Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

SNAAvatar border
TS
SNA
Kelanjutan Jennifer Lawrence di The Hunger Games


Setelah sekian lama mendengar kata orang soal film Hunger Games yang bagus, akhirnya kesal juga. Kok saya seperti ketinggalan berita ya?

Kemarin utak-atik folder film yang sudah tertinggal zaman dan menemukan film Hunger Games yang pertama itu, kalau tidak salah tayang di bioskop di akhir tahun 2011. Memang sejak saat itu sudah jarang nonton bioskop.

Akhirnya saya pun mulai memutar, adegan awal benar-benar nge-blank dengan ceritanya. Kok tiba-tiba ada Katniss (tau si tokoh utama dari cerita kanan kiri) yang baru bangun atau habis pulang berburu. Ternyata di buku pun ceritanya tak jauh dari awal begini.

Beberapa jam berlalu, akhirnya selesai juga dengan filmnya. Ups! Dengan adegan diakhiri oleh Peeta yang menggenggam tangan Katniss, yang katanya nggak suka sama Peeta, saya penasaran dong! Cari buku kedua dan ketiganya~~

Setelah lama tidak membuka novel, akhirnya saya melahap habis kedua buku ini dalam hitungan hari.

Oh.... seru juga ternyata. Endingnya pun tak seperti yang diharapkan, namun, tetap memenuhi ekspektasi.

Buku trilogi kedua, Catching Fire, memberikan plot yang menarik, bahkan menurut saya jalan ceritanya yang paling seru dari trilogi ini.

Suasana haru tercecer di beberapa bab, saat ia harus mengucapkan salute untuk keluarga Tresh dan Rue, tribute dari Distrik 11, saat ia harus kembali ke Capitol setelah pulang sebagai pemenang, dan Peeta yang masih saja berusaha melindungi Katniss, si pujaan hati.

Katniss terpaksa meyakinkan Presiden Snow lewat pernikahannya merasa dipermainkan ketika tiba-tiba harus kembali ke arena. Hal ini tentu sangat menyedihkan untuk ibu dan adiknya, lalu hubungannya dengan Gale yang menjadi renggang karena kedekatan Peeta dan kesedihan Peeta yang cintanya terus bertepuk sebelah tangan walau mereka diharapkan menikah dalam waktu dekat.

Dalam pertandingan Quarter Quell, Katniss tidak lagi berhadapan dengan pemain seumuran namun mereka-mereka yang berpengalaman karena para tribute adalah yang orang-orang yang tahun-tahun sebelumnya telah memenangkan Hunger Games. Pemberontakan pun mulai terjadi di beberapa distrik, sampai Katniss sendiri sempat terpikir untuk ikut memberontak.

Dibawah ancaman Presiden Snow untuk membunuh ibunya, adiknya dan Gale beserta keluarganya, Katniss harus merasakan kehilangan Cinna, stylistnya (saya juga sedih emoticon-Frown((( ) didepan mata, guna mempermainkan emosinya. Tapi buku kedua trilogi ini sungguh menggantungkan nasib para jawara tersebut.

Buku ketiga, Mockingjay, makin mengedepankan kenapa pin Katniss menjadi suatu simbol yang kuat di kedua buku sebelumnya, bahkan Katniss digambarkan sebagai si Mockingjay itu sendiri. Dialah wajah pemberontakan. Peeta tertangkap dan dicuci otak, bahkan menjadi dari tadinya seorang pemuja Katniss berubah menjadi mesin pembunuh khusus dirinya. Seluruh distrik bangkit melawan Capitol sementara Distrik 2 menjadi Distrik terakhir yang berpihak pada pusat pemerintahan tersebut.

Akhir ceritanya ada diantara terduga dan tidak disangka, bahkan cenderung mengecewakan, mungkin karena sejujurnya saya mencari akhir cerita yang lebih mengarah ke happy ending. Namun sejak kematian tokoh pendukung utama, saya hanya bisa bengong menghabiskan beberapa lembar terakhir. Tapi tetap, sampai akhir cinta mati sama Peeta dan kesal sama Katniss ^^

Diubah oleh SNA 19-03-2013 19:49
0
6.7K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan