Insiden kereta anjlok di Santiago de Compostela terjadi pada 24 Juli 2013 saat kereta Alvia dari Madrid menuju Ferrol, keluar jalur sebelum mencapai stasiun Santiago de Compostela. Dari 218 penumpang dan 4 awak, 77 di antaranya meninggal dan 140 luka-luka. Menurut laporan tidak resmi, kereta tersebut melaju dengan kecepatan dua kali lipat batas maksimum kecepatan yang diperbolehkan pada belokan.
Latar

Spanyol memiliki satu dari jalur kereta terpanjang dunia, dibangun dan dikelola oleh perusahaan infrastruktur ADIF and dijalankan oleh perusahaan milik pemerintah RENFE yang mengelola loko dan gerbong. Kereta penumpang RENFE Class 730 beroperasi di jalur cepat, tapi bukan kereta tercepat yang dimiliki perusahaan tersebut.
Kecelakaan

Pada 20:41 CEST (18:41 UTC) tanggal 24 Juli 2013,[1][4] sebuah kereta penumpang RENFE Class S730 pada rute ekspres Stasiun Madrid Chamartín menuju Ferrol anjlok di Angrois, Santiago de Compostela.Ketigabelas gerbong keluar jalur saat kereta membelok, empat di antaranya terguling terbalik.[5] Kereta tersebut mengangkut 218 penumpang pada saat kecelakaan.[1] Salah satu gerbong terkoyak dan yang lain terbakar. Menurut laporan teknis tidak resmi, ditulis bahwa kereta tersebut berjalan dalam kecepatan dua kali lipat batas kecepatan saat kereta berbelok.[6]

Menurut surat kabar Madrid El País, 77 orang meninggal dan 140 lainnya terluka.[2][6] Anjloknya kereta di Santiago de Compostela adalah kecelakaan kereta terburuk di Spanyol sepanjang 40 tahun belakangan, dan merupakan kecelakaan kereta cepat pertama di Spanyol.

Penyelidikan

Comisión de Investigación de Accidentes Ferroviarios bertanggung jawab dalam penyelidikan kecelakaan kereta di Spanyol. Menurut Feijoo, terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan. [5] Seorang juru bicara pemerintah menyatakan bahwa dari semua petunjuk yang ada, tidak ada satupun penyebab yang mengindikasikan adanya kejahatan terorisme. [3]

Saksi mata melaporkan bahwa kereta melaju pada kecepatan tinggi sebelum anjlok.[4][8][9] Secara tidak resmi dilaporkan bahwa masinis bersaksi bahwa kereta tersebut melaju pada kecepatan 190 kilometer per jam (120 mph), dan batas kecepatan maksimum untuk belokan tersebut adalah 80 kilometer per jam (50 mph) [2]. Belokan tempat terjadinya kecelakaan adalah lengkungan pertama setelah 80 kilometer di mana batas kecepatan yang diperbolehkan adalah 200 km per jam untuk kereta cepat asal Ourense. Rel jalur cepat tersebut dilengkapi dengan ERTMS-compliant signaling dengan standar kereta Eropa, tapi belokan tersebut tidak memilikinya karena merupakan upgrade dari rel konvensional yang juga dipergunakan kereta lambat, dan hanya memiliki sistem pengirim sinyal model lama, ASFA (Anuncio de Señales y Frenado Automático).

Sepi amat
atu rate juga boleh