- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil


TS
karmila
[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/www.thepopeandtheceo.com/wp-content/uploads/2010/11/global_economic_crisis.jpg)
Investor Mulai Hengkang dari Asia
12 June 2013, 12:11:32 SGT
oleh Alex Frangos dan Daniel Inman di Hong Kong dan Patrick McGroarty di Johannesburg
Para pemodal asing mulai menarik dana dari pasar negara berkembang. Aksi ini mengakibatkan instabilitas mata uang lokal dan menjatuhkan harga saham. Para pengambil kebijakan pun harus menghadapi masalah baru, sementara mereka masih cemas dengan pertumbuhan yang tidak pasti. Saham-saham unggulan di Asia bertumbangan sementara nilai mata uang India, Thailand, dan Indonesia atas dolar Amerika Serikat (AS) merosot. Sejumlah mata uang dari negara berkembang berhasil mencetak rebound pada sesi perdagangan di New York, tapi nilai beberapa mata uang lain masih lemah. Gejolak perdagangan itu mencerminkan kesulitan investor meramalkan kapan perbankan negara maju akan mulai menarik stimulus dan bagaimana efek langkah itu di pasar dunia.
Eksodus dari pasar negara berkembang ini mengancam prospek keuangan dan pertumbuhan di negara berkembang. Negara-negara ini mengandalkan aliran besar dana asing di tengah krisis keuangan global. Saat ini investor melihat aset AS dan mata uangnya menjadi lebih menarik daripada saham dan mata uang di pasar negara berkembang. Imbal hasil surat utang pemerintah AS telah meningkat, dengan dugaan bahwa bank sentral AS akan mengurangi program pembelian obligasi yang selama ini dijalani guna merangsang pertumbuhan. Selain itu, investor juga menganggap kinerja ekonomi AS tengah mengungguli negara-negara lain.
Kegelisahan investor kian menjadi pada Selasa menyusul berlanjutnya data ekonomi yang lemah dari pasar negara berkembang. Ekspor Filipina anjlok sebesar 7% pada April dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga menguatkan pandangan bahwa perdagangan global tengah melambat. Faktor lainnya mencakup huru-hara di Turki, kekecewaan investor atas keputusan Bank of Japan mendiamkan program pembelian surat utang, serta perhatian pada upaya Eropa memperbaiki sistem keuangannya yang rapuh. Bursa efek di kawasan Asia adalah salah satu pihak yang pertama kali terpukul. Indeks bursa Thailand turun 5% dan Filipina jatuh 4,6%, catatan terburuk bagi keduanya sejak akhir 2011. Di tanah air, bursa merosot 3,5%. “Rasanya pesta mulai berakhir,” ujar Howard Wong, direktur pelaksana Doric Capital Corp, Hong Kong.
Menghadapi kepergian modal asing, sejumlah bank sentral Asia telah berupaya menopang mata uangnya. Aliran dana keluar dari pasar berkembang sebelumnya berlangsung relatif teratur. Pelemahan mata uang sampai titik tertentu juga disambut baik, karena dalam jangka panjang ekspor bisa menjadi lebih bisa bersaing secara global. Namun, keteraturan itu berubah pada Selasa saat para investor berebut menarik dana. “Hingga saat ini, perbincangan hanya menyinggung masalah aliran modal masuk yang menyebabkan terciptanya gelembung harga aset,” ujar Gareth Leather, ekonom Capital Economics di London. “Situasi itu berubah dengan sangat cepat.”
http://indo.wsj.com/posts/2013/06/12...ang-dari-asia/
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/antiworldnews.files.wordpress.com/2011/12/financial-crisis.jpg)
Asing Keluar, Bursa Jeblok
Total Dana Hengkang Sudah Rp 8,6 Triliun
Sabtu, 08 Juni 2013 , 08:02:00
JAKARTA - Tekanan jual asing di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak kunjung mereda. Pada penutupan perdagangan Jumat (7/6), indeks harga saham gabungan (IHSG) menukik tajam 135,89 poin (2,72 persen) ke level 4.865,32 poin. Anjloknya IHSG juga diiringi semua sektor pendukung bursa. Tidak terkecuali indeks gabungan 45 saham terlikuid (LQ45) yang terjerembap 29,75 poin (3,58 persen) ke 801,34. Head of Research PT Universal Broker Satrio Utomo menyatakan, tekanan jual investor asing saat ini merupakan dampak kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) yang mengurangi stimulus lewat pembelian obligasi. Itu berarti likuiditas global yang selama ini digelontorkan AS ke pasar modal akan ditarik kembali.
Hal tersebut terlihat dari intensitas aksi jual asing yang secara akumulatif sampai saat ini sudah mencapai Rp 8,6 triliun. Aksi itu menguras portofolio investor mancanegara di pasar modal dari posisi sebelumnya Rp 28 triliun."Pada perdagangan hari ini (kemarin), investor asing bahkan melakukan jual bersih (net sell) terbesar mencapai Rp 1,81 triliun. Sebenarnya wajar karena Kamis (4/6) libur, sehingga terjadi akumulasi net sell asing," ungkapnya kepada Jawa Pos. Menurut Satrio, peran investor asing sangat dominan di bursa karena mereka masuk pada emiten-emiten berkapitalisasi besar (big caps). Berbeda dengan investor domestik yang lebih memilih saham lapis kedua atau ketiga.
Dia mencontohkan, pada perdagangan kemarin, asing berhasil memukul saham-saham big caps seperti BMRI, BBRI, BBCA, dan UNVR. Tak pelak, saham-saham blue chips itu pun masuk dalam urutan top losers. Misalnya, UNVR yang terjun 6,77 persen; ASII terkoreksi 4,23 persen; BBCA anjlok 4,48 persen; serta PGAS dan SMGR yang masing-masing terkoreksi 6,14 persen dan 7,7 persen. Menurut Satrio, satu-satunya cara supaya pasar modal Indonesia mampu menekan aksi jual asing adalah memperbaiki posisi fundamental ekonomi. ""Sampai pemerintah memastikan kenaikan harga BBM, aksi jual bisa ditekan,"" tegasnya. Dia merujuk data historikal pada 2009 ketika pemerintah gagal memangkas subsidi BBM. Saat itu, asing bahkan melepas hampir semua portofolionya dan hanya menyisakan dana Rp 1 triliun dari yang sebelumnya masuk Rp 12 triliun. ""Kita tidak mau sisa dana asing di pasar modal sekitar Rp 20 triliun itu ditarik semua kan?"" ujarnya.
Praktisi pasar modal Ellen May mengungkapkan, aksi ambil untung (profit taking) sejak di level 5.068 mengonfirmasi patahnya uptrend dalam jangka menengah. ""Diperkirakan terjadi hingga Agustus-September,"" jelasnya kepada Jawa Pos kemarin (7/6). Dengan adanya koreksi yang cukup dalam tersebut, Ellen memproyeksi pergerakan IHSG cenderung mengalami pantulan-pantulan jangka pendek dengan tren tekanan untuk turun jauh lebih besar. Bahkan, secara teknikal, kisaran support kuat IHSG berada pada 4.700. ""Jika angka 4.600 ditembus, ada kemungkinan IHSG masuk level 4.500,"" paparnya.
http://www.jpnn.com/read/2013/06/08/...-Bursa-Jeblok-
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/ufcw324.org/uploadedImages/Content/Current_Events/News/super-recession-financial-crisis.jpg)
BI Laporkan Rp 9 Triliun Dana Asing Ditarik dari SBI
Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Budi Mulya mengungkapkan, dana-dana asing di sertifikat BI (SBI) turun sekitar Rp9 triliun selama 18 hari pada Maret ini. "Per 18 maret SBI asing (dana asing di SBI) Rp39 triliun sementara pada awal Maret Rp48 triliun," katanya seusai diskusi panel perdagangan valuta asing di Jakarta, Rabu. Ini, menurut dia, menurunkan porsi dana asing di SBI. "SBI yang biasanya porsinya tujuh belas persen saat ini 14 persen, sementara total SBI sekitar Rp270-an triliun," katanya.
Ia mengatakan, keluarnya asing dari SBI tersebut karena adanya fenomena para investor yang memburu aset dolar untuk menghindari risiko akibat pembalikan. "Kalau boleh sekarang dolar keluar tapi itu sangat temporer karena sekali lagi fenomena menghindari risiko pembalikan, fenomena untuk kembali pada aset dolar bukan currency (mata uang) dolar, currency-nya kan merosot jadi dia pegang aset dolar," katanya. Ia menambahkan, keluarnya dolar tersebut untuk sementara menekan nilai tukar rupiah, namun demikian ia mengatakan hal itu bersifat temporer dan berlangsung di seluruh negara yang memiliki pasar berkembang.
http://www.antaranews.com/print/9696...tarik-dari-sbi
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/us.123rf.com/400wm/400/400/PaulPaladin/PaulPaladin0806/PaulPaladin080600074/3188027-american-dollar-and-euro-come-down.jpg)
Kemendag Catat Neraca RI Defisit Rp1,6 M
Selasa, 04 Juni 2013 16:11 wib
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat neraca dagang Indonesia pada April 2013 mengalami defisit sebesar USD1,6 miliar. Defisit ini dipicu perdagangan migas sebesar USD1,2 miliar, dan nonmigas sebesar USD407,4 juta. "Kalau kita lihat April, kita mengalami defisit lagi sebesar USD1,6 miliar dibandingkan surplus Maret, yang terdiri dari nonmigas sekitar Rp407 juta dan migas USD1,2 miliar," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam Konferensi Pers di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (4/6/2013).
Gita menambahkan, defisit neraca perdagangan dari Januari hingga Maret mencapai USD1,85 miliar, yang terdiri dari surplus non migas USD2,7 miliar dan defisit migas USD4,5 miliar. "Terjadinya defisit perdagangan nasional selama empat bulan pertama disebabkan defisit perdagangan migas mencapai USD4,6 miliar, serta ditekan oleh defisit perdagangan nonmigas sebesar USD3,1 miliar menjadi USD2,7 miliar," tuturnya. Menurutnya, tren positif neraca perdagangan Indonesia hanya terjadi pada Maret kemarin, yang mengalami surplus nonmigas lebih besar dari defisit migas. "Ini sudah menggambarkan kondisi ekonomi global, dan daya saing dalam dunia selama ini untuk kepentingan perdagangan luar negeri," tukas dia.
http://economy.okezone.com/read/2013...efisit-rp1-6-m
Defisit Neraca Perdagangan RI Membengkak, Ini Penjelasan Gita
Selasa, 04/06/2013 17:22 WIB
Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 1,6 miliar per April 2013 yang dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar US$ 1,2 miliar dan non-migas sebesar US$ 407,4 juta. Ada beberapa negara yang membuat defisit perdagangan Indonesia melebar terutama dari China dan Jepang. Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan menjelaskan soal kenyataan tersebut menurutnya meski mengalami defisit, Indonesia mencatat surplus ke beberapa negara khususnya Singapura. Ekspor non migas ke Singapura tercatat meningkat sebesar 14,4% menjadi US$ 4,4 miliar pada April 2013.
Produk-produk nonmigas tersebut diantaranya sawit, karet dan produknya, mesin, batubara, produk kimia, kertas, dan barang-barang rajutan. "Singapura yang biasanya kita defisit untuk 4 bulan pertama tiba-tiba surplus US$ 450 juta," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat ditemui di kantornya, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (4/6/2013).Sepuluh negara penyumbang defisit non migas terbesar mencapai US$ 9,1 miliar. Negara-negara tersebut adalah China, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Rusia, Australia, Kanada, Argentina, dan Swedia."Jadi tekanan neraca perdagangan tidak hanya dialami Indonesia, ini juga dialami oleh banyak negara seperti Jepang, Hong Kong, Thailand, Brazil, dan Rusia," ujarnya.
Sedangkan negara-negara mitra dagang yang memberikan kontribusi terbesar terhadap surplus perdagangan nonmigas Indonesia adalah India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, Singapura, Malaysia, Turki, Spanyol, Mesir, dan Pakistan.Sepuluh negara tersebut menyumbang surplus sebesar US$ 9,6 miliar terhadap neraca perdagangan Indonesia.Gita menjelaskan, kinerja ekspor bulan April 2013 mengalami penurunan sebesar 2,2% dari bulan sebelumnya. Ekspor bulan April 2013 mencapai US$ 14,7 miliar terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 2,4 miliar atau turun 18,4% MoM atau dibandingkan bulan sebelumnya dan ekspor non migas mencapai US$ 12,3 miliar atau naik 1,7% MoM. Secara keseluruhann ekspor Indonesia selama Januari-April 2013 mencapai US$60,1 miliar atau turun 7,1% yoy."Penurunan nilai ekspor tersebut dipicu oleh belum membaiknya harga beberapa komoditas ekspor nonmigas Indonesia di pasar internasional," kata Gita.
[url]http://finance.detik..com/read/2013/06/04/172256/2264697/4/defisit-neraca-perdagangan-ri-membengkak-ini-penjelasan-gita-wirjawan[/url]
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/encompassingcrescent.com/wp-content/uploads/2012/03/interest-rates2.jpg)
Suku Bunga Simpanan Naik ke 4,25%
12 June 2013, 9:16:16 SGT
oleh I Made Sentana dan Linda Silaen
JAKARTA—Bank Indonesia menaikkan suku bunga overnight deposit facility (dulu disebut Fasilitas Simpanan Bank Indonesia/Fasbi) sebesar 25 basis poin. Dengan demikian, bunga Fasbi naik dari 4% menjadi 4,25%. Langkah itu diambil guna meredakan tekanan yang kian kuat atas mata uang rupiah, demikian keterangan BI, Rabu.Dalam siaran pers, BI menyatakan “siap mengambil langkah apapun yang diperlukan” guna menjaga stabilitas moneter menyusul depresiasi rupiah yang berlangsung beberapa hari ini.Kenaikan suku bunga overnight itu ditetapkan menjelang rapat kebijakan bank sentral pada Kamis. Menurut para analis, BI kemungkinan akan mempertahankan BI Rate pada level 5,75% untuk 16 bulan berturut-turut.
Akhir-akhir ini, tekanan terhadap rupiah kian meningkat. Salah satu faktornya adalah aksi para investor asing melepas obligasi dan saham nasional, sebagai antisipasi atas pemangkasan program pembelian surat utang oleh bank sentral Amerika Serikat terkait tanda-tanda pemulihan ekonomi di negara itu.Dolar AS diperdagangkan di level Rp9.830 pada Selasa sore di pasar antarbank Jakarta. Namun, banyak bank telah menjual dolar kepada para pembeli seharga lebih dari Rp10.000 sejak Senin. Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia jatuh sebesar 3,5% pada Selasa, sementara imbal hasil surat utang negara berdenominasi rupiah naik rata-rata sebesar 12 basis poin. Bank Indonesia diduga telah melepas dolar ke pasar sejak bulan lalu guna meredam penurunan nilai rupiah. Sejauh ini, mata uang Indonesia itu telah turun 3,5% atas dolar tahun ini. Defisit transaksi berjalan yang dicatatkan Indonesia juga menjadi pemicu merosotnya nilai rupiah.Menurut Bank Indonesia, cadangan devisa pada pekan lalu berkurang sebesar $2,3 miliar menjadi $105 miliar. Para ekonomi berpendapat hal itu umumnya terjadi karena intervensi untuk mempertahankan nilai mata uang lokal.
Menurut BI pada Rabu, pasar akan terus disuntik dengan dolar jika dibutuhkan.Menteri Keuangan Chatib Basri di hadapan wartawan mengatakan bahwa ia berharap nilai rupiah akan kembali naik setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.Pemerintah pada akhir Juni berencana menaikkan harga BBM bersubsidi demi menekan konsumsi bahan bakar jenis tersebut. Pada gilirannya, volume impor BBM akan turut berkurang.“Rencana pemerintah jelas. Harga BBM bersubsidi akan dinaikkan,” ujar Basri. “Pasar akan menyambut kebijakan itu.”
http://indo.wsj.com/posts/2013/06/12...n-naik-ke-425/
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/www.medanmagazine.com/wp-content/uploads/2011/11/beras1.jpg)
Pangan Stabil, Inflasi Mei 0,2%
Minggu, 2 Juni 2013 | 12:01 WIB
inilah..com, Jakarta - Ekonom memproyeksikan inflasi Mei 2013 mencapai 0,2-0,3%. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkannya Senin (3/5/2013).Ekonom Ahmad Erani Yustika mengatakan, inflasi Mei bukan lagi disumbang oleh harga pangan. Sebab, kondisi pangan sudah stabil sehingga tidak lagi memberikan andil terhadap inflasi."Inflasi Mei mencapai 0,2%-0,3%, inflasinya masih tergolong kecil. Itu disebabkan sudah ada penurunan harga pangan sehingga harga pangan saat ini sudah stabil," katanya saat dihubungi inilah..com, Minggu (2/5/2013).Erani mengatakan, kali ini sumbangan inflasi bersumber dari kontruksi, transportasi dan otomotif. Namun sumbangan berbagai sumber itu terbilang kecil.Dia mengatakan sumber inflasi tersebut tidak mengerek inflasi kepada tahap yang mengkawatirkan karena itu bukan konsumsi masyarakat.
Walaupun demikian, Doktor jebolan Universitas Gottingen Jerman ini menggarisbawahi, pemerintah tetap harus mewaspadai ancaman inflasi. "Pemerintah tidak boleh lengah terhadap inflasi, meskipun diprediksi inflasi Mei hanya 0,2%-0,3%," timpal Erani. Sebelumnya, menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengharapkan pada bulan Mei masih mengalami deflasi. Sebab, harga komoditas dan pangan masih terjaga dengan baik. "Mei akan ada deflasi karena saat ini kita sudah kendalikan inflasi yang bersumber dari pangan," ujar Hatta
[url]http://ekonomi.inilah..com/read/detail/1995630/pangan-stabil-inflasi-mei-02#.Ubg1XfpQWg4[/url]
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/widawati18.files.wordpress.com/2009/12/kurs-rupiah.jpg)
Rabu Pagi 12/6, Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah
Rabu, 12 Juni 2013
JAKARTA, suaramerdeka.com - Lantaran kembali tertekan, nilai tukar rupiah kembali mengalami penurunan dan kembali terdepak ke level Rp 10 ribuan, Rabu (12/6). Seperti dilansir Bloomberg, pelemahan itu membuat rupiah berada di kisaran Rp 10.030 per USD. Di sisi lain, yahoofinance melansir, rupiah berada di kisaran Rp 9.825 dengan kisaran perdagangan harian Rp 9.823 - Rp 9.828. Menurut Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih, Bank Indonesia (BI) berhasil membawa turun (menguat) nilai tukar rupiah dan ditutup di Rp 9.828 per USD di perdagangan kemarin.
Di sisi lain, mata uang Asia lainnya mencatat pelemahan. Indeks di bursa Asia juga turun, termasuk IHSG yang turun drastis 3,5 persen menjadi 4.609,95. Penurunan indeks juga terjadi di pasar global. Pasar AS dan Eropa ditutup turun.Menurut Lana, hari ini rupiah masih berada di level rawan walaupun dijaga di bawah Rp 9.900 per USD. Indeks future Asia tercatat negatif. Kemungkinan pasar Asia masih akan terkoreksi."Kemungkinan rupiah agak tenang hari ini, walaupun tekanan terhadap rupiah masih ada. BI masih akan terus menjaga di pasar menjaga rupiah di bawah Rp9.900 per USD. Tetapi rupiah masih berada pada level rawan yang sangat merisaukan," jelas Lana dalam risetnya.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index...embali-Melemah
-------------------
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/i.telegraph.co.uk/multimedia/archive/02018/economic-crisis-tr_2018734b.jpg)
![[DATA MAKROEKONOMI] Ekonomi Kita Mulai Masuki Masa Sulit, Padahal Sebentar Lagi Pemil](https://dl.kaskus.id/www.hks.harvard.edu/fs/jfrankel/blog/images/NewmemberscongrCrisisorigns.jpg)
Ada masanya 7 sapi gemuk dimakan oleh 7 sapi kurus. Itu simbol yang pernah diberikan Allah kepada nabi Yusuf, bahwa yang namanya kemakmuran dan krisis ekonomi (terutama pangan) itu, secara periodik akan saling bergiliran saja. Ada masanya kemakmuran itu dirasakan begitu manisnya oleh rakyat di suatu negeri, sekitar beberapa periode biasanya. Lalu setelah itu, semua kemakmuran itu tiba-tiba lenyap dalam sekejap mata, dan rakyat di negeri itu pun terpuruk dan mengalami kesulitan penghidupan, bahkan untuk mencari sesuap nasi. Rakyat Amerika dan Eropa saat ini sedang mengalami masa-masa sulit itu setelah masa makmur yang sangat luar biasa akibat duit melimpah selama masa 'financial boom'di era 2000-an hingga akhir 2008-2010. Ada masa sekitar 7 tahun mereka mereguk manisnya kekayaan yang luar biasa itu, untuk kemudian terpuruk akibat 'financial crisis' hingga hari ini. Kalau menurut hitung-hitungan, rakyat AS baru mengalami krisis ini selama 5 tahun dan Eropa baru 3 tahun. Padahal, masa sulit seperti itu minimal sekitar 7 tahunan. Indonesia? Kita terpuruk sejak 1997 hinnga 2004, sekitar 7 tahun lamanya. Lalu saat SBY naik jadi Presiden, periode kemakmuran pun datang setelah krisis moneter tahun 1997 itu. Ekonomi kita pun mulai membaik, bahkan hampir selama 2 masa pemerintahannya. Kita tidak tahu setelah ini, apakah masa 7 tahun giliran masa sulit akan berulang kembali? Tapi karena itu sudah sunatullah, sudah hukum alam, pastilah akan terjadi lagi dalam waktu dekat ini karena kita sudah hidup makmur 10 tahun terakhir ini. Tapi entah kapan waktunya. Wallahu'alam!

Diubah oleh karmila 12-06-2013 16:46
0
3.3K
33


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan