- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Banyak Orang Rela Jadi Kelinci Percobaan Medis Demi Uang Tambahan


TS
kebakar
Banyak Orang Rela Jadi Kelinci Percobaan Medis Demi Uang Tambahan
Quote:
Jangan lupa di rate gan *****
berita bagus harus di sebarluaskan
berita bagus harus di sebarluaskan

Quote:
Jakarta, Di luar negeri riset tentang medis maupun obat-obat baru sangat banyak dilakukan. Untuk melakukan riset biasanya peneliti memerlukan banyak partisipan. Dan rupanya mencari orang yang mau jadi kelinci percobaan itu cukup mudah karena semua dibayar pantas.
Seorang jurnalis lepas di bidang musik bernama Elliot Sharp menceritakan pengalamannya bagaimana ia menjadi kelinci percobaan demi uang tambahan untuk bertahan hidup.
Dalam sebuah forum yang dihadiri mahasiswa, Sharp pun mengaku jujur kepada para mahasiswa tersebut tentang suramnya kehidupan seorang jurnalis lepas.
Lalu Sharp mengungkapkan bagaimana caranya bertahan hidup yaitu mendapatkan uang tambahan dengan berpartisipasi dalam berbagai riset kesehatan.
Awalnya para mahasiswa itu menertawainya. "Tidak, aku serius, jangan tertawa," kata Sharp.
Sharp mengaku memiliki sejumlah nomor pusat riset di ponselnya dan jika ada yang menginginkan bantuannya, dengan senang hati, Sharp pun membagikan nomor kontaknya. Terbukti setelah kelas usai, seorang mahasiswa mendekati Sharp untuk meminta nomornya.
Bagi Sharp, mungkin ada beberapa orang yang beruntung dan bisa mendapatkan penghasilan dari menulis lepas, namun di tahun pertama menjadi penulis lepas kondisi finansialnya sempat berantakan.
Saking depresinya, Sharp sempat berpikir menjadi jurnalis lepas merupakan keputusan terburuk yang pernah dibuatnya selama seumur hidup. Bahkan lebih buruk daripada ketika Sharp memutuskan untuk mengambil program doktoral filsafat kontinental.
Menjelang akhir tahun, Sharp mengaku bisa mengantongi uang US$ 15-20 atau sekitar Rp 143.000 - Rp 190.000. Uang ini berasal dari hasil review-nya tentang sebuah album untuk salah satu situs musik yang membayarnya dengan cek sebesar US$ 3 atau sekitar Rp 28.500. Setelah dipotong pajak, Sharp bisa membawa pulang US$ 2,03 atau sekitar Rp 19.000.
Blog musik lain juga membayar Sharp sebesar US$ 50 atau sekitar Rp 476.000 untuk membuat 5 tulisan setiap minggunya. Beberapa tulisan lain yang dibuat Sharp di sebuah media juga menghasilkan pendapatan antara US$ 15-50 atau sekitar Rp 143.000 - Rp 476.000. Meski Sharp mengaku telah menghasilkan banyak tulisan, namun penghasilannya tak seberapa.
Awalnya memang sangat menyedihkan tapi Sharp akhirnya bisa bertahan hidup meskipun tidak dengan menjual tulisan. Sharp memutuskan untuk mengambil pekerjaan lain dengan bayaran US$ 50 atau sekitar Rp 476.000 (plus minuman!) dengan menjadi tukang pukul di sebuah bar setiap Kamis malam dan US$ 10 atau sekitar Rp 95.000 dengan kerja paruh waktu sebagai pengawas laboratorium komputer di sebuah sekolah.
Namun 'pekerjaan' tambahan terbaik yang pernah ditemukannya, tentu saja karena bayarannya paling besar namun pekerjaannya paling gampang adalah berpartisipasi dalam sebuah riset medis.
Sebelumnya Sharp pernah menjalani satu riset pada musim panas sebelum masuk sekolah pascasarjana. Waktu itu Sharp dibayar US$ 400 atau sekitar Rp 3,8 juta oleh sebuah perusahaan riset tembakau di Richmond, Virginia untuk duduk di dalam sebuah lab selama 8 jam dari hari Senin hingga Jumat dan menjalani tes setiap 30 menit untuk menentukan seberapa parah kondisi kecanduannya terhadap rokok.
Hal ini tak terlalu buruk. Faktanya, mudah bagi Sharp untuk tidak merokok, apalagi jika Anda dibayar untuk itu. Meski Sharp tak pernah berhenti merokok, ternyata itu bisa jadi hal yang baik karena dari situ Sharp bisa mendapatkan hampir US$ 2000 atau sekitar Rp 19 juta pada 2011 dengan mengikuti studi tentang tembakau di sebuah universitas di Philadelphia, AS.
Ada juga riset yang meminta Sharp sedikit merokok dan menonton sejumlah iklan layanan masyarakat tentang kampanye anti-rokok. Lalu mereka meminta Sharp mengisi kuesioner untuk menentukan bagian mana dari iklan tersebut yang paling efektif. Setelah selesai, Sharp bisa mengantongi US$ 100 atau sekitar Rp 952.000, jumlah yang lebih banyak daripada yang dibayarkan editor-editor yang bersedia memakai tulisan-tulisannya.
Namun riset teraneh yang pernah diikuti Sharp adalah riset yang menyuruhnya untuk meminum obat Alzheimer berdosis rendah setiap hari selama sebulan sehingga mereka dapat mempelajari bagaimana pengaruh obat tersebut terhadap kemampuan daya ingat dan kadar perhatian Sharp. Beruntung tidak ada efek samping yang aneh dari obat itu dan Sharp berhasil mendapatkan uang tunai US$ 700 atau sekitar Rp 6,6 juta untuk itu.
Anda juga bisa melakukan hal yang sama jika di kota Anda ada universitas riset. Dalam situs Craigslist, di bawah sesi 'jobs', carilah kategori 'medical/health' atau 'ETC' dan disana pasti ada sejumlah kesempatan untuk Anda.
Baru-baru ini Sharp melihat di sejumlah situs bahwa di New York sedang dibutuhkan wanita yang mengalami penurunan gairah seksual. Di Baltimore, Anda bisa menghasilkan lebih dari US$ 600 atau sekitar Rp 5,7 juta untuk berpartisipasi dalam sebuah studi yang mengamati tingkat kepercayaan seseorang terhadap orang lain. UCLA juga tengah mencari orang-orang yang tidak merokok dengan penawaran upah US$ 177 atau sekitar Rp 1,6 juta plus sebuah kartu Amazon! Dan seperti biasa, Philadelphia selalu membutuhkan para perokok untuk studi-studinya.
Tak lupa, Sharp pun menyelipkan tips bagi orang-orang yang ingin mendapatkan uang dari riset tembakau: "Jika Anda membuat rokok sendiri, sama halnya dengan saya, jangan pernah bilang kepada pihak peneliti tentang hal itu. Perusahaan biasanya juga hanya menginginkan orang-orang yang merokok dengan merk rokok tertentu jadi saya selalu bilang jika rokok saya Marlboro," terang Sharp seperti dilansir dari huffingtonpost, Rabu (25/7/2012).
"Perusahaan juga menginginkan partisipan yang merokok lebih dari 10 kali sehari jadi jika Anda hanya merokok 5 kali sehari (atau Anda tak pernah sekalipun merokok), pilih saja sejumlah angka, yang penting di atas 10." Meskipun Sharp tahu berbohong seperti ini hanya akan mengacaukan hasil penelitian namun dia berharap peneliti selalu mengecek data partisipannya untuk memastikan kualitas penelitiannya.
(ir/ir)
Seorang jurnalis lepas di bidang musik bernama Elliot Sharp menceritakan pengalamannya bagaimana ia menjadi kelinci percobaan demi uang tambahan untuk bertahan hidup.
Dalam sebuah forum yang dihadiri mahasiswa, Sharp pun mengaku jujur kepada para mahasiswa tersebut tentang suramnya kehidupan seorang jurnalis lepas.
Lalu Sharp mengungkapkan bagaimana caranya bertahan hidup yaitu mendapatkan uang tambahan dengan berpartisipasi dalam berbagai riset kesehatan.
Awalnya para mahasiswa itu menertawainya. "Tidak, aku serius, jangan tertawa," kata Sharp.
Sharp mengaku memiliki sejumlah nomor pusat riset di ponselnya dan jika ada yang menginginkan bantuannya, dengan senang hati, Sharp pun membagikan nomor kontaknya. Terbukti setelah kelas usai, seorang mahasiswa mendekati Sharp untuk meminta nomornya.
Bagi Sharp, mungkin ada beberapa orang yang beruntung dan bisa mendapatkan penghasilan dari menulis lepas, namun di tahun pertama menjadi penulis lepas kondisi finansialnya sempat berantakan.
Saking depresinya, Sharp sempat berpikir menjadi jurnalis lepas merupakan keputusan terburuk yang pernah dibuatnya selama seumur hidup. Bahkan lebih buruk daripada ketika Sharp memutuskan untuk mengambil program doktoral filsafat kontinental.
Menjelang akhir tahun, Sharp mengaku bisa mengantongi uang US$ 15-20 atau sekitar Rp 143.000 - Rp 190.000. Uang ini berasal dari hasil review-nya tentang sebuah album untuk salah satu situs musik yang membayarnya dengan cek sebesar US$ 3 atau sekitar Rp 28.500. Setelah dipotong pajak, Sharp bisa membawa pulang US$ 2,03 atau sekitar Rp 19.000.
Blog musik lain juga membayar Sharp sebesar US$ 50 atau sekitar Rp 476.000 untuk membuat 5 tulisan setiap minggunya. Beberapa tulisan lain yang dibuat Sharp di sebuah media juga menghasilkan pendapatan antara US$ 15-50 atau sekitar Rp 143.000 - Rp 476.000. Meski Sharp mengaku telah menghasilkan banyak tulisan, namun penghasilannya tak seberapa.
Awalnya memang sangat menyedihkan tapi Sharp akhirnya bisa bertahan hidup meskipun tidak dengan menjual tulisan. Sharp memutuskan untuk mengambil pekerjaan lain dengan bayaran US$ 50 atau sekitar Rp 476.000 (plus minuman!) dengan menjadi tukang pukul di sebuah bar setiap Kamis malam dan US$ 10 atau sekitar Rp 95.000 dengan kerja paruh waktu sebagai pengawas laboratorium komputer di sebuah sekolah.
Namun 'pekerjaan' tambahan terbaik yang pernah ditemukannya, tentu saja karena bayarannya paling besar namun pekerjaannya paling gampang adalah berpartisipasi dalam sebuah riset medis.
Sebelumnya Sharp pernah menjalani satu riset pada musim panas sebelum masuk sekolah pascasarjana. Waktu itu Sharp dibayar US$ 400 atau sekitar Rp 3,8 juta oleh sebuah perusahaan riset tembakau di Richmond, Virginia untuk duduk di dalam sebuah lab selama 8 jam dari hari Senin hingga Jumat dan menjalani tes setiap 30 menit untuk menentukan seberapa parah kondisi kecanduannya terhadap rokok.
Hal ini tak terlalu buruk. Faktanya, mudah bagi Sharp untuk tidak merokok, apalagi jika Anda dibayar untuk itu. Meski Sharp tak pernah berhenti merokok, ternyata itu bisa jadi hal yang baik karena dari situ Sharp bisa mendapatkan hampir US$ 2000 atau sekitar Rp 19 juta pada 2011 dengan mengikuti studi tentang tembakau di sebuah universitas di Philadelphia, AS.
Ada juga riset yang meminta Sharp sedikit merokok dan menonton sejumlah iklan layanan masyarakat tentang kampanye anti-rokok. Lalu mereka meminta Sharp mengisi kuesioner untuk menentukan bagian mana dari iklan tersebut yang paling efektif. Setelah selesai, Sharp bisa mengantongi US$ 100 atau sekitar Rp 952.000, jumlah yang lebih banyak daripada yang dibayarkan editor-editor yang bersedia memakai tulisan-tulisannya.
Namun riset teraneh yang pernah diikuti Sharp adalah riset yang menyuruhnya untuk meminum obat Alzheimer berdosis rendah setiap hari selama sebulan sehingga mereka dapat mempelajari bagaimana pengaruh obat tersebut terhadap kemampuan daya ingat dan kadar perhatian Sharp. Beruntung tidak ada efek samping yang aneh dari obat itu dan Sharp berhasil mendapatkan uang tunai US$ 700 atau sekitar Rp 6,6 juta untuk itu.
Anda juga bisa melakukan hal yang sama jika di kota Anda ada universitas riset. Dalam situs Craigslist, di bawah sesi 'jobs', carilah kategori 'medical/health' atau 'ETC' dan disana pasti ada sejumlah kesempatan untuk Anda.
Baru-baru ini Sharp melihat di sejumlah situs bahwa di New York sedang dibutuhkan wanita yang mengalami penurunan gairah seksual. Di Baltimore, Anda bisa menghasilkan lebih dari US$ 600 atau sekitar Rp 5,7 juta untuk berpartisipasi dalam sebuah studi yang mengamati tingkat kepercayaan seseorang terhadap orang lain. UCLA juga tengah mencari orang-orang yang tidak merokok dengan penawaran upah US$ 177 atau sekitar Rp 1,6 juta plus sebuah kartu Amazon! Dan seperti biasa, Philadelphia selalu membutuhkan para perokok untuk studi-studinya.
Tak lupa, Sharp pun menyelipkan tips bagi orang-orang yang ingin mendapatkan uang dari riset tembakau: "Jika Anda membuat rokok sendiri, sama halnya dengan saya, jangan pernah bilang kepada pihak peneliti tentang hal itu. Perusahaan biasanya juga hanya menginginkan orang-orang yang merokok dengan merk rokok tertentu jadi saya selalu bilang jika rokok saya Marlboro," terang Sharp seperti dilansir dari huffingtonpost, Rabu (25/7/2012).
"Perusahaan juga menginginkan partisipan yang merokok lebih dari 10 kali sehari jadi jika Anda hanya merokok 5 kali sehari (atau Anda tak pernah sekalipun merokok), pilih saja sejumlah angka, yang penting di atas 10." Meskipun Sharp tahu berbohong seperti ini hanya akan mengacaukan hasil penelitian namun dia berharap peneliti selalu mengecek data partisipannya untuk memastikan kualitas penelitiannya.
(ir/ir)
sumber
0
2.8K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan