- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PKS Membahayakan Kepentingan Nasional. Terkait Impor Ideologi "Ikhwanul Muslimin"?


TS
julianirani
PKS Membahayakan Kepentingan Nasional. Terkait Impor Ideologi "Ikhwanul Muslimin"?

PKS Membahayakan Kepentingan Nasional
Jum'at, 06 September 2013 , 07:34:00 WIB
RMOL. Di depan publik, elit Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selalu membantah punya kedekatan ideologis dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Namun fakta demi fakta menunjukkan bahwa PKS ini adalah "anak kandung" dari gerakan yang didirikan oleh Hasan Al Bana itu. Menurut Sekjen Suluh Nusantara, Dahroni Agung Prasetyo, indikator hubungan ideologis PKS dengan Ikhwan ini bukan saja dari materi pengkaderan yang menggunakan rujukan buku-buku karya tokoh Ikhwan, namun juga semakin terang dalam hal dinamika politik global.
Dalam kasus Mesir misalnya, ungkap Agung, begitu gencar elit PKS mendukung presiden yang dikudeta, Mohammad Morsy. Elit PKS pun begitu sering mendesak pemerintahan SBY-Boediono untuk mengutuk keras kudeta atas politisi Ikhwan itu. Tak cukup elit, kader-kader PKS pun menggelar aksi soliditas demi Morsy. Sebagai bahan legitimasi kepada Morsy, lanjut Agung, elit PKS sering mengutip pernyataan-pernyataan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan. Erdogan sendiri adalah politisi Partai AKP atau Adalet ve Kalkinma Partisi. AKP adalah baju lain Ikhwan di Turki.
Bukti terbaru, lanjut Agung, adalah dukungan Wasekjen PKS, Mahfudz Shiddiq, atas serangan militer Amerika Serikat (AS) ke Suriah. Seakan-akan Mahfud lupa bahwa AS mendukung Jenderal Asisi di Mesir untuk mengkudeta Morsy. Agung pun menilai ada keterkaitan ideologis lagi di Suriah mengapa PKS mendukung militer AS untuk menyerang Suriah. Sebab di Suriah, kelompok Ikhwan, yang tentu saja secara resmi tidak menggunakan nama Ikhwan, sebagaimana juga Ikhwan di Indonesia menggunakan nama PKS, menjadi bagian dari pemberontak yang mau menggulingkan Assad. "Inilah berbahanya sikap politik PKS. Ego sektoral sesama Ikhwan mengalahkan kepentingan nasional Indonesia di luar negeri. Padahal politik luar negeri Indonesia adalah bebas-aktif. Tapi ini malah mendukung invasi militer. Maka benar, ideologi trans-nasional seperti ini harus diwaspadai," demikian Agung.
http://www.rmol.co/read/2013/09/06/1...gan-Nasional!-
Pendiri Akui PKS Memang Ikhwanul Muslimin
MINGGU, 10 FEBRUARI 2013 | 10:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan--cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera--memastikan awal pendirian partai itu pada Juli 1998 dibantu oleh banyak tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Timur Tengah. Tokoh-tokoh di awal pendirian PKS, kata Yusuf, merupakan aktivis Ikhwanul Muslimin di Indonesia. Gerakan ini sendiri awalnya digagas sejumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Madinah, Arab Saudi, termasuk Yusuf sendiri dan KH Hilmi Aminuddin.
Latar belakang Hilmi sebagai anak Panglima Militer Darul Islam, Danu Muhammad Hasan, menurut Yusuf, juga sudah diketahui banyak pendiri PK lainnya ketika itu. Hilmi mengenal Ikhwanul Muslimin di Arab Saudi dan mendirikan gerakan ini di Indonesia sepulangnya dia ke Tanah Air. Yusuf juga mengaku bagian dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan Hilmi itu. Karena itulah, di awal masa perkembangannya, PKS banyak dibantu gerakan persaudaraan muslim itu. "Ketika pertama kali ikut Pemilu 1999 lalu, kami juga disokong secara pendanaan dari Timur Tengah," kata Yusuf. Jumlahnya, kata Yusuf, sampai lebih dari 90 persen.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...wanul-Muslimin

Mohammad Morsy, Presiden Mesir hasil pemilu demokrasi setelah kejatuhan rezim Husni Mubarok. Morsyi kemudian di kudeta militer Mesir karena dituduh mereka ingin mensyariahkan Islam seluruh Mesir dengan partainya yaitu 'Ikhwanul Muslimin' tanpa mengindahkan golongan minoritas dan meninggalkan militer
PKS: Partai Islam Pengadopsi Ikhwanul Muslimin yang Gagal
Senin, 04 Februari 2013, 09:30 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai-partai Islam yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin telah berhasil menjadi penguasa di sejumlah negara Timur Tengah. Namun, partai Islam yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin di Indonesia urung memperoleh hasil tersebut.
Bahkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang disebut-sebut sebagai partai yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimini saat ini terancam ditinggalkan para pendukungnya. Karena, salah satu elitenya tersangkut kasus korupsi.
Menurut Pengamat Politik Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Syaiful Umam, jalan yang ditempuh PKS dengan partai-partai Islam lainnya di Timur Tengah yang telah memperoleh keberhasilan sangat berbeda. Karena, PKS tak memiliki konsistensi dan tak memiliki kemandirian dalam menjalankan paham keagamaanya. "Karena di Indonesia ini warna agama yang ada sangat adaktif dengan budaya kultur lokal. Sehingga, paham-paham agama yang ekstrem tidak pernah terjadi di Indonesia, termasuk yang dilakoni oleh PKS,” kata Syaiful dalam perbincangannya dengan Republika , Senin (4/2) pagi.
Menurut Syaiful, model Ikhwanul Muslimin di Timur Tengah, yang menjadikan Islam seperti yang dicontohkan pada awal perkembangan Islam, berbeda dengan yang dilakukan PKS. Apalagi, perilaku politisi PKS yang mencoba mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin itu, tidak jauh berbeda dengan politisi lain. "Walaupun, PKS selalu menyodorkan konsep yang Islami, tapi pada realitasnya berbeda," katanya. Menurut Syaiful, di Timur Tengah, partai-partai Islam yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin bisa konsisten dan mandiri. Agenda yang mereka perjuangkan itu sesuai dengan realitas. Tidak hanya sebatas wacana dan jargon politik semata.
Seperti diketahui, Musim semi Arab (Arab Spring) 2012 lalu, menjadi berkah bagi gerakan Ikhwanul Muslimin. Betapa tidak, pemilu yang digelar pascarevolusi penumbangan para autokrat, memberi membuat larangan kepada partai-partai yang berafiliasi dan terinsprasi pada Ikhwanul Muslimin dicabut. Mereka pun ikut pemilu dan menang. Dan, kemenangan itu bukan hanya di lembaga legislatif, tapi juga eksekutif. Itulah yang terlihat di Mesir, Tunisia, Maroko. Di Indonesia, PKS yang disebut-sebut sebagai partai yang mengadopsi gerakan Ikhwanul Muslimin baru berhasil menguasai dua provinsi yaitu Sumatra Barat dan Jawa Barat. Bahkan, mereka terancam ditinggalkan pendukungnya karena mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq yang juga digadang-gadangkan menjadi calon presiden Indonesia pada pemilu 2014dijadikan tersangka dalam kasus korupsi daging sapi pada awal 2013 ini.
http://www.republika.co.id/berita/na...min-yang-gagal
PKS dan Ikhwanul Muslimin Ada Hubungan Cita-Cita
SENIN, 11 FEBRUARI 2013 | 11:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak lama sudah santer beredar kabar kalau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah perwujudan dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang berawal di Mesir dan Saudi Arabia. Namun, meski pendiri Partai Keadilan Yusuf Supendi mengakui hal itu, banyak petinggi PKS menolak membenarkan informasi itu. "Memang kami awalnya dari gerakan orang-orang kampus, lembaga dakwah kampus," kata Ketua Dewan Syariah PKS Surahman Hidayat, 9 Februari 2013. Ketika Partai Keadilan berdiri pada 20 Juli 1998, partai ini dideklarasikan di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta.
Surahman membantah kalau cikal bakal PKS adalah gerakan Ikhwanul Muslimin. "Dengan mereka, kami hanya ada kemiripan budaya saja," kata Surahman. Ketika didesak apakah ada hubungan formal dengan Ikhwanul Muslimin di Kairo, Mesir, Surahman menegaskan bahwa PKS hanya memiliki hubungan cita-cita dengan Ikhwanul Muslimin. Tidak lebih. Dia juga membantah tudingan Yusuf Supendi bahwa Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin adalah Muroqib Aam Jemaah Ikhwanul Muslimin di Indonesia. "Itu tidak benar," katanya. Surahman Hidayat menegaskan bahwa PKS secara substansi adalah kelanjutan perjuangan Partai Masyumi.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ngan-Cita-Cita
PKS Bantah Mau Impor Revolusi dari Ikhwanul Muslim Mesir
Kamis, 03 Februari 2011 , 10:13:00 WIB
RMOL. Banyak kalangan menduga Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Indonesia memiliki hubungan ideologis dengan kelompok oposisi Ikhwanul Muslimin di Mesir, yang didirikan oleh Hasan Al Bana. Ada juga yang menduga, diam-diam PKS akan mengimpor semangat revolusi Mesir ke Indonesia. Namun hal ini dibantah oleh Ketua DPP PKS, Martri Agoeng. Menurut Martri, PKS tidak memiliki hubungan struktural dengan kelompok Ikhwan. Namun Martri mengaku karya-karya Hasan Al Bana dijadikan bahan untuk pembinaan kader PKS. "Tapi bukan hanya buka Hasan Al Bana, kita juga mengambil buku dari Maududi di Pakistan maupun ulama-ulama lainnya," kata Martri kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Kamis, 3/1).
Martri mengaku, hubungan PKS dengan kelompok Ikhwan di Mesir sebatas hubungan emosional dan persaudaran sesama muslim. Hubungan ini juga terjadi dengan partai-partai Islam di Malaysia dan Turki. Untuk Mesir, PKS juga menjalin komunikasi dengan para ulama dan mufti yang berjuang di luar jalur Ikwan. "Jadi tak perlu khawatir, hubungan ini hanya hubungan persaudaran Muslim," demikian Martri.
http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...om_upgrade.php
Nasehat Terbuka Ustadz Ba'asyir
untuk PKS dan Ikhwanul Muslimin
Ideologi Demokrasi yang Dianut PKS & Ikhwanul Muslimin Mesir, Dinilai Beliau Sesat!

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang mengkritik pilihan PKS yang memakai jalur perjuangan politik melalui Demokrasi seperti ikhnaul Muslimin Mesir
VOA-ISLAM.COM - Terkait situasi politik di Mesir yang kini memanas paska kudeta yang dilakukan militer pimpinan Abdul Fatah As-Sisi terhadap presiden terpilih Muhammad Mursi, ustadz Abu Bakar Ba'asyir menyampaikan nasehat terbuka. Nasehat ustadz Abu Bakar Ba'asyir itu ditujukan untuk Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan Islam terkemuka di Mesir, dimana para kadernya berjuang melalui sistem kufur demokrasi untuk menegakkan Islam dan meraih kekuasaan.
Namun, jangankan bisa menegakkan Islam, baru kurang lebih satu tahun di puncak kekuasaan, ternyata presiden Muhammad Mursi yang merupakan kader Ikhwanul Muslimin akhirnya dikhianati dan digulingkan melalui kudeta militer. Peristiwa ini, hendaknya menjadi pelajaran bagi Ikhwanul Muslimin dan para kadernya, termasuk yang berada di Indonesia seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kini juga berjuang melalui sistem demokrasi. Berikut ini nasehat ustadz Abu Bakar Ba'asyir selengkapnya yang diterima redaksi voa-islam.com, Rabu (7/8/2013) yang dituangkan dalam surat beliau berjudul:
"NASEHAT TERBUKA UNTUK IKHWANUL MUSLIMIN (IM) MESIR DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) INDONESIA"
source: http://www.voa-islam.com/news/indone...3/08/09/26201/
REVOLUSI MESIR
Lagi, PKS Diminta Perjelas Hubungan dengan Ikhwanul Muslimin
Senin, 07 Februari 2011 , 16:48:00 WIB
RMOL. Partai Keadilan Sejahtera diminta untuk menjelaskan hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin, partai oposisi di Mesir. "Apakah hubungan itu hanya sebatas ideologis, politis atau struktural. Ini kan harus dijelaskan. Kalau misalnya PKS merupakan bawahan Ikhwanul Muslimin, di Indonesia itukan tidak boleh. Tidak boleh ada partai yang menginduk dengan partai di luar Indonesia," tegas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay kepada Rakyat Merdeka Online petang ini di Jakarta (Senin, 7/1).
http://www.rmol.co/read/2011/02/07/1...anul-Muslimin-
Jubir PKS:
Kita Hanya Punya Hubungan Hati dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir
Kamis, 04 Juli 2013 , 11:39:00 WIB
RMOL. Meski memiliki sikap yang keras terhadap kudeta militer di Mesir, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memastikan tidak memiliki hubungan organisasi dengan Ihkwanul Muslimin, kelompok yang mendukung pemerintahan Morsy. "Kita hanya memiliki hubungan hati sebagai sesama kelompok Islam yang membawa rahmat, rahmat al a'lamin," kata jurubicara PKS, Mardani Ali Sera, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Kamis, 4/7). Mardani mengakui bahwa beberapa karya pendiri Ikhwanul Muslimin, Hasan Al Bana, menjadi bacaan dan juga rujukan dalam proses pengkaderan PKS. Namun perlu dicatat, buku-buku karya Al Bana, sebagaimana juga buku-buku karya ulama lain, memang menjadi bacaan aktivis muslim di berbagai belahan dunia, termasuk di Malaysia dan Pakistan.
Dan bagi PKS sendiri, lanjutnya, posisi Al Bana sama juga dengan posisi ulama lain seperti Jamaluddin Al Afghani dari Afghanistan dan Abu Ala Al Maududi dari Pakistan. Ulama-ulama ini mau menjadikan Islam bukan semata-mata simbol belaka, namun juga berperan aktif dalam politik untuk memujudkan Islam Rahmat al-A'lamain. "Jadi hubungan kita normal saja. Sebagaimana juga punya hubungan dengan Partai Demokrat di AS, Partai Komunis di China, dan lai-lain. Artinya, sebagai komunitas internasional kita tidak tertutup. Antar partai-partai dengan mana saja kita saling mengunjungi, dan masing-masing partai tunduk pada hukum nasional di negeri masing-masing," ungkap Mardani.
Anggota Komisi I DPR ini menambahkan bahwa beberapa waktu lalu, Partai Keadilan dan Pembangunan (Adalet ve Kalkinma Partisi/AKP) Turki memang menggagas ada semacam komunikasi atau organisasi partai-partai Islam di dunia sebagaimana juga sudah ada komunikasi Partai Sosial Demokrat atau Partai Buruh se-dunia. Tapi hingga saat ini PKS masih mempertimbangkan gagasan AKP itu. "Kita pasif saja. Kalau memang bagus kita dukung. Tapi kalau hanya simbol yang justru membatasi ruang geraka kita serta banyak madaratnya, tentu kita tidak dukung," demikian Mardan
http://www.rmol.co/read/2013/07/04/1...imin-di-Mesir-
Krisis Mesir: Persamaan PKS, HTI, dan Ikhwanul Muslimin
03 July 2013 | 19:08
Presiden Mesir Muhamad Mursi tengah menghadapi ultimatum Militer Mesir. Mursi diberi pilihan antara mundur, menyelesaikan krisis politik dan pilihan paksa Militer Mesir menyiapkan ‘roadmap’ untuk memaksa Mursi mundur. Apa sebenarnya yang terjadi sehingga Mursi yang berkuasa baru setahun dipaksa mundur? Apa pelajaran yang bisa didapatkan dari krisis Mesir yang disebabkan oleh kerakusan Ikhwanul Muslimin bagi rakyat Mesir? Apa persamaan Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir dan PKS?
Melihat pembajakan Revolusi Mesir yang menjatuhkan Hosni Mubarok oleh Ikhwanul Muslimin, mengingatkan kepada rakyat Indonesia akan bahaya idiologi PKS dan HTI. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampaknya akan melakukan apapun juga seperti yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin. Gaya dan ideologi PKS sungguh sama dengan Ikhwanul Muslimin dan HTI yang mengedepankan khilafah. PKS, HTI seperti halya Ihkwanul Muslimin memiliki taktik diam di bawah tanah ketika belum memiliki ketika rezim Soeharto PKS yang memiliki kader militant bekas anggota pengajian usroh tak berani bergerak. Maka ketika muncul Reformasi 1998, seperti halnya Ikhawanul Muslimin di Mesir langsung memanfaatkan atas nama demokrasi, PKS langsung tampil memanfaatkan keadaan dengan mendompleng Reformasi 1998.
Kini, Mursi - penguasa lalim yang membuat Konstitusi Mesir menjadi begitu berwarna syariat Islam tidak dikehendaki oleh mayoritas rakyat Mesir - diprotes oleh ribuan rakyat Mesir di Lapangan Tahrir. Militer memberikan deadline beberapa jam lagi agar Mursi menyelesaikan krisis Mesir atau mundur. Militer Mesir telah memerintahkan untuk menerapkan ‘roadmap’ bagi pemerintahan baru. Militer akan memaksa (1) transisi kekuasaan dari Mursi ke pemerintahan di bawah kendali Militer, (2) membatalkan Konstitusi Mesir yang bersifat sangat syariah - dengan tidak menghargai golongan lain di Mesir selain Islam, (3) membubarkan Parlemen yang dikuasai oleh kelompok Ikhwanul Muslimin.
Kesalahan Mursi adalah sebagai presiden Mursi gagal menjadi presiden bagi seluruh rakyat Mesir. Mursi menempatkan seluruh kekuasaan dengan unsur Ikhwanul Muslimin sebagai ujung tombak kekuasaan. Kelompok lain seperti orang rezim Mubarok - yang menguasai sumber daya Mesir selama 3 dekade - disingkirkan begitu saja tampa upaya rekonsiliasi. Ikhwanun Muslimin melupakan bahwa para pengikut Mubarok memiliki ‘uang’ - suatu kondisi di Indonesia di mana Golkar tetap menguasai sumber daya keuangan.
Nah, tanda-tanda rusaknya Indonesia jika PKS berkuasa sudah tampak hanya dengan diberi kekuasaan di tiga kementrian. Dengan tiga kementrian di bawah PKS saja, PKS sudah menjadikan mereka sebagai sumber korupsi - terbukti dengan ditangkapnya ustadz Luthfi Hasan Ishaaq dan ustadz Ahmad Fathanah. Mereka menjadi mesin uang bagi partai dakwah agama PKS tersebut. Bukti-bukti mengarah ke sana.
Jadi PKS dan HTI akan bertindak dan bertingkah laku seperti Ikhwanun Muslimin di Mesir saat ini jika suatu saat berkuasa. Partai yang hanya berorientasi kekuasaan seperti PKS dan kakaknya HTI akan hanya memikirkan kelompok dan golongannya sendiri dan tak akan menghargai golongan lain akibat sikap segregatifnya yang nggak ketulungan. Jika mau lihat bagaimana PKS jika berkuasa lihatlah Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. (source)
----------------------------------
NKRI itu didirikan oleh tokoh-tokoh muslim terkenal pada masanya, yang mereka setuju bentuk NKRI itu adalah model negara kesatuan berdasarkan prinsip musyawarah (bukan demokrasi) seperti yang tertuang di Pembukaan UUD 1945 dan batang tubuhnya sebelum di obok-obok dengan amandemen yang dipelopori oleh Amin Rais cs di awal Reformasi dulu. Mereka dulu bisa menerima ketika utusan ummat Kristen dari Indonesia Timur datang menemui merka menjelang Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dulu, agar kata-kata "dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluknya" dihapuskan dan dasar Negara RI. Lalu 'Founding Father" NKRI itu pun setuju untuk mencabut naskah "Piagam Jakarta" demi persatuan dan kesatuan seluruh rakyat Indonesia yang memang beragam itu.
Sampai disitu, urusan ketata-negaraan sebenarnya sudah selesai. Adapun pemberontakan Karto Suwiryo dengan DI-TII-nya dan Daud Beureuh pada masa awal-awal kemerdekaan dulu, lebih disebabkan kekecewaan mereka pada Pemerintah Pusat waktu itu (rezim Soekarno) yang menganak-tirikan pembangunan di daerah mereka. Jadi bukan karena disebabkan keinginan untuk mendesakkan ideologi syariat Islam sesungguhnya. Lalu kenapa anak-anak muda ingusan di HTI dan PKS itu yang tak paham sejarah perjuangan bangsa sejak kerajaan Islam pertama di Jawa, Mataram, dengan Sultan Agungya melawan penjajah Belanda hingga lahirnya gerakan politis Budi Utomo dan Syarikat Islam itu, mereka pungkiri dan ingin 'set back' kembali?

Diubah oleh julianirani 08-09-2013 06:30
0
12.3K
87
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan