- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Miris Tentara Anak
TS
alterapars
Kisah Miris Tentara Anak
23 Juli jadi peringatan hari Anak Nasional. Tapi agan/aganwati ternyata di belahan dunia sana, masih banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati masa kecil mereka. Mereka justru malah menjadi Tentara. Menenteng senjata, melawan musuh sampai pada membunuh
Berikut beberapa berita yang mengisahkan kisah sedih itu gan
Masih Rekrut Tentara Anak, Myanmar Dikecam
Washington, ON - Myanmar dikecam, lantaran masih merekrut tentara anak-anak. Padahal negara itu tengah melakukan reformasi politik. Kecaman tersebut, disampaikan kelompok advokasi perlidungan anak, Rabu (22/01).
Child Soldier International (CSI)
Kelompok ini juga mendesak agar dilakukan pengawasan lebih baik terhadap militer. Pemerintah Myanmar Juni lalu menyetujui satu rencana dengan PBB untuk mengakhiri penggunaan tentara anak-anak.
Myanmar juga sepakat bahwa tindakan merekrut tentara anak-anak, salah satu pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang mendapat kecaman internasional. Tentara Anak-Anak Internasional (CSI) yang melakukan tiga missi riset di Myanmar dan Thailand tahun lalu. Dalam investigasi itu, CSI membebaskan 42 anak-anak dan mungkin lebih banyak akan dibebaskan lagi.
Tetapi kelompok yang bermarkas di London itu mengatakan bahwa tentara, pasukan perbatasan dan kelompok-kelompok pemberontak masih menggunakan anak-anak. "Para personil militer dan agen-agen yang direkrut secara resmi tetap menggunakan intimidasi, kekerasan fisik dan pemaksaan untuk memperoleh rekrut baru, termasuk anak-anak berusia 18 tahun ke bawah," kata CSI dalam satu laporan.
Anak-anak juga direkrut oleh sipil atau polisi, yang mencari para pemuda dalam perjalanan mereka ke sekolah. Mereka juga mencari di daerah perkotaan yang ramai seperti di terminal-terminal bus dan stasiun-stasiun kereta api dan pasar-pasar, kata laporan itu.
Kelompok itu mengatakan sulit untuk menemukakan angka pasti mengenai jumlah tentara anak-anak. Satu laporan PBB tahun lalu mencatat 243 keluhan pengrekruatan di bawah umur tahun 2011. Namun CSI mengatakan angka itu mungkin hanya salah satu bagian dari kasus-kasus itu.
Kelompok itu mengharapkan usaha-usaha pemerintah Myanmar untuk melakukan perdamaian dengan pemberontak-pemberontak etnik. Perdamaian itu nantinya akan menghasilkan perjanjian-perjanjian mengenai penghapusan penggunaan tentara anak-anak.
Laporan itu merekomendasikan bantuan teknis untuk membantu Myanmar memverifikasi usia dari pasukan yang potensial. Mereka juga akan membantu untuk membuat database pusat dengan informasi pada semua pasukan.
Laporan itu juga mengimbau pihak berwenang menghukum para pengrekrut yang melanggar standar usia. Satu satuan tugas khusus PBB akan mengunjungi lokasi-lokasi militer di mana anak-anak. Kelompok ini juga akan berdialog dengan pemberontak mengenai masalah perekrutan tentara anak-anak.
Salah satu dari kasus-kasus paling buruk dari tentara anak-anak melibatkan Johny dan Luther Htoo. Keduanya berusia 12 tahun memimpin satu kelompok kecil pemberontak Kristen dari etnik minoritas Karen yang diperkirakan kedua bersaudara itu tahan peluru dan ranjau darat.
Kedua anak-anak itu, yang kini berusia 20 tahunan. Mereka difoto sedang merokok dikelilingi para pengikut mereka dengan senjata-senjata yang lebih tinggi dari tubuh mereka. Mereka menyerah kepada pasukan Thailand tahun 2001.
SUMBER
Bahkan gan/sis, ada lima negara yang sengaja melatih anak-anak mereka sebagai tentara
1. Afghanistan
Bocah di negara ini memang apes lantaran saat Taliban berkuasa mereka banyak direkrut untuk dilatih menggunakan senjata. Tak hanya itu, kepolisian Afghanistan ternyata juga melakukan hal sama. Pada 2008 terungkap, polisi nasional negara itu melatih sekitar 200 anak dibawah umur untuk menjadi aparat. Uji coba itu dilakukan di Provinsi Kandahar.
Demi terungkapnya kasus tersebut, polisi Afghanistan mendapat kecaman sejagat. Mereka berkilah bocah-bocah ini direkrut untuk ditempatkan di bagian kebersihan, kesehatan, dan lain sebagainya tidak menggunakan senjata meski kenyataannya mereka berlatih dengan pistol.
Bocah direkrut polisi Afghanistan mungkin jauh lebih beruntung dibandingkan mereka yang dilatih Taliban. Anak untuk jadi tentara kelompok Islam ekstremis itu belajar meledakkan bom, membidik dengan AK-47, serta melakukan bom bunuh diri.
2. Kongo
Tentara anak di Kongo makin banyak dan mengkhawatirkan. Perekrutan mereka bukan lagi sukarela, namun mereka diburu dan diculik untuk dilatih angkat senjata. Bahkan mereka menjadi tameng saat pertempuran. Orang-orang dewasa menempatkan mereka di garis depan.
Sangat tragis mereka di bawah umur sudah mengetahui ragam senjata, peledak, dan mortir. Militer Kongo M23 dan pemberontak sama-sama menggunakan bocah untuk berperang. Selain angkat senjata mereka juga dilatih memasak, jadi mata-mata, hingga budak seks.
3. Uganda
Uganda menjadi salah satu negara sampai saat ini merekrut anak-anak untuk dilatih berperang oleh pemberontak menamakan diri mereka Tentara Tuhan dipimpin oleh Joseph Kony.
Dalam merekrut anak-anak jadi pasukannya Kony tidak segan-segan mengambil mereka dari keluarganya baik lelaki maupun perempuan. Keduanya punya tugas tidak mudah. Angkat senjata, menjadi budak seks, tameng hidup, hingga mata-mata harus mereka lakukan. Organisasi hak asasi Amnesty Internasional lewat film dokumenter berhasil menjadikan Kony penjahat nomor satu dunia. Dia diburu hidup atau mati.
Banyak orang berharap Kony segera ditangkap agar perang saudara di Uganda ikut menjadikan anak-anak sebagai tentara berakhir.
4. Myanmar
Sangat mengagetkan jika sampai sekarang ternyata junta militer Myanmar masih merekrut bocah untuk jadi tentara. Padahal mereka telah menanda tangani kesepakatan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak lagi menggunakan anak-anak dalam angkatan bersenjata. Perjanjian itu ditanda tangani pada 2011 di Ibu Kota London, Inggris.
Namun terjadi sebaliknya mengejutkan Burma masih merekrut anak-anak untuk menjadi pembantu umum para prajurit. Tugas utama mereka bersih-bersih markas tentara dan menyiapkan makanan. Namun organisasi pemerhati tentara anak sejagat menemukan fakta mereka juga dilatih menggunakan senjata
5. Somalia
Sedikit tersentak mengetahui keadaan di Somalia dilansir oleh organisasi pemerhari tentara anak sejagat, sebanyak empat dari lima anak ternyata tentara. Konflik saudara di negara itu memang dalam tahap memprihatinkan. Para orang dewasa banyak tewas hingga yang tersisa melatih bocah untuk meneruskan perang ini.
Bahkan anak-anak dipaksa merekrut bocah lain teman sebaya mereka. Kenyataan tragis ini hampir tidak bisa diperbaiki bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa kehabisan akal untuk mengatasi tentara anak di Somalia.
SUMBER
Berikut beberapa berita yang mengisahkan kisah sedih itu gan
Spoiler for Tentara anak di Myanmar:
Masih Rekrut Tentara Anak, Myanmar Dikecam
Washington, ON - Myanmar dikecam, lantaran masih merekrut tentara anak-anak. Padahal negara itu tengah melakukan reformasi politik. Kecaman tersebut, disampaikan kelompok advokasi perlidungan anak, Rabu (22/01).
Child Soldier International (CSI)
Kelompok ini juga mendesak agar dilakukan pengawasan lebih baik terhadap militer. Pemerintah Myanmar Juni lalu menyetujui satu rencana dengan PBB untuk mengakhiri penggunaan tentara anak-anak.
Myanmar juga sepakat bahwa tindakan merekrut tentara anak-anak, salah satu pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang mendapat kecaman internasional. Tentara Anak-Anak Internasional (CSI) yang melakukan tiga missi riset di Myanmar dan Thailand tahun lalu. Dalam investigasi itu, CSI membebaskan 42 anak-anak dan mungkin lebih banyak akan dibebaskan lagi.
Tetapi kelompok yang bermarkas di London itu mengatakan bahwa tentara, pasukan perbatasan dan kelompok-kelompok pemberontak masih menggunakan anak-anak. "Para personil militer dan agen-agen yang direkrut secara resmi tetap menggunakan intimidasi, kekerasan fisik dan pemaksaan untuk memperoleh rekrut baru, termasuk anak-anak berusia 18 tahun ke bawah," kata CSI dalam satu laporan.
Anak-anak juga direkrut oleh sipil atau polisi, yang mencari para pemuda dalam perjalanan mereka ke sekolah. Mereka juga mencari di daerah perkotaan yang ramai seperti di terminal-terminal bus dan stasiun-stasiun kereta api dan pasar-pasar, kata laporan itu.
Kelompok itu mengatakan sulit untuk menemukakan angka pasti mengenai jumlah tentara anak-anak. Satu laporan PBB tahun lalu mencatat 243 keluhan pengrekruatan di bawah umur tahun 2011. Namun CSI mengatakan angka itu mungkin hanya salah satu bagian dari kasus-kasus itu.
Kelompok itu mengharapkan usaha-usaha pemerintah Myanmar untuk melakukan perdamaian dengan pemberontak-pemberontak etnik. Perdamaian itu nantinya akan menghasilkan perjanjian-perjanjian mengenai penghapusan penggunaan tentara anak-anak.
Laporan itu merekomendasikan bantuan teknis untuk membantu Myanmar memverifikasi usia dari pasukan yang potensial. Mereka juga akan membantu untuk membuat database pusat dengan informasi pada semua pasukan.
Laporan itu juga mengimbau pihak berwenang menghukum para pengrekrut yang melanggar standar usia. Satu satuan tugas khusus PBB akan mengunjungi lokasi-lokasi militer di mana anak-anak. Kelompok ini juga akan berdialog dengan pemberontak mengenai masalah perekrutan tentara anak-anak.
Salah satu dari kasus-kasus paling buruk dari tentara anak-anak melibatkan Johny dan Luther Htoo. Keduanya berusia 12 tahun memimpin satu kelompok kecil pemberontak Kristen dari etnik minoritas Karen yang diperkirakan kedua bersaudara itu tahan peluru dan ranjau darat.
Kedua anak-anak itu, yang kini berusia 20 tahunan. Mereka difoto sedang merokok dikelilingi para pengikut mereka dengan senjata-senjata yang lebih tinggi dari tubuh mereka. Mereka menyerah kepada pasukan Thailand tahun 2001.
SUMBER
Bahkan gan/sis, ada lima negara yang sengaja melatih anak-anak mereka sebagai tentara
Spoiler for 5 Negara :
Spoiler for 1:
1. Afghanistan
Bocah di negara ini memang apes lantaran saat Taliban berkuasa mereka banyak direkrut untuk dilatih menggunakan senjata. Tak hanya itu, kepolisian Afghanistan ternyata juga melakukan hal sama. Pada 2008 terungkap, polisi nasional negara itu melatih sekitar 200 anak dibawah umur untuk menjadi aparat. Uji coba itu dilakukan di Provinsi Kandahar.
Demi terungkapnya kasus tersebut, polisi Afghanistan mendapat kecaman sejagat. Mereka berkilah bocah-bocah ini direkrut untuk ditempatkan di bagian kebersihan, kesehatan, dan lain sebagainya tidak menggunakan senjata meski kenyataannya mereka berlatih dengan pistol.
Bocah direkrut polisi Afghanistan mungkin jauh lebih beruntung dibandingkan mereka yang dilatih Taliban. Anak untuk jadi tentara kelompok Islam ekstremis itu belajar meledakkan bom, membidik dengan AK-47, serta melakukan bom bunuh diri.
Spoiler for 2:
2. Kongo
Tentara anak di Kongo makin banyak dan mengkhawatirkan. Perekrutan mereka bukan lagi sukarela, namun mereka diburu dan diculik untuk dilatih angkat senjata. Bahkan mereka menjadi tameng saat pertempuran. Orang-orang dewasa menempatkan mereka di garis depan.
Sangat tragis mereka di bawah umur sudah mengetahui ragam senjata, peledak, dan mortir. Militer Kongo M23 dan pemberontak sama-sama menggunakan bocah untuk berperang. Selain angkat senjata mereka juga dilatih memasak, jadi mata-mata, hingga budak seks.
Spoiler for 3:
3. Uganda
Uganda menjadi salah satu negara sampai saat ini merekrut anak-anak untuk dilatih berperang oleh pemberontak menamakan diri mereka Tentara Tuhan dipimpin oleh Joseph Kony.
Dalam merekrut anak-anak jadi pasukannya Kony tidak segan-segan mengambil mereka dari keluarganya baik lelaki maupun perempuan. Keduanya punya tugas tidak mudah. Angkat senjata, menjadi budak seks, tameng hidup, hingga mata-mata harus mereka lakukan. Organisasi hak asasi Amnesty Internasional lewat film dokumenter berhasil menjadikan Kony penjahat nomor satu dunia. Dia diburu hidup atau mati.
Banyak orang berharap Kony segera ditangkap agar perang saudara di Uganda ikut menjadikan anak-anak sebagai tentara berakhir.
Spoiler for 4:
4. Myanmar
Sangat mengagetkan jika sampai sekarang ternyata junta militer Myanmar masih merekrut bocah untuk jadi tentara. Padahal mereka telah menanda tangani kesepakatan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak lagi menggunakan anak-anak dalam angkatan bersenjata. Perjanjian itu ditanda tangani pada 2011 di Ibu Kota London, Inggris.
Namun terjadi sebaliknya mengejutkan Burma masih merekrut anak-anak untuk menjadi pembantu umum para prajurit. Tugas utama mereka bersih-bersih markas tentara dan menyiapkan makanan. Namun organisasi pemerhati tentara anak sejagat menemukan fakta mereka juga dilatih menggunakan senjata
Spoiler for 5:
5. Somalia
Sedikit tersentak mengetahui keadaan di Somalia dilansir oleh organisasi pemerhari tentara anak sejagat, sebanyak empat dari lima anak ternyata tentara. Konflik saudara di negara itu memang dalam tahap memprihatinkan. Para orang dewasa banyak tewas hingga yang tersisa melatih bocah untuk meneruskan perang ini.
Bahkan anak-anak dipaksa merekrut bocah lain teman sebaya mereka. Kenyataan tragis ini hampir tidak bisa diperbaiki bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa kehabisan akal untuk mengatasi tentara anak di Somalia.
SUMBER
Diubah oleh alterapars 23-07-2013 08:20
0
2K
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan