Pengamat politik Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai peluang Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Radjasa menjadi presiden bisa-bisa menjadi semakin kecil setelah keadaan ekonomi di indonesia makin kacau dari hari ke hari.
Nilai tukar rupiah tehadap dolar Amerika Serikat (USD) yang mencapai Rp 11.250 per USD membuat masyarakat takut akan terjadinya krisis moneter (krismon) jilid II.
"Secara ekonomi, kalau menurut saya ini bukti kegagalan pemerintahan. Artinya memang terbuka sekarang, ekonomi kita ini masih berbasis pada pinjaman asing dan juga pada impor," kata Boni di Galery Tim Caffe, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (28/08/13).
Menurutnya, pengumuman Hatta yang bilang ekonomi Indonesia naik sebesar 6 persen hanya tipuan belaka. Pemerintah sengaja mengumumkan hal tersebut karena hanya ingin terlihat berhasil di mata publik.
"Memang mereka memanipulasi statistik dan ini terbongkar, pertumbuhan ekonomi yang selama ini dibangga-banggakan akhirnya terbongkar dengan jatuhnya rupiah," ujarnya.
Terkait manipulasi statistik yang dilakukan Hatta, Boni menilai pemerintah telah melakukan kejahatan statisme karena telah memakai data statistik untuk melegitimasi politik
"Kalau dibiarkan seperti ini terus, lama-lama bisa terjadi resesi dan kena PHK semua dan bisa ricuh lagi kita," pungkasnya.