:
5. Persiapkan segala kondisi untuk kesuksesan bercerita.
Quote:
Persiapkan mental, emosi, dan fisik sebaik mungkin untuk bercerita. Bercerita bukan saja pekerjaan bibir. Tapi, semua bagian dari pencerita harus terintegrasi dengan baik. Tujuannya, agar cerita tampak menyakinkan dan tentunya meninggalkan kesan di benak audiens.
Quote:
Quote:
6. Sampaikan cerita dengan energi yang otentik.
Quote:
Seperti halnya intensi, keotentikan dan energi tidaklah bisa dipalsukan. Sebab itu, pencerita harus lebih dulu yakin dengan cerita yang ingin ia sampaikan. Kalau tidak, dijamin audiens juga tidak akan memercayai dan mendapatkan apa-apa.
Quote:
Quote:
7. Tunjukkan kekuatan dan kelemahan.
Quote:
Pencerita yang jujur tentu tidak akan bercerita hal-hal positif saja. Ia juga harus mampu menunjukkan hal-hal yang membuatnya takut, khawatir, dan sebagainya. Dengan bercerita secara jujur, audiens justru akan memberikan simpati kepada pencerita.
Quote:
Quote:
8. Bikin penceritaan yang interaktif.
Quote:
Penceritaan yang interaktif memiliki daya pengaruh yang lebih kuat karena audiens merasa dilibatkan dalam cerita tersebut. Metode interaktif ini bisa dilakukan secara verbal, motorik, visual.
Quote:
Quote:
9. Libatkan indera audiens.
Quote:
Banyak pakar komunikasi mengatakan kata-kata hanyalah bagian kecil dari komunikasi manusia. Mayoritas komunikasi ada pada nonverbal. Sebab itu, dalam bercerita, libatkanlah indera-indera audiens agar audiens benar-benar menghayati cerita tersebut.
Quote:
Quote:
10. Dengarkan secara seksama dengan seluruh Indera Anda.
Quote:
Selain melibatkan indra audiens, pencerita juga harus melibatkan inderanya untuk menangkap sinyal-sinyal dari audiens, entah pada saat berdialog dan sebagainya.
Diubah oleh lamberianto. 29-01-2013 21:57
0
8.6K
Kutip
104
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan