Bagi kaskuser yang belum pernah ke Sulawesi Tenggara termasuk ane , mungkin agan2 perlu mampir ke tempat wisata ini :
Danau Napabale
Mengutip Kompas.com
Spoiler for :
SINAR mentari menari-nari di permukaan air yang jernih. Cahayanya memantulkan warna hijau lembut. Beberapa karang besar yang diselimuti pepohonan dan tumbuhan terlihat menjulang di atas air dan membentuk gugusan seperti pulau-pulau kecil. Ah.., cantiknya Danau Napabale.
Itulah secuil gambaran keindahan yang disajikan danau alam yang menjadi salah satu andalan pariwisata di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini. Danau yang terletak sekitar 15 kilometer di arah selatan Raha, ibu kota Kabupaten Muna, tepatnya berada di Desa Lohia, Kecamatan Lohia.
Dari ibu kota Sultra, Kendari, perjalanan ke Raha bisa ditempuh dengan kapal cepat selama tiga jam. Namun, dari Kota Bau-Bau, Raha bisa juga dicapai lebih kurang dua jam.
Tiba di Raha, perjalanan menuju Danau Napabale dapat dilanjutkan dengan angkutan umum atau ojek motor sekitar 30 menit. Kondisi jalan aspalnya relatif mulus.
Danau Napabale yang dalam bahasa setempat berarti pantai janur merupakan danau berair asin. Rasa asin di air danau itu berasal dari air laut yang terhubung dengan Selat Buton, melalui goa sepanjang 30 meter di sisi timur danau.
Pada saat air laut surut, pagi atau sore hari, goa itu juga bisa dimanfaatkan seperti terowongan bagi perahu kecil wisata untuk menuju ke Selat Buton atau sebaliknya. Namun, jangan coba-coba jika air laut pasang. Goa tersebut akan tenggelam.
Di bagian pesisir Selat Buton itu, pemandangan pasir putih dan karang jadi suguhan utamanya. Dari situ, Pulau Buton yang bertetangga dengan Pulau Muna terlihat jelas.
Di danau seluas lebih kurang 6 hektar itu, berbagai aktivitas bisa dilakukan. Sebut saja mulai dari berenang, snorkeling, menyelam, memancing, berperahu, hingga sekadar menikmati makan siang di pondok atau gazebo sambil menikmati panorama alam.
Tempat favorit
Pada akhir pekan atau hari-hari libur nasional, danau ini memang ramai dikunjungi turis. Sebagai lokasi favorit, Napabale pun menjadi objek wisata yang jarang dilewatkan turis domestik ataupun mancanegara jika berkunjung ke Muna.
”Musim kunjungan paling ramai biasanya saat libur Lebaran,” kata Kepala Desa Lohia, La Ode M Dalil, baru-baru ini. Sebab itu, penduduk di sekitar danau tak akan melewatkan momen ini. Untuk menambah penghasilan, warga membuka lapak untuk menjual makanan serta minuman atau menyewakan jasa perahu.
La Ode Damrin (28), salah seorang warga Lohia, ikut membantu pamannya mengoperasikan jasa perahu wisata di Napabale. Yang disebut perahu wisata adalah dua sampan kecil nelayan yang diikat menjadi satu dan digerakkan dengan dayung atau mesin.
Di bagian atas perahu dipasang atap terpal agar penumpang tak kepanasan atau kehujanan. Di bagian dalam perahu diletakkan bangku kayu panjang yang saling berhadapan. Kursi ini bisa memuat 8-10 orang. Tarifnya Rp 3.000-Rp 5.000 per orang untuk sekali antar ke salah satu titik di sekeliling danau. Adapun ongkos sewa perahu hingga ke pasir putih, di salah satu sisi Selat Buton, sebesar Rp 50.000.
Penghasilan Damrin cukup besar jika hari libur. Sejak pagi hingga sore, Damrin bisa meraup Rp 500.000 untuk satu perahu. Sebaliknya, jika pengunjung sepi, mereka pun kembali menjalani pekerjaan sehari-hari, yaitu sebagai nelayan pencari ikan.
Festival
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Muna, Nursina Taeda mengatakan, Danau Napabale merupakan salah satu obyek wisata andalan yang masih terus dikembangkan. Salah satu upaya mempromosikan danau itu dengan menggelar Festival Napabale, yang pernah diselenggarakan pada Desember tahun lalu.
Pada festival ini, selama dua hari, berbagai acara diadakan. Di antaranya, lomba panjat pinang di atas danau, festival kuliner, hingga pemilihan Putri Napabale yang diikuti perwakilan seluruh kecamatan di Kabupaten Muna.
”Kami akan mengupayakan agar festival ini menjadi kalender tahunan pariwisata provinsi,” katanya berharap.
Karena itu, Nursina berjanji membenahi infrastruktur penunjang wisata di Danau Napabale. Salah satu rencananya adalah membuat panggung pertunjukan di atas air. ”Kami juga akan membangun pusat penjualan suvenir,” tambahnya.
Selain bisa menikmati kawasan Danau Napabale dan pantai di Selat Buton di balik goa, pengunjung juga diberi alternatif melihat obyek wisata lainnya.
Tak jauh dari Danau Napabale, yang masih terletak di wilayah Kecamatan Lohia, terdapat juga lokasi yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Lokasi itu ialah Desa Liang Kabori.
Di desa itu terdapat situs goa-goa prasejarah yang merupakan sisa peradaban manusia di masa lampau. Pengunjung bisa melihat jejak peninggalan berupa lukisan-lukisan di dinding goa. Diperkirakan lukisan tersebut berusia ratusan hingga ribuan tahun. Nah, jika Anda kebetulan berkunjung ke Muna, jangan sampai pesona Danau Napabale yang molek dilewatkan.
Mengutip detik..com
Spoiler for :
Ada danau unik di Sulawesi Tenggara, Danau Napabale namanya. Danau ini cukup unik karena memiliki air yang asin. Yuk, datang langsung ke sana.
Danau Napabale merupakan danau air asin yang berada di kaki bukit Desa Lohia, Muna, Sulawesi Tenggara. Danau ini bersebelahan dengan laut yang dihubungkan dengan terowongan alam sepanjang 30 meter dengan lebar 9 meter.
Terowongan alam yang ada di Danau Napabale, merupakan pemasok air danau yang berasal dari laut. Oleh karena itu, air Danau Napabale pun terasa asin. Selain sebagai pemasok air, terowongan juga asyik dijadikan tempat wisata, dan sering dilewati para pelancong yang datang.
Jika Anda datang pada saat air surut, terowongan tersebut bisa ditelusuri dengan menggunakan perahu pincara. Tapi jangan sekali-kali mencoba saat air laut sedang pasang, karena terowongan tersebut akan tertutup air.
Mengunjungi Danau Napabale, berarti Anda akan menikmati dua pesona wisata alam sekaligus, yaitu danau dan pantai. Dari danau, Anda bisa menikmati indahnya pemandangan berupa hamparan pepohonan yang menyejukkan.
Kegiatan paling asyik untuk menikmati Danau Napabale adalah dengan berlayar atau pun menyelam. Wisatawan yang datang bisa berlayar menggunakan sampan atau perahu yang disewakan oleh nelayan di sekitar danau. Cukup dengan membayar Rp 50.000, Anda sudah bisa menikmati keindahan alam Danau Napabale dari atas sampan.
Untuk Anda yang hobi menyelam, jangan lewatkan juga kesempatan untuk menyaksikan pemandangan bawah air Danau Napabale yang menakjubkan. Puas menikmati suasana danau, Anda bisa menyeberang melewati terowongan menuju tepi pantai.
Eits, tapi jangan puas dulu dengan keliling danau dan bermain di pantai, masih ada kegiatan seru lain yang bisa Anda lakukan, yaitu telusur gua. Tak jauh dari Danau Napabale, ada objek wisata berupa situs purbakala, Gua Layang-layang namanya. Jika masuk ke dalam gua, wisatawan bisa melihat lukisan-lukisan hasil karya manusia zaman prasejarah
Penasaran ingin berkunjung langsung? Caranya mudah, Anda bisa berangkat dari Pelabuhan Raha atau Bandara Walter Mongonsidi. Dari Pelabuhan Raha, wisatawan bisa menggunakan perahu kecil menuju Teluk Muna. Waktu tempuh pun sangat singkat, hanya 15 menit.
Jika memulai perjalanan dari Bandara Walter Mongonsidi yang berada di Kota Kendari, Anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Bandara Sugimanuru di Muna. Tunggu apalagi? Segera masukan Danau Napabale sebagai alternatif liburan panjang Anda nanti.
Foto-fotonya gan
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Untuk pic yang lain silahkan googling sendiri ya gan .. kalo ada duit ane juga mau jalan2 ksana
Seperti biasa..TS tidak menerima
karena TS lagi gak pake merek B*ta