"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (4: 147)

Jika sesuatu yang nikmat terkunci di dalam lemari, misalnya makanan yang kita sukai yang terkunci di dalam lemari, mana yang mesti kita pikirkan, kuncinya atau isinya? Sibuk memikirkan isi lemari, tapi tidak memiliki kuncinya tentu akan menderita. Namun apabila memiliki kunci lemari, walaupun tidak dipikirkan isinya, tetap akan bisa dinikmati.

Jangan cemas dengan nikmat yang belum ada, tidak akan ke mana-mana. Jangan takut dengan rezeki yang belum datang, pasti tidak akan tertukar. Apa yang akan diberikan untuk kita pasti bertemu. Apa yang bukan bagian kita pasti tidak berjumpa. Tidak ada yang berkuasa atas semua hidayah dan taufik selain Allah. Tidak ada yang membuka hati, kecuali Allah Yang Menguasainya.

Yang harus kita miliki adalah keahlian bersyukur. Allah Maha Mensyukuri kebaikan hamba-Nya. Perhitungan Allah berbeda dengan hamba-Nya.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS Ibrahim [14]:7)

Adapun rahasia tanda-tanda orang yang bersyukur adalah sebagai berikut :

1. Tanda Syukur pada hati harus memiliki keyakinan total, utuh, dan bulat bahwa tidak ada pemilik nikmat, pembagi dan penentu karunia, selain Allah Yang Maha Maha Memberi.

Makhluk itu tidak ada daya dan kekuatan. Alih-alih memiliki nikmat, daya juga tidak.

Ahli syukur hatinya putus harapan dari makhluk. Karena makhluk seluruhnya Laa haula walaa Quwwata Illa Billah.

Semua makhluk miskin, tidak mempunyai apa-apa kecuali dititipi harta sedikit oleh Allah SWT. Semua makhluk bodoh kecuali dititipi sedikit pengetahuan. Semua makhluk lemah kecuali dititipi sedikit kekuatan. Jika bersandar kepada makhluk sama juga dengan bersandar kepada yang miskin, lemah, dan bodoh; berarti kita pun tidak lebih bodoh.

Itulah sebabnya kita tidak akan pernah bahagia kalau kita bersandar kepada makhluk. Apabila bersandar kepada pembeli, maka akan gelisah karena takut membelinya ke orang lain. Apabila bersandar kepada gaji, takut gajinya akan kurang, karena disangkanya Allah SWT tergantung kepada gaji.

Ingin menjadi ahli syukur, lepaskan sandaran di hati, kecuali hanya pada Allah SWT. Bergaul boleh tapi lepaskan sandaran. Jangan mengharap-harap. Makin mengharap dari makhluk, makin bertambah gelisah. Yang memiliki nikmat Allah SWT semata, makhluk hanya sebagai jalan.

Apabila bersandar kepada penampilan, umur, gelar, dan yang seperti itu, maka “selamat menikmati” saja atas kegelisahan.

2. Tanda Syukur adalah Melalui Lisan.

Bila menyebut Alhamdulillah itu jangan basa-basi. Segala puji hanya bagi Allah SWT. Bukan hanya perkataan lisannya, yang terpenting adalah keyakinan bahwa tidak ingin dipuji dirinya; hilangnya hati terhadap kesenangan pujian. Sepanjang kita masih senang dipuji, maka susah ikhlasnya. Ini mujahadah-nya ahli syukur, menghilangkan rasa senang dipuji. Mau ingin bahagia... maka jangan ingin dipuji dan jangan takut dicaci. Ucapan Alhamdulillah asli, akan menghilangkan keegoan diri kita. Tidak ingin berorientasi penilaian orang.

Agar bersyukurnya terus-menerus, biasakan melihat kepada yang lebih kurang dari kita, jangan sering melihat ke ‘atas’ dari kenikmatan yang kita miliki.

3. Orang yang paling bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling berterima kasih. Orang yang lebih senang menerima sesuatu, itu sifat yang buruk. Mestinya adalah kita lebih senang memberi kepada orang lain. Hakikatnya kita memberi itu adalah memberi untuk kita sendiri. Bahwa fadhilah sedekah akan menyelamatkan kita sendiri dari bencana, melipatgandakan rezekinya, itu adalah bukti memberi akan kembali kepada kita. Sehingga orang yang pelit itu adalah orang yang bodoh.

Diriwayatkan dari Muhammad bin Ziad dari Abi Hurairah berkata: ‘Bersabda Rasulullah saw: "Barangsiapa tidak bersyukur kepada manusia (maka) tidak bersyukur kepada Allah." (HR at-Tarmidzi).

Mengapa orang memberi pertolongan kepada orang itu sebagai takdirnya, yang tidak setiap hari kita melakukannya. Jika takdirnya ada orang yang berbuat kepada kita, usahakan dibalas dengan kebaikan lagi. Sebaik-baik kebaikan orang kepada kita adalah orang yang menjadi jalan kita kenal kepada Allah SWT. Tidak ada bandingannya.

Kalau hanya sekadar makanan dan uang bisa banyak jalan, tetapi yang menjadi jalan kepada kenal dan cinta kepada Allah, menjadi senang kepada Allah, itu yang harus lebih diutamakan balasan kebaikannya. Apalagi kepada Rasulullah saw yang menjadi cahaya kepada jalan kebenaran.

Orang yang bersyukur, minimal ingat kebaikan, balas kebaikannya, doakan orang tersebut, dan kalau tahu keluarganya kita bisa bantu. Jangan berhenti pada senang mendapatkan harus lebih senang membalas kebaikan.

Percayalah bahwa orang yang senang membalas budi, hidupnya akan jauh lebih dibuka oleh Allah SWT .Syukur nikmat berarti kemampuan untuk membalas budi. Kalau kita tidak membiasakan membalas budi, maka kehormatan diri kita akan turun.

Memang tidak semua orang bisa membalas kebaikan seseorang dengan kebaikan yang sama, maka berdoalah dengan doa yang tulus untuk kebaikannya.

4. Gunakan nikmat yang ada untuk mendekat kepada Allah. Ketika banyak masalah, maka utamakanlah banyak berzikir. Apabila banyak mengingat Allah SWT, maka Allah SWT akan lebih lebih banyak ingat kepada kita. Enaknya karunia itu bukan dari jumlah dan ukuran, melainkan dari rasa syukurnya. Sederhana dalam memiliki harta berarti sederhana pula atau ringan hisabnya. Berbeda dengan yang banyak memiliki barang-barang, berarti hisabnya pun akan lebih lama. Jangan membanding-banding dengan yang lainnya, semuanya ada kavlingnya masing-masing. Dalam hidup jika sudah pandai bersyukur maka tidak akan bisa menderita. Walaupun ia dalam kesulitan.