MEDAN-PM

Kesal menjadi korban pemerasan oknum polisi, pedagang ayam potong, Misniani (36) mendatangi markas Propam Polresta Medan untuk mengadukan masalahnya, Rabu (4/9) pukul 13.30 WIB. Warga Jl. Pulo Brayan Bengkel ini mengaku dimintai sejumlah uang oleh oknum petugas Polsekta Medan Barat berinisial PET.

“Selama lima tahun, oknum polisi itu memeras ku. Setiap bulan, aku wajib menyetor Rp2,3 juta dengan alasan agar tetap aman berjualan ayam potong,” tutur Misniani yang membuka usaha ayam potong di Pajak Kelapa Jl. Kol Yos Sudarso, Kel. Pulo Brayan Kota, Kec. Medan Barat didampingi keluarganya.

Misniani mengatakan, ulah PET ini juga sudah keterlewatan. Soalnya, gara-gara tak memberikan uang setoran dengan PET, dirinya tidak berjualan selama dua hari lantaran rukonya digemboknya. “Ruko itu aku sewa dari A Lung. Kenapa PET pula yang minta bulanannya. Parahnya lagi, ruko yang ku sewa malah digembok PET karena tidak diberikan uang,” imbuhnya.

Hal senada juga dilontarkan Faisal (33) adik korban. “Aku pun bingung uang apa yang dimintanya itu. Setahu aku, memang ada sebelumnya uang setoran sama pemilik ruko itu kepada polisi tapi kok kami pula yang dimintai bulanan,” ucapnya dengan nada kesal.

Menurutnya lagi, seluruh pedagang di Pajak Palapa tersebut memang sudah mengenal PET. Namun, tak satu pun yang berani menentang uang setoran tersebut. “Sudah terkenal dia dipajak sana. Takut semua pedagang di pajak itu sama dia,” bebernya.

Terpisah, Kasi Propam Polresta Medan, AKP Afdhal Junaidi saat dikonfirmasi mengaku belum ada menerima laporan korban. Padahal penyidik di Propam Polresta Medan itu telah memeriksa korban dan pelaku. “Nanti saya periksa, belum ada berkasnya masuk ke ruangan saya,” kilah perwira tiga balok emas dipundaknya kepada POSMETRO MEDAN.