- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Death Transport (cerbung zombie) Part 6 release


TS
asii
Death Transport (cerbung zombie) Part 6 release
Quote:
warning!thread ini hanya thread bayangan. kalo mau komen dan melihat daftar episode silahkan datang ke thread part 1 disini
makasih buat agan-agan yang setia nungguin cerita ini, tolong komennya yah di thread part 1 buat semangat ane, bikin kelanjutannya. kalo bisa minta cendolnya gan hehe
Spoiler for Episode 6:
DEATH TRANSPORT (Episode 6 : New friend, New Journey)
Saat kami keluar dari tangga menuju kelas 3 di sebelah kanan kami ada 2 orang laki-laki yang satu berumur sekitar 23 dan satu lagi berumur kurang lebih 50 tahunan membawa baseball bat (Pemukul baseball) dan mengangkat baseball batnya seperti ingin memukul kami. Sepertinya mereka tidak terinfeksi, tapi tetap saja aku bersiap-siap mengcungkan samuraiku karena ia tidak kunjung menurunkan baseball batnya. “Apakah kalian tergigit?” tanya orang paling tua. “Kami bersih, kami nggak terinfeksi. Bagaimana dengan kalian? Kataku balik bertanya. “kami tidak tergigit” jawab yang paling muda. Kami berkenalan, yang paling muda bernama Sukron dan yang paling tua adalah ayahnya yang bernama pak narko. “dapat baseball bat darimana?” tanyaku. “aku suka olahraga baseball” jawab Sukron. Kami berempat melanjutkan perjalanan.
SS Banyu Emas, Deck Kelas 3, 25 Februari 2014 09:10
“Oh iya, gue belum memperkenalkan diri. Nama gue Riza” kataku pada mereka lalu menjabat tangan mereka berdua.
“ini Yanti” sambungku mengenalkan Yanti.
“Heh gue Arvi bukan Yanti” kata Yanti marah.
“ah sama aja” kataku.
“Setan lu pret” sahut Yanti.
“lalu apa rencana kalian?” tanya Pak Narko.
“kami mau ngambil senjata di deck kendaraan terus ke ruang nahkoda meminta bantuan. Soalnya ruang Nahkoda udah penuh sama zombie” jelasku.
“okeh kami ikut kalian” kata Pak Narko.
Kami berempat melanjutkan perjalanan.
“Serasa maen Left 4 Dead” kataku.
“left 4 dead apaan pret?” tanya Yanti.
“itu game pc bergenre zombie, di game itu ada 4 orang: 2 cowok, 1 orang tua, dan 1 cewek” jawabku.
“Owh...ceweknya cantik ga pret?” tanyanya lagi.
“nggak jelek kayak elu” jawabku.
“sialan lo pret” kata Yanti ketus.
Kami masih berjalan menuju deck kendaraan lalu Pak Narko bertanya padaku
“Kenapa nggak lewat ruang tengah aja?”.
“Nggak bisa pak tadi dari deck atas kami melihat ruang tengah udah di kerubutin zombie” jawabku. Kami tiba di depan ruang Hiburan, tapi menurutku lebih tepatnya ruang Disko, dari dalam ruang itu muncul satu zombie, yang langsung berlari ke kami sambil berteriak. Aku langsung menusukkan pedangku ke kepalanya, dan zombie itu mati seketika. Dari dalam terdengar suara teriakkan banyak zombie mungkin karena mendengar teriakkan dari zombie yang tadi kubunuh.
“Shit...shit...shit” umpatku.
“lari semua...lariiii!!!” teriak Pak Narko.
Kami semua lari ke ujung koridor. Aku melihat kebelakang, puluhan Zombie keluar dari ruangan disko.
“Yanti pegangin samurai gue” perintahku ke Yanti sambil menyodorkan samurai.
Yanti lalu memegang samurai ku. Aku lalu teringat dengan Pistol revolver yang tadi aku temukan di kamar ABK. Aku memperlambat lariku dan mengambil senjata itu dan bantal dari tas yang ku bawa. Aku memegang bantal di depanku dengan tangan kiri, dan pistol ku arahkan ke semua zombie itu dengan tangan kanan di belakang bantal sehingga saat ku tembakkan tidak terdengar suara yang keras. Sambil terus berlari kedepan, aku menembak zombie-zombie itu, 6 zombie tumbang dan peluruku habis. Aku menjepit bantal dengan lengan kiriku lalu aku mengambil peluru lagi di tasku. Aku mengisi ulang pistol itu dan mulai menembaki mereka lagi dengan cara yang sama seperti sebelumnya. kali ini hanya 3 zombie yang tumbang, namun peluruku sudah habis aku melempar pistol itu ke kepala zombie yang terdepan. Zombie itu pun terjatuh.
“Yanti samurai gue” kataku ke Yanti.
“nih” Kata Yanti sambil menyodorkan samuraiku.
Zombie yang terdepan mencengkram jaketku, aku langsung memutar badanku dan menebas kepalanya.
“minggir lu” kataku saat menebas zombie itu.
sekarang hanya tersisa belasan zombie saja. Pak Narko lalu berbalik arah dan diikuti oleh Sukron dan Yanti aku juga berbalik arah.
“Jumlah mereka sedikit kita bantai saja mereka” kata Pak Narko.
Kami semua menghantam zombie-zombie itu dengan senjata yang kami punya. Darah berceceran kemana-mana dan bercipratan ke baju kami. Zombie terakhir di bacok oleh Yanti dengan kapaknya. “Ga da yang terinfeksi kan?” tanyaku kepada mereka khawatir.
“Ga ada” jawab Sukron.
Kami melanjutkan perjalanan hingga sampai di persimpangan lorong. Aku mendengar suara derap langkah kaki. “Sebentar, ada sesuatu” kataku menghentikan langkah mereka.
Kami bersiap-siap menerima kemungkinan terburuk bahwa itu suara langkah zombie. Begitu mereka muncul di balik persimpangan, ternyata mereka adalah rombongan pak menteri. Mereka kaget melihatku, lalu salah seorang anggota TNI yang tadi mengarahkan senapannya ke arah kami.
“Kamu! Hentikan semua dia rombongan kita tadi saat di atas” kata Pak Menteri melihatku.
Anggota TNI itu lalu menurunkan senapannya.
“Kalian! Syukurlah” kataku lega.
Aku dan Yanti lega sekali bertemu rombongan Pak Menteri. Namun aku melihat jumlah mereka berkurang hanya tersisa 6 orang. Aku berkenalan dengan mereka semua kecuali pak menteri. Mereka berenam adalah Pak Menteri yang mempersenjatai dirinya dengan tongkat besi, Dua orang anggota TNI-Tentara Feri dan Rizki mereka mempersenjatai diri mereka dengan Senapan yang di pegang ujungnya seperti pemukul. Mereka hanya menggunakan senapan itu disaat kondisi darurat karena takut di kejar zombie lagi seperti saat di deck kelas 2. Sedangkan yang lainnya Profesor Brian yang ku temui di atas mempersenjatai dirinya dengan pisau yang diikatkan ke ujung tongkat kayu sehingga menyerupai tombak, lalu orang yang menyelundupkan senjata dia bernama Rifal dia bersenjatakan stick Golf, dan satu orang Wanita berumur sekitar 25-an bernama Dewi yang merupakan seorang Pelayan di Kapal ini, dia bersenjatakan kapak merah seperti milik Yanti.
“Yang lain kemana Pak?” tanyaku ke pak menteri.
“pak menteri hanya mengangguk tanda mereka tidak selamat.
“Lalu mereka siapa?” tanya Pak menteri menunjuk Sukron dan ayahnya.
“Ini sukron dan ayahnya Pak Narko. Mereka salah satu penumpang yang selamat” kataku mengenalkan Sukron dan Pak Narko.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke deck Kendaraan. Di lorong kami bertemu dengan zombie lagi mungkin jumlahnya hanya 15 orang. Namun karena jumlah kami banyak, kami pun menghadapi mereka dengan senjata masing-masing. Aku menebas-nebas kepala mereka satu-persatu. Begitu juga yang lain. Aku menusukkan pedangku kekepala seorang zombie lalu aku mendengar suara seperti kepala yang di bacok ternyata di belakangku ada zombie yang akan mengigitku namun Yanti sudah lebih dahulu mengarahkan kapaknya ke kepala zombie itu sehingga aku selamat.
“Thank’s” kataku kepada Yanti.
“Sama-sama pret” jawab Yanti.
Kami berhasil melumpuhkan semua zombie itu. lalu melanjutkan perjalanan. Baru berjalan beberapa meter kami berhenti untuk beristirahat sejenak. Aku mengambil air yang berada di dalam tas Yanti dan menaruh samuraiku di sampingku
Aku mulai membuka tutup botolnya dan mulai minum, lalu tentara Feri menjulurkan tangannya kepadaku lalu berkata.
“hey bocah saya minta minumnya”.
Aku memberikannya. Tanpa sengaja aku melihat luka gores dan mengeluarkan darah di lengan kiri Tentara Feri. Ketika ia sudah selesai minum aku memegang lengannya lalu menunjukkan luka di lengannya tadi.
“Luka apa ini, apakah anda terinfeksi pak?” tanyaku.
Tentara Feri diam sesaat, lalu membuang botol yang sedang di genggamnya dan dengan cepat mencengkram bahuku dan melemparkanku ke ruang tidur ABK di sebelah kiriku yang terbuka lebar.
Dia langsung masuk ke ruangan itu, sementara yang lain kaget. Pak Rizki pun ikut masuk namun ia tak membawa senjatanya karena ia meletakkannya di luar saat istirahat tadi.
“Ada apa ini Fer?” tanyanya.
Namun Feri berbalik dan tanpa berkata-kata ia langsung meninju wajah Rizki dengan tangan kanan dan melemparnya ke samping kiri. Pak Rifal ikut masuk namun baru sampai di pintu Rizki sudah menendangnya hingga ia terdorong ke luar ruangan. Seketika itu juga Feri menutup pintu yang terbuat dari besi dan langsung mengunci pintu yang memiliki model selop dari dalam. Pintu digedor-gedor oleh yang lain.
“Kamprett...elu kenapa?” Teriak Yanti terdengar oleh ku dari luar. Lalu Feri memasang kuda-kuda siap bertarung. Aku bangkit disusul oleh Pak Rizki, kamipun juga memasang kuda-kuda siap berantem.
Bersambung....
-death transport part 6 end-
Selanjutnya dalam Death Transport (Episode 7 : We Fight!)...
apa-apaan ini Tentara Feri tiba-tiba menyerang aku dan Pak Rizki, sepertinya di Terinfeksi oleh Zombie. Dia seperti bertambah kuat karena efek virus yang sudah menjangkitinya. Tapi kami siap menghajarnya....WE FIGHT!
Saat kami keluar dari tangga menuju kelas 3 di sebelah kanan kami ada 2 orang laki-laki yang satu berumur sekitar 23 dan satu lagi berumur kurang lebih 50 tahunan membawa baseball bat (Pemukul baseball) dan mengangkat baseball batnya seperti ingin memukul kami. Sepertinya mereka tidak terinfeksi, tapi tetap saja aku bersiap-siap mengcungkan samuraiku karena ia tidak kunjung menurunkan baseball batnya. “Apakah kalian tergigit?” tanya orang paling tua. “Kami bersih, kami nggak terinfeksi. Bagaimana dengan kalian? Kataku balik bertanya. “kami tidak tergigit” jawab yang paling muda. Kami berkenalan, yang paling muda bernama Sukron dan yang paling tua adalah ayahnya yang bernama pak narko. “dapat baseball bat darimana?” tanyaku. “aku suka olahraga baseball” jawab Sukron. Kami berempat melanjutkan perjalanan.
SS Banyu Emas, Deck Kelas 3, 25 Februari 2014 09:10
“Oh iya, gue belum memperkenalkan diri. Nama gue Riza” kataku pada mereka lalu menjabat tangan mereka berdua.
“ini Yanti” sambungku mengenalkan Yanti.
“Heh gue Arvi bukan Yanti” kata Yanti marah.
“ah sama aja” kataku.
“Setan lu pret” sahut Yanti.
“lalu apa rencana kalian?” tanya Pak Narko.
“kami mau ngambil senjata di deck kendaraan terus ke ruang nahkoda meminta bantuan. Soalnya ruang Nahkoda udah penuh sama zombie” jelasku.
“okeh kami ikut kalian” kata Pak Narko.
Kami berempat melanjutkan perjalanan.
“Serasa maen Left 4 Dead” kataku.
“left 4 dead apaan pret?” tanya Yanti.
Spoiler for game left 4 dead:

“itu game pc bergenre zombie, di game itu ada 4 orang: 2 cowok, 1 orang tua, dan 1 cewek” jawabku.
“Owh...ceweknya cantik ga pret?” tanyanya lagi.
“nggak jelek kayak elu” jawabku.
“sialan lo pret” kata Yanti ketus.
Kami masih berjalan menuju deck kendaraan lalu Pak Narko bertanya padaku
“Kenapa nggak lewat ruang tengah aja?”.
“Nggak bisa pak tadi dari deck atas kami melihat ruang tengah udah di kerubutin zombie” jawabku. Kami tiba di depan ruang Hiburan, tapi menurutku lebih tepatnya ruang Disko, dari dalam ruang itu muncul satu zombie, yang langsung berlari ke kami sambil berteriak. Aku langsung menusukkan pedangku ke kepalanya, dan zombie itu mati seketika. Dari dalam terdengar suara teriakkan banyak zombie mungkin karena mendengar teriakkan dari zombie yang tadi kubunuh.
“Shit...shit...shit” umpatku.
“lari semua...lariiii!!!” teriak Pak Narko.
Kami semua lari ke ujung koridor. Aku melihat kebelakang, puluhan Zombie keluar dari ruangan disko.
“Yanti pegangin samurai gue” perintahku ke Yanti sambil menyodorkan samurai.
Yanti lalu memegang samurai ku. Aku lalu teringat dengan Pistol revolver yang tadi aku temukan di kamar ABK. Aku memperlambat lariku dan mengambil senjata itu dan bantal dari tas yang ku bawa. Aku memegang bantal di depanku dengan tangan kiri, dan pistol ku arahkan ke semua zombie itu dengan tangan kanan di belakang bantal sehingga saat ku tembakkan tidak terdengar suara yang keras. Sambil terus berlari kedepan, aku menembak zombie-zombie itu, 6 zombie tumbang dan peluruku habis. Aku menjepit bantal dengan lengan kiriku lalu aku mengambil peluru lagi di tasku. Aku mengisi ulang pistol itu dan mulai menembaki mereka lagi dengan cara yang sama seperti sebelumnya. kali ini hanya 3 zombie yang tumbang, namun peluruku sudah habis aku melempar pistol itu ke kepala zombie yang terdepan. Zombie itu pun terjatuh.
“Yanti samurai gue” kataku ke Yanti.
“nih” Kata Yanti sambil menyodorkan samuraiku.
Zombie yang terdepan mencengkram jaketku, aku langsung memutar badanku dan menebas kepalanya.
“minggir lu” kataku saat menebas zombie itu.
sekarang hanya tersisa belasan zombie saja. Pak Narko lalu berbalik arah dan diikuti oleh Sukron dan Yanti aku juga berbalik arah.
“Jumlah mereka sedikit kita bantai saja mereka” kata Pak Narko.
Kami semua menghantam zombie-zombie itu dengan senjata yang kami punya. Darah berceceran kemana-mana dan bercipratan ke baju kami. Zombie terakhir di bacok oleh Yanti dengan kapaknya. “Ga da yang terinfeksi kan?” tanyaku kepada mereka khawatir.
“Ga ada” jawab Sukron.
Kami melanjutkan perjalanan hingga sampai di persimpangan lorong. Aku mendengar suara derap langkah kaki. “Sebentar, ada sesuatu” kataku menghentikan langkah mereka.
Kami bersiap-siap menerima kemungkinan terburuk bahwa itu suara langkah zombie. Begitu mereka muncul di balik persimpangan, ternyata mereka adalah rombongan pak menteri. Mereka kaget melihatku, lalu salah seorang anggota TNI yang tadi mengarahkan senapannya ke arah kami.
“Kamu! Hentikan semua dia rombongan kita tadi saat di atas” kata Pak Menteri melihatku.
Anggota TNI itu lalu menurunkan senapannya.
“Kalian! Syukurlah” kataku lega.
Aku dan Yanti lega sekali bertemu rombongan Pak Menteri. Namun aku melihat jumlah mereka berkurang hanya tersisa 6 orang. Aku berkenalan dengan mereka semua kecuali pak menteri. Mereka berenam adalah Pak Menteri yang mempersenjatai dirinya dengan tongkat besi, Dua orang anggota TNI-Tentara Feri dan Rizki mereka mempersenjatai diri mereka dengan Senapan yang di pegang ujungnya seperti pemukul. Mereka hanya menggunakan senapan itu disaat kondisi darurat karena takut di kejar zombie lagi seperti saat di deck kelas 2. Sedangkan yang lainnya Profesor Brian yang ku temui di atas mempersenjatai dirinya dengan pisau yang diikatkan ke ujung tongkat kayu sehingga menyerupai tombak, lalu orang yang menyelundupkan senjata dia bernama Rifal dia bersenjatakan stick Golf, dan satu orang Wanita berumur sekitar 25-an bernama Dewi yang merupakan seorang Pelayan di Kapal ini, dia bersenjatakan kapak merah seperti milik Yanti.
“Yang lain kemana Pak?” tanyaku ke pak menteri.
“pak menteri hanya mengangguk tanda mereka tidak selamat.
“Lalu mereka siapa?” tanya Pak menteri menunjuk Sukron dan ayahnya.
“Ini sukron dan ayahnya Pak Narko. Mereka salah satu penumpang yang selamat” kataku mengenalkan Sukron dan Pak Narko.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke deck Kendaraan. Di lorong kami bertemu dengan zombie lagi mungkin jumlahnya hanya 15 orang. Namun karena jumlah kami banyak, kami pun menghadapi mereka dengan senjata masing-masing. Aku menebas-nebas kepala mereka satu-persatu. Begitu juga yang lain. Aku menusukkan pedangku kekepala seorang zombie lalu aku mendengar suara seperti kepala yang di bacok ternyata di belakangku ada zombie yang akan mengigitku namun Yanti sudah lebih dahulu mengarahkan kapaknya ke kepala zombie itu sehingga aku selamat.
“Thank’s” kataku kepada Yanti.
“Sama-sama pret” jawab Yanti.
Kami berhasil melumpuhkan semua zombie itu. lalu melanjutkan perjalanan. Baru berjalan beberapa meter kami berhenti untuk beristirahat sejenak. Aku mengambil air yang berada di dalam tas Yanti dan menaruh samuraiku di sampingku
Aku mulai membuka tutup botolnya dan mulai minum, lalu tentara Feri menjulurkan tangannya kepadaku lalu berkata.
“hey bocah saya minta minumnya”.
Aku memberikannya. Tanpa sengaja aku melihat luka gores dan mengeluarkan darah di lengan kiri Tentara Feri. Ketika ia sudah selesai minum aku memegang lengannya lalu menunjukkan luka di lengannya tadi.
“Luka apa ini, apakah anda terinfeksi pak?” tanyaku.
Tentara Feri diam sesaat, lalu membuang botol yang sedang di genggamnya dan dengan cepat mencengkram bahuku dan melemparkanku ke ruang tidur ABK di sebelah kiriku yang terbuka lebar.
Spoiler for kamar abk:

“Ada apa ini Fer?” tanyanya.
Namun Feri berbalik dan tanpa berkata-kata ia langsung meninju wajah Rizki dengan tangan kanan dan melemparnya ke samping kiri. Pak Rifal ikut masuk namun baru sampai di pintu Rizki sudah menendangnya hingga ia terdorong ke luar ruangan. Seketika itu juga Feri menutup pintu yang terbuat dari besi dan langsung mengunci pintu yang memiliki model selop dari dalam. Pintu digedor-gedor oleh yang lain.
“Kamprett...elu kenapa?” Teriak Yanti terdengar oleh ku dari luar. Lalu Feri memasang kuda-kuda siap bertarung. Aku bangkit disusul oleh Pak Rizki, kamipun juga memasang kuda-kuda siap berantem.
Bersambung....
-death transport part 6 end-
Selanjutnya dalam Death Transport (Episode 7 : We Fight!)...
apa-apaan ini Tentara Feri tiba-tiba menyerang aku dan Pak Rizki, sepertinya di Terinfeksi oleh Zombie. Dia seperti bertambah kuat karena efek virus yang sudah menjangkitinya. Tapi kami siap menghajarnya....WE FIGHT!
minta pendapat nih pembaca setia cerbung anS E N S O R.apa sih yang kurang dari cerita ane, dan apa yang waw dari cerita anS E N S O R.lagi kejebak nih di part 11 belum ada ide cerita lanjutan
HARGAI KERJA KERAS TS DENGAN KOMEN BERMUTU
Diubah oleh asii 16-08-2013 12:28
0
2.1K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan