Stockholm Syndrome? Bukan lagu ciptaan Muse. Sebelum buka Google Masuk ke sini yuk
TS
dhanapuji
Stockholm Syndrome? Bukan lagu ciptaan Muse. Sebelum buka Google Masuk ke sini yuk
Spoiler for Salam:
Assalamu'alaikum
Stockholm Syndrome
Terus terang, kata-kata ini pertama kali terdengar di telinga ane pas sebuah grup musik rock alternatif asal Inggris, Muse, mengeluarkan album Absolution. Di album ini, sebuah lagu berjudul Stockholm Syndrome membuat saya terpana oleh musik dan liriknya
Berikut liriknya (kalau males buka, skip aja gan)
Spoiler for Lirik Lagu:
I won't stand in your way
Let your hatred grow
And she'll scream
And she'll shout
And she'll pray
And she had a name
Yeah she had a name
And I won't hold you back
Let your anger rise
And we'll fly
And we'll fall
And we'll burn
No one will recall
No one will recall
This is the last time I'll abandon you
And this is the last time I'll forget you
I wish I could
Look to the stars
Let hope grow in your eyes
And we'll love
And we'll hate
And we'll die
All to no avail
All to no avail
This is the last time I'll abandon you
And this is the last time I'll forget you
I wish I could
This is the last time I'll abandon you
And this is the last time I'll forget you
I wish I could
I wish I could
Nah, Ternyata gan, dibalik kesukaan ogut dengerin lagu itu, jd penasaran sebenernya apa sih Stockholm Syndrome itu?
Kalo Stockholm itu kan nama tempat di Swedia, trus apa hubungannya sm Syndrome? ah dari pada bingung, lets cekitcrod...
Menurut Wiki, Sindrom Stockholm adalah fenomena psikologis dimana dalam kasus-kasus tertentu para sandera penculikan menunjukkan tanda-tanda kesetiaan kepada penyanderanya lewat empati, simpati, dan perasaan positif (kadang-kadang ke titik membela mereka) tanpa memperdulikan bahaya atau risiko yang telah dialami oleh sandera itu. Sebenarnya tidak selalu dalam kasus penyanderaan, tapi lebih kepada penggambaran karena pelecehan, ancaman, intimidasi, dll
Nah, kasus perampokan yg terjadi di Stockholm mengilhami pemberian nama fenomena psikologis ini gan.
Kira-kira begini kejadiannya:
Suatu hari yang cerah di Stockholm, pada akhir Agustus 1973, sebuah bank bernama Sveriges Kreditbank dirampok dua orang: Jan-Erik Olsson dan Clark Olofsson (dari namanya, sepertinya mereka orang bule gan ) dan menyekap beberapa karyawan bank di dalam lemari besi bank.
Selama situasi penyaderaan berlangsung dari 23-28 Agustus 1973, para korban secara emosional melekat pada penculik, menolak bantuan dari pejabat pemerintah pada satu titik dan bahkan membela mereka setelah mereka dibebaskan dari penderitaan mereka enam hari. Ketika akhirnya korban dapat dibebaskan, reaksi mereka malah memeluk dan mencium para perampok yang telah menyandera mereka. Mereka secara emosional menjadi menyayangi penyandera, bahkan membela mereka. Sandera yang bernama Kristin bahkan jatuh cinta dengan salah satu perampok dan membatalkan pertunangan dengan pacarnya setelah dibebaskan Ane kepikiran sama tunangannya gan, apes amat ya
Nah, Istilah Stockholm Syndrome pertama kali dicetuskan oleh kriminolog dan psikiater Nils Bejerot, yang membantu polisi saat perampokan.
Berikut Kasus-kasus yang terjadi di belahan dunia, yang diduga muncul fenomena Stockholm Syndrome:
Spoiler for Kasus lain:
Colleen Stan, a.k.a. Carol Smith disandera hidup-hidup dari 1977 hingga 1984 oleh Cameron dan Janice Hooker di dalam boks kayu yang terkunci. Dia tidur di dalam boks berbentuk seperti peti mati di bawah ranjang tidur Hooker. Selama penyanderaan itu, Colleen berkali-kali disiksa dan diserang secara seksual. Colleen Stan tidak pernah kabur, walaupun sepertinya ada kesempatan dia dapat melarikan diri.
Ahli waris milyuner Patty Hearst, yang diculik oleh Symbionese Liberation Army. Setelah dua bulan disekap, dia ikut secara aktif mengambil bagian di dalam perampokan yang mereka rencanakan.
Natascha Kampusch, seorang anak perempuan Austria berusia 10 tahun diculik oleh Wolfgang Priklopil sebelum melarikan diri saat umur 18 tahun 2006, menunjukkan tanda-tanda telah menderita sindrom Stockholm, seperti dibuktikan dengan kesedihannya setelah penculiknya bunuh diri.
Steven Stayner, seorang anak laki-laki dari Merced, California, diculik saat umur 7 dan disekap lebih dari 7 tahun dari akhir 1972 hingga awal 1980.
Sano Fusako, seorang wanita di Jepang diculik saat umur 10 dan disekap selama 9 tahun dari 1990 sampai 2000.
Tanya Kach, wanita Pennsylvania disekap di rumah Thomas Hose dari 1996 hingga 2006.
Lena Simakhina, 17, danKatya Martynova, 14, diculik oleh pekerja pabrik Viktor Mokhov, 53. Viktor memperlakukan kedua remaja sebagai budak seks di gudang bawah tanah selama 3,5 tahun dari 2000 sampai 2004.
Wanita Hungaria berumur 27 tahun di Budapest disekap selama 13 tahun di rumahnya oleh ayahnya dan secara rutin dirudapaksa.
Shawn Hornbeck diculik saat berumur 11 pada 2003 dan disekap selama 4 tahun oleh Michael J. Devlin di Missouri. Shawn Hornbeck mulai menggunakan nama keluarga Devlin.
Elizabeth Smart diculik dari rumahnya oleh Brian David Mitchell. Dia dirudapaksa dan disembunyikan di dalam lubang di Emigration Canyon. Kemudian, Elizabeth ditutupi dengan tudung, dibawa ke tempat umum, bahkan difoto dengan menggunakan tudung tersebut, tetapi dia tidak berusaha untuk menghubungi orang lain untuk memberi tahu bahwa dia sedang diculik.
Ada lagi Lima Syndrome. Ini Kebalikan dari Stockholm Syndrome, di mana justru penyandera yang memiliki ketertarikan emosional terhadap sandera-nya. Penyandera menjadi lebih simpatik, dan bahkan merasa membutuhkan sandera-nya.
Kalo dipikir-pikir, mungkin ada juga kasus Stockholm Syndrome di Indonesia gan..
Spoiler for Kasus di Indonesia:
kasus yang paling fenomenal saat ini, Eyang Subur beserta istri-istrinya. Dalam kasus tersebut, Eyang Subur merupakan ’penyandera’, dan istri-istrinya merupakan ’tawanan’ atau korban. Jadi, dalam keadaan yang menurut masyarakat kebanyakan adalah sebuah kondisi yang tidak sewajarnya atau "salah", misalnya dipoligami dan harus hidup serumah dengan istri-istri lain dari suaminya, serta menikah dengan pria yang sudah lansia, bukan merupakan sebuah "kesalahan" bagi mereka. Sebagai ’tawanan’, para istri ini mempunyai rasa simpati dan empati terhadap ’penyandera’ mereka. Mereka semacam menemukan kenyamanan, bahkan tidak menghiraukan isu yang beredar kalau mereka kena guna-guna atau semacamnya
kisah ’daging sapi’ Ahmad Fathanah dan 20 perempuannya, yang menerima aliran dana mulai Rp 40 juta hingga 1 miliar. Para perempuan ini dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswi, model, penyanyi dangdut, hingga selebriti, Ayu Azhari, dan Vitalia Sesha, model majalah pria dewasa. Belakangan, nama Kiki Amalia ikut muncul. Tak hanya uang, para wanita ini juga dilimpahi harta lainnya mulai dari mobil hingga perhiasan. Kita mungkin menduga, yang membuat perempuan-perempuan cantik ini ’takluk’ pada Fathanah, tak lain karena uang. Namun, apapun alasan yang mendasarinya, para perempuan ini mengalami sindrom stockholm terhadap Fathanah.
kasus Syekh Puji dan Ulfa, gadis yang dinikahinya, yang waktu itu (2008) baru berusia 12 tahun. Negara dan masyarakat jelas menyalahkan Syekh Puji atas tuduhan menikahi anak di bawah umur/ pedofilia. Namun sang perempuan muda, sama sekali tidak keberatan dinikahi pria yang jauh di atas usianya. Ia bahkan memberikan pernyataan bahwa dirinya memang mencintai sang miliarder nyentrik itu.
Menurut dr. Ismed, sindrom stockholm bukan merupakan penyakit psikis, ini hanya sebuah sindrom. "Kita tidak bisa mengklaim para penderita stockholm itu sakit atau mempunyai kelainan (jiwa) karena yang bersangkutan tidak merasa kalau mereka ’tidak normal’", jelas pengelola dan penanggungjawab Yayasan Kesehatan Jiwa Fatwa Semarang ini. Ya, para penderita sindrom stockholm tidak merasa bahwa dirinya mengalami kelainan meskipun mereka merasa bahagia dan nyaman dalam kondisi yang ’tidak seharusnya’.