- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menteri Agama : Beruntung 17 Agustus Tak Berdasar Bulan Islam


TS
Kimak.Kaw
Menteri Agama : Beruntung 17 Agustus Tak Berdasar Bulan Islam
KAMIS, 08 AGUSTUS 2013 | 06:33 WIB
Menteri Agama: Beruntung 17 Agustus Tak Berdasar Bulan Islam

Suryadharma Ali. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO , Jakarta:- Menteri Agama Suryadharma Ali sempat berkelakar saat membuka Sarasehan Mencari Titik Temu Penentuan 1 Syawal 1434 Hijriah, di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2013. Sarasehan ini merupakan pra-Isbat atau salah satu rangkaian sidang Isbat penentuan Lebaran.
"Untungnya 17 Agustus itu berdasarkan bulan Syamsiah. Kalau dihitung berdasarkan bulan Komariah bisa jadi ada dua hari, ada perbedaan," kata Suryadharma, disambut sedikit tawa hadirin sarasehan.
Suryadharma juga menyatakan adanya anggapan di tengah masyarakat ihwal pelakanaan sidang Isbat. "Ada yang bersifat politis," kata Suryadharma. "Misalnya, tidak datang ke acara ini karena Menteri Agama-nya dari partai politik. Ini politis."(baca:Keluhan Menteri Suryadharma Ali Saat Sidang Isbat )
Selain itu, Suryadharma menambahkan, ada juga masyarakat yang mengaitkan penentuan awal bulan Hijriah dengan perempuan. "Untuk melihat bulan, serahkan saja ke kaum perempuan, karena kaum perempuan tahu kapan dia datang bulan," ujarnya, disambut senyum hadirin sarasehan.(baca:Sidang Isbat Diwarnai Interupsi dan Isu Uang)
Menurut dia, ada juga anggapan masyarakat yang bersifat ekonomis. Misalnya saat penetapan 1 Syawal berbeda. Ada sebagian masyarakat yang sudah Lebaran, sebagian lagi belum. "Anggapannya, Lebaran tahun ini sangat hangat. Mengapa? Karena opor-opor dihangatkan, sayur dihangatkan, ketupat dihangatkan," ujar Suryadharma.(baca:Alasan Menteri Agama Gelar Sidang Isbat)
Di sisi ekonomis, ada juga yang beranggapan jika penentuan Lebaran mundur, maka barang-barang yang sudah dibeli masyarakat untuk menyambut Lebaran menjadi kurang berguna. "Harus membeli lagi ke pasar untuk keesokan harinya," ucap Suryadharma. "Ini bagus juga, dengan demikian pasar terus hidup."
Ia juga mencontohkan anggapan masyarakat yang mengusulkan agar Lebaran jatuh tiga kali selama satu tahun. "Supaya kemacetan tidak terlalu parah," kata Suryadharma. "Di Jakarta, jalanan lengang enak sekali."(baca:Sidang Isbat Hanya Ada di Indonesia)
Namun, menurut Suryadharma, celoteh-celoteh ini sangat positif di tengah masyarakat. "Masyarakat kita ingin memperoleh pengetahuan yang lebih," ujar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ini.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ar-Bulan-Islam
Seandainya 17 Agustus dihitung berdasarkan Posisi Bulan ndak masalah kok... Kan tinggal minta Bantuan LAPAN ataupun NASA...
Masa Hari gini masih pakek Teropong Konvensional...

Menteri Agama: Beruntung 17 Agustus Tak Berdasar Bulan Islam

Suryadharma Ali. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO , Jakarta:- Menteri Agama Suryadharma Ali sempat berkelakar saat membuka Sarasehan Mencari Titik Temu Penentuan 1 Syawal 1434 Hijriah, di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2013. Sarasehan ini merupakan pra-Isbat atau salah satu rangkaian sidang Isbat penentuan Lebaran.
"Untungnya 17 Agustus itu berdasarkan bulan Syamsiah. Kalau dihitung berdasarkan bulan Komariah bisa jadi ada dua hari, ada perbedaan," kata Suryadharma, disambut sedikit tawa hadirin sarasehan.
Suryadharma juga menyatakan adanya anggapan di tengah masyarakat ihwal pelakanaan sidang Isbat. "Ada yang bersifat politis," kata Suryadharma. "Misalnya, tidak datang ke acara ini karena Menteri Agama-nya dari partai politik. Ini politis."(baca:Keluhan Menteri Suryadharma Ali Saat Sidang Isbat )
Selain itu, Suryadharma menambahkan, ada juga masyarakat yang mengaitkan penentuan awal bulan Hijriah dengan perempuan. "Untuk melihat bulan, serahkan saja ke kaum perempuan, karena kaum perempuan tahu kapan dia datang bulan," ujarnya, disambut senyum hadirin sarasehan.(baca:Sidang Isbat Diwarnai Interupsi dan Isu Uang)
Menurut dia, ada juga anggapan masyarakat yang bersifat ekonomis. Misalnya saat penetapan 1 Syawal berbeda. Ada sebagian masyarakat yang sudah Lebaran, sebagian lagi belum. "Anggapannya, Lebaran tahun ini sangat hangat. Mengapa? Karena opor-opor dihangatkan, sayur dihangatkan, ketupat dihangatkan," ujar Suryadharma.(baca:Alasan Menteri Agama Gelar Sidang Isbat)
Di sisi ekonomis, ada juga yang beranggapan jika penentuan Lebaran mundur, maka barang-barang yang sudah dibeli masyarakat untuk menyambut Lebaran menjadi kurang berguna. "Harus membeli lagi ke pasar untuk keesokan harinya," ucap Suryadharma. "Ini bagus juga, dengan demikian pasar terus hidup."
Ia juga mencontohkan anggapan masyarakat yang mengusulkan agar Lebaran jatuh tiga kali selama satu tahun. "Supaya kemacetan tidak terlalu parah," kata Suryadharma. "Di Jakarta, jalanan lengang enak sekali."(baca:Sidang Isbat Hanya Ada di Indonesia)
Namun, menurut Suryadharma, celoteh-celoteh ini sangat positif di tengah masyarakat. "Masyarakat kita ingin memperoleh pengetahuan yang lebih," ujar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ini.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ar-Bulan-Islam
Seandainya 17 Agustus dihitung berdasarkan Posisi Bulan ndak masalah kok... Kan tinggal minta Bantuan LAPAN ataupun NASA...

Masa Hari gini masih pakek Teropong Konvensional...


0
7.5K
69


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan