Akhir-akhir ini ane sering mengikuti isu-isu tentang kesehatan di Indonesia. Mulai dari isu malpraktek, KJS, sampai perawat yang demo menuntut untuk disahkannya RUU Keperawatan. Nah ane tergelitik dengan isu terakhir ini gan, tentang RUU Keperawatan. Tanggal 21 Mei 2013 kemaren ternyata para perawat yg tergabung dalam PPNI (gak tau kepanjangannya apa) demo di depan gedung DPR. Ane penasaran gan, lalu ane tanya ama mbah gugel apa itu RUU Keperawatan. Ketemu gan, ternyata mbah gugel wawasannya luas. Salut ama mbah gugel..
Setelah ane cermati isi RUU itu banyak yang aneh bin ajaib gan. Diantaranya perawat menuntut untuk bisa berpraktek mandiri, mendiagnosis penyakit, melakukan tindakan medis, dan mengobati atau meresepkan obat gan. Lah, ini kan wewenangnya dokter. Gak abis pikir ane gan perawat sekolahnya untuk merawat pasien tapi mereka menuntut untuk bisa praktek kayak dokter. Apa gak bakalan nambah kasus malpraktek di negri ini nantinya gan? Bijimane menurut agan dan aganwati?
Anehnya lagi gan Komisi IX DPR menyetujui RUU ini, ane dikasih tau mbah gugel lagi ini gan (mbah gugel emang hebat gan). Alasan anggota dewan yang terhormat itu untuk alternatif kekurangan dokter di daerah. Tooeeenngg, ini gak masuk akal ane lagi gan. Masa’ perawat mau menggantikan dokter, sekolahnya aja beda. Dokter sekolah 6 tahun, trus ada uji kompetensi kalo gak lulus UKDI gak bisa praktek gan. Menurut pandangan ane alasan seperti itu cuma berlaku di jaman dahulu kala ketika memang jumlah dokter minim gan. Setau ane di Indonesia ini udah ada 72 FK (negri dan swasta) yang tiap tahun masing-masing FK menghasilkan 100-200an dokter gan.
Ane rasa jumlah dokter udah cukup cuman menumpuk di kota gan. Menurut abang ane yang udah dokter, kuota PTT dokter ke daerah sedikit. Banyak dokter yang daftar, tapi lebih banyak yang gak ketrima daripada yg ketrima PTT daerah gan. Nah dari sini aja ane bisa simpulkan kalau PEMERINTAH GAK MAMPU (atau gak mau) MELAKUKAN PEMERATAAN DOKTER. Kalau solusi ane sebagai rakyat jelata nih gan, TAMBAH ANGGARAN KESEHATAN, TAMBAH KUOTA PTT DAERAH, PERHATIKAN KESEJAHTERAAN DOKTER. Itu aja gan ane rasa cukup bisa memecahkan permasalahan kesehatan di negri kita tercinta Indonesia ini gan.
Ini hasil googling ane gan:
Quote:
RUU Keperawatan Pasal 5:
(3) Tindakan mandiri keperawatan antara lain adalah:
1) Tindakan terapi keperawatan, observasi keperawatan, terapi komplementer, penyuluhan kesehatan, nasehat, konseling, advokasi, dan edukasi dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan klien.
2) Memberikan pengobatanterbatas dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan khitan tanpa komplikasi.
3) Pelakaksanaan Program Pemerintah dalam bidang kesehatan
Pasal 7:
(2) Kewenangan Perawat seperi yang dimaksud ayat (1) adalah :
1. Perawat vokasional mempunyai kewenangan untuk melakukan praktik dengan batasan lingkup praktik yang ditetapkan dan dibawah pengawasan langsung maupun tidak langsung oleh Perawat Profesioal.
2. Perawat professional mempunyai wewenang untuk melaksanakan praktik keperawatan secara mandiri dan atau kolaborasi dengan yang lain.
3. Perawat Profesional Spesialis mempunyai kewenangan untuk melakukan praktik sebagai seorang spesialis dengan keahlian lanjut dalam satu cabang ilmu di bidang keperawatan.
Kalau masalah
Perlindungan Hukum perawat yg terpaksa praktek karena gak ada dokter udeh diatur gan di PERMENKES RI NO. HK.02.02./MENKES/148/I/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik Perawat, sekidot:
Quote:
BAB III
Pasal 8
(3) Praktik Keperawatan sebagaimana diatur dalam ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan:
1) pelaksanaan asuhan keperawatan
2) pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan masyarakat, dan
3) pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer
Pasal 9
Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki
Pasal 10
1) Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasiendan tidak ada dokter di tempat kejadian, perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal (8)
Nah, udah jelas kan udah ada perlindungan hukum bagi perawat, jadi ngapain harus bikin UU Praktik Keperawatan?
Cuman bedanya di Permenkes ini perawat praktik mandiri gak boleh diagnosis, ngobatin pasien, sunat, dan nolong persalinan kayak dalam RUU Keperawatan gan. Itu kewenangan dokter dan bidan (persalinan). Nah kan jelas apa tujuan RUU Keperawatan gan.
Ini Sumber beritanya gan:
Quote:
Legislator: RUU Keperawatan solusi kekurangan dokter
Pangkalpinang (ANTARA News) - Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning mengatakan Rancangan Undang-undang Keperawatan merupakan solusi terbaik guna mengantisipasi kekurangan dokter di Tanah Air.
"Dengan diberlakukannya RUU Keperawatan menjadi UU maka nantinya perawat dapat memperoleh jaminan dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar untuk masyarakat sehingga bisa sangat membantu kekurangan tenaga dokter," kata Ribka di Pangkalpinanng, Rabu.
Ribka menjelaskan, dengan adanya RUU tersebut maka profesi perawat akan lebih terlindungi.
"Profesi perawat adalah ujung tombak pelayanan kesehatan, jangan sampai mereka mau membantu masyarakat tapi malah ditangkap karena dinilai melanggar UU praktik kedokteran," katanya.
Ribka mengatakan, untuk tingkat nasional, rasio dokter dan jumlah penduduk masih satu banding 3.400 orang.
"Artinya satu dokter melayani 3.400 penduduk atau 80 ribu dokter untuk 230 juta jiwa," katanya.
Oleh sebab itu, DPR RI terus mendorong diberlakukannya RUU Keperawatan tersebut untuk mengantisipasi kurangnya tenaga kesehatan, terutama di daerah.
"Mudah-mudahan RUU tersebut masuk dalam masa sidang kali ini dan tinggal menunggu Amanat Presiden (Ampres)," kata dia.
Sebelumnya, berbagai kalangan masyarakat mendesak agar RUU Keperawatan segera disahkan untuk memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi masyarakat yang akan memanfaatkan pelayanan keperawatan.
RUU tersebut diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, mutu pelayanan keperawatan dan mempercepat keberhasilan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), sekitar 40 persen Puskesmas di Indonesia tidak memiliki dokter sehingga seluruh pelayanan kesehatan dilakukan oleh perawat. Kondisi itu menyulitkan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan jika tidak ada perlindungan hukum.
Ane emang gak pinter-pinter amat gan tapi sepertinya logika berpikir ane lebih cerdas dari anggota dewan yang terhormat itu gan. Betul gak gan? Kasih cendolnya kalo betul gan

Jangan pelit-pelit gan.. Kasih komengnya jg gan, jgn jd silent reader, ane minta sumbangsih pendapat agan demi kemajuan negri kita ini. Ceileeh..
My Quote:
Quote:
Original Posted By k4k3kgaul►
astaga bro-bro.. makanya belajar dan baca yang bener,jangan sewot dulu,,
ada yang salah sama uu no 23 th 92 ???
kalo sama permenkes2 itu,kalo gak salah,dengan terbitnya UU,otomatis permenkes dihapuskan,atau,kalau dimana nanti ada terjadi sesuatu,otomatis yang dipakai itu UU bukan permenkes,soalnya ketetapan hukum UU lebih tinggi dibanding permenkes.
Eh tong, ente tau istilah "tong kosong nyaring bunyinya'? Nah ente tu tong kosongnya.. Daritadi ente koar2 tapi kagak ada isi, kagak menjawab pertanyaan ane.
Lu bilang permenkes dihapus kalau terbit UU?
SALAH BESAR. Nih baca!
Quote:
Pasal 56
Pada saat diundangkannya Undang-Undang ini, ijin praktik yang diberikan sesuai Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin penyelenggaraan praktik perawat, masih tetap berlakusampai berakhirnya izin praktik tersebut sesuai ketentuan.
Jd gini, inti masalahnya
kewenangan Perawat di Permenkes dan RUUK itu BERBEDA.
Ada yg ditambah-tambahin di RUUK. Coba liat di Permenkes:
Quote:
BAB III
Pasal 8
(3) Praktik Keperawatan sebagaimana diatur dalam ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan:
1) pelaksanaan asuhan keperawatan
2) pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan masyarakat, dan
3) pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer
Di RUUK:
Quote:
RUU Keperawatan Pasal 5:
(3) Tindakan mandiri keperawatan antara lain adalah:
1) Tindakan terapi keperawatan, observasi keperawatan, terapi komplementer, penyuluhan kesehatan, nasehat, konseling, advokasi, dan edukasi dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan klien.
2) Memberikan pengobatan terbatas dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan khitan tanpa komplikasi.
3) Pelakaksanaan Program Pemerintah dalam bidang kesehatan
Nah, sekarang ente udah tau cacat RUUK ini dimana? Ah lu tong kosong, ane jawab LAGI dah. Di RUUK pasal 56 dikatakan Permenkes masih tetap berlaku tapi kewenangannya kok beda dgn RUUK pasal 5. Tanya kenapaaa???
Oke kite bahas lg tong. Yg di RUUK pasal 5 yg ane bold ijo itu masih rancu dengan kata terbatas. Terbatas apanya coba? Kewenangan dokter umum jg terbatas sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Coba ente obok2 RUUK itu ada gak batasannya? Ane jawab lagi nih, GAK ADA tong!
Terus yang warna merah itu jelas BUKAN KEWENANGAN PERAWAT dan BUKAN KOMPETENSI PERAWAT. Coba ente cari UU yg membolehkan perawat melakukan kitan dan persalinan! Truz coba ente cari Standar Kompetensi Perawat Indonesia, terbukti itu bukan kompetensi perawat.
Download disini tongane dapet dari dikti.
Nah ane nanya lagi dah
kalau bukan kewenangan dan kompetensinya knp bisa masuk RUUK?
Pertanyaan yg ini silahkan ente jawab sendiri tong!