[Blusukan EXTREME] Presiden Timor Leste TAUR MATAN RUAK
TS
red.atap
[Blusukan EXTREME] Presiden Timor Leste TAUR MATAN RUAK
Blusukan Jokowi Mungkin Kalah Ekstrim Dari Presiden Timor Leste
JALAN KAKI - Presiden Timor Leste, Taur Matan Ruak, melompat dari batu ke batu saat melintasi sebuah sungai kecil di pedalaman Timor Leste. Inilah gaya Presiden Republik Demokratik Timor Leste, Taur Matan Ruak saat mengunjungi warganya yang tinggal di pedalaman. Sang Presiden harus berjalan kaki berhari-hari untuk mengunjungi warganya pada 17 Agustus hingga 19 Agustus 2013 silam.
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena pemimpin yang 'turun' menyambangi rakyat lewat cara mendatangi langsung lokasi-lokasi yang dinilai punya masalah sepertinya kembali dipopulerkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
Jokowi kemudian mengistilahkan hal tersebut sebagai'blusukan'. Cara 'blusukan' Jokowi kemudian dikenal cukup 'ekstrim'. Tak sekadar mendatangi kawasan yang belum tertata apik, Jokowi 'berani' datang ke tempat-tempat yang sangat tidak nayaman bagi seorang petinggi pemerintahan. Kawasan kumuh di mana rumah penduduk saling berhimpitan, berjalanan becek, dan berbau tak sedap misalnya tak jarang jadi lokasi Jokowi blusukan.
Blusukan pun rupanya dilakukan di negeri yang tadiya jadi bagian dari Republik Indonesia, Timor Leste. Di sana, bahkan presidennya, melakukan cara blusukan yang lumayan ekstrim untuk ukuran seorang pejabat.
Kalau Gubernur DKI Jakarta, Indonesia Jokowi blusukan di kawasan kumuh untuk menemui warganya. Di Timor Leste, Presiden Taur Matan Ruak, harus berjalan kaki berhari-hari demi bertemu rakyatnya di pedalaman.
Maklum banyak pemukiman warga di pedalaman Timor Leste tidak bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor. Karena itu, si presiden harus berjalan kaki berhari-hari untuk mengunjungi warganya pada 17 Agustus sampai 19 Agustus 2013 silam.
Timor Leste yang memiliki penduduk sekitar 1,1 juta orang ini, kini sedang membangun berbagai fasilitas umum seperti jalan, pelabuhan bandara, dan tempat wisata. Cara yang lumayan ekstrim bukan? Namun tunggu dulu, cara Presiden Taur Matan blusukan mungkin lebih ekstrim ketimbang cara blusukan Jokowi, namun latar belakangnya selaku mantan panglima gerilyawan di Timor Leste ini, membuat cara blusukan keluar masuk bukit yang terjal untuk menyapa warganya menjadi sesuatu yang 'biasa'. tribunnews.com
Taur Matan Ruak Xefe Estadu Maior das Falintil sumber
Spoiler for Foto perjalanan Presiden Taur Matan Ruak itu diabadikan oleh fotografer kepresidenan Timor Leste:
Foto-foto blusukan ekstrim sang presiden[
Petualangan Presiden Timor Leste di Pedalaman
Istirahat sejenak di bawah pohon
Kaum manula mita foto bersama Presiden Taur
Air pegunungan Timor Leste pun bisa diminum
Menyusuri bukit terjal
Presiden Taur Bersama Warga Pedalaman TL
Taur Mendapat Kenang-kenangan Anak Pedalaman TL
Perjalanan Presiden Taur Blusukan di Pedalaman Timor Leste
Taur Matan Ruak as commander of the FALINTIL guerillasumber
José Maria Vasconcelos, atau lebih dikenal sebagai Taur Matan Ruak (Tetum untuk "Dua Mata Tajam") (lahir di Baguia, Distrik Baucau, Timor Portugis, 10 Oktober 1956; umur 56 tahun dari pasangan António de Vasconcelhos dan Albertina Amaral dengan nama asli José Maria de Vasconcelhos) adalah Presiden Timor Leste saat ini. Ia seorang mantan gerilyawan Falintil yang menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Timor Leste (FALINTIL-FDTL) pertama dengan pangkat Mayor Jenderal (Major General), sebelumnya berpangkat Brigadir Jenderal (Brigadeiro General). Ia mendapat kenaikan pangkat dari Brigadir Jenderal ke Mayor Jenderal pada tanggal 28 November 2009, HUT Proklamasi Kemerdekaan Timor-Leste bersama dengan Kolonel Lere Anan Timor (Tito Cristovão da Costa) yang dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal yang sekarang menggantikan posisinya sebagai Panglima F-FDTL. Setelah mengundurkan diri secara resmi dari Panglima F-FDTL pada tanggal 6 Oktober 2011, resmi mengumumkan pencalonan dirinya secara independen sebagai Presiden Republik untuk periode 2012 - 2017 pada tanggal 10 Oktober 2011 di Mertuto, Ermera.
Taur Matan Ruak
Chief of Staff of FALINTIL
East Timor, March 30, 1998.sumber
Maj Gen Taur Matan Ruak as commander of F-FDTL
Ketika usia sekolah ia mengikuti pamannya ke Dili, kemudian masuk Pendidikan Dasar Portugis di Dili pada tahun 1963 dan menyelesaikannya pada tahun 1967, setelah itu kembali ke kampung halamannya. Kembali ke Dili pada tahun 1973 dan bekerja di Hotel Resende, Dili hingga Indonesia menganeksasi Timor-Portugis atas permintaan beberapa partai non-Fretilin dan mengubah sebutannya sebagai provinsi ke-27, yaitu Timor Timur. Walau dengan jenjang pendidikan yang minim namun dia sangat disegani dan dihormati oleh masyarakat atas kepemimpinannya dalam memimpin FALINTIL-FDTL. Kerena dengan segala upaya ia memimpin sebuah institusi militer yang didirikan dari sebuah gerakan perlawanan menjadi militer profesional yang diinginkan oleh semua pihak.
L-7, Xanana Gusamao, Taur Matan Ruak 1999 in Remexiosumber
Pada waktu invasi ia memilih untuk bergabung dengan pasukan FALINTIL di Aileu. Tahun 1976-1979 ia sebagai Pembantu Komando di wilayah Laga sekaligus sebagai Komandan Kompi (Comandante Companhia) 1 untuk Sektor Timur dan Sektor Tengah. Setelah Konferensi Nasional Pertama untuk Reorganisasi Perlawanan yang diadakan pada bulan Maret 1981 dengan lahirnya CNRR (Conselho Nacional de Resistência Revolucionária) terpilih sebagai adjunto Panglima FALINTIL. Ketika Xanana Gusmao ditangkap pada tahun 1992 di Dili, Nino Konis Santana mengambilalih jabatan Panglima FALINTIL untuk melakukan perlawanan; setelah kematiannya pada 1998 jabatan ini diserahkan kepada Taur Matan Ruak.
Taur Matan Ruak with Falintil Guerrilla 1998sumber
Front row left to right: Taur Matan Ruak, Xanana Gusmao, Command Lere (circa October, 1999)sumber
(Photo L-R) Margherita Tracanelli, SAS Soldier, Taur Matan Ruak, his cousin, a Catholic nun from the Orphanage at Laga taken on his 44rd birthday at Atelari (Photo by Sgt. Shane Abdoo Intelligence Officer Interfet 1999)sumber
Taur Matan Ruak and Lu Olo (second and third from left respectively)
at a meeting in early 1990s.sumber
Lu Olo, TMR and Mari Alkatiri during a national ceremony in November this yearsumber
Sebagai Presiden Beliau dilantik sebagai Presiden menggantikan Ramos Horta dilakukan di Tasi-Tolu Dili pada pukul 00.00 tanggal 20 Mei 2012 oleh Fernando de Araújo selaku Ketua Parlemen Nasional dan dihadiri oleh pejabat penting negara-negara sahabat seperti Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI, Aníbal Cavaco Silva Presiden Portugal, Gubernur Jenderal Australia, Gubernur Jenderal Selandia Baru, Gubernur Jenderal Tuvalu serta utusan dari negara lain seperti Cina, Jepang, dll.
Taur Matan Ruak during inauguration ceremony as President of Timor Lestesumber