- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
MINUM TEH KO PAKE GULA??? BISA MENGURANGI PHOLYPHENOL DALAM TEH


TS
ArayanRaia
MINUM TEH KO PAKE GULA??? BISA MENGURANGI PHOLYPHENOL DALAM TEH
Quote:
Minum Teh Dicampur Gula Akan Mengurangi Kandungan Polyphenol Dalam Teh
Spoiler for Salam:

Quote:
Sebelumnya moga kaga 

Quote:
Sekalian bantu 

Quote:
Ane nemu artikel tentang penyajian teh di Indonesia yang salah.. karena kebanyakan dari kita menyajikan teh dengan menggunakan pemanis (gula) padahal hal tersebut dapat mengurangi kandungan polyphenol dalam teh..
Spoiler for Apa itu Polyphenol?:
Polyphenol, yaitu sejenis antioksidan yang membantu melindungi sel tubuh dari radikal bebas yang berbahaya
Berikut Artikelnya
Quote:
Minum Teh, Kok Harus Pakai Gula?

Dr. Irsyalrusad. Sp.Pd

KOMPAS.com- Hari ini saya makan siang di warung yang baru pertama kali saya masuki. Maklum, karena bujangan lokal saya lebih sering makan di luar, dan itu berpindah-pindah. Makan di warung yang sama terasa membosankan, walaupun cita rasa makanannya enak.
Waktu ditanya, "Mau minum apa?" oleh yang menjaga di warung itu. "Teh tawar" jawab saya. Seperti seorang yang agak heran, tidak percaya, mukanya saya lihat kelihatan agak berubah. "Tidak pakai gula Pak?" Tanyanya kembali. "Tidak", jawab saya. "Memang kenapa?" Lanjut saya kemudian. "Hanya nanya saja Pak", jawabnya sambil berlalu.
Makan tanpa teh manis atau jus yang manis saat sarapan pagi, makan siang atau malam bagi kebanyakan kita kelihatannya janggal. Apalagi kalau makan di restoran, mungkin kita dianggap pelit kalau hanya minum teh tawar atau air putih. Saya tidak tahu apa penyebabnya kebiasaan seperti ini meluas di masyarakat kita.
"Apakah pengaruh iklan yang sangat gencar saat ini, seperti makan seolah-olah tidak lengkap tanpa minum sesuatu yang pasti dikemas dalam rasa yang sangat manis?"
Waktu saya masih kecil, rasanya minuman seperti teh atau kopi umumnya dihidangkan tanpa gula. Maka dari itu disebut teh tawar, kopi pahit, dan disajikan dalam keadaan panas. Sampai sekarang, barangkali orang tua di kampung sebagian masih membiasakan ini. Minum teh panas tawar, atau kopi pahit. Ibu saya yang meninggal pada usia 90 tahun, dan adik nenek saya yang mencapai usia sekitar 95 tahun juga punya kebiasaan yang sama.
Dari penelitian yang pernah saya baca, apabila teh dicampur dengan sesuatu, manfaat positif antioksidan "polyphenols" yang dikandungnya jauh berkurang. Teh juga sebaiknya diminum dalam kondisi segar. Teh yang dikemas dalam botol, pasti mengandung gula yang sangat manis dan mungkin berbahan pengawet, baru sampai ke meja anda setelah beberapa minggu. Menurut penelitian, manfaatnya juga pasti berkurang.
Kebiasaan minum teh atau kopi sebetulnya banyak manfaatnya, apalagi teh hijau. Tidak dibantah lagi, teh bermanfaat mengendalikan kolesterol, mencegah stroke, penyakit jantung, kanker, terutama kanker usus, kesehatan kulit, dan mengurangi kerusakan gigi. Masalahnya sekarang adalah gula yang Anda tumpahkan ke dalam gelas Anda, apakah tidak akan berpengaruh terhadap manfaat teh yang seharusnya Anda peroleh?
Walaupun, sampai sekarang saya belum membaca penelitian tentang itu, tetapi teh bila dicampur dengan susu, sejauh penelitian yang pernah dilakukan, akan mengurangi manfaat teh itu sendiri.
Oke lah, anggap gula tidak ada pengaruhnya terhadap manfaat teh. Tetapi gula sendiri, yang Anda konsumsi secara belebihan bersamaan dengan minum teh saat sarapan, makan siang, makan malam, atau saat rehat dan kepanasan tengah hari, "apakah tidak mempunyai efek buruk terhadap kesehataan anda?"
Kalau Anda seperti itu, andaikan dalam satu gelas air teh, gulanya dua sendok makan, atau sekitar 20-30 gr, satu hari Anda sudah mengkonsumsi gula sekitar 100 gr. 100 gr gula akan menghasilkan 400 kalori, ini sama dengan kira 20 % kebutuhan kalori Anda setiap harinya. Bila gula yang Anda minum ini dianggap sebagai tambahan kalori yang anda konsumsi setiap harinya, di luar makanan pokok, tanpa Anda sadari, maka tidak heran kasus obesitas , diabetes melitus semakin meroket di negri kita.
Sebaliknya, kebiasaan minum teh manis ini, tidak saya lihat di Cina dan Vietnam. Saya sudah pernah beberapa kali ke Cina, dan dua bulan lalu ke Vietnam. Seperti halnya di Cina, di Vietnam kebiasaan minum teh sama, yakni dihidangkan hangat, tanpa gula sama sekali. Saya rasakan ini malah lebih nikmat, apalagi di saat kita haus. Menurut saya, barangkali kebiasaan ini bisa jadi sebagai salah satu sebab masih rendahnya angka kejadian obesitas dengan segala risikonya serta diabetes mellitus di sana
Oleh karena itu, kenapa Anda tidak mencobanya? Minum air teh tanpa gula, pasti lebih bermanfaat bagi Anda. Tetapi, bila Anda masih ketagihan dengan gula-gula yang bersifat adiksi, seduhlah teh sendiri, tambahkan gula sedikit, biarkan, jangan diaduk. Bila Anda ingin rasa teh yang lebih segar, ambil jeruk nipis, dibelah, diperas, tambahkan ke dalamnya. Lalu, diseruput sedikit demi sedikit selagi hangat. Hmmmm.. coba rasakan! Dan, yang pasti itu semakin menyehatkan!

Dr. Irsyalrusad. Sp.Pd

KOMPAS.com- Hari ini saya makan siang di warung yang baru pertama kali saya masuki. Maklum, karena bujangan lokal saya lebih sering makan di luar, dan itu berpindah-pindah. Makan di warung yang sama terasa membosankan, walaupun cita rasa makanannya enak.
Waktu ditanya, "Mau minum apa?" oleh yang menjaga di warung itu. "Teh tawar" jawab saya. Seperti seorang yang agak heran, tidak percaya, mukanya saya lihat kelihatan agak berubah. "Tidak pakai gula Pak?" Tanyanya kembali. "Tidak", jawab saya. "Memang kenapa?" Lanjut saya kemudian. "Hanya nanya saja Pak", jawabnya sambil berlalu.
Makan tanpa teh manis atau jus yang manis saat sarapan pagi, makan siang atau malam bagi kebanyakan kita kelihatannya janggal. Apalagi kalau makan di restoran, mungkin kita dianggap pelit kalau hanya minum teh tawar atau air putih. Saya tidak tahu apa penyebabnya kebiasaan seperti ini meluas di masyarakat kita.
"Apakah pengaruh iklan yang sangat gencar saat ini, seperti makan seolah-olah tidak lengkap tanpa minum sesuatu yang pasti dikemas dalam rasa yang sangat manis?"
Waktu saya masih kecil, rasanya minuman seperti teh atau kopi umumnya dihidangkan tanpa gula. Maka dari itu disebut teh tawar, kopi pahit, dan disajikan dalam keadaan panas. Sampai sekarang, barangkali orang tua di kampung sebagian masih membiasakan ini. Minum teh panas tawar, atau kopi pahit. Ibu saya yang meninggal pada usia 90 tahun, dan adik nenek saya yang mencapai usia sekitar 95 tahun juga punya kebiasaan yang sama.
Dari penelitian yang pernah saya baca, apabila teh dicampur dengan sesuatu, manfaat positif antioksidan "polyphenols" yang dikandungnya jauh berkurang. Teh juga sebaiknya diminum dalam kondisi segar. Teh yang dikemas dalam botol, pasti mengandung gula yang sangat manis dan mungkin berbahan pengawet, baru sampai ke meja anda setelah beberapa minggu. Menurut penelitian, manfaatnya juga pasti berkurang.
Kebiasaan minum teh atau kopi sebetulnya banyak manfaatnya, apalagi teh hijau. Tidak dibantah lagi, teh bermanfaat mengendalikan kolesterol, mencegah stroke, penyakit jantung, kanker, terutama kanker usus, kesehatan kulit, dan mengurangi kerusakan gigi. Masalahnya sekarang adalah gula yang Anda tumpahkan ke dalam gelas Anda, apakah tidak akan berpengaruh terhadap manfaat teh yang seharusnya Anda peroleh?
Walaupun, sampai sekarang saya belum membaca penelitian tentang itu, tetapi teh bila dicampur dengan susu, sejauh penelitian yang pernah dilakukan, akan mengurangi manfaat teh itu sendiri.
Oke lah, anggap gula tidak ada pengaruhnya terhadap manfaat teh. Tetapi gula sendiri, yang Anda konsumsi secara belebihan bersamaan dengan minum teh saat sarapan, makan siang, makan malam, atau saat rehat dan kepanasan tengah hari, "apakah tidak mempunyai efek buruk terhadap kesehataan anda?"
Kalau Anda seperti itu, andaikan dalam satu gelas air teh, gulanya dua sendok makan, atau sekitar 20-30 gr, satu hari Anda sudah mengkonsumsi gula sekitar 100 gr. 100 gr gula akan menghasilkan 400 kalori, ini sama dengan kira 20 % kebutuhan kalori Anda setiap harinya. Bila gula yang Anda minum ini dianggap sebagai tambahan kalori yang anda konsumsi setiap harinya, di luar makanan pokok, tanpa Anda sadari, maka tidak heran kasus obesitas , diabetes melitus semakin meroket di negri kita.
Sebaliknya, kebiasaan minum teh manis ini, tidak saya lihat di Cina dan Vietnam. Saya sudah pernah beberapa kali ke Cina, dan dua bulan lalu ke Vietnam. Seperti halnya di Cina, di Vietnam kebiasaan minum teh sama, yakni dihidangkan hangat, tanpa gula sama sekali. Saya rasakan ini malah lebih nikmat, apalagi di saat kita haus. Menurut saya, barangkali kebiasaan ini bisa jadi sebagai salah satu sebab masih rendahnya angka kejadian obesitas dengan segala risikonya serta diabetes mellitus di sana
Oleh karena itu, kenapa Anda tidak mencobanya? Minum air teh tanpa gula, pasti lebih bermanfaat bagi Anda. Tetapi, bila Anda masih ketagihan dengan gula-gula yang bersifat adiksi, seduhlah teh sendiri, tambahkan gula sedikit, biarkan, jangan diaduk. Bila Anda ingin rasa teh yang lebih segar, ambil jeruk nipis, dibelah, diperas, tambahkan ke dalamnya. Lalu, diseruput sedikit demi sedikit selagi hangat. Hmmmm.. coba rasakan! Dan, yang pasti itu semakin menyehatkan!
Dan berikut ane kasih manfaat dari teh :
Quote:
Selain kandungan polyphenol, catechin yang terkandung dalam teh (terutama teh hijau) juga lebih kuat dari vitamin C dan vitamin E dalam mencegah kerusakan sel serta melawan penyakit. Dengan kandungan antioksidan yang tinggi ini, teh memiliki berbagai manfaat kesehatan, di antaranya:
1. Membantu Meredakan Stres
Penelitian yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa orang yang meminum teh hitam mampu mengatasi stres dengan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak meminum teh. Hal ini disebabkan karena peminum teh memiliki tingkat cortisol alias hormon stres yang lebih rendah.
2. Membantu Menurunkan Berat Badan
Penelitian mengungkapkan bahwa pria yang meminum teh oolong dan ekstrak green tea mengalami penurunan berat badan dan lemak tubuh yang lebih besar dibandingkan pria yang meminum teh oolong biasa.
3. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Sebuah penelitian yang dilakukan pada orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih dari 14 cangkir teh per minggu memiliki risiko 44% lebih rendah untuk meninggal atau mengalami serangan jantung kedua dalam waktu 3 1/2 tahun setelah serangan jantung pertama. Penelitian lain menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi sekitar 1 1/2 cangkir teh per hari memiliki risiko 50% lebih rendah untuk mengalami serangan jantung dibandingkan orang yang tidak minum teh.
4. Menurunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi
Antioksidan dalam teh membantu mencegah proses oksidasi LDL alias kolesterol jahat, meningkatkan HDL alias kolesterol baik, serta meningkatkan fungsi pembuluh darah arteri. Akibatnya, seperti yang telah ditemukan sebuah penelitian di Cina, orang yang meminum teh secara rutin memiliki risiko 46-65% lebih rendah untuk mengalami masalah tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang tidak meminum teh.
Selain manfaat di atas, antioksidan dalam teh juga memberikan manfaat lain seperti memperkuat tulang, melawan masalah bau mulut, serta mempercantik kulit. Rutin mengonsumsi teh sebagai pengganti minuman yang tidak sehat seperti soda jelas lebih bermanfaat, bukan?
1. Membantu Meredakan Stres
Penelitian yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa orang yang meminum teh hitam mampu mengatasi stres dengan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak meminum teh. Hal ini disebabkan karena peminum teh memiliki tingkat cortisol alias hormon stres yang lebih rendah.
2. Membantu Menurunkan Berat Badan
Penelitian mengungkapkan bahwa pria yang meminum teh oolong dan ekstrak green tea mengalami penurunan berat badan dan lemak tubuh yang lebih besar dibandingkan pria yang meminum teh oolong biasa.
3. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Sebuah penelitian yang dilakukan pada orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih dari 14 cangkir teh per minggu memiliki risiko 44% lebih rendah untuk meninggal atau mengalami serangan jantung kedua dalam waktu 3 1/2 tahun setelah serangan jantung pertama. Penelitian lain menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi sekitar 1 1/2 cangkir teh per hari memiliki risiko 50% lebih rendah untuk mengalami serangan jantung dibandingkan orang yang tidak minum teh.
4. Menurunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi
Antioksidan dalam teh membantu mencegah proses oksidasi LDL alias kolesterol jahat, meningkatkan HDL alias kolesterol baik, serta meningkatkan fungsi pembuluh darah arteri. Akibatnya, seperti yang telah ditemukan sebuah penelitian di Cina, orang yang meminum teh secara rutin memiliki risiko 46-65% lebih rendah untuk mengalami masalah tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang tidak meminum teh.
Selain manfaat di atas, antioksidan dalam teh juga memberikan manfaat lain seperti memperkuat tulang, melawan masalah bau mulut, serta mempercantik kulit. Rutin mengonsumsi teh sebagai pengganti minuman yang tidak sehat seperti soda jelas lebih bermanfaat, bukan?
Quote:
So mau dapet manfaat dan kesegarannya??? Atau hanya sekedar penghilang dahaga belaka??? Hanya kita yang menentukan gan...
Semoga bermafaat...
Spoiler for Wassalam:

SUMBER1
SUMBER2
SUMBER3
Diubah oleh ArayanRaia 21-08-2013 09:29


nona212 memberi reputasi
1
7.1K
Kutip
101
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan