VIVAnews - Ibukota Filipina, Manila, dikepung banjir yang meliputi hingga 70 persen wilayahnya. Sebanyak tujuh orang dilaporkan tewas. Ratusan ribu warga dipaksa mengungsi saat banjir semakin meninggi.
Diberitakan CNN, Selasa 20 Agustus 2013, badan cuaca nasional Filipina, Pagasa, mengeluarkan peringatan waspada untuk wilayah metropolitan Manila dan beberapa provinsi di sekitarnya. Dalam peringatan tersebut, dikatakan bahwa banjir besar akan datang.
Dewan tanggap bencana Filipina mengatakan, tujuh orang yang tewas akibat tenggelam atau tertimpa bangunan yang runtuh akibat bandang di beberapa wilayah negara itu. Lebih dari 130.00 orang dievakuasi dari tempat tinggal mereka.
Akibat banjir, aktivitas kota Manila lumpuh. Banyak dari pasar finansial dan kantor pemerintahan terpaksa tutup. Banjir juga membuat beberapa maskapai membatalkan penerbangan mereka. Sekolah-sekolah juga diliburkan.
Banjir terjadi akibat hujan deras selama dua hari yang dipicu badai tropis Trami. Di beberapa tempat, banjir mencapai ketinggian pinggang dan dada orang dewasa.
Menurut Menteri Kesejahteraan Sosial Filipina, Corazon Soliman, seperti dilansir Inquirer, lebih dari 600.000 orang terkena dampak banjir kali ini. Pemerintah membuka lebih dari 200 pusat evakuasi, berisikan puluhan ribu orang.
Menurut para ahli, banjir yang semakin sering terjadi di Manila adalah akibat penggundulan hutan di pegunungan, tersumbatnya aliran air dan kanal yang kebanyakan terletak di pemukiman pendudukan, serta buruknya tata kota. (sj)