- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
7 KELOMPOK PELAWAK LEGEDARIS INDONESIA
TS
onggi 45
7 KELOMPOK PELAWAK LEGEDARIS INDONESIA
sebelumnya, Tiada repost diantara kita gan...
nggak nyangka masuk HT gan. padahal ni trit ane bikin udah hampir 1 tahun yang lalu.
Dunia hiburan tanah air tak akan pernah sepi oleh canda ria dan tawa yang dihadirkan kelompok lawak yang silih berganti menghibur bumi pertiwi. Acara buka puasa hingga sahur di bulan Ramadhan misalnya, kelompok lawak penghibur menjadi sajian utama yang seakan melegakan kita yang sudah seharian menahan nafsu dan dahaga, atau sekedar menjadi penghibur pelepas penat usai kerja yang melelahkan. Ada daftar panjang nama kelompok ataupun pelawak solo yang telah berkecimpung di dunia hiburan tanah air. Berikut adalah daftar tujuh kelompok komedi legendaris di Indonesia menurut TujuhPedia.com. Siapa sajakah mereka?
7.BAGITO
Daftar ini dimulai dari Bagito yang sangat jaya di era 90an. Bagito – konon adalah singkatan Bagi Roto (Bagi Rata) – digawangi oleh kakak beradik Miing (Dedi Gumelar) dan Didin (Didin Pinasti) serta kawan mereka Unang. Kepopuleran mereka dimulai dari beberapa kali acara panggung dan siaran rutin BasoSK (Bagito Show Senyum & Ketawa) di radio humor Suara Kejayaan (yang juga membesarkan nama Patrio, Ulfa Dwiyanti, Alm.Taufik Savalas dan Komeng). Nama Bagito menjadi semakin melejit ketika stasiun TV RCTI menayangkan acara komedi setengah jam Bagito Show. RCTI pulalah yang menjadikan mereka grup lawak paling mahal seindonesia melalui perpanjangan kontrak dengan bayaran konon mencapai 1 milyar rupiah, harga ini bisa dimaklumi karena acara Bagito Show memperoleh rating cukup tinggi dan bertahan cukup lama di layar kaca.
Bagito bisa dibilang sebagai suksesor Warkop DKI di ranah komedi, Miing yang menjadi founder Bagito pernah tergabung sebagai tim kreatif Warkop, baik itu sebagai figuran di acara radio, rekaman kaset ataupun film-film Warkop DKI. Pembagian peran dalam Bagito Group biasanya stereotype, Miing sebagai orang kampung yang ngotot, Didin sebagai anak orang kaya yang bertugas menjadi pemberi umpan lawakan dan Unang yang multitalenta sebagai tokoh kekanak-kanakan.
Sayang kelangsungan grup lawak ini berbanding terbalik dengan kesuksesannya, masalah internal dalam grup berakhir dengan keluarnya Unang dari formasi Bagito. Dia kemudian melanjutkan karir sebagai pemain sinetron religi dan stripping melalui peran-peran serius serta membintangi film layar lebar. Walaupun Miing dan Didin tetap melanjutkan kiprah Bagito, namun kepopuleran mereka akhirnya menurun dan menghilang sampai akhirnya kini nama Bagito tak terdengar lagi. Dedi Gumelar terjun ke dunia politik dan maju sebagai anggota DPR mewakili Banten dari fraksi PDI-P periode 2009-2014.
6.D’BODORS
Tidak banyak grup lawak yang bisa eksis bertahun-tahun dengan bermodalkan materi tradisional, dan salah satu yang mampu bertahan adalah kelompok lawak D’Bodors yang beranggotakan Raden Achmad Yusuf Wargapranata (Abah Us Us) yang identik dengan peniti raksasa, Uyan Suryana (Yan Asmi) yang selalu membawa gitar dan Kusye (Engkus) yang bertubuh kecil namun lincah. Trio pelawak asal Sunda yang berulangkali mengisi layar TVRI ini memang sudah lama tidak aktif lagi, namun peran mereka di dunia humor tak akan pernah terlupakan.
Ketiganya multitalenta, cerdas sekaligus menghibur namun tidak melupakan kultur Sunda yang kental. Komedi-musik yang mereka usung tak pernah lekang oleh jaman, ini dibuktikan dari penampilan-penampilan akhir mereka di tahun 2010 saat naik panggung di acara Zona Memori Metro TV. Walaupun sudah dimakan usia, mereka masih tetap sanggup mengocok perut dengan banyolan khas yang juga pernah mereka usung pada dekade 80an.
Berbekal kesuksesan penampilan mereka, D’Bodors sempat melakukan lobi ke Metro TV untuk pembuatan talkshow. Sayang tak lama setelah penampilan terakhir di TV swasta tersebut, Yan Asmi meninggal dunia pada tanggal 29 Maret 2010 sekaligus membatalkan rancangan talkshow D’Bodor. Abah dan Engkus-pun merubah susunan acara dan bersiap menyajikan kenangan Yan Asmi di Zona Memori, namun belum sempat acara ini dijalankan, Abah Us Us wafat menyusul rekannya 40 hari setelah meninggalnya Yan Asmi, pada tanggal 8 Mei 2010.
5.BAGIO CS
Almarhum S. Bagio yang dilahirkan di Purwokerto pada tahun 1933 adalah pejuang komedi, dia tidak pernah menyerah berkecimpung di dunianya walaupun berganti-ganti kelompok. Sebelum membentuk kelompok yang paten, ia pernah bergabung dengan masing-masing Ateng dan Iskak, Eddy Sud dan juga Bing Slamet. Namun Bagio paling terkenal ketika ia bergabung dengan Darto Helm, Diran dan R. Saleh Apandi (Sol Saleh) saat membentuk Bagio Cs dan mendapat tempat di hati publik sekitar tahun 70an hingga 80an. Keunikan Bagio sebelum menetap dengan ketiga kawan lain memang karena dia adalah pelawak freelance. Di satu saat ia bisa bergabung dengan Jayakarta, di saat lain bermain di film Ateng dan Iskak, kemudian beralih bergabung dengan Eddy Sud dan seterusnya. Hingga akhir hayatnya, Bagio telah membintangi lebih dari 30 judul film.
Dalam kelompok tetapnya, Bagio mendapat peran sebagai tokoh yang latah dan sok tahu, Sol Saleh sebagai pengumpan yang netral, Darto Helm sebagai pribadi yang grusa-grusu dan Diran sebagai sosok yang pintar-pintar bodoh. Layak disebut juga Sudarto alias Darto Helm, yang juga multitalenta. Tahukah anda jika dialah pencipta lagu Mandi Madu yang dipopulerkan Elvy Sukaesih dan Judi yang tentu dipopulerkan oleh H. Rhoma Irama? Pria ini dilahirkan di kota yang sama dengan Bagio, yaitu Purwokerto.
Keempat personil grup ini telah meninggal dunia, Bagio wafat tahun 1993, Diran wafat tahun 1996, Sol Saleh pada tahun 2002 dan terakhir Darto Helm pada tahun 2004.
4.JAYAKARTA GROUP
Siapa tidak kenal Jojon? Maskot Jayakarta Group ini masih eksis hingga saat ini dan terus membintangi acara lawak ataupun sinetron. Jojon adalah pelawak yang memang born-to-be-comedian. Sebelum vakumnya Jayakarta, Jojon dikenal dengan gaya penampilan yang khas, celana panjang kedodoran yang diangkat naik sampe perut, baju warna-warni bermotif ceria, rambut poni dan kumis kotak ala Charlie Chaplin.
Formasi paling terkenal dari Jayakarta Group adalah Cahyono – pimpinan Jayakarta yang biasa berperan sebagai pengumpan dan pembuka bahan komedi. Jojon, sang maskot. Prapto yang kemudian lebih sering berperan sebagai wanita bernama Esther dan yang terakhir Uuk yang sering kebagian peran sebagai preman karena nada suaranya yang tinggi dan khas serta wajah Arab-nya yang unik.
Sepeninggal Uuk dan Esther yang wafat mendahului rekan-rekannya, kelompok ini akhirnya surut. Jojon masih setia di lapak komedi sedangkan Cahyono memilih jalur religi.
3.KWARTET JAYA
Adalah Bing Slamet, seniman asal Banten multitalenta yang merajai panggung hiburan di era 50 hingga 70an. Ia adalah seorang aktor, pelawak, penyanyi, pencipta lagu sekaligus musisi. Sejak muncul di jagad hiburan Indonesia, Bing terkenal sebagai pelawak sekaligus penyanyi dan karirnya di dua dunia itu sama melejitnya. Di dunia musik, ia membentuk Eko Sapta Band bersama Idris Sardi, Enteng Tanamal dan Benny Mustafa. Ia juga membentuk grup lawak Los Gilos (bersama dengan Tjepot dan Mang Udel) serta Trio SAE (bersama Eddy Sud dan Atmonadi) yang sayangnya tidak bertahan lama. Namun dari semua kelompok tersebut, masyarakat akan selalu ingat kelompok yang ia bentuk pada tahun 1967 bersama Eddy Sudihardjo (Eddy Sud), Kho Tjeng Lie (Ateng) dan Iskak yang dinamakan Kwartet Jaya, grup lawak yang merajai pementasan di era 70an (sebelum bergabungnya Ateng grup ini bernama EBI – Eddy Sud, Bing, Iskak).
Tangan dingin Bing pula yang kemudian membangun Safari Sinar Sakti Film dan memproduksi seri komedi layar lebar yang dibintangi oleh Kwartet Jaya, diantaranya: “Bing Slamet Setan Jalan” (1972), “Bing Slamet Sibuk” (1973), “Bing Slamet Dukun Palsu” (1973) dan film terakhirnya “Bing Slamet Koboi Cengeng” (1974) yang ia mainkan walaupun saat itu sedang menderita penyakit liver. Sayang setelah meninggalnya Bing Slamet pada tahun 1974, Kwartet Jaya bubar karena Ateng dan Iskak memilih untuk membangun duo dan meninggalkan nama Kwartet Jaya untuk Eddy Sud.
Tiga kawan Bing sebenarnya juga bukan talenta main-main. Eddy Sud misalnya, sebelum bergabung ke Kwartet Jaya ia sudah dikenal sebagai seorang aktor dan telah bermain di beberapa film, kelak di tahun 80an ia akan dikenal sebagai master acara musik legendaris TVRI Aneka Ria Safari. Sedangkan Iskak dan Ateng yang merupakan duo lawak terkenal Indonesia, juga bermain di film-film yang sama dengan Eddy Sud dan kelak memiliki spot lawak tiap minggu di TVRI sebagai Petruk dan Bagong di acara Ria Jenaka, dua acara yang bertahan selama bertahun-tahun.
Semua personel Kwartet Jaya telah meninggal dunia. Bing pada tahun 1974, Iskak pada tahun 2000, Ateng pada tahun 2003 dan Eddy Sud pada tahun 2005. Begitu hebatnya pengaruh Bing Slamet bagi dunia lawak Indonesia, hingga permintaan terakhir seorang Benyamin Suaeb – pelawak, aktor dan musisi multitalenta legendaris Betawi lain – adalah ingin dimakamkan di tempat pemakaman yang sama dengan Bing yang dianggapnya sebagai guru dan orang yang paling berjasa baginya. Benyamin S dan Bing Slamet dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
Lanjut Di bawah gan...
Spoiler for repost:
nggak nyangka masuk HT gan. padahal ni trit ane bikin udah hampir 1 tahun yang lalu.
Spoiler for alhamdulillah HT pertama ane gan setelah sekian lama ngaskus...:
Spoiler for makasih buat abu2 ma ijo2 nya:
Dunia hiburan tanah air tak akan pernah sepi oleh canda ria dan tawa yang dihadirkan kelompok lawak yang silih berganti menghibur bumi pertiwi. Acara buka puasa hingga sahur di bulan Ramadhan misalnya, kelompok lawak penghibur menjadi sajian utama yang seakan melegakan kita yang sudah seharian menahan nafsu dan dahaga, atau sekedar menjadi penghibur pelepas penat usai kerja yang melelahkan. Ada daftar panjang nama kelompok ataupun pelawak solo yang telah berkecimpung di dunia hiburan tanah air. Berikut adalah daftar tujuh kelompok komedi legendaris di Indonesia menurut TujuhPedia.com. Siapa sajakah mereka?
7.BAGITO
Spoiler for bagito:
Daftar ini dimulai dari Bagito yang sangat jaya di era 90an. Bagito – konon adalah singkatan Bagi Roto (Bagi Rata) – digawangi oleh kakak beradik Miing (Dedi Gumelar) dan Didin (Didin Pinasti) serta kawan mereka Unang. Kepopuleran mereka dimulai dari beberapa kali acara panggung dan siaran rutin BasoSK (Bagito Show Senyum & Ketawa) di radio humor Suara Kejayaan (yang juga membesarkan nama Patrio, Ulfa Dwiyanti, Alm.Taufik Savalas dan Komeng). Nama Bagito menjadi semakin melejit ketika stasiun TV RCTI menayangkan acara komedi setengah jam Bagito Show. RCTI pulalah yang menjadikan mereka grup lawak paling mahal seindonesia melalui perpanjangan kontrak dengan bayaran konon mencapai 1 milyar rupiah, harga ini bisa dimaklumi karena acara Bagito Show memperoleh rating cukup tinggi dan bertahan cukup lama di layar kaca.
Bagito bisa dibilang sebagai suksesor Warkop DKI di ranah komedi, Miing yang menjadi founder Bagito pernah tergabung sebagai tim kreatif Warkop, baik itu sebagai figuran di acara radio, rekaman kaset ataupun film-film Warkop DKI. Pembagian peran dalam Bagito Group biasanya stereotype, Miing sebagai orang kampung yang ngotot, Didin sebagai anak orang kaya yang bertugas menjadi pemberi umpan lawakan dan Unang yang multitalenta sebagai tokoh kekanak-kanakan.
Sayang kelangsungan grup lawak ini berbanding terbalik dengan kesuksesannya, masalah internal dalam grup berakhir dengan keluarnya Unang dari formasi Bagito. Dia kemudian melanjutkan karir sebagai pemain sinetron religi dan stripping melalui peran-peran serius serta membintangi film layar lebar. Walaupun Miing dan Didin tetap melanjutkan kiprah Bagito, namun kepopuleran mereka akhirnya menurun dan menghilang sampai akhirnya kini nama Bagito tak terdengar lagi. Dedi Gumelar terjun ke dunia politik dan maju sebagai anggota DPR mewakili Banten dari fraksi PDI-P periode 2009-2014.
6.D’BODORS
Spoiler for D’BODORS:
Tidak banyak grup lawak yang bisa eksis bertahun-tahun dengan bermodalkan materi tradisional, dan salah satu yang mampu bertahan adalah kelompok lawak D’Bodors yang beranggotakan Raden Achmad Yusuf Wargapranata (Abah Us Us) yang identik dengan peniti raksasa, Uyan Suryana (Yan Asmi) yang selalu membawa gitar dan Kusye (Engkus) yang bertubuh kecil namun lincah. Trio pelawak asal Sunda yang berulangkali mengisi layar TVRI ini memang sudah lama tidak aktif lagi, namun peran mereka di dunia humor tak akan pernah terlupakan.
Ketiganya multitalenta, cerdas sekaligus menghibur namun tidak melupakan kultur Sunda yang kental. Komedi-musik yang mereka usung tak pernah lekang oleh jaman, ini dibuktikan dari penampilan-penampilan akhir mereka di tahun 2010 saat naik panggung di acara Zona Memori Metro TV. Walaupun sudah dimakan usia, mereka masih tetap sanggup mengocok perut dengan banyolan khas yang juga pernah mereka usung pada dekade 80an.
Berbekal kesuksesan penampilan mereka, D’Bodors sempat melakukan lobi ke Metro TV untuk pembuatan talkshow. Sayang tak lama setelah penampilan terakhir di TV swasta tersebut, Yan Asmi meninggal dunia pada tanggal 29 Maret 2010 sekaligus membatalkan rancangan talkshow D’Bodor. Abah dan Engkus-pun merubah susunan acara dan bersiap menyajikan kenangan Yan Asmi di Zona Memori, namun belum sempat acara ini dijalankan, Abah Us Us wafat menyusul rekannya 40 hari setelah meninggalnya Yan Asmi, pada tanggal 8 Mei 2010.
5.BAGIO CS
Spoiler for BAGIO CS:
Almarhum S. Bagio yang dilahirkan di Purwokerto pada tahun 1933 adalah pejuang komedi, dia tidak pernah menyerah berkecimpung di dunianya walaupun berganti-ganti kelompok. Sebelum membentuk kelompok yang paten, ia pernah bergabung dengan masing-masing Ateng dan Iskak, Eddy Sud dan juga Bing Slamet. Namun Bagio paling terkenal ketika ia bergabung dengan Darto Helm, Diran dan R. Saleh Apandi (Sol Saleh) saat membentuk Bagio Cs dan mendapat tempat di hati publik sekitar tahun 70an hingga 80an. Keunikan Bagio sebelum menetap dengan ketiga kawan lain memang karena dia adalah pelawak freelance. Di satu saat ia bisa bergabung dengan Jayakarta, di saat lain bermain di film Ateng dan Iskak, kemudian beralih bergabung dengan Eddy Sud dan seterusnya. Hingga akhir hayatnya, Bagio telah membintangi lebih dari 30 judul film.
Dalam kelompok tetapnya, Bagio mendapat peran sebagai tokoh yang latah dan sok tahu, Sol Saleh sebagai pengumpan yang netral, Darto Helm sebagai pribadi yang grusa-grusu dan Diran sebagai sosok yang pintar-pintar bodoh. Layak disebut juga Sudarto alias Darto Helm, yang juga multitalenta. Tahukah anda jika dialah pencipta lagu Mandi Madu yang dipopulerkan Elvy Sukaesih dan Judi yang tentu dipopulerkan oleh H. Rhoma Irama? Pria ini dilahirkan di kota yang sama dengan Bagio, yaitu Purwokerto.
Keempat personil grup ini telah meninggal dunia, Bagio wafat tahun 1993, Diran wafat tahun 1996, Sol Saleh pada tahun 2002 dan terakhir Darto Helm pada tahun 2004.
4.JAYAKARTA GROUP
Spoiler for JAYAKARTA GROUP:
Siapa tidak kenal Jojon? Maskot Jayakarta Group ini masih eksis hingga saat ini dan terus membintangi acara lawak ataupun sinetron. Jojon adalah pelawak yang memang born-to-be-comedian. Sebelum vakumnya Jayakarta, Jojon dikenal dengan gaya penampilan yang khas, celana panjang kedodoran yang diangkat naik sampe perut, baju warna-warni bermotif ceria, rambut poni dan kumis kotak ala Charlie Chaplin.
Formasi paling terkenal dari Jayakarta Group adalah Cahyono – pimpinan Jayakarta yang biasa berperan sebagai pengumpan dan pembuka bahan komedi. Jojon, sang maskot. Prapto yang kemudian lebih sering berperan sebagai wanita bernama Esther dan yang terakhir Uuk yang sering kebagian peran sebagai preman karena nada suaranya yang tinggi dan khas serta wajah Arab-nya yang unik.
Sepeninggal Uuk dan Esther yang wafat mendahului rekan-rekannya, kelompok ini akhirnya surut. Jojon masih setia di lapak komedi sedangkan Cahyono memilih jalur religi.
3.KWARTET JAYA
Spoiler for KWARTET JAYA:
Adalah Bing Slamet, seniman asal Banten multitalenta yang merajai panggung hiburan di era 50 hingga 70an. Ia adalah seorang aktor, pelawak, penyanyi, pencipta lagu sekaligus musisi. Sejak muncul di jagad hiburan Indonesia, Bing terkenal sebagai pelawak sekaligus penyanyi dan karirnya di dua dunia itu sama melejitnya. Di dunia musik, ia membentuk Eko Sapta Band bersama Idris Sardi, Enteng Tanamal dan Benny Mustafa. Ia juga membentuk grup lawak Los Gilos (bersama dengan Tjepot dan Mang Udel) serta Trio SAE (bersama Eddy Sud dan Atmonadi) yang sayangnya tidak bertahan lama. Namun dari semua kelompok tersebut, masyarakat akan selalu ingat kelompok yang ia bentuk pada tahun 1967 bersama Eddy Sudihardjo (Eddy Sud), Kho Tjeng Lie (Ateng) dan Iskak yang dinamakan Kwartet Jaya, grup lawak yang merajai pementasan di era 70an (sebelum bergabungnya Ateng grup ini bernama EBI – Eddy Sud, Bing, Iskak).
Tangan dingin Bing pula yang kemudian membangun Safari Sinar Sakti Film dan memproduksi seri komedi layar lebar yang dibintangi oleh Kwartet Jaya, diantaranya: “Bing Slamet Setan Jalan” (1972), “Bing Slamet Sibuk” (1973), “Bing Slamet Dukun Palsu” (1973) dan film terakhirnya “Bing Slamet Koboi Cengeng” (1974) yang ia mainkan walaupun saat itu sedang menderita penyakit liver. Sayang setelah meninggalnya Bing Slamet pada tahun 1974, Kwartet Jaya bubar karena Ateng dan Iskak memilih untuk membangun duo dan meninggalkan nama Kwartet Jaya untuk Eddy Sud.
Tiga kawan Bing sebenarnya juga bukan talenta main-main. Eddy Sud misalnya, sebelum bergabung ke Kwartet Jaya ia sudah dikenal sebagai seorang aktor dan telah bermain di beberapa film, kelak di tahun 80an ia akan dikenal sebagai master acara musik legendaris TVRI Aneka Ria Safari. Sedangkan Iskak dan Ateng yang merupakan duo lawak terkenal Indonesia, juga bermain di film-film yang sama dengan Eddy Sud dan kelak memiliki spot lawak tiap minggu di TVRI sebagai Petruk dan Bagong di acara Ria Jenaka, dua acara yang bertahan selama bertahun-tahun.
Semua personel Kwartet Jaya telah meninggal dunia. Bing pada tahun 1974, Iskak pada tahun 2000, Ateng pada tahun 2003 dan Eddy Sud pada tahun 2005. Begitu hebatnya pengaruh Bing Slamet bagi dunia lawak Indonesia, hingga permintaan terakhir seorang Benyamin Suaeb – pelawak, aktor dan musisi multitalenta legendaris Betawi lain – adalah ingin dimakamkan di tempat pemakaman yang sama dengan Bing yang dianggapnya sebagai guru dan orang yang paling berjasa baginya. Benyamin S dan Bing Slamet dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
Lanjut Di bawah gan...
0
104.2K
1.3K
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan