Durian, hmmm, siapa tidak suka Durian.Di kota Medan, ada penjual durian yang sangat terkenal dan tidak mengenal musim, Durian Ucok namanya.Di kalangan pelancong muncul ungkapan, Anda belum ke Medan jika belum mampir ke Ucok Durian. Ucok Durian tak lain adalah nama kedai durian di Jalan Iskandar Muda, Medan. Nama Ucok Durian begitu tenar sehingga menjadi semacam syarat wajib mampir bagi pelancong di kota berjuluk Parijs van Sumatera ini.
Kedai Ucok Durian hanya berupa halaman toko beratap langit. Meja dan kursi tertata seadanya. Tetapi tempat ini tak pernah sepi pengunjung, apalagi saat malam Sabtu atau malam Minggu. Kadang pengunjung harus antre karena meja dan kursi penuh sesak pembeli
Ketika pesan, Ucok (pemilik Ucok Durian) menanyakan kesukaan kita apakah yang rasanya manis, pahit, atau bahkan setengah matang (mengkal atau masih keras).

Jika durian yang disajikan tidak sesuai pesanan atau busuk (meskipun hanya satu biji), kita bisa minta satu buah durian yang utuh sebagai penggantinya. Tanpa perlu menambah biaya!

Pelanggan Ucok pun sudah mengakui kehebatan Ucok dalam memilih buah durian yang sedap dan lezat ini. “ Memilih buah durian mana yang enak dan lezat itu merupakan suatu keahlian dan tak semua orang bisa memilikinya. Untuk mengetahui buah durian yang mantap dan lezat tidak dapat dipelajari dalam kurun waktu sebentar dan.perlu waktu untuk mempelajarinya,” tukas bang Ucok

Agan2 pasti tahu Raline Shah? ya, dia berasal dari Medan, dan sang ayah dari Raline, Rahmat Shah, adalah pemilik dari sebuah museum hewan di Medan yang sangat unik yaitu Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Rahmat International Wildlife Museum & Gallery adalah merupakan sebuah tempat wisata yang sangat menarik di kota Medan, Sumatera Utara, dengan beragam koleksi mengagumkan berbagai binatang liar diawetkan yang berasal dari tempat berburu di berbagai penjuru dunia. Lebih dari 1000 binatang, besar dan kecil, ditata dengan artistik dan elegan sesuai dengan habitat mereka di dalam ruangan-ruangan berpendingin penuh di Jl. S. Parman 309, Medan.

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, yang konon merupakan galeri satwa liar yang pertama di Asia Tenggara, adalah milik dari Rahmat Shah, seorang pengusaha dan pemburu profesional. Rahmat adalah orang Indonesia pertama yang menerima beberapa penghargaan dan pengakuan internasional seperti The Big Five Grand Slam Awards dan World Hunting Awards.

Beberapa koleksi yang menantang untuk dikunjungi adalah kehadiran lima satwa liar paling berbahaya dari Benua Afrika yakni gajah, badak putih, banteng, singa dan macan tutul atau dikenal dengan 'African Big Five'.

Koleksi lain yang dapat di nikmati berada di beberapa ruang yang dipisah menurut jenis habitatnya, yakni 'Cats of The World' yang menampilkan keanekaragaman kucing besar, lalu 'Kingdom of The Birds' dengan berbagai jenis burung dunia. Bagi pecinta satwa air, juga akan disuguhkan sudut lokasi museum bertema 'Dry Aquarium'.

Selanjutnya 'Pheasants of The World' dan 'Varieties Bird of Paradise dengan jenis ayam dan burung cendrawasih yang beraneka ragam. Berbagai jenis beruang juga dapat dilihat di ruang bertemakan "Bear Room".

.
Dan satu lagi yang sayang untuk dilewatkan adalah 'Night Safari', sebuah ruangan yang menampilkan suasana kehidupan satwa liar pada malam hari. Lolongan panjang serigala dan burung hantu, akan membuat bulu kuduk anda berdiri. Dan berbagai tema lain yang akan memberikan kesan tersendiri bagi setiap pengunjung yang datang.

Begitu agan2 melihat gambar di bawah ini, agan2 pasti berpikir lokasinya di Bangkok atau Myanmar.Ternyata bukan!!
Pagoda Taman Alam Lumbini merupakan replika Pagoda Shwedagon atau juga disebut pagoda emas Yangon, Myanmar. Dibuka pada Oktober 2010 replika ini pernah dicatatkan pada rekor MURI untuk kategori stupa tertinggi di Indonesia, serta termasuk sebagai replika tertinggi nomor dua di Asia Tenggara.
Pagoda Taman Alam Lumbini mempunyai warna keemasan dan terlihat megah dan mewah. Di bawahnya ada gelang ornamen sulur emas sepanjang 1,5 meter. Dalam Pagoda tersebut terdapat empat rupang Buddha berukuran sedang pada bagian tengah yang menghadap ke empat sisi ruangan, dan pada bagian tengahnya dijadikan sebagai arena bagi pengunjung yang hendak bersembahyang.

Dalam Pagoda Taman Alam Lumbini ini tersimpan sebanyak 2.958 rupang Buddha, 30 rupang Arahat dan 108 relik suci serta hampir seluruhnya dibawa langsung dari Myanmar, termasuk puncak pagoda setinggi 46,8 meter di atas stupa. Untuk masuk ke Pagoda, pengunjung harus melepas sepatunya. Selain itu, ada aturan yang tidak boleh mengambil gambar dengan kamera ponsel jika berada dalam Pagoda dan tidak boleh makan atau minum di area Pagoda.

Selain itu, juga terdapat taman-taman bunga serta berbagai jenis pohon langka di sekitar jurang di bawah pagoda emas serta arena bermain anak-anak, sehingga pengunjung bisa menikmati suasana rekreasi alam yang sehat lewat berbagai alat olah raga kebugaran yang tersedia. Di taman , Anda dapat melewati jembatan gantung yang dikombinasikan dengan puluhan lentera yang menggantung. Jembatan ini dikenal sebagai jembatan Lumbini.

Pagoda Taman Alam Lumbini telah dilengkapi berbagai fasilitas pendukung pelayanan objek tujuan wisata yang dikelola dengan manajemen profesional. Mulai dari toilet, fasilitas pelayanan informasi, taman-taman rekreasi, permainan anak-anak, peralatan fitness. Begitu juga fasilitas penunjang lainnya untuk kebutuhan pengunjung,pengelola telah mempersiapkan sejumlah toko-toko kecil (kios) menjual souvenir, makanan ringan dan menjual pulsa.

Jadi, tidak perlu pergi ke Bangkok atau Myanmar untuk melihat Pagoda Shwedagon. Keindahan dan kemewahan dari Pagoda di Taman Alam Lumbini tidak kalah dengan di Myanmar.

Istana Maimun adalah salah satu dari ikon kota Medan, Sumatera Utara, terletak di kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun. Istana Maimoon merupakan salah satu istana yang paling indah masih ada di Indonesia. arsitektur yang unik dan desain interior istana ini memberikan karakter yang khas. Istana Maimun ini dibangun oleh Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Istana Maimun dibangun dengan desain dari seorang arsitek Italia pada tahun 1888. Sebagai warisan Kesultanan Melayu-Deli, Istana Maimun didominasi dengan warna kuning, khas Melayu.

Istana Maimun terdiri dari dua lantai yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan utama, sayap kiri, dan sayap kanan. Di depan, sekitar 100 meter, berdiri Masjid Al-Maksum yang dikenal sebagai Masjid Raya Medan. Di ruang tamu (balairung) agan2 akan menghadapi tahta yang didominasi oleh warna kuning. Crystal menyalakan lampu tahta, bentuk pengaruh budaya Eropa. Pengaruh yang sama muncul pada perabotan istana seperti kursi, meja, toilet dan lemari dan pintu, menuju ke balairung. Ruangan seluas 412 m persegi digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau agenda tradisional lainnya. Balairung juga digunakan sebagai tempat Sultan menerima pujian dari sanak saudara dan keluarga di hari libur Islam

Satu lagi keindahan alam yang unik dan patut dikunjungi wisatawan, dia adalah Wisata Air Terjun Dua Warna yang letak nya tepat di daerah kaki Gunung Sibayak, Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Fenomena alam ini memang unik, setelah adanya danau dua warna, kini malah ada Air terjun Dua Warna, tak heran banyak wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Objek Wisata yang terletak di Deli Serdang, Sumut ini. Bahkan tiap tahunnya ada saja wisatwan asing maupun lokal yang mengunjungi tempat ini.