- Beranda
- Komunitas
- Female
- Kids & Parenting
Ayah Suka Lembur Picu Anak Jadi Hiperaktif


TS
noviaputrii
Ayah Suka Lembur Picu Anak Jadi Hiperaktif
Quote:
mohon maaf bagi yang tidak berkenan copy paste, aku hanya share saja tentang hal yang mungkin berguna
jika berkenan silakan diberikan komentar yang baik dan sopan, jika tidak dilihat saja dan dibaca
semoga bermanfaat



Quote:
Anak laki-laki yang ayahnya memiliki jam kerja panjang berisiko tumbuh menjadi anak yang lebih agresif dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Namun, jam kerja panjang sang ayah rupanya hanya berpengaruh pada anak laki-laki, tetapi tidak pada anak perempuan.
“Ada beberapa bukti bahwa anak laki-laki pra-remaja menjadi lebih jarang dipantau dibandingkan dengan anak perempuan ketika sang ayah memiliki tuntutan kerja yang tinggi, termasuk jam kerja yang panjang,” ujar Dr. Jianghong Li, peneliti dari The Social Science Research Centre, Berlin, Jerman, seperti dilansir Daily Mail, Jumat, 23 Agustus 2013.
Li menambahkan, ketika ayah bekerja dengan jam yang sangat panjang, yakni 55 jam dalam seminggu, anak-anak menjadi kurang diperhatikan setelah sekolah, terutama jika sang ibu juga bekerja.
Budaya jam kerja yang panjang telah memengaruhi ke dalam aspek kehidupan yang lebih luas, termasuk perkembangan psikologi anak.Menurut Li, meskipun jumlah rata-rata waktu yang diluangkan orang tua untuk anaknya meningkat, tapi nyatanya kuantitas dan kualitasnya masih memprihatinkan.
Penelitian ini menunjukkan, bukan hanya ibu yang berperan tunggal dalam pengasuhan penuh anak. Rupanya, ketidakhadiran atau sedikitnya kehadiran ayah dalam pengasuhan anak, turut memengaruhi perkembangan si buah hati.
“Ada beberapa bukti bahwa anak laki-laki pra-remaja menjadi lebih jarang dipantau dibandingkan dengan anak perempuan ketika sang ayah memiliki tuntutan kerja yang tinggi, termasuk jam kerja yang panjang,” ujar Dr. Jianghong Li, peneliti dari The Social Science Research Centre, Berlin, Jerman, seperti dilansir Daily Mail, Jumat, 23 Agustus 2013.
Li menambahkan, ketika ayah bekerja dengan jam yang sangat panjang, yakni 55 jam dalam seminggu, anak-anak menjadi kurang diperhatikan setelah sekolah, terutama jika sang ibu juga bekerja.
Budaya jam kerja yang panjang telah memengaruhi ke dalam aspek kehidupan yang lebih luas, termasuk perkembangan psikologi anak.Menurut Li, meskipun jumlah rata-rata waktu yang diluangkan orang tua untuk anaknya meningkat, tapi nyatanya kuantitas dan kualitasnya masih memprihatinkan.
Penelitian ini menunjukkan, bukan hanya ibu yang berperan tunggal dalam pengasuhan penuh anak. Rupanya, ketidakhadiran atau sedikitnya kehadiran ayah dalam pengasuhan anak, turut memengaruhi perkembangan si buah hati.
sumber: TEMPO
begitu penting peran orang tua ya, bagi kamu yang terlalu banyak bekerja lebih baik perhatikan buah hatimu dimulai dari sekarang

Pengasuhan Ayah Bantu Perkembangan Anak

Quote:
Stereotip bahwa seorang ayah selalu kaku pada anak-anaknya ternyata masih kuat berkembang di masyarakat. Namun, studi baru-baru ini menunjukkan bahwa semakin banyak ayah terlibat dengan anak-anak maka akan menjadi kabar baik bagi perkembangan anak-anak tersebut.
Misalnya menurut laporan Office on Child Abuse and Neglect pada 2006, ayah yang terlibat dalam mengasuh dan juga bermain bersama bayi, maka mereka akan memiliki anak-anak yang tumbuh dengan IQ lebih tinggi.Imbas keterlibatan ayah juga meluas saat masa remaja. Departemen Pendidikan Amerika Serikat pada 2001 menemukan bahwa 43 persen anak-anak yang banyak terlibat dengan ayah biologis mereka lebih mungkin mendapatkan nilai A di sekolah dibandingkan anak-anak yang tanpa ayah biologis. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa keterlibatan ayah tiri, ayah angkat atau sosok ayah lainnya juga dapat memberikan manfaat yang sama seperti sosok ayah biologis.
"Seorang ayah mempengaruhi kehidupan anak-anak," ujar Wilcox, editor buku Gender and Parenthood: Biological and Social Scientific Perspectives" (Columbia University Press, 2013). Salah satunya adalah bagaimana mereka bermain dengan anak-anak. Seorang ayah cenderung bermain yang banyak melibatkan unsur fisik dibandingkan ibu. Gaya bermain ini membantu mengajar anak-anak untuk mengontrol tubuh dan emosi mereka.
Ayah juga lebih mungkin mendorong anak-anak mereka untuk bersahabat dengan risiko baik di tempat bermain maupun aplikasi dalam kehidupan. Ini mempengaruhi ambisi anak-anak dalam jangka panjang.
Sebuah hubungan yang kuat antara ayah dan anak akan melindungi anak-anak juga. Mereka akan terlindung dari korban kekerasan seksual atau pelecehan. Selain itu, seorang ayah cenderung meletakkan disiplin lebih tinggi daripada ibu. Ibu memang menerapkan disiplin kepada anak-anak karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak. Namun strategi mereka cenderung memungkinkan si anak melakukan banyak negosiasi.
Sang ayah umumnya akan menerapkan ambisi yang lebih besar pada putrinya, ketegasan maupun jenis-jenis sikap yang dia butuhkan untuk maju di sekolah maupun dunia kerja. "Semakin banyak ayah terlibat dengan anak-anak mereka, maka semakin besar kemungkinan anak-anak mereka berkembang," kata Wilcox.
Misalnya menurut laporan Office on Child Abuse and Neglect pada 2006, ayah yang terlibat dalam mengasuh dan juga bermain bersama bayi, maka mereka akan memiliki anak-anak yang tumbuh dengan IQ lebih tinggi.Imbas keterlibatan ayah juga meluas saat masa remaja. Departemen Pendidikan Amerika Serikat pada 2001 menemukan bahwa 43 persen anak-anak yang banyak terlibat dengan ayah biologis mereka lebih mungkin mendapatkan nilai A di sekolah dibandingkan anak-anak yang tanpa ayah biologis. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa keterlibatan ayah tiri, ayah angkat atau sosok ayah lainnya juga dapat memberikan manfaat yang sama seperti sosok ayah biologis.
"Seorang ayah mempengaruhi kehidupan anak-anak," ujar Wilcox, editor buku Gender and Parenthood: Biological and Social Scientific Perspectives" (Columbia University Press, 2013). Salah satunya adalah bagaimana mereka bermain dengan anak-anak. Seorang ayah cenderung bermain yang banyak melibatkan unsur fisik dibandingkan ibu. Gaya bermain ini membantu mengajar anak-anak untuk mengontrol tubuh dan emosi mereka.
Ayah juga lebih mungkin mendorong anak-anak mereka untuk bersahabat dengan risiko baik di tempat bermain maupun aplikasi dalam kehidupan. Ini mempengaruhi ambisi anak-anak dalam jangka panjang.
Sebuah hubungan yang kuat antara ayah dan anak akan melindungi anak-anak juga. Mereka akan terlindung dari korban kekerasan seksual atau pelecehan. Selain itu, seorang ayah cenderung meletakkan disiplin lebih tinggi daripada ibu. Ibu memang menerapkan disiplin kepada anak-anak karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak. Namun strategi mereka cenderung memungkinkan si anak melakukan banyak negosiasi.
Sang ayah umumnya akan menerapkan ambisi yang lebih besar pada putrinya, ketegasan maupun jenis-jenis sikap yang dia butuhkan untuk maju di sekolah maupun dunia kerja. "Semakin banyak ayah terlibat dengan anak-anak mereka, maka semakin besar kemungkinan anak-anak mereka berkembang," kata Wilcox.
sumber: TEMPO
tidak hanya ibu saja ya tapi ayah juga, mereka berdua memang berperan penting

0
1.6K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan