Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rd.paninAvatar border
TS
rd.panin
Artikel Cara Bijak Kelola Gaji dan THR
Tidak terasa bulan Ramadhan sudah kembali menghampiri kita. Nah, bila Anda seorang karyawan, tentu mengenal dan menanti-nanti untuk mendapatkan bonus yang dinamakan Tunjangan Hari Raya alias THR dari perusahaan tempat Anda bekerja, atau gaji ke-13 untuk pegawai negeri .

Walaupun terbilang rutin mendapatkan, namun umumnya tak banyak dari Anda yang tahu bagaimana cara terbaik dalam mengelola THR ini. Padahal, dengan tata kelola yang baik dan benar, THR bukan hanya bermanfaat bagi kesuksesan perayaan Hari Raya Anda.

“Selama bulan Ramadhan keinginan untuk menghabiskan uang THR untuk kebutuhan bulanan, jalan-jalan, makan, dan memuaskan keinginan berbelanja alias lapar mata, semakin tinggi,” ujar Hari ‘Soul’ Putra (www.p3kcheckup.com), seorang motivator finansial. “Tapi apa yang terjadi setelah lebaran selesai? Anda sekalian akan kembali ke kehidupan semula, kembali bekerja secara normal, dan berharap tahun depan dapat THR dan kenaikan gaji. Padahal gaji yang kita kumpulkan itu “dimakan” oleh monster yang bernama inflasi.”

Pertanyaannya, apakah Anda ingin mengalami kejadian ini terus menerus selama bertahun-tahun? Tentunya tidak. Lalu bagaimana?

Menurut penulis buku berjudul WealthFlow 19 – Rahasia tentang Uang, Kekayaaan dan Kesejahteraan ini, sebagai langkah awal Anda harus bisa memilih mana yang hanya keinginan (Wants), dan mana yang kebutuhan (Needs).

“Wants sejatinya adalah kebutuhan yang sesaat karena euforia yang timbul dari hadirnya uang dalam jumlah besar, seperti THR. Sementara needs adalah kebutuhan yang sesungguhnya,” jelas Hari.

Setelah dapat memilah mana needs dan mana wants, Hari menyarankan begitu mendapatkan gaji dan THR, Anda harus langsung membuat alokasi keuangan secara proporsional dengan rumus 334.

“Yaitu 30 persen untuk tabungan dan investasi, 30 persen untuk penyelesaian kewajiban seperti cicilan, utang-utang – selesaikan utang produktif terlebih dahulu, baru utang konsumtif, sementara sisanya yang 40 persen baru diperuntukan buat pemuas keinginan,” papar Hari. “Khusus untuk porsi 40 persen, ada prioritasnya, yaitu kebutuhan untuk hari raya, keperluan keluarga, lalu belanja pribadi.”

Hari, yang juga financial planer di biro perencana keuangan independen MRE (www.mre.co.id), berpendapat, walau jatah 40 persen akhirnya habis, Anda sudah mengamankan uang untuk tabungan dan investasi. Sehingga, jika setiap tahun Anda bisa mengalokasikan 30% untuk tabungan dan investasi dari THR atau gaji ke-13 untuk pegawai negeri, hal ini akan sangat membantu ketika Anda kelak pensiun.

Sumber : http://www.readersdigest.co.id/uang/...thr/004/002/80

Info tambahan : Agan bisa pertimbangkan diversifikasi investasi, diantaranya cek disini emoticon-thumbsup :
http://www.kaskus.co.id/thread/00000...sus-reksadana/
emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-Sundul Gan (S)emoticon-I Love Kaskus (S)
0
1.8K
10
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan