- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP
![rapeonyo](https://s.kaskus.id/user/avatar/2011/10/09/avatar3514730_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
rapeonyo
PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP
Quote:
Dalam menyambut HUT RI KE-68
Ane mau share fakta tentang Pahlawan Kita gan!
Ane mau share fakta tentang Pahlawan Kita gan!
![I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xu2wka.gif)
![I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1xu2wka.gif)
BEBERAPA PAHLAWAN YANG MENOLAK
DI MAKAMKAN DI TAMAN MAKAM PAHLAWAN (TMP)
DI MAKAMKAN DI TAMAN MAKAM PAHLAWAN (TMP)
Quote:
1. Soerjadi Soerjadarma
Bpk Soerjadi Soerjadarma adalah tokoh perintis terbentuknya TNI-AU dan sekaligus dinobatkan sebagai Bapak TNI-AU dan bapak kedirgantaraan. Orang Indonesia pertama yang berhasil dididik di sekolah penerbang militer Belanda yang kemudian membantu pejuang republik menumpas Jepang. Atas reputasinya tersebut, Presiden Soekarno mengangkatnya menjadi Panglima Angkatan Udara (Kastaf AU) dan sekaligus menjadi Kepala Staf TNI-AU yang pertama. Soerjadarma berjasa besar pula dalam dunia kedirgantaraan, karena telah merintis terbentuknya industri dirgantara yang nantinya menjadi cikal bakal IPTN (PT Dirgantara Indonesia) dan terbentuknya maskapai penerbangan pertama. Soerjadarma pula yang menjadi kunci keberhasilan penguasaan udara selama masa Agresi Militer I dan II. Sudah selayaknya beliau adalah pahlawan di masa itu dan di masa sekarang. Bukan semata pahlawan bagi TNI-AU, melainkan pahlawan bagi bangsa Indonesia.
Soerjadarma meninggal pada tanggal 16 Agustus 1975 atau sehari sebelum peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Sebelumnya, Soerjadarma berpesan ke pihak keluarga agar nanti dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU), tepatnya di TPU Karet, Jakarta. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai alasan mendiang untuk dimakamkan di tempat pemakaman sipil.
Bpk Soerjadi Soerjadarma adalah tokoh perintis terbentuknya TNI-AU dan sekaligus dinobatkan sebagai Bapak TNI-AU dan bapak kedirgantaraan. Orang Indonesia pertama yang berhasil dididik di sekolah penerbang militer Belanda yang kemudian membantu pejuang republik menumpas Jepang. Atas reputasinya tersebut, Presiden Soekarno mengangkatnya menjadi Panglima Angkatan Udara (Kastaf AU) dan sekaligus menjadi Kepala Staf TNI-AU yang pertama. Soerjadarma berjasa besar pula dalam dunia kedirgantaraan, karena telah merintis terbentuknya industri dirgantara yang nantinya menjadi cikal bakal IPTN (PT Dirgantara Indonesia) dan terbentuknya maskapai penerbangan pertama. Soerjadarma pula yang menjadi kunci keberhasilan penguasaan udara selama masa Agresi Militer I dan II. Sudah selayaknya beliau adalah pahlawan di masa itu dan di masa sekarang. Bukan semata pahlawan bagi TNI-AU, melainkan pahlawan bagi bangsa Indonesia.
Spoiler for Gambar:
![PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/id/0/04/Suryadarma.jpg)
Quote:
2.Bung Tomo (Soetomo)
Sebelum peristiwa besar di Surabaya, nama Soetomo atau Bung Tomo tidak banyak dikenal di masa itu. Aktivitasnya tidak lain hanya seorang jurnalis, seperti halnya jurnalis media yang beredar di masa sebelum kemerdekaan. Tidak bisa menamatkan pendidikan di MULO, Soetomo masih bersemangat menyelesaikan pendidikannya melalui korespondensi di HBS. Nama Soetomo barulah dikenal oleh publik Surabaya, ketika mengumandangkan pidato untuk menaikkan semangat rakyat Surabaya menghadapi Inggris yang dibonceng oleh NICA. Bukanlah sesuatu yang mudah di masa itu untuk bisa membangkitkan semangat juang. Butuh momentum yang tepat, serta butuh keberanian untuk menyampaikan pesan-pesan kemerdekaan. Keberadaan tentara republik tidak mungkin bisa diharapkan menghadapi kekuatan terbesar Sekutu di Asia yang dipimpin oleh Inggris. Itu sebabnya, atas inisiatifnya sendiri, Bung Tomo kemudian mengumandangkan pidato yang direlai melalui radio ke seluruh rakyat Surabaya. Inggris sendiri mengakui takluk di Surabaya yang tidak lain takluk terhadap persatuan dari rakyat Surabaya menghadapi pertempuran yang sangat melelahkan.
Soetomo yang dilahirkan pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya belum pula diberikan anugerah bintang kepahlawanan di masa Soekarno maupun Soeharto. Di masa Soekarno, ada ketentuan yang mengatur pemberian anugerah tanda jasa di mana Bung Tomo tidak termasuk ke dalam kategori tersebut. Begitu pula aturan yang berlaku di masa Soeharto. Pemberian gelar kepahlawanan hanya bisa dilakukan apabila yang bersangkutan sudah meninggal. Bung Tomo wafat di Padang Arafah (Arab Saudi) pada tanggal 7 Oktober 1981.
Sebelum peristiwa besar di Surabaya, nama Soetomo atau Bung Tomo tidak banyak dikenal di masa itu. Aktivitasnya tidak lain hanya seorang jurnalis, seperti halnya jurnalis media yang beredar di masa sebelum kemerdekaan. Tidak bisa menamatkan pendidikan di MULO, Soetomo masih bersemangat menyelesaikan pendidikannya melalui korespondensi di HBS. Nama Soetomo barulah dikenal oleh publik Surabaya, ketika mengumandangkan pidato untuk menaikkan semangat rakyat Surabaya menghadapi Inggris yang dibonceng oleh NICA. Bukanlah sesuatu yang mudah di masa itu untuk bisa membangkitkan semangat juang. Butuh momentum yang tepat, serta butuh keberanian untuk menyampaikan pesan-pesan kemerdekaan. Keberadaan tentara republik tidak mungkin bisa diharapkan menghadapi kekuatan terbesar Sekutu di Asia yang dipimpin oleh Inggris. Itu sebabnya, atas inisiatifnya sendiri, Bung Tomo kemudian mengumandangkan pidato yang direlai melalui radio ke seluruh rakyat Surabaya. Inggris sendiri mengakui takluk di Surabaya yang tidak lain takluk terhadap persatuan dari rakyat Surabaya menghadapi pertempuran yang sangat melelahkan.
Spoiler for Gambar:
![PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ed/Bung_Tomo.jpg)
Soetomo yang dilahirkan pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya belum pula diberikan anugerah bintang kepahlawanan di masa Soekarno maupun Soeharto. Di masa Soekarno, ada ketentuan yang mengatur pemberian anugerah tanda jasa di mana Bung Tomo tidak termasuk ke dalam kategori tersebut. Begitu pula aturan yang berlaku di masa Soeharto. Pemberian gelar kepahlawanan hanya bisa dilakukan apabila yang bersangkutan sudah meninggal. Bung Tomo wafat di Padang Arafah (Arab Saudi) pada tanggal 7 Oktober 1981.
Quote:
3.Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (RS Soekanto)
Tokoh yang satu ini berasal dari kalangan Kepolisian RI yang sekaligus dikenal sebagai Bapak Kepolisian RI. Terlahir dengan nama Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo pada 7 Juni 1908 di Bogor. Kiprahnya dimulai ketika menjabat sebagai Komisaris Polisi di masa pemerintahan Belanda dan Jepang. Di masa Jepang, dimasukkan ke Sekolah Polisi Jawa Keiatsu di Sukabumi sebagai instruktur, karena pengalamannya semasa sebelum kedatangan Jepang. Di masa masih diperintah oleh Hindia Belanda, Soekanto pun pernah menempati posisi penting di Kepolisian Belanda, hingga memiliki anak buah bule dari Belanda. Setelah mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, Soekanto langsung bereaksi mengajak anak didiknya untuk menurunkan benderan Jepang di Sekolah Kepolisian Sukabumi. Atas loyalitasnya terhadap Republik, Soekarno memberikan kepercayaan dengan mengangkatnya sebagai Kepala Polisi Nasional. Kiprah Soekanto di masa pemerintaha Republik bukan semata menjalankan tugas kepolisian, melainkan turut pula berpartisipasi membantu tentara Republik. Mulai dari sinilah, Soekanto membangun organisasi kepolisian dan sekaligus dipercaya Soekarno menjadi Kepala Kepolisian RI Pertama. Soekanto mungkin bisa disejajarkan dengan nama Soerjadarma atas jasa-jasanya yang cukup besar menjadi pilar terbentuknya NKRI.
Setelah pengunduran dirinya pada tanggal 14 Desember 1959, Soekanto kembali ke kehidupan masyarakat yang sederhana. Siapapun di masa itu mengakuti, Soekanto adalah sosok perwira polisi yang jujur dan sederhana. Rumah terakhirnya yang ditempati sebelum berpulang ke Rahmatullah itupun merupakan rumah kontrakan yang terbilang jauh dari kemewahan seperti kebanyakan perwira polisi sekarang ini. Banyak yang mengakui, Soekanto adalah sosok polisi yang langka, karena kejujurannya. Beliau memiliki Bintang Mahaputera Adiprana (Kelas II) yang berarti beliau telah disejajarkan kedudukannya dengan pahlawan yang mendahuluinya. RS Soekanto layak untuk dimakamkan di TMP yang sedianya direncanakan di TMP Kalibata. Tetapi surat wasiat yang dititipkan melalui keluarganya berisikan keinginannya untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU). Hal ini dikarenakan pula keinginan beliau untuk bisa dimakamkan berdampingan dengan makam istrinya.
Tokoh yang satu ini berasal dari kalangan Kepolisian RI yang sekaligus dikenal sebagai Bapak Kepolisian RI. Terlahir dengan nama Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo pada 7 Juni 1908 di Bogor. Kiprahnya dimulai ketika menjabat sebagai Komisaris Polisi di masa pemerintahan Belanda dan Jepang. Di masa Jepang, dimasukkan ke Sekolah Polisi Jawa Keiatsu di Sukabumi sebagai instruktur, karena pengalamannya semasa sebelum kedatangan Jepang. Di masa masih diperintah oleh Hindia Belanda, Soekanto pun pernah menempati posisi penting di Kepolisian Belanda, hingga memiliki anak buah bule dari Belanda. Setelah mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, Soekanto langsung bereaksi mengajak anak didiknya untuk menurunkan benderan Jepang di Sekolah Kepolisian Sukabumi. Atas loyalitasnya terhadap Republik, Soekarno memberikan kepercayaan dengan mengangkatnya sebagai Kepala Polisi Nasional. Kiprah Soekanto di masa pemerintaha Republik bukan semata menjalankan tugas kepolisian, melainkan turut pula berpartisipasi membantu tentara Republik. Mulai dari sinilah, Soekanto membangun organisasi kepolisian dan sekaligus dipercaya Soekarno menjadi Kepala Kepolisian RI Pertama. Soekanto mungkin bisa disejajarkan dengan nama Soerjadarma atas jasa-jasanya yang cukup besar menjadi pilar terbentuknya NKRI.
Spoiler for gambar:
![PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/-uECNOSQI6Lc/T06WwgkA0rI/AAAAAAAAACE/pz_DD4wmQbE/s1600/bio_kapolri1_soekanto.jpg)
Setelah pengunduran dirinya pada tanggal 14 Desember 1959, Soekanto kembali ke kehidupan masyarakat yang sederhana. Siapapun di masa itu mengakuti, Soekanto adalah sosok perwira polisi yang jujur dan sederhana. Rumah terakhirnya yang ditempati sebelum berpulang ke Rahmatullah itupun merupakan rumah kontrakan yang terbilang jauh dari kemewahan seperti kebanyakan perwira polisi sekarang ini. Banyak yang mengakui, Soekanto adalah sosok polisi yang langka, karena kejujurannya. Beliau memiliki Bintang Mahaputera Adiprana (Kelas II) yang berarti beliau telah disejajarkan kedudukannya dengan pahlawan yang mendahuluinya. RS Soekanto layak untuk dimakamkan di TMP yang sedianya direncanakan di TMP Kalibata. Tetapi surat wasiat yang dititipkan melalui keluarganya berisikan keinginannya untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU). Hal ini dikarenakan pula keinginan beliau untuk bisa dimakamkan berdampingan dengan makam istrinya.
Quote:
4.Sarwo Edhie Wibowo
Sarwo Edhie akan selalu identik dengan nama kesatuan khusus TNI-AD, yaitu Komanda Pasukan Khusus (Kopassus). Dulunya bernama Resimen Pasukan Khusus Angkatan Darat (RPKAD) di mana beliau pernah menempati posisi sebagai komandan RPKAD dengan pangkat Letnan Kolonel. Kiprah dan jasa-jasa Sarwo Edhie sesungguhnya bukan pada penumpasan G-30 S/PKI, melainkan pada operasi intelijen dalam rangka menjelang jajak pendapat untuk merebut kembali Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi. Melalui operasi intelijen tersebut, Indonesia berhasil mempengaruhi dan mendekati tokoh-tokoh Irian Barat untuk mau bergabung dengan NKRI.
Tentu saja kiprahnya dalam berbagai pertempuran langsung sepanjang masa kemerdekaan itu pun diberikan dan diakui oleh negara. Salah satu yang cukup menonjol dari kehidupan beliau adalah kesederhanaannya. Sekalipun dikenal sebagai tokoh penting di angkatan bersenjata, sekaligus pernah menempati posisi sebagai pejabat publik, tetapi tidaklah mengubah kesederhanaan gaya hidup Sarwo Edhie. Rumah terakhir yang ditempati adalah rumah dinas di Cijantung. Sebelum meninggal, Sarwo Edhie sempat berpesan agar nanti dimakamkan di tempat pemakaman keluarganya di Purworejo. Sarwo Edhie termasuk ke dalam salah satu tokoh yang turut menandatangani Petisi 50.
Sarwo Edhie akan selalu identik dengan nama kesatuan khusus TNI-AD, yaitu Komanda Pasukan Khusus (Kopassus). Dulunya bernama Resimen Pasukan Khusus Angkatan Darat (RPKAD) di mana beliau pernah menempati posisi sebagai komandan RPKAD dengan pangkat Letnan Kolonel. Kiprah dan jasa-jasa Sarwo Edhie sesungguhnya bukan pada penumpasan G-30 S/PKI, melainkan pada operasi intelijen dalam rangka menjelang jajak pendapat untuk merebut kembali Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi. Melalui operasi intelijen tersebut, Indonesia berhasil mempengaruhi dan mendekati tokoh-tokoh Irian Barat untuk mau bergabung dengan NKRI.
Spoiler for gambar:
![PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP](https://dl.kaskus.id/www.purworejokab.go.id/images/stories/sarwo%20edhie%20wibowo2.jpg)
Tentu saja kiprahnya dalam berbagai pertempuran langsung sepanjang masa kemerdekaan itu pun diberikan dan diakui oleh negara. Salah satu yang cukup menonjol dari kehidupan beliau adalah kesederhanaannya. Sekalipun dikenal sebagai tokoh penting di angkatan bersenjata, sekaligus pernah menempati posisi sebagai pejabat publik, tetapi tidaklah mengubah kesederhanaan gaya hidup Sarwo Edhie. Rumah terakhir yang ditempati adalah rumah dinas di Cijantung. Sebelum meninggal, Sarwo Edhie sempat berpesan agar nanti dimakamkan di tempat pemakaman keluarganya di Purworejo. Sarwo Edhie termasuk ke dalam salah satu tokoh yang turut menandatangani Petisi 50.
Quote:
5. Hoegeng Imam Santoso
Dulu mendiang Gus Dur pernah berceloteh, cuma ada dua polisi jujur di republik ini, yaitu Polisi Hoegeng dan Polisi Tidur. Jasa Hoegeng yang paling besar bagi republik ini adalah melakukan perombakan struktur kepolisian RI yang semula terkesan militer menjadi terkesan lebih sipil. Hal ini tidak lain mencoba cara lain untuk menindaklanjuti pemikiran RS Soekanto yang menghendaki agar Polri dipisahkan dari ABRI (sekarang disebut TNI). Perombakan struktur tersebut disetujui oleh Presiden Soeharto melalui Keppres No 52 Tahun 1969.
Spoiler for gambar:
![PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/id/6/60/Hoegeng_young.jpg)
Satya Lencana Sapta Marga, Satya Lenca GOM, dan lain-lain. Menurut ketentuan yang berlaku, Hoegeng telah layak untuk dimakamkan di TMP yang sedianya sudah direncanakan di TMP Kalibata. Tetapi kepada pihak keluarga, Hoegeng berpesan dan meminta agar dimakamkan di tempat pemakaman biasa. Hoegeng Imam Santoso meninggal pada tangga 14 Juli 2004. Jenazahnya dimakamkan di TPU Giritama, Bogor.
Quote:
6. Ali Sadikin
Tokoh yang satu ini nampaknya lebih dikenal sebagai sosok Gubernur DKI Jakarta, ketimbang reputasinya semasa di TNI-AL. Ali Sadikin adalah seorang KKO (Korps Komando Angkatan Laut) dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Terlahir di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 7 Juli 1927. Semasa di KKO, Ali Sadikin sempat terlibat ke dalam sejumlah operasi penting dalam rangka mempertahankan kedaulatan NKRI. Salah satu di antaranya adalah Operasi Pembebasan Irian Barat atau dikenal Operasi Dwikora. Reputasi kepemimpinannya yang kemudian membuat decak kagum Presiden Soekarno yang ketika itu menempatkannya pada posisi Kementrian Kabinet. Tidak lama kemudian, atas inisiatif Soekarno pula kemudian menunjuk Letjen KKO Ali Sadikin untuk menempati posisi baru, yaitu Gubernur DKI Jakarta. Ali Sadikin sangatlah berbeda dengan gubernur-gubernur DKI Jakarta sebelumnya dan masa sesudahnya. Gebrakan Ali Sadikin adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan, bahkan oleh Soekarno sendiri. Gubernur yang cukup kontroversial, karena menciptakan kebijakan di luar kebiasaan. Misalnya saja terbentuknya LBH (Lembaga Bantuan Hukum) yang tugasnya justru untuk mengontrol kinerja Pemprov DKI Jakarta. Sepeninggal masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin masuk ke haluan yang berlawanan dengan pemerintahan rezim Soeharto dengan turut bergabung menandatangani Petisi 50.
Dengan melihat reputasi dan tanda jasa, serta kiprahnya selama di KKO, rasanya cukup pantas bagi Ali Sadikin untuk dimakamkan di TMP. Tetapi kepada keluarganya, Ali Sadikin menghendaki agar bisa dimakamkan satu liang bersama istrinya yang telah mendahului beliau. Beliau menolak adanya sejumlah tawaran agar dimakamkan di TMP Kalibata seperti petinggi-petinggi KKO lainnya. Adapun makam Ali Sadikin berada di TPU di Tanah Kusir, Jakarta.
Tokoh yang satu ini nampaknya lebih dikenal sebagai sosok Gubernur DKI Jakarta, ketimbang reputasinya semasa di TNI-AL. Ali Sadikin adalah seorang KKO (Korps Komando Angkatan Laut) dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Terlahir di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 7 Juli 1927. Semasa di KKO, Ali Sadikin sempat terlibat ke dalam sejumlah operasi penting dalam rangka mempertahankan kedaulatan NKRI. Salah satu di antaranya adalah Operasi Pembebasan Irian Barat atau dikenal Operasi Dwikora. Reputasi kepemimpinannya yang kemudian membuat decak kagum Presiden Soekarno yang ketika itu menempatkannya pada posisi Kementrian Kabinet. Tidak lama kemudian, atas inisiatif Soekarno pula kemudian menunjuk Letjen KKO Ali Sadikin untuk menempati posisi baru, yaitu Gubernur DKI Jakarta. Ali Sadikin sangatlah berbeda dengan gubernur-gubernur DKI Jakarta sebelumnya dan masa sesudahnya. Gebrakan Ali Sadikin adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan, bahkan oleh Soekarno sendiri. Gubernur yang cukup kontroversial, karena menciptakan kebijakan di luar kebiasaan. Misalnya saja terbentuknya LBH (Lembaga Bantuan Hukum) yang tugasnya justru untuk mengontrol kinerja Pemprov DKI Jakarta. Sepeninggal masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin masuk ke haluan yang berlawanan dengan pemerintahan rezim Soeharto dengan turut bergabung menandatangani Petisi 50.
Spoiler for gambar:
![PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/-9De2WY6ixQY/T9cdetIvwGI/AAAAAAAABTQ/4N-9pan-Ivs/s1600/Bang+Ali+Sadikin.jpg)
Dengan melihat reputasi dan tanda jasa, serta kiprahnya selama di KKO, rasanya cukup pantas bagi Ali Sadikin untuk dimakamkan di TMP. Tetapi kepada keluarganya, Ali Sadikin menghendaki agar bisa dimakamkan satu liang bersama istrinya yang telah mendahului beliau. Beliau menolak adanya sejumlah tawaran agar dimakamkan di TMP Kalibata seperti petinggi-petinggi KKO lainnya. Adapun makam Ali Sadikin berada di TPU di Tanah Kusir, Jakarta.
Quote:
7. Mohammad Hatta (Bung Hatta)
Nama Bung Hatta tidak akan senantiasa terkait dengan Proklamasi Kemerdekaan RI, serta selalu terkait pula dengan nama besar Soekarno. Bung Hatta tidak lain adalah sahabat Soekarno yang pernah turut membesarkan NKRI, termasuk turut pula mempertahankan NKRI. Beliau bukanlah pejuang yang turut bertempur langsung di lapangan. Tetapi sumbangsih Bung Hatta terhadap model perekonomian Indonesia cukup besar dengan menempatkan pilir-pilar perekonomian kerakyatan. Bung Hatta pula kemudian turut dikenal sebagai tokoh Proklamator Kemerdekaan RI bersama Soekarno. Beliau pula termasuk ke dalam barisan tokoh-tokoh nasional yang menjadi bapak pendiri bangsa (founding fathers).
Sudah selayaknya bagi tokoh seperti beliau untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan bersama para pejuang kemerdekaan lainnya. Tetapi Bung Hatta lebih menghendaki dan menginginkan agar dimakamkan di kuburan rakyat biasa. Disebutkan dalam buku, “Bung Hatta Menjawab” (Z Yasni), “Saya adalah rakyat biasa”. Ada sedikit cerita tentang alasan keengganan tersebut berdasarkan pengungkapan fakta sejarah oleh Anhar Gonggong dalam bukunya “Mengikuti Cara Baik Bung Hatta” (2002). Hatta pernah melakukan audit korupsi yang dilakukan oleh Muhammad Taher (mantan asisten Dirut Pertamina) yang dikabarkan kabur ke Singapura. Tetapi alangkah terkejut, ketika Taher meninggal, jenazahnya dibawa pulang ke Indonesia, lalu dimakamkan di TMP Kalibata.
Nama Bung Hatta tidak akan senantiasa terkait dengan Proklamasi Kemerdekaan RI, serta selalu terkait pula dengan nama besar Soekarno. Bung Hatta tidak lain adalah sahabat Soekarno yang pernah turut membesarkan NKRI, termasuk turut pula mempertahankan NKRI. Beliau bukanlah pejuang yang turut bertempur langsung di lapangan. Tetapi sumbangsih Bung Hatta terhadap model perekonomian Indonesia cukup besar dengan menempatkan pilir-pilar perekonomian kerakyatan. Bung Hatta pula kemudian turut dikenal sebagai tokoh Proklamator Kemerdekaan RI bersama Soekarno. Beliau pula termasuk ke dalam barisan tokoh-tokoh nasional yang menjadi bapak pendiri bangsa (founding fathers).
Spoiler for gambar:
![PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/ff/Mohammad_Hatta_1950.jpg/410px-Mohammad_Hatta_1950.jpg)
Sudah selayaknya bagi tokoh seperti beliau untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan bersama para pejuang kemerdekaan lainnya. Tetapi Bung Hatta lebih menghendaki dan menginginkan agar dimakamkan di kuburan rakyat biasa. Disebutkan dalam buku, “Bung Hatta Menjawab” (Z Yasni), “Saya adalah rakyat biasa”. Ada sedikit cerita tentang alasan keengganan tersebut berdasarkan pengungkapan fakta sejarah oleh Anhar Gonggong dalam bukunya “Mengikuti Cara Baik Bung Hatta” (2002). Hatta pernah melakukan audit korupsi yang dilakukan oleh Muhammad Taher (mantan asisten Dirut Pertamina) yang dikabarkan kabur ke Singapura. Tetapi alangkah terkejut, ketika Taher meninggal, jenazahnya dibawa pulang ke Indonesia, lalu dimakamkan di TMP Kalibata.
Quote:
8. Kaharoedin Datuk Rangkayo Basa
Satu lagi kisah nyata dari tokoh Bhayangkari yang patut untuk menjadi teladan setelah nama-nama RS Soekanto dan Hoegeng. Dia adalah Kaharoedin Datuk Rangkayo Basa yang dilahirkan pada tanggal 17 Januari 1906 di Sumatera Barat. Penulis agaknya cukup kagum dengan keteguhan hati dan komitmen pada polisi ini yang tetap setiap terhadap NKRI. Beliau adalah Kepala Kepolisian pertama di Sumatera Barat yang dilantik melalui Keppres No 363/M/1958 pada tanggal 17 Mei 1958. Bisa dibayangkan, beliau harus memimpin di suatu daerah yang saat itu tengah mengalami pergolakan politik yang hendak memisahkan diri dari NKRI. Tetapi keteguhan hati Kaharoedin membuatnya tidak bergeming untuk tetap setiap kepada Republik dan NKRI. Tekanan demi tekanan dari kubu PRRI Sumatera Barat tidak pula membuatnya mundur untuk tetap bertahan di barisan perlawanan untuk menegakkan kedaulatan NKRI. Nama Kaharoedin sendiri jarang sekali disinggung, terutama loyalitasnya terhadap NKRI di masa PRRI. Sebenarnya masih cukup banyak sekali sumbangan dan jasa-jasa yang diberikan oleh putera Minang ini, tetapi penulis lebih menggarisbawahi loyalitas individu dan komitmennya.
Seperti halnya dengant tokoh-tokoh Bhayangkari lainnya, Kaharoeddin adalah sosok polisi yang jujur. Kesederhanaan dalam hidupnya itulah yang menandakan betapa dirinya lebih mengutamakan tugas, ketimbang kepentingan dirinya sendiri. Tidak sedikit cerita-cerita yang mengisahkan pergulatan Kaharoeddin untuk menegakkan kejujuran. Kediaman terakhirnya itu pun sangat sederhana dengan hanya memiliki satu buah mobil pribadi Chevy 1950 yang tidak lain adalah mobil bekas. Brigadir Jenderal Polisi Kaharoeddin adalah Gubernur Pertama Sumatera Barat dan sekaligus menjadi salah satu tokoh sentral di kalangan masyarakat setempat. Beliau dengan tegas menolak untuk dimakamkan di TMP, serta lebih memilih untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum di tengah rakyat biasa di Sumatera Barat.
Satu lagi kisah nyata dari tokoh Bhayangkari yang patut untuk menjadi teladan setelah nama-nama RS Soekanto dan Hoegeng. Dia adalah Kaharoedin Datuk Rangkayo Basa yang dilahirkan pada tanggal 17 Januari 1906 di Sumatera Barat. Penulis agaknya cukup kagum dengan keteguhan hati dan komitmen pada polisi ini yang tetap setiap terhadap NKRI. Beliau adalah Kepala Kepolisian pertama di Sumatera Barat yang dilantik melalui Keppres No 363/M/1958 pada tanggal 17 Mei 1958. Bisa dibayangkan, beliau harus memimpin di suatu daerah yang saat itu tengah mengalami pergolakan politik yang hendak memisahkan diri dari NKRI. Tetapi keteguhan hati Kaharoedin membuatnya tidak bergeming untuk tetap setiap kepada Republik dan NKRI. Tekanan demi tekanan dari kubu PRRI Sumatera Barat tidak pula membuatnya mundur untuk tetap bertahan di barisan perlawanan untuk menegakkan kedaulatan NKRI. Nama Kaharoedin sendiri jarang sekali disinggung, terutama loyalitasnya terhadap NKRI di masa PRRI. Sebenarnya masih cukup banyak sekali sumbangan dan jasa-jasa yang diberikan oleh putera Minang ini, tetapi penulis lebih menggarisbawahi loyalitas individu dan komitmennya.
Spoiler for gambar:
![PAHLAWAN INDONESIA YANG (TIDAK) MENOLAK DI MAKAMKAN DI TMP](https://dl.kaskus.id/aswilnazir.com/wp-content/uploads/2010/03/kaharoeddin-1958.jpg)
Seperti halnya dengant tokoh-tokoh Bhayangkari lainnya, Kaharoeddin adalah sosok polisi yang jujur. Kesederhanaan dalam hidupnya itulah yang menandakan betapa dirinya lebih mengutamakan tugas, ketimbang kepentingan dirinya sendiri. Tidak sedikit cerita-cerita yang mengisahkan pergulatan Kaharoeddin untuk menegakkan kejujuran. Kediaman terakhirnya itu pun sangat sederhana dengan hanya memiliki satu buah mobil pribadi Chevy 1950 yang tidak lain adalah mobil bekas. Brigadir Jenderal Polisi Kaharoeddin adalah Gubernur Pertama Sumatera Barat dan sekaligus menjadi salah satu tokoh sentral di kalangan masyarakat setempat. Beliau dengan tegas menolak untuk dimakamkan di TMP, serta lebih memilih untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum di tengah rakyat biasa di Sumatera Barat.
Quote:
Sekian dari ane kurang lebih mohon maaf yaah gan
Boleh dong minta
nya hehe
Boleh dong minta
![Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ox6pblpkt.gif)
Diubah oleh rapeonyo 17-08-2013 16:03
0
4.1K
Kutip
14
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan