- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Setelah Mesir, Libya, Kini Suriah, Target AS Selanjutnya Adalah: Papua ! BENARKAH IN
TS
dewiadel
Setelah Mesir, Libya, Kini Suriah, Target AS Selanjutnya Adalah: Papua ! BENARKAH IN
Mendapatkan artikel tentang rencana amerika di negri kita indonesia..dan di asia
AMERIKA MENEMPATKAN 60% kekuatan militernya di australia...
Pertanyaan "ADA APA INI"
Spoiler for Rencana amerika atas asia :
Lemahnya Indonesia yang “kaya” akan kekayaan alamnya menjadi “mandul” tak bisa apa-apa, ini semua dimulai dan diawali pada zaman Orde Baru atau New Order atau New world Order! Dimana semua kekayaan alam Indonesia dikuras habis akibat perjanjian-perjanjian yang “timpang” pada zaman Indonesia untuk pertama kalinya menganut sistim kapitalis pada masa itu.
Maka untuk kedepannya siapapun Presidennya, masih tetap terpatri oleh perjanjian-perjanjian masa lalu tersebut. Hingga detik inipun, masih banyak manusia-manusia Indonesia yang perlu “ditampar” karena masih “tidur” dan takkan pernah menyadari akan hal ini. (penulis)
Kasus di Libya dan Syiria hampir sama dengan kasus Timor Timur, dengan alasan HAM, Demokrasi dan PBB akhirnya Timor Timur Lepas dari Indonesia. Dibawah tekanan Australia, Amerika dan PBB atas nama HAM dan Demokrasi, akhirnya pemerintah BJ Habibie saat itu tidak sanggup lagi menghadapi tekanan politik yang bertubi-tubi dari para penjajah Kapitalis yang mengincar minyak di celah Timor.
Begitu juga dengan Libya dan sejumlah negara di dunia khususnya di Timur Tengah, dengan alasan HAM, AS dan sekutunya menyerang pemerintahan Khadafi padahal ujung2nya ingin menguasai minyak di Libya.
Connie Rahakundini Bakrie
Menurut pengamat militer ibu Connie Rahakundini Bakrie, skenario AS menyerang Libya dan Timur Tengah sudah dirancang dari awal.
Karena semua negara tersebut terdapat sumber minyak bumi yang besar. Bahkan Ibu Connie menambahi kalau sasaran AS selanjutnya adalah Papua!!
Pernyataan ibu Connie pada siaran tvOne Sabtu 26/3 2011 bukannya tanpa dasar. Kabar Papua menjadi target AS berikutnya sudah beredar di kalangan intelejen.
Sebuah sumber di lingkungan Departemen Luar Negeri mengungkap adanya usaha intensif dari beberapa anggota kongres dari Partai Demokrat Amerika kepada Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk membantu proses ke arah kemerdekaan Papua secara bertahap.
Franklin D. Roosevelt Politics
Karena dengan tampilnya Presiden Barack Obama di tahta kepresidenan Gedung Putih, praktis politik luar negeri Amerika amat diwarnai oleh haluan Partai Demokrat yang memang sangat mengedepankan soal hak-hak asasi manusia.
Karena itu tidak heran jika Obama dan beberapa politisi Demokrat yang punya agenda memerdekakan Papua lepas dari Indonesia, sepertinya memang akan diberi angin.
Beberapa fakta lapangan mendukung informasi ini, sumber kami di Departemen Luar Negeri tersebut.
Betapa tidak, dalam dua bulan terakhir ini, US House of Representatives, telah mengagendakan agar DPR Amerika tersebut mengeluarkan rancangan Foreign Relation Authorization Act (FRAA) yang secara spesifik memuat referensi khusus mengenai Papua.
Kalau RUU ini lolos, berarti ada beberapa elemen strategis di Washington yang memang berencana mendukung sebuah opsi untuk memerdekakan Papua secara bertahap.
Dan ini berarti, sarana dan perangkat yang akan dimainkan Amerika dalam menggolkan opsi ini adalah, melalui operasi intelijen yang bersifat tertutup dan memanfaatkan jaringan bawah tanah yang sudah dibina CIA maupun intelijen Departemen Luar Negeri Amerika.
Karena itu, Departemen Luar Negeri RI haruslah siap dari sekarang untuk mengantisipasi skenario baru Amerika dalam menciptakan aksi destabilisasi di Papua.
Berarti, Departemen Luar Negeri harus mulai menyadari bahwa Amerika tidak akan lagi sekadar menyerukan berbagai elemen di TNI maupun kepolisian untuk menghentikan adanya pelanggaran-pelanggaran HAM oleh aparat keamanan.
Campur tangan Amerika dengan skenarionya berusaha agar Papua lepas dari NKRI. Amerika tentu punya alasan agar Papua lepas dari Indonesia, Papua adalah mutiara hitam dari timur, sebuah tanah yang kaya raya, dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya serta kandungan emas di bukit Freeport yang melimpah membuat para Kapitalis penajajah serakah ngiler dibuatnya.
Padahal kalau kita tahu pembagian royalty Freeport Indonesia hanya mendapat 1%, sedangkan asing mendapat 99%. sungguh lucu yah..
“Masa tukang cangkul hasilnya jauh lebih banyak dari yang punya tanah. Ini semua karena zaman Orde Baru, New Order, New world Order!
Papuan Warrior
Dimana pada saat itu semua kekayaan alam Indonesia mulai dikuras habis akibat perjanjian-perjanjian yang “timpang” pada zaman Indonesia menganut sistim kapitalis pada masa awal itu.”
Semua ini akibat perjanjian-perjanjian pertambangan pada masa lalu. Perjanjian pertambangan juga tak mungkin hanya berlaku untuk beberapa tahun mendatang, namun bisa berlaku selama puluhan tahun atau bahkan selama seabad kedepan!
Lalu, siapakah yang membuat semua perjanjian itu? Jelas Presiden Indonesia. Siapakah presiden Indonesia pada masa lalu tersebut?? Andalah yang tahu, karena anda juga mempelajari sejarah presiden-presiden bangsa ini bukan???
Alasan utama yang menjadi isu pemisahan Papua dari NKRI adalah kemiskinan, pemerintah Indonesia yang tidak mampu mengentaskan kemiskinan di Papua menyebabkan isu-isu sparatis berkembang.
Kemiskinan Papua adalah salah satu akibat dari sistem Kapitalisme yang diterapakan di Indonesia, emas Papua yang seharusnya mampu memakmurkan rakyat Papua justru dirampok oleh Freeport dan perusahaan asing milik Kapitalis Penjajah.
Anehnya, padahal penduduk Papua hanya sekitar 2 juta jiwa saja dan dana APBD pertahunnya bernilai trilyunan rupiah!! Melebihi kebanyakan propinsi-propinsi lain di Indonesia. Lalu, kemana uang segitu banyaknya pergi? Banyak yang menduga banya pejabat-pejabat di wilayah Papua sendiri yang “mengambilnya”.
Ini terbukti dari minimnya sarana dan prasarana yang nyata untuk rakyat Papua disana, seperti puskesmas, stok sembako, dan sejenisnya yang tetap langka. juga minimnya jembatan penghubung, pengaspalan jalan dan masih banyak lainnya.
Isu-isu HAM dan Demokrasilah yang sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat agar Papua bisa lepas dari NKRI, dengan isu ini diharpakan akan terjadi referendum bagi tanah Papua.
Yang selanjutnya, akan mengantarkan Papua ke arah pemisahan diri dari NKRI dan akan diperas habis-habisan oleh para negara dan kaum elite dunia, raja-raja eropa, pengusah multibillon dunia, para kartel minyak, kartel kayu, kartel mineral dan semua yang haus darah, haus minyak dan haus harta, kelompok elite dunia, the Bilderberg.
Bilderberg
Warga papua yang selama ini dihasut dengan penyebaran para agen yang kadang menunggangi dan berkedok agama dengan menyamar sebagai misionaris, secara perlahan-lahan tapi pasti akan menjalani politik benci kepada negaranya sendiri! yaitu Indonesia.
Rakyat disana harusnya jauh lebih bangga menjadi warga negara Indonesia, mereka mempunyai hak tak hanya di pulau Papua, tapi juga mempunyai HAK YANG SAMA dari kota Sabang, Aceh hingga Merauke. Begitu luasnya tanah warga dan rakyat Papua dibandingkan hanya pulau itu sendiri.
Suharto, former President of Indonesia
Namun di era Suharto, tanah papua mulai dieksploitasi secara besar-besaran. Ini berawal dari ditemukannya emas, tembaga dan lainnya.
Ahli geologi AS dan sekutunya pun datang, mereka telah merahasiakan adanya emas di Papua.
Para peneliti barat dalam laporannya hanya menemukan tembaga. Padahal tembaga adalah salah satu jenis “emas mentah” yang jika dicari lebih dalam akan ada emas yang sebenarnya.
Oleh karenanya, salah satu kota tempat diadakan penelitian tersebut bernama Tembagapura yang artinya Kota Tembaga.
Emas di Bank Central
Penipuan negara-negara asing ini tak tercium pula oleh rezim Suharto yang tak pernah mau mengecek ke lapangan dengan para ahli-ahli geologi dan para ahli sains Indonesia.
Akibatnya, maka pihak Indonesia benar-benar mengalami kerugian yang sangat banyak dari hasil tambang tersebut.
Dari pembagian hasil tambang itu, pihak Indonesia diberi tak lebih dari 1% saja. Namun saat Suharto lengser, pihak Indonesia akhirnya protes, dan pembagian hasil tambang dinaikkan dan itupun tak lebih dari 10%.
Sebenarnya dapat saja perjanjian tentang penemuan tembaga itu direvisi, karena adanya pembohongan dan penipuan dari hasil yang sekarang diperolah, emas! Belum lagi dampak lingkungan yang telah dihasilkan oleh tambang-tambang tersebut yang sangat berbahaya untuk lingkungan di pulau Papua.
west papua Freeport Grasberg minesTambang itu dikuasai oleh perusahaan Freeport Amerika, bernama Tambang Grasberg atau Grasberg Mine adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia.
Tambang ini terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116, (satelitte view) dan dimiliki oleh Freeport yang berbasis di AS (67.3%), Rio Tinto Group (13%), Pemerintah Indonesia hanya (9.3%) dan PT Indocopper Investama Corporation (9%).
Operator tambang ini adalah PT Freeport Indonesia (anak perusahaan dari Freeport McMoran Copper and Gold). Biaya membangun tambang di atas pegunungan Jayawijaya ini sebesar 3 miliar dolar AS.
Pada 2004, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan 46 juta ons emas. Pada 2006 produksinya adalah 610.800 ton tembaga; 58.474.392 gram emas; dan 174.458.971 gram perak.
Namun ternyata keuntungan sebesar itupun masih kurang untuk manusia-manusia berhati busuk, merekapun masih menginginkan semuanya, pulau Papua.
Melalui rakyat Papua sendiri sebagai bumpernya, AS dan Inggris serta sekutunya mulai mencuci otak dan membuat separatis-separatis di tanah Papua.
Ini adalah salah satu modus yang paling dikenal oleh musuh-musuh AS di dunia, karena AS selalu membuat sel teroris disuatu wilayah sebelum diperebutkannya. Sel teroris ciptaan AS ini sebagai ujung tombak perjuangan AS sendiri. Mereka menjalankan teror dimana-mana, agar terjadi ketidak-amanan rakyat di daerah itu.
Sebagai contoh Osama bin Laden yang menjadi sel teroris ciptaan AS dalam menjalankan operasi “False Flag” di tanah Irak dan Afghanistan. Juga Dr. Azhari yang menjadi sel teroris di Indonesia hasil ciptaan AS melalui Malaysia. Semua rencana telah diatur. Dan rakyatnyalah yang akan diadu domba.
Dan “istilah” yang dipakai oleh media-media barat yang hampir semua adalah antek-anteknya menyebar istilah yang beragam sesuai pihak mana yang pro atau yang kontra terhadap mereka. Mereka mengistilahkan separatis, terroris, perjuang, pemberontak dan lain-lain.
Karena itu saya himbau kepada warga indonesia, lupakanlah masalah perbedaan suku, agama, ras.. mari kita bersatu.
Waspadai bersama gerakan ormas yang menjurus pada anarkis. waspadai ormas yang berdalih ingin memperjuangkan Papua.
Berhati-hatilah karena intelejen asing sudah ada di sekitar kita. Mari kita sama-sama jaga kedaulatan RI supaya tidak sampai terpecah belah. Ini bukan negeri dongeng dan berita ini bukan sekedar omong kosong.
Waspadalah dengan gerakan-gerakan dari luar sana yang menginginkan Papua lepas dari NKRI dan mencanangkan gerakan New World Order diseluruh penjuru bumi. (beritahebohterkiniblogspot/icc.wp.com/berbagai sumber)
LIHAT VIDEO: Pemerintah AS mengorbankan rakyatnya supaya berperang untuk kepentingan elite dan kartel-kartel minyak agar dapat menguasai minyak dunia di negara yang di invasi youtu.be/Ydy13L3PxC8
Mereka merampok negara-negara dengan cara membuat skenario teroris, salah satunya melalui operasi ‘false flag”. Lalu mereka akan menurunkan kekuatan militer melalui prajurit-prajurit mereka yang tak bersalah. Ribuan tewas dari kedua belah pihak.
Setelah semuanya dapat dikuasai oleh kaum elit dunia di negara hasil invasinya, akhirnya mereka dapat mengontrol atau mengambil alih politik, keuangan, kekuatan dan kekuasaan negara tersebut untuk menguras semua kekayaan alamnya, membuat basis militer, menjalankan operasi mata-mata, mengadu domba rakyatnya dan sejenisnya agar pemerintahan negara itu tumbang dan mengambil alih semuanya, untuk menuju “Dunia Dalam Satu Komando”, the New World Order.
di ambil dari
http://indocropcircles.wordpress.com...-adalah-papua/
Diubah oleh dewiadel 19-08-2013 15:49
0
9.7K
Kutip
109
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan