- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Metromini & Kopaja Tua Bak Monster & Mesin Pembunuh di Jalanan Perlu Dikandangkan


TS
soipon
Metromini & Kopaja Tua Bak Monster & Mesin Pembunuh di Jalanan Perlu Dikandangkan
Jumat, 06 September 2013 | 09:58
MTI: Metromini dan Kopaja Bak Monster di Jalanan
Jakarta - Saat itu sopir mengaku kehilangan kendali menabrak tiga siswi SMP Alwashiliyah yang hendak menyeberang. Satu dari tiga korban yang ditabrak Metromini di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, meninggal.
Dari pemandangan sehari-hari di hampir semua ruas jalan di Ibukota, Kopaja dan Metromini menjadi “raja jalanan”. Armada yang sudah berkarat itu tetap beroperasi tanpa ada pengawasan. Masyarakat tak ada pilihan moda transportasi sehingga terpaksa mengikut alur yang dikendalikan si "raja".
“Kalau masyarakat punya pilihan transportasi, saya yakin tak mau masuk ke Metromini dan Kopaja. Ini suatu ironi yang sudah lama terjadi,” ujar Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Soegeng Purnomo di Jakarta, Jumat (6/9).
Soegeng mengatakan, pemerintah daerah dan pengusaha Metromini dan Kopaja sama-sama salah dalam situasi ini. Dari sisi pemerintah daerah, sudah jelas ada aturan namun tidak dijalankan secara baik.
Seharusnya pemerintah daerah sudah tidak memperbolehkan Kopaja dan Metromini beroperasi di Ibukota. Selain karena sudah uzur, fisik angkutan umum berwarna oranye dan hijau itu sudah tidak laik operasi. “Namun pemerintah tetap membiarkannya beroperasi,” katanya.
Dari sisi pengusaha, kesalahannya, para sopir dipaksa kejar setoran. Parahnya lagi, rekruitmen sopir juga tidak dilakukan secara benar. Tak memiliki izin mengemudi pun bisa langsung tancap gas.
“Berangkat dari rekrutmen sopir yang tidak benar membuat metromini dan kopaja bagaikan monster di jalanan. Yang dirugikan masyarakat pengguna jasa angkutan itu,” tuturnya.
Soegeng menuturkan, ibarat masyarakat disedikan kue yang basi. Masyarakat tidak ada pilihan. “Ini pekerjaan rumah yang sangat berat. Kalau Metronimi diremajakan, spare part-nya harus yang lama,” ucapnya.
Dia menekankan pentingnya Pemda DKI duduk bersama dengan pengusaha untuk mencari solusi terbaik dalam pengelolaan angkutan umum yang baik dan aman. Gubernur DKI Jokowi harus kreatif dalam menyelesaikan masalah angkutan umum yang tak kunjung mengalami perbaikan dan bahkan membunuh masyarakat sendiri.
“Jokowi harus kreatif. Kalau tidak ada insentif semuanya sulit. Harus ada perhatian kepada pengusaha. Kalau tidak ada insentif, angkutan umum itu akan tetap beroperasi dan akan kembali membunuh di jalanan,” kata Soegeng.
Source
Updated: Fri, 06 Sep 2013 13:12:00 GMT | By Merdeka Jakarta News Feed
Jadi mesin pembunuh, Kopaja dan Metromini tua harus dikandangkan

MERDEKA.COM, Kecelakaan tragis kembali terjadi. Kemarin malam, dua Kopaja yang tengah kebut-kebutan mengalami kecelakaan di Jembatan Gantung, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Kecelakaan ini mengakibatkan dua orang tewas dan tiga orang mengalami luka-luka.
Satu korban tewas diketahui seorang penumpang bernama Yulianis Rumiris (19) dan kernet Kopaja 95. Sementara korban luka adalah Bustomi (35), Novi Aprillia dan satu lagi tidak diketahui identitasnya. Ketiga korban luka ini sempat dirawat di Rumah Sakit Hermina Daan Mogot.
Kasus kecelakaan di atas bukan kali pertama. Tidak hanya Kopaja, Metromini juga kerap mengalami kecelakaan.
Banyak kecelakaan yang melibatkan Kopaja dan Metromini ini banyak penyebabnya. Di antaranya kondisi kendaraan yang tidak laik jalan. Anehnya, di jalan raya masih banyak dijumpai Kopaja dan Metromini tua yang tidak laik masih beroperasi di jalan raya.
Country Director Institute for Transportation and Development Policy Indonesia Milatia Kusuma Mukmin prihatin dengan masih banyaknya angkutan tak laik masih beroprasi di jalan raya. Ia mendesak pemerintah agar membenahi sistem transportasi di Jakarta.
"Angkutan yang sudah tua tentu sangat membahayakan penumpang. Ini soal membawa nyawa orang. Seharusnya angkutan-angkutan itu dikandangkan," kata Milatia kepada merdeka.com, Kamis (5/9).
Menurutnya, sudah saatnya pemerintah daerah membenahi sistem transportasi tidak setengah-setengah. Perombakan sistem transportasi harus dilakukan secara menyeluruh.
Pembenahan pertama yang dilakukan adalah mulai dari institusi. Sebab, institusi dalam hal ini pemerintah yang memegang kendali.
"Kedua manajemennya diperbaiki dan ketiga perbaikan yang berorientasi pada customer service," ujarnya.
Seharusnya, pelayanan transportasi harus berorientasi pada pelayanan yang sungguh-sungguh, bukan asal-asalan. "Penumpang pasti inginnya angkutan umum yang nyaman dan aman," katanya.
Selama ini, pemerintah sebagai mengawasi angkutan umum malah bersikap cuek. "Pemerintah kan punya jalur, harusnya bersikap tegas, jika angkutan tidak layak, jangan biarkan ada di jalan raya, itu sangat membahayakan," katanya.
Source
Waspada kalau ada Metromini dan Kopaja tua.
MTI: Metromini dan Kopaja Bak Monster di Jalanan
Jakarta - Saat itu sopir mengaku kehilangan kendali menabrak tiga siswi SMP Alwashiliyah yang hendak menyeberang. Satu dari tiga korban yang ditabrak Metromini di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, meninggal.
Dari pemandangan sehari-hari di hampir semua ruas jalan di Ibukota, Kopaja dan Metromini menjadi “raja jalanan”. Armada yang sudah berkarat itu tetap beroperasi tanpa ada pengawasan. Masyarakat tak ada pilihan moda transportasi sehingga terpaksa mengikut alur yang dikendalikan si "raja".
“Kalau masyarakat punya pilihan transportasi, saya yakin tak mau masuk ke Metromini dan Kopaja. Ini suatu ironi yang sudah lama terjadi,” ujar Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Soegeng Purnomo di Jakarta, Jumat (6/9).
Soegeng mengatakan, pemerintah daerah dan pengusaha Metromini dan Kopaja sama-sama salah dalam situasi ini. Dari sisi pemerintah daerah, sudah jelas ada aturan namun tidak dijalankan secara baik.
Seharusnya pemerintah daerah sudah tidak memperbolehkan Kopaja dan Metromini beroperasi di Ibukota. Selain karena sudah uzur, fisik angkutan umum berwarna oranye dan hijau itu sudah tidak laik operasi. “Namun pemerintah tetap membiarkannya beroperasi,” katanya.
Dari sisi pengusaha, kesalahannya, para sopir dipaksa kejar setoran. Parahnya lagi, rekruitmen sopir juga tidak dilakukan secara benar. Tak memiliki izin mengemudi pun bisa langsung tancap gas.
“Berangkat dari rekrutmen sopir yang tidak benar membuat metromini dan kopaja bagaikan monster di jalanan. Yang dirugikan masyarakat pengguna jasa angkutan itu,” tuturnya.
Soegeng menuturkan, ibarat masyarakat disedikan kue yang basi. Masyarakat tidak ada pilihan. “Ini pekerjaan rumah yang sangat berat. Kalau Metronimi diremajakan, spare part-nya harus yang lama,” ucapnya.
Dia menekankan pentingnya Pemda DKI duduk bersama dengan pengusaha untuk mencari solusi terbaik dalam pengelolaan angkutan umum yang baik dan aman. Gubernur DKI Jokowi harus kreatif dalam menyelesaikan masalah angkutan umum yang tak kunjung mengalami perbaikan dan bahkan membunuh masyarakat sendiri.
“Jokowi harus kreatif. Kalau tidak ada insentif semuanya sulit. Harus ada perhatian kepada pengusaha. Kalau tidak ada insentif, angkutan umum itu akan tetap beroperasi dan akan kembali membunuh di jalanan,” kata Soegeng.
Source
Updated: Fri, 06 Sep 2013 13:12:00 GMT | By Merdeka Jakarta News Feed
Jadi mesin pembunuh, Kopaja dan Metromini tua harus dikandangkan

MERDEKA.COM, Kecelakaan tragis kembali terjadi. Kemarin malam, dua Kopaja yang tengah kebut-kebutan mengalami kecelakaan di Jembatan Gantung, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Kecelakaan ini mengakibatkan dua orang tewas dan tiga orang mengalami luka-luka.
Satu korban tewas diketahui seorang penumpang bernama Yulianis Rumiris (19) dan kernet Kopaja 95. Sementara korban luka adalah Bustomi (35), Novi Aprillia dan satu lagi tidak diketahui identitasnya. Ketiga korban luka ini sempat dirawat di Rumah Sakit Hermina Daan Mogot.
Kasus kecelakaan di atas bukan kali pertama. Tidak hanya Kopaja, Metromini juga kerap mengalami kecelakaan.
Banyak kecelakaan yang melibatkan Kopaja dan Metromini ini banyak penyebabnya. Di antaranya kondisi kendaraan yang tidak laik jalan. Anehnya, di jalan raya masih banyak dijumpai Kopaja dan Metromini tua yang tidak laik masih beroperasi di jalan raya.
Country Director Institute for Transportation and Development Policy Indonesia Milatia Kusuma Mukmin prihatin dengan masih banyaknya angkutan tak laik masih beroprasi di jalan raya. Ia mendesak pemerintah agar membenahi sistem transportasi di Jakarta.
"Angkutan yang sudah tua tentu sangat membahayakan penumpang. Ini soal membawa nyawa orang. Seharusnya angkutan-angkutan itu dikandangkan," kata Milatia kepada merdeka.com, Kamis (5/9).
Menurutnya, sudah saatnya pemerintah daerah membenahi sistem transportasi tidak setengah-setengah. Perombakan sistem transportasi harus dilakukan secara menyeluruh.
Pembenahan pertama yang dilakukan adalah mulai dari institusi. Sebab, institusi dalam hal ini pemerintah yang memegang kendali.
"Kedua manajemennya diperbaiki dan ketiga perbaikan yang berorientasi pada customer service," ujarnya.
Seharusnya, pelayanan transportasi harus berorientasi pada pelayanan yang sungguh-sungguh, bukan asal-asalan. "Penumpang pasti inginnya angkutan umum yang nyaman dan aman," katanya.
Selama ini, pemerintah sebagai mengawasi angkutan umum malah bersikap cuek. "Pemerintah kan punya jalur, harusnya bersikap tegas, jika angkutan tidak layak, jangan biarkan ada di jalan raya, itu sangat membahayakan," katanya.
Source
Waspada kalau ada Metromini dan Kopaja tua.

0
3.1K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan