- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Indonesia di Homeless World Cup (HWC)


TS
surabikinca
Indonesia di Homeless World Cup (HWC)
Di tengah minimnya prestasi timnas sepakbola kita ada beberapa orang yang membuat nama Indonesia di kenal di kancah dunia,mereka yang di naungi oleh RUMAH CEMARAsebagai wakil Indonesia, selain memiliki program sepak bola juga lembaga ini merupakan lembaga swadaya masyarakat yang memberikan perlindungan bagi penderita HIV-AIDS.
Apa itu Homeless World Cup?

Homeless World Cup merupakan kompetisi tahunan street soccer dengan peserta dari berbagai negara, yang mengusung isu sosial masing-masing
Kompetisi tersebut sudah diadakan sejak 2003
Homeless World Cup ini bertujuan mengangkat kehidupan orang tak punya.Sekarang banyak dari alumni event ini sudah mempunyai tempat tinggal bahkan ada yang menjadi pemain profesional
Awal Keikutsertaan Indonesia

Indonesia mulai mengikuti event ini sejak tahun 2011 tapi sebelumnya pun Indonesia pernah mendapat mendapat undangan untuk mengikuti turnamen ini pada tahun 2009,namun gagal karena alasan klasik. Ya, masalah dana lah yang sempat membuat langkah mereka terhenti. saat itu mereka kesulitan mendapatkan sponsor karena The Homeless Cup belum begitu familiar di telingan masyarakat Indonesia. Hal tersebut tak membuat putus asa, mereka terus berjuang demi bisa mewakili Indonesia. Hingga akhirnya jalan pun mulai terbuka, ketika salah satu rekan mereka menjadi bintang tamu dalam Kick Andy Show, mereka berinisiatif menitipkan sebuah proposal. Dari situ, banyak pihak mulai menawarkan bantuan.
Kiprah Indonesia di HWC France tahun 2011

Tahun 2011, dengan segepok semangat mengharumkan dan membuat bangga Indonesia di kancah internasional, mereka berangkat ke Paris. Hampir mirip dengan futsal, turnamen yang merupakan street soccer tersebut dimainkan oleh empat orang, termasuk seorang penjaga gawang. Sedangkan skuad yang berangkat ke Paris sebanyak depalan orang, empat pemain inti dan sisanya sebagai pemain pengganti. Mereka adalah Drajat Ginanjar (kapten tim), Sandy Gempur, Ginan Koesmayadi, Tri Eklastesa, Rony Suryadhani, Andre, Aris, dan satu-satunya pemain yang berasal dari Jakarta, Edward Supuseta. Mereka didampingi pelatih Reonardus Adim dan manajer asal Amerika Serikat, Katte Otto.
Asal tahu saja, kedelapan pemain tersebut memiliki berbagai macam latar belakang, dari penganguran, pecandu narkoba, bahkan empat pemain positif menderita HIV-AIDS, namun mereka enggan berkecil hati. Bagi mereka, ajang itu merupakan saat yang tepat untuk membuktikan bahwa sebagai kaum yang tersisihkan dan dianggap lemah, mereka tetap mampu meraih prestasi, bahkan mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Benar saja, prestasi Indonesia di The Homeless World Cup tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam babak penyisihan, Indonesia tergabung dalam Grup G bersama Jerman, Irlandia, Kirgistan, Rumania, dan Skotlandia. Hebatnya, Indonesia selalu meraih poin penuh ketika melawan lima negara tersebut, sehingga menjadi juara grup dan melenggang dengan mulus ke babak kedua dan tergabung dalam Grup D bersama Ukraina, Rusia, Belanda, Denmark dan Italia.
Di Grup D, Indonesia berhasil mengungguli Belanda, Denmark, Italia dan kalah dari Rusia serta Ukraina. Dengan hasil itu, Indonesia meraih poin yang sama dengan Rusia, namun Indonesia lah yang dinyatakan lolos ke babak perempatfinal karena unggul dalam selisih gol. Ini juga berarti, Indonesia merupakan satu-satunya wakil Asia yang lolos ke perempatfinal.
Brazil sudah menunggu di perempatfinal, mereka agak sedikit minder saat mengetahui Brazil yang menjadi lawan berikutnya. Alhasil, Indonesia takluk 4-7 di tangan Brazil, kandas lah harapan mereka untuk membawa pulang trofi. Namun Indonesia masih memiliki kesempatan untuk memperebutkan posisi ke-5 bersama Chile, setelah sebelumnya menundukkan Nigeria 4-3.
Lagi-lagi harapan mereka kandas, mereka kalah adu penalti dari Chile. Sehingga Indonesia harus cukup puas berada di peringkat ke-6. Negara yang berhasil menjuarai the Homeless World cup 2011 adalah Skotlandia. Perlu diingat, Skotlandia adalah negara yang di babak penyisihan berhasil dikalahkan oleh Indonesia.
Meski ‘hanya’ duduk di peringkat ke-6, prestasi Indonesia di ajang street soccer tersebut cukup membanggakan. Selain sebagai satu-satunya wakil Asia di perempatfinal, Indonesia juga mendapatkan trofi dengan titel Tim Pendatang Baru Terbaik. Salah seorang pemain Indonesia―Ginan Koesmayadi―juga dinobatkan sebagai pemain terbaik.
Kiprah Indonesia di HWC Mexico tahun 2012

Indonesia menduduki peringkat keempat di turnamen street soccer bertajuk Homeless World Cup 2012, yang digelar di Mexico City, Meksiko, dari 6 sampai 14 Oktober.
Para pemain ini adalah mereka yang terpilih dari kompetisi League of Change yang diikuti sekitar 80 orang dari delapan provinsi pada Februari lalu di Bandung, Jawa Barat.
Diurus oleh LSM nirlaba Rumah Cemara, tim ini bisa berangkat dan membawa panji Indonesia ke Meksiko berkat dana swadaya dan bantuan dari masyarakat dan sejumlah swasta. Inilah mereka yang membela "Merah Putih" di ajang internasional tersebut
Suherman Dan Timnas Indonesia Dapat Unofficial Award di HWC 2012
Secara resmi, timnas street soccer Indonesia membawa pulang 2 piala dari Homeless World Cup 2012 di Meksiko, awal Oktober lalu, yakni peringkat 4 dan pelatih terbaik. Namun di luar itu, ada beberapa penghargaan yang ditujukan kepada pemain dan tim Indonesia selama di Meksiko.
Suherman, pemain asal Jawa Barat ini sepertinya menjadi primadona selama di Meksiko. Raut mukanya yang ramah dan selalu dihiasi senyum, membuatnya digandrungi banyak orang.
Di babak penyisihan grup, Indonesia kalah atas Peru. Namun kekalahan tersebut tak lantas membuat tim Indonesia berkecil hati. Indonesia tetap menerima kekalahan dengan senyuman dan berbangga hati. Hal itulah yang membuat salah satu wasit Hendry Milles memberikan penghargaan kepada tim Indonesia, khususnya Suherman karena tetap tersenyum kendati kalah. Penghargaan tersebut berupa peluit wasit yang hanya ada 18 buah di seluruh dunia.
“Iya, wasit itu memberi penghargaan khsusunya kepada Suherman dengan memberikan peluit wasit yang cuma ada 18 di dunia. Dia datang ke tim kita dan bilang ‘Saya respek sama tim Indonesia, kalian kalah tapi tetap tegak dan memberikan kebahagiaan kepada semua orang’ begitu katanya,” ungkap Febby Arhemsyah, Manajer Tim, dalam acara syukuran tim di Rumah Cemara, Bandung, Kamis (17/10).
Menanggapi hal tersebut, Suherman malah menjawabnya dengan guyonan. “Sebenarnya cuaca di Meksiko panas, jadi bukan senyum tapi nyengir. Dan karena senyum itu adalah ibadah,” candanya.
Manajer tim Febby Arhemsyah pun mengatakan bahwa Suherman pernah masuk dalam salah satu surat kabar setempat. Profil Suherman muncul di halaman pertama surat kabar tersebut. ”Suherman juga muncul di koran sana, di halaman 1 ada profilnya dia. Sayang, korannya bahasa Spanyol, jadi ga ngerti. Terus kalau lagi jalan sama dia (Suherman) juga, sebentar-sebentar ada yang minta foto bareng,” cerita Febby.
Febby juga menceritakan, saat tiba di Meksiko, timnas Indonesia selalu dipandang sebelah mata. Namun ketika melihat penampilan Suherman cs di lapangan, mengubah pandangan tersebut. Terlebih Indonesia berhasil tampil sebagai juara grup di babak penyusihan grup pertama dan babak penyisihan grup kedua.
“Pas kita dateng tuh, justru kita yang merasa wah dengan tim lain, kaya tim Inggris. Mereka kan dateng bawa konseling langsung dari tim MU (Manchester United). Kita yang minta foto bareng sama mereka. Tapi hari-hari berikutnya, mereka yang minta foto sama kita. Dan kalau lagi manager meeting, nama Indonesia jadi suka disebut-sebut dan disanjung-sanjung,” kenangnya.
Salah satu pemain, Farid, menambahkan bahwa tim Indonesia pun mendapat tepuk tangan penghargaan dari penonton. Meski Indonesia kalah dari Brasil saat perebutan peringkat 3 dan 4, tapi Indonesia mendapat penghargaan tinggi.
“Kami dapat standing applause. Saat kalah di perebutan juara 3. Itu karena kami merasa tidak kalah. Kami tetap tersenyum. Kami bawa bendera Meksiko dan tulisan terima kasih Meksiko, Indonesia cinta Meksiko. Kita waktu itu bukan merasa kalah, kita bangga bisa mendapat standing applause dari seluruh penonton,” sebutnya
Profil Pemain :

Mantan pengguna narkoba ini berasal dari Yayasan Kelompok Peduli Dukungan Sebaya, Sulawesi Selatan. Ia mengaku tidak menyangka bahwa dengan latar belakang masa lalunya ia bisa terpilih mewakili Indonesia dan membela "Merah Putih" di luar negeri.
Ia pun bertekad untuk lebih banyak berkarya dan membantu rekan-rekan di lingkungannya terutama di Makassar untuk meninggalkan narkoba, serta membantu pencegahan virus HIV.

Mantan preman Medan ini mengaku memiliki masa lalu yang kelam sehingga harus terpisah dengan sanak keluarganya. Harta bendanya terjual hanya untuk kenikmatan sesaat narkoba.
Tergabung dalam rumah rehabilitasi Medan Plus sejak Oktober 2011, Iqbal masih tak bisa percaya bisa naik pesawat terbang, bahkan pergi jauh sampai ke Meksiko. Namun ia yakin, saat ini adalah momen untuk menjadi manusia yang lebih baik.
"Dengan Bismillah, saya berniat membuka lembaran hidup yang lebih baik, bisa kembali berkumpul dengan anak-istri, dan syukur-syukur bisa berguna bagi masyarakat lain," ucapnya.
Iqbal menambahkan, bersama Medan Plus ia ingin membantu setiap upaya pemberantasan penggunaan narkoba maupun pencegahan AIDS/HIV di masyakarat.

Bekerja di Yayasan Bina Hati Surabaya, Jawa Timur, Doni mengalami cedera menjelang keberangkatan. Tempatnya kemudian diisi oleh Bonsu Hasibuan, yang sebelumnya diberi tugas sebagai pelaith. Meski demikian Doni tetap ikut dalam rombongan dan membantu rekan-rekannya.
"Cahaya itu datang dari kegelapan. Kami mungkin harus melewati kegelapan itu untuk mencapai cahaya … seperti hidup kami saat ini," tutur Doni, yang berharap masyarakat Indonesia bisa mengenyahkan stigma dan diskriminasi terhadap kaum marjinal.

Sebagai (mantan) pecandu narkoba, Arif bahkan masih harus membawa beberapa botol metadhone -- obat pengganti yang biasa digunakan dalam rangka pengurangan ketergantungan pada narkoba -- dengan surat dokter untuk keperluannya selama di Meksiko.
Namun, berkat keinginan dan semangat yang kuat, Arif berhasil menahan diri untuk tidak mengonsumsi obat tersebut selama 36 jam, dan tetap bermain bola dengan baik, walaupun sempat tersiksa karena cuaca terik dan oksigen yang tipis di Meksiko. "Kami bangga pada Arif," ujar teman-temannya.
Menurut Arif, setelah membaca berita dan foto dirinya di detiksport, orangtuanya juga merasa bangga dan akan lebih mendukung upaya anaknya untuk menjadi individu yang lebih baik.
"Nanti kalau sudah kembali ke Jakarta saya akan masuk rumah rehabilitasi. Saya ingin dan harus bisa berhenti dari ketergantuan semua jenis obat," cetus Arif, yang juga berkeinginan menjadi aktivis di Rumah Cemara.

Rekan Doni di Yayasan Bina Hati Surabaya, Jawa Timur, ini mengaku hidupnya selama ini dibantu oleh sang kakak karena orangtua mereka kesulitan ekonomi untuk membiayai sekolah.
Walaupun bukan pengguna, tapi Adik memutuskan berkecimpung di organisasi yang menangani ODHA, karena seorang tantenya pernah menjadi pengguna narkoba. Dari situ ia mulai semakin giat bekerja di organisasi sosial tersebut.
"Saya tak menyangka bisa masuk tim Indonesia di HWC ini, dan bangga bisa membela 'Merah Putih' di ajang internasional. Saya masih punya mimpi, ingin bergabung dengan timnas di lapangan besar, Mas," imbuhnya.

Mozes merasa mendapatkan keluarga baru dalam tim Indonesia di Homeless World Cup 2012. Buat dia, keluarga adalah mereka yang saling membantu dan menyemangati dalam setiap keadaan.
"Saat pulang nanti, yang pertama ingin saya lakukan adalah memeluk keluarga saya," ucap Mozes, seraya menegaskan tekadnya untuk membantu mereka yang ingin keluar dari mengonsumsi narkoba, serta kaum miskin kota.

Kiper yang kalem dan pendiam ini sangat senang dan bangga bisa mewakili Indonesia di HWC 2012. Sugiri yang semata merasa kesulitan beradaptasi dengan tipisnya oksigen di Meksiko, berharap bahwa prestasi Indonesia di ajang HWC ini dapat membantu kaum marjinal, ODHA mantan Pecandu serta kaum miskin kota sehingga dapat diterima di masyarakat dan dapat berkarya bersama untuk Indonesia.

a menjadi bintang di perhelatan HWC 2012. Selain lewat aksinya menjaga gawang Indonesia, Suherman juga mencuri perhatian media karena selalu penuh senyum. Seorang wasit asal Australia sampai memberinya hadiah berupa peluit khusus yang cuma ada 18 buah di dunia. Senyumnya memberi inspirasi, demikian alasan sang wasit.
Dengan keinginan yang kuat dan semangat, Suherman ingin membuktikan bahwa kaum marjinal seperti mereka bisa juga berbuat sesuatu untuk negara, melalui ajang olahraga seperti di Homeless World Cup. Ia juga berharap bisa menjadi pemain sepakbola profesional.

Ia adalah kapten sekaligus pelatih tim Indonesia ini. Ketika terpilih sebagai kapten, pria asal Padang Sidempuan ini memimpin rekan-rekannya untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri selama pemusatan latihan yang berlangsung 2-3 minggu sebelum keberangkatan.
Menurut Bonsu, mewakili negara di ajang HWC 2012 ini merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan tersendiri. Ia mengaku tidak menyangka bahwa seseorang yang dulu pernah hidup di jalanan, menjadi bagian masyarakat yang termarjinalkan, kemudian diberi kesempatan dan tanggung jwab untuk membela Merah Putih di luar negeri.
"Ini tim yang luar biasa karena sebagian dana yang digunakan adalah hasil urunan warga masyarakat dari segala penjuru Indonesia. Karena itu, buat kami, ada rasa tanggung jawab tersendiri untuk berusaha sekuat tenaga, semampu kami, untuk masyarakat yang telah membantu," cetus sang kapten, yang juga bercita-cita ingin menjadi pelatih futsal yang hebat.
"Saya sangat menikmati melatih bola. Di sini saya bisa mengenal karakter rekan-rekan, serta cerita hidup mereka. Dari yang kami alami selama di Meksiko ini saya mendapatkan pelajaran bahwa, meskipun setiap individu kita punya keterbatasan, tapi ternyata tim kita bisa bersaing dengan negara-negara lain.
"Saya juga berharap suatu saat nanti Indonesia bisa masuk Piala Dunia. Tidaklah mungkin Indonesia yang punya banyak talenta ini kesulitan untuk menembus Piala Dunia. Kita bisa dan kita mampu, kalau pemerintah dan pengurus serius dengan sepakbola,"
:
ROAD TO HWC POZNAN (POLANDIA) 2013
ini waktu tim indonesia di acaranya sudut andy
Mantep nih gan tendangan salto nya dari kapten timnas indonesia,Bonsu
update HWC 2013 Poznan
setelah di fase grup pertama indonesia berhasil memuncaki klasmen grup,indonesia lolos ke fase grup kedua,,dan dilakukan lagi pengundian untuk fase grup kedua dan indonesia berada di grup D,berikut daftar tim di grup D :

keterbatasan memang bukan penghalang untuk berbuat lebih bagi bangsa Indonesia tercinta.
sekian thread dari ane jgn di
ya
agan2 yang berkenan bantu
ya sama kasih ane 
maaf kalo repost hehehe...

Apa itu Homeless World Cup?
Spoiler for HWC:
Quote:

Homeless World Cup merupakan kompetisi tahunan street soccer dengan peserta dari berbagai negara, yang mengusung isu sosial masing-masing
Kompetisi tersebut sudah diadakan sejak 2003
Homeless World Cup ini bertujuan mengangkat kehidupan orang tak punya.Sekarang banyak dari alumni event ini sudah mempunyai tempat tinggal bahkan ada yang menjadi pemain profesional
Awal Keikutsertaan Indonesia
Spoiler for HWC:
Quote:

Indonesia mulai mengikuti event ini sejak tahun 2011 tapi sebelumnya pun Indonesia pernah mendapat mendapat undangan untuk mengikuti turnamen ini pada tahun 2009,namun gagal karena alasan klasik. Ya, masalah dana lah yang sempat membuat langkah mereka terhenti. saat itu mereka kesulitan mendapatkan sponsor karena The Homeless Cup belum begitu familiar di telingan masyarakat Indonesia. Hal tersebut tak membuat putus asa, mereka terus berjuang demi bisa mewakili Indonesia. Hingga akhirnya jalan pun mulai terbuka, ketika salah satu rekan mereka menjadi bintang tamu dalam Kick Andy Show, mereka berinisiatif menitipkan sebuah proposal. Dari situ, banyak pihak mulai menawarkan bantuan.
Kiprah Indonesia di HWC France tahun 2011
Spoiler for HWC:
Quote:

Tahun 2011, dengan segepok semangat mengharumkan dan membuat bangga Indonesia di kancah internasional, mereka berangkat ke Paris. Hampir mirip dengan futsal, turnamen yang merupakan street soccer tersebut dimainkan oleh empat orang, termasuk seorang penjaga gawang. Sedangkan skuad yang berangkat ke Paris sebanyak depalan orang, empat pemain inti dan sisanya sebagai pemain pengganti. Mereka adalah Drajat Ginanjar (kapten tim), Sandy Gempur, Ginan Koesmayadi, Tri Eklastesa, Rony Suryadhani, Andre, Aris, dan satu-satunya pemain yang berasal dari Jakarta, Edward Supuseta. Mereka didampingi pelatih Reonardus Adim dan manajer asal Amerika Serikat, Katte Otto.
Asal tahu saja, kedelapan pemain tersebut memiliki berbagai macam latar belakang, dari penganguran, pecandu narkoba, bahkan empat pemain positif menderita HIV-AIDS, namun mereka enggan berkecil hati. Bagi mereka, ajang itu merupakan saat yang tepat untuk membuktikan bahwa sebagai kaum yang tersisihkan dan dianggap lemah, mereka tetap mampu meraih prestasi, bahkan mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Benar saja, prestasi Indonesia di The Homeless World Cup tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam babak penyisihan, Indonesia tergabung dalam Grup G bersama Jerman, Irlandia, Kirgistan, Rumania, dan Skotlandia. Hebatnya, Indonesia selalu meraih poin penuh ketika melawan lima negara tersebut, sehingga menjadi juara grup dan melenggang dengan mulus ke babak kedua dan tergabung dalam Grup D bersama Ukraina, Rusia, Belanda, Denmark dan Italia.
Di Grup D, Indonesia berhasil mengungguli Belanda, Denmark, Italia dan kalah dari Rusia serta Ukraina. Dengan hasil itu, Indonesia meraih poin yang sama dengan Rusia, namun Indonesia lah yang dinyatakan lolos ke babak perempatfinal karena unggul dalam selisih gol. Ini juga berarti, Indonesia merupakan satu-satunya wakil Asia yang lolos ke perempatfinal.
Brazil sudah menunggu di perempatfinal, mereka agak sedikit minder saat mengetahui Brazil yang menjadi lawan berikutnya. Alhasil, Indonesia takluk 4-7 di tangan Brazil, kandas lah harapan mereka untuk membawa pulang trofi. Namun Indonesia masih memiliki kesempatan untuk memperebutkan posisi ke-5 bersama Chile, setelah sebelumnya menundukkan Nigeria 4-3.
Lagi-lagi harapan mereka kandas, mereka kalah adu penalti dari Chile. Sehingga Indonesia harus cukup puas berada di peringkat ke-6. Negara yang berhasil menjuarai the Homeless World cup 2011 adalah Skotlandia. Perlu diingat, Skotlandia adalah negara yang di babak penyisihan berhasil dikalahkan oleh Indonesia.
Meski ‘hanya’ duduk di peringkat ke-6, prestasi Indonesia di ajang street soccer tersebut cukup membanggakan. Selain sebagai satu-satunya wakil Asia di perempatfinal, Indonesia juga mendapatkan trofi dengan titel Tim Pendatang Baru Terbaik. Salah seorang pemain Indonesia―Ginan Koesmayadi―juga dinobatkan sebagai pemain terbaik.
Kiprah Indonesia di HWC Mexico tahun 2012
Spoiler for HWC:
Quote:

Indonesia menduduki peringkat keempat di turnamen street soccer bertajuk Homeless World Cup 2012, yang digelar di Mexico City, Meksiko, dari 6 sampai 14 Oktober.
Para pemain ini adalah mereka yang terpilih dari kompetisi League of Change yang diikuti sekitar 80 orang dari delapan provinsi pada Februari lalu di Bandung, Jawa Barat.
Diurus oleh LSM nirlaba Rumah Cemara, tim ini bisa berangkat dan membawa panji Indonesia ke Meksiko berkat dana swadaya dan bantuan dari masyarakat dan sejumlah swasta. Inilah mereka yang membela "Merah Putih" di ajang internasional tersebut
Suherman Dan Timnas Indonesia Dapat Unofficial Award di HWC 2012
Secara resmi, timnas street soccer Indonesia membawa pulang 2 piala dari Homeless World Cup 2012 di Meksiko, awal Oktober lalu, yakni peringkat 4 dan pelatih terbaik. Namun di luar itu, ada beberapa penghargaan yang ditujukan kepada pemain dan tim Indonesia selama di Meksiko.
Suherman, pemain asal Jawa Barat ini sepertinya menjadi primadona selama di Meksiko. Raut mukanya yang ramah dan selalu dihiasi senyum, membuatnya digandrungi banyak orang.
Di babak penyisihan grup, Indonesia kalah atas Peru. Namun kekalahan tersebut tak lantas membuat tim Indonesia berkecil hati. Indonesia tetap menerima kekalahan dengan senyuman dan berbangga hati. Hal itulah yang membuat salah satu wasit Hendry Milles memberikan penghargaan kepada tim Indonesia, khususnya Suherman karena tetap tersenyum kendati kalah. Penghargaan tersebut berupa peluit wasit yang hanya ada 18 buah di seluruh dunia.
“Iya, wasit itu memberi penghargaan khsusunya kepada Suherman dengan memberikan peluit wasit yang cuma ada 18 di dunia. Dia datang ke tim kita dan bilang ‘Saya respek sama tim Indonesia, kalian kalah tapi tetap tegak dan memberikan kebahagiaan kepada semua orang’ begitu katanya,” ungkap Febby Arhemsyah, Manajer Tim, dalam acara syukuran tim di Rumah Cemara, Bandung, Kamis (17/10).
Menanggapi hal tersebut, Suherman malah menjawabnya dengan guyonan. “Sebenarnya cuaca di Meksiko panas, jadi bukan senyum tapi nyengir. Dan karena senyum itu adalah ibadah,” candanya.
Manajer tim Febby Arhemsyah pun mengatakan bahwa Suherman pernah masuk dalam salah satu surat kabar setempat. Profil Suherman muncul di halaman pertama surat kabar tersebut. ”Suherman juga muncul di koran sana, di halaman 1 ada profilnya dia. Sayang, korannya bahasa Spanyol, jadi ga ngerti. Terus kalau lagi jalan sama dia (Suherman) juga, sebentar-sebentar ada yang minta foto bareng,” cerita Febby.
Febby juga menceritakan, saat tiba di Meksiko, timnas Indonesia selalu dipandang sebelah mata. Namun ketika melihat penampilan Suherman cs di lapangan, mengubah pandangan tersebut. Terlebih Indonesia berhasil tampil sebagai juara grup di babak penyusihan grup pertama dan babak penyisihan grup kedua.
“Pas kita dateng tuh, justru kita yang merasa wah dengan tim lain, kaya tim Inggris. Mereka kan dateng bawa konseling langsung dari tim MU (Manchester United). Kita yang minta foto bareng sama mereka. Tapi hari-hari berikutnya, mereka yang minta foto sama kita. Dan kalau lagi manager meeting, nama Indonesia jadi suka disebut-sebut dan disanjung-sanjung,” kenangnya.
Salah satu pemain, Farid, menambahkan bahwa tim Indonesia pun mendapat tepuk tangan penghargaan dari penonton. Meski Indonesia kalah dari Brasil saat perebutan peringkat 3 dan 4, tapi Indonesia mendapat penghargaan tinggi.
“Kami dapat standing applause. Saat kalah di perebutan juara 3. Itu karena kami merasa tidak kalah. Kami tetap tersenyum. Kami bawa bendera Meksiko dan tulisan terima kasih Meksiko, Indonesia cinta Meksiko. Kita waktu itu bukan merasa kalah, kita bangga bisa mendapat standing applause dari seluruh penonton,” sebutnya
Profil Pemain :
Spoiler for Farid:
Mantan pengguna narkoba ini berasal dari Yayasan Kelompok Peduli Dukungan Sebaya, Sulawesi Selatan. Ia mengaku tidak menyangka bahwa dengan latar belakang masa lalunya ia bisa terpilih mewakili Indonesia dan membela "Merah Putih" di luar negeri.
Ia pun bertekad untuk lebih banyak berkarya dan membantu rekan-rekan di lingkungannya terutama di Makassar untuk meninggalkan narkoba, serta membantu pencegahan virus HIV.
Spoiler for Iqbal:
Mantan preman Medan ini mengaku memiliki masa lalu yang kelam sehingga harus terpisah dengan sanak keluarganya. Harta bendanya terjual hanya untuk kenikmatan sesaat narkoba.
Tergabung dalam rumah rehabilitasi Medan Plus sejak Oktober 2011, Iqbal masih tak bisa percaya bisa naik pesawat terbang, bahkan pergi jauh sampai ke Meksiko. Namun ia yakin, saat ini adalah momen untuk menjadi manusia yang lebih baik.
"Dengan Bismillah, saya berniat membuka lembaran hidup yang lebih baik, bisa kembali berkumpul dengan anak-istri, dan syukur-syukur bisa berguna bagi masyarakat lain," ucapnya.
Iqbal menambahkan, bersama Medan Plus ia ingin membantu setiap upaya pemberantasan penggunaan narkoba maupun pencegahan AIDS/HIV di masyakarat.
Spoiler for Doni:

Bekerja di Yayasan Bina Hati Surabaya, Jawa Timur, Doni mengalami cedera menjelang keberangkatan. Tempatnya kemudian diisi oleh Bonsu Hasibuan, yang sebelumnya diberi tugas sebagai pelaith. Meski demikian Doni tetap ikut dalam rombongan dan membantu rekan-rekannya.
"Cahaya itu datang dari kegelapan. Kami mungkin harus melewati kegelapan itu untuk mencapai cahaya … seperti hidup kami saat ini," tutur Doni, yang berharap masyarakat Indonesia bisa mengenyahkan stigma dan diskriminasi terhadap kaum marjinal.
Spoiler for Arif:
Sebagai (mantan) pecandu narkoba, Arif bahkan masih harus membawa beberapa botol metadhone -- obat pengganti yang biasa digunakan dalam rangka pengurangan ketergantungan pada narkoba -- dengan surat dokter untuk keperluannya selama di Meksiko.
Namun, berkat keinginan dan semangat yang kuat, Arif berhasil menahan diri untuk tidak mengonsumsi obat tersebut selama 36 jam, dan tetap bermain bola dengan baik, walaupun sempat tersiksa karena cuaca terik dan oksigen yang tipis di Meksiko. "Kami bangga pada Arif," ujar teman-temannya.
Menurut Arif, setelah membaca berita dan foto dirinya di detiksport, orangtuanya juga merasa bangga dan akan lebih mendukung upaya anaknya untuk menjadi individu yang lebih baik.
"Nanti kalau sudah kembali ke Jakarta saya akan masuk rumah rehabilitasi. Saya ingin dan harus bisa berhenti dari ketergantuan semua jenis obat," cetus Arif, yang juga berkeinginan menjadi aktivis di Rumah Cemara.
Spoiler for Adik:
Rekan Doni di Yayasan Bina Hati Surabaya, Jawa Timur, ini mengaku hidupnya selama ini dibantu oleh sang kakak karena orangtua mereka kesulitan ekonomi untuk membiayai sekolah.
Walaupun bukan pengguna, tapi Adik memutuskan berkecimpung di organisasi yang menangani ODHA, karena seorang tantenya pernah menjadi pengguna narkoba. Dari situ ia mulai semakin giat bekerja di organisasi sosial tersebut.
"Saya tak menyangka bisa masuk tim Indonesia di HWC ini, dan bangga bisa membela 'Merah Putih' di ajang internasional. Saya masih punya mimpi, ingin bergabung dengan timnas di lapangan besar, Mas," imbuhnya.
Spoiler for Mozes:
Mozes merasa mendapatkan keluarga baru dalam tim Indonesia di Homeless World Cup 2012. Buat dia, keluarga adalah mereka yang saling membantu dan menyemangati dalam setiap keadaan.
"Saat pulang nanti, yang pertama ingin saya lakukan adalah memeluk keluarga saya," ucap Mozes, seraya menegaskan tekadnya untuk membantu mereka yang ingin keluar dari mengonsumsi narkoba, serta kaum miskin kota.
Spoiler for Anton:
Kiper yang kalem dan pendiam ini sangat senang dan bangga bisa mewakili Indonesia di HWC 2012. Sugiri yang semata merasa kesulitan beradaptasi dengan tipisnya oksigen di Meksiko, berharap bahwa prestasi Indonesia di ajang HWC ini dapat membantu kaum marjinal, ODHA mantan Pecandu serta kaum miskin kota sehingga dapat diterima di masyarakat dan dapat berkarya bersama untuk Indonesia.
Spoiler for Suherman:
a menjadi bintang di perhelatan HWC 2012. Selain lewat aksinya menjaga gawang Indonesia, Suherman juga mencuri perhatian media karena selalu penuh senyum. Seorang wasit asal Australia sampai memberinya hadiah berupa peluit khusus yang cuma ada 18 buah di dunia. Senyumnya memberi inspirasi, demikian alasan sang wasit.
Dengan keinginan yang kuat dan semangat, Suherman ingin membuktikan bahwa kaum marjinal seperti mereka bisa juga berbuat sesuatu untuk negara, melalui ajang olahraga seperti di Homeless World Cup. Ia juga berharap bisa menjadi pemain sepakbola profesional.
Spoiler for Bonsu:

Ia adalah kapten sekaligus pelatih tim Indonesia ini. Ketika terpilih sebagai kapten, pria asal Padang Sidempuan ini memimpin rekan-rekannya untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri selama pemusatan latihan yang berlangsung 2-3 minggu sebelum keberangkatan.
Menurut Bonsu, mewakili negara di ajang HWC 2012 ini merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan tersendiri. Ia mengaku tidak menyangka bahwa seseorang yang dulu pernah hidup di jalanan, menjadi bagian masyarakat yang termarjinalkan, kemudian diberi kesempatan dan tanggung jwab untuk membela Merah Putih di luar negeri.
"Ini tim yang luar biasa karena sebagian dana yang digunakan adalah hasil urunan warga masyarakat dari segala penjuru Indonesia. Karena itu, buat kami, ada rasa tanggung jawab tersendiri untuk berusaha sekuat tenaga, semampu kami, untuk masyarakat yang telah membantu," cetus sang kapten, yang juga bercita-cita ingin menjadi pelatih futsal yang hebat.
"Saya sangat menikmati melatih bola. Di sini saya bisa mengenal karakter rekan-rekan, serta cerita hidup mereka. Dari yang kami alami selama di Meksiko ini saya mendapatkan pelajaran bahwa, meskipun setiap individu kita punya keterbatasan, tapi ternyata tim kita bisa bersaing dengan negara-negara lain.
"Saya juga berharap suatu saat nanti Indonesia bisa masuk Piala Dunia. Tidaklah mungkin Indonesia yang punya banyak talenta ini kesulitan untuk menembus Piala Dunia. Kita bisa dan kita mampu, kalau pemerintah dan pengurus serius dengan sepakbola,"
ROAD TO HWC POZNAN (POLANDIA) 2013
Spoiler for HWC:
Quote:
Rumah Cemara Perkenalkan Timnas Indonesia Untuk HWC 2013

Setelah melewati proses seleksi yang ketat mulai bulan Maret 2013, akhirnya timnas Indonesia untuk Homeless World Cup 2013 terbentuk. Ada 8 pemain dari 5 provinsi yang akan berangkat ke Poznan, Polandia bulan depan.
Dimulai dari turnamen street football ‘League Of Change’ di Bandung pada bulan Maret, terpilihlah 16 calon pemain dari total 72 pemain yang bersaing. 16 pemain ini lalu melewati proses tes fisik dan wawancara.
Setelah lolos, mereka kemudian menjalani proses seleksi yang sangat ketat lewat kegiatan alam bebas selama 5 hari (18-22 Juni) di gunung Kareumbi. Dalam proses ini, Rumah Cemara selaku national organizer menggandeng organisasi Wanadri sebagai partner. Harapannya, kegiatan ini dapat membentuk karakter pribadi yang kuat serta meningkatkan kebersamaan antar anggota timnas.
Setelah melalui proses seleksi tersebut, akhirnya Rumah Cemara memperkenalkan 8 pemain yang menjadi anggota timnas di Bandung Creative City Forum (BCCF), Jalan Purnawarman, Bandung. Mereka nantinya akan membawa nama Indonesia di ajang HWC 2013 yang akan dilangsungkan di kota Poznan, Polandia tanggal 10 – 18 Agustus mendatang.
Ada 5 provinsi yang diwakilkan oleh para pemain di timnas HWC 2013 kali ini. Yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Bali. Mereka akan didampingi oleh pelatih Bonsu Hasibuan serta manajer Kheista Leonie Christianti.
Setelah ini, pelatih Bonsu Hasibuan akan mempersiapkan tim dengan sejumlah program latihan di bulan Ramadan. Terdiri dari latihan 2x sehari, sesi taktis, sharing pengalaman, hingga kelas bahasa inggris.
Selanjutnya timnas akan berangkat ke Poznan pada tanggal 8 Agustus 2013.
Berikut daftar delapan pemain yang akan mewakili Indonesia di ajang HWC 2013:
1. Mifta Sano Sudrajat (DKI Jakarta)
2. Nico Pernando (Jawa Barat)
3. Ahmad Faizin (Jawa Tengah)
4. Ricky Irawan (Jawa Barat)
5. Dimas Saputra Ramadan (Jawa Timur)
6. Sendi (Jawa Barat)
7. U Yakub (Jawa Barat)
8. I Wayan Arya Renawa (Bali)

Setelah melewati proses seleksi yang ketat mulai bulan Maret 2013, akhirnya timnas Indonesia untuk Homeless World Cup 2013 terbentuk. Ada 8 pemain dari 5 provinsi yang akan berangkat ke Poznan, Polandia bulan depan.
Dimulai dari turnamen street football ‘League Of Change’ di Bandung pada bulan Maret, terpilihlah 16 calon pemain dari total 72 pemain yang bersaing. 16 pemain ini lalu melewati proses tes fisik dan wawancara.
Setelah lolos, mereka kemudian menjalani proses seleksi yang sangat ketat lewat kegiatan alam bebas selama 5 hari (18-22 Juni) di gunung Kareumbi. Dalam proses ini, Rumah Cemara selaku national organizer menggandeng organisasi Wanadri sebagai partner. Harapannya, kegiatan ini dapat membentuk karakter pribadi yang kuat serta meningkatkan kebersamaan antar anggota timnas.
Setelah melalui proses seleksi tersebut, akhirnya Rumah Cemara memperkenalkan 8 pemain yang menjadi anggota timnas di Bandung Creative City Forum (BCCF), Jalan Purnawarman, Bandung. Mereka nantinya akan membawa nama Indonesia di ajang HWC 2013 yang akan dilangsungkan di kota Poznan, Polandia tanggal 10 – 18 Agustus mendatang.
Ada 5 provinsi yang diwakilkan oleh para pemain di timnas HWC 2013 kali ini. Yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Bali. Mereka akan didampingi oleh pelatih Bonsu Hasibuan serta manajer Kheista Leonie Christianti.
Setelah ini, pelatih Bonsu Hasibuan akan mempersiapkan tim dengan sejumlah program latihan di bulan Ramadan. Terdiri dari latihan 2x sehari, sesi taktis, sharing pengalaman, hingga kelas bahasa inggris.
Selanjutnya timnas akan berangkat ke Poznan pada tanggal 8 Agustus 2013.
Berikut daftar delapan pemain yang akan mewakili Indonesia di ajang HWC 2013:
1. Mifta Sano Sudrajat (DKI Jakarta)
2. Nico Pernando (Jawa Barat)
3. Ahmad Faizin (Jawa Tengah)
4. Ricky Irawan (Jawa Barat)
5. Dimas Saputra Ramadan (Jawa Timur)
6. Sendi (Jawa Barat)
7. U Yakub (Jawa Barat)
8. I Wayan Arya Renawa (Bali)

ini waktu tim indonesia di acaranya sudut andy
Spoiler for HWC:
Quote:

Mantep nih gan tendangan salto nya dari kapten timnas indonesia,Bonsu
Spoiler for HWC:
Quote:

Quote:
Ane demen dari kata2 Ginan di video ini gan:
Ini waktu tahun 2011 di prancis


Ini waktu tahun 2011 di prancis
Quote:
update HWC 2013 Poznan
setelah di fase grup pertama indonesia berhasil memuncaki klasmen grup,indonesia lolos ke fase grup kedua,,dan dilakukan lagi pengundian untuk fase grup kedua dan indonesia berada di grup D,berikut daftar tim di grup D :
Quote:
keterbatasan memang bukan penghalang untuk berbuat lebih bagi bangsa Indonesia tercinta.

sekian thread dari ane jgn di

agan2 yang berkenan bantu


maaf kalo repost hehehe...
Quote:
sumber
sumber
sumber
[URL="http://sport.detik..com/sepakbola/read/2012/10/15/105546/2062546/73/inilah-para-pemain-indonesia-di-homeless-world-cup-2012"]sumber[/URL]
sumber
sumber
[URL="http://sport.detik..com/sepakbola/read/2012/10/15/105546/2062546/73/inilah-para-pemain-indonesia-di-homeless-world-cup-2012"]sumber[/URL]
Diubah oleh surabikinca 14-08-2013 04:24
0
10.6K
Kutip
111
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan