KABANJAHE-PM

Seorang PNS Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Karo, ditemukan tewas gantung diri di kediamannya, Selasa (3/9) pukul 08.00 wib. Tindakan bunuh diri Kristina beru Tarigan (51) disebut lantaran stres melihat putri semata wayangnya yang doyan keluyuran malam.

Temuan jasad Kristina pertama kali diketahui adik kandungnya, Mansur Tarigan. Saat hendak pergi kerja ke Medan, Mansur yang sudah merasakan firasat aneh, menyinggahi kediaman kakaknya. Sebab, malam sebelum penemuan mayat, Mansur mengirim sms kepada Kristina, namun tak kunjung dibalas. Begitu pula saat dihubungi beberapa kali.

Lantaran telah larut malam, Mansur awalnya mengira kalau kakaknya itu sudah tidur. Tetapi pesan apapun tak dibalas Kristina meski hari sudah pagi. “Tidak seperti biasanya sms sama panggilan teleponku tidak dibalas-balas sampai pagi,” awal kecurigaan Mansur.

Karena penasaran, Mansur yang akan berangkat kerja ke Medan menyinggahi kediaman kakaknya itu. Namun sesampainya disana, pintu rumah terkunci rapat. “Namanya aku saudara kandungnya, pasti ada keterikatan batin antara aku dan dia. Aku yakin waktu itu dia ada di dalam rumah,” jelasnya.

Karena yakin, Mansur berusaha mendobrak pintu. Begitu terbuka, Mansur terkejut menyaksikan kakaknya telah meregang nyawa dengan kondisi tergantung di pintu kamar.

Berdasarkan keterangan di lokasi kejadian, menyebutkan kalau Kristina kerap mengeluhkan tingkah Yaya (18), anak perempuannya yang telah remaja. Sejak menjadi mahasiswi di sebuah Universitas Negeri di Medan, Yaya kerap pulang larut malam.

“Perilaku putrinya yang kerap pulang malam dan tidak taat aturan menjadi pikirannya selama ini. Terlebih saat ini putrinya sudah bebas tanpa pengawasan langsung darinya (Kristina),” ujar sepupu korban di rumah duka.

Mansur sendiri mengaku kerepotan dengan prilaku keponakannya itu. “Aku mamanya (pamannya) kalau aku ngomong harusnya dihargainya, tapi dia (Yaya) tidak peduli sama sekali,” ucap Mansur kesal.

Sementara itu, Parni (30), tetangga korban sempat melihat Yaya, Senin (2/9) pukul 23.00 wib. Saat itu Yaya menggedor pintu, minta dibukakan untuk masuk. Namun berulang kali diketuk pintu tak kunjung dibuka. Karenanya Yaya memilih pergi dan mengaku akan tidur di rumah temannya.

“Kutanya mau kemana, katanya mau tidur di rumah teman saja. Mungkin mamak lagi pergi. Makanya dibilangnya (Yaya) besok pagi pulang,” jelas Parni menirukan ucapan Yaya malam sebelum kejadian.

Meski tidak mencurigai adanya faktor pembunuhan, keluarga tetap membawa jenazah Kristina ke RSUD Kabanjahe untuk dilakukan autopsy.