- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Berita Sawah] China-Malaysia Invest Sawah di Indonesia, Kapan Pemerintah?
TS
tole_90
[Berita Sawah] China-Malaysia Invest Sawah di Indonesia, Kapan Pemerintah?
Perusahaan China-Malaysia Bangun Sawah Rp 20 Triliun di Indonesia
Quote:
Liputan6.com, Kuala Lumpur : Kelompok agribisnis China-Malaysia tengah berupaya membangun lahan persawahan dan proyek pengolahan terpadu pada November mendatang di Indonesia. Dengan dana investasi US$ 2 miliar (Rp 20,3 triliun), perusahaan China ini berharap bisa memasuki pasar berkembang di tanah air sekaligus memenuhi pasokan beras domestik.
Seperti dilansir dari Malaysia Chronicle, Senin (22/7/2013), perusahaan perkebunan China Liaoning Wufeng Agricultural telah menandatangani nota kesepakatan kerja sama dengan Malaysian Amarak Group dan perusahaan lokal Indonesia, Tri Indah Mandiri.
Wufeng merupakan pemodal utama dalam rencana pengembangan dan pengolahan padi dan kedelai di Subang, Jawa Barat, Indonesia. Amarak diketahui berkontribusi sebesar 20% dari investasi awal di tanah air tersebut. Sebuah laporan menyatakan jumlah investasi tersebut bisa berkembang mencapai US$ 5 miliar (Rp 50,8 triliun).
CEO Wufeng, Ma Dian Cheng mengatakan perusahaannya akan segera mendirikan anak perusahaan lokal lain atas nama Wufeng di dalam negeri. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengadaan beberapa fasilitas proses pengolahan beras terpadu dengan Amarak.
Ma mengatakan 80% dari produksi kelompok perusahaan tersebut akan memenuhi pasar Indonesia.[/size][/B] Perusahaan tersebut diketahui akan memproduksi cuka dan minyak dari olahan padi. Setelah ekstraksi minyak, sekam akan dibakar dan bisa menghasilkan listrik untuk keperluan penggilingan padi. Sementara hasi penggilingan padi dengan silika sendiri dapat digunakan untuk manufaktur ban.
"Dengan fasilitas pengolahan kami, tak ada satupun yang terbuang. Kami adalah perintis dari berbagai teknologi di China dan kami ingin berbagi manfaat teknologi tersebut pada Indonesia," jelas Ma. Dia lebih lanjut menjelaskan, investasi di Indonesia dapat berkisar di harga US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar yang diperuntukan bagi berbagai penelitian teknis.
Tri Indah sendiri tengah bekerja sama dengan para petani lokal guna menyiapkan 50 ribu hektare (ha) lahan percobaan di Jawa Barat.
Ma mengatakan perusahaan akan berkolaborasi dengan sejumlah universtias lokal untuk mengembangkan teknologi pengolahan padi dan menghasilkan beras berkualitas tinggi. Sementara Wufeng berencana mengimpor sebagian besar mesin pengolahannya dari China dan menggeser semua mesin lokal yang ada. Ma memastikan kualitas mesinnya lebih baik daripada yang ada di Indonesia.
Sejak didirikan pada 2000, Wufeng memiliki 24 lahan dan 2 ribu karyawan di provinsi Liaoning, China. Perusahaannya terus gencar melakukan perluasan bisnis ke Thailand, Vietnam, Kamboja dimana banyak padi ditanam untuk memasok kebutuhan beras di kawasan China daratan.
Proyek di Indonesia akan menjadi usaha patungan Wufeng yang pertama dan diharapkan dapat memenuhi pasar luar negeri. Direktur Amarak Saadiah Osman mengatakan, usaha patungannya tersebut akan menyediakan modal untuk menggarap lebih dari satu juta hektare lahan persawahan di Indonesia.
Ma mengatakan rencananya untuk tinggal di Indonesia dalam waktu lama mengingat investasi agrikultur membutuhkan kesabaran untuk memperoleh return. "Kami akan tinggal di Indonesia, karena negara ini pun menyambut baik niat kami," ujar Ma. Dari penawaran saham perdananya pada publik di Shanghai atau Hong Kong tahun ini, dia berencana menambah investasinya sebesar US$ 1 miliar. (Sis/Shd)
Liputan 6
Seperti dilansir dari Malaysia Chronicle, Senin (22/7/2013), perusahaan perkebunan China Liaoning Wufeng Agricultural telah menandatangani nota kesepakatan kerja sama dengan Malaysian Amarak Group dan perusahaan lokal Indonesia, Tri Indah Mandiri.
Wufeng merupakan pemodal utama dalam rencana pengembangan dan pengolahan padi dan kedelai di Subang, Jawa Barat, Indonesia. Amarak diketahui berkontribusi sebesar 20% dari investasi awal di tanah air tersebut. Sebuah laporan menyatakan jumlah investasi tersebut bisa berkembang mencapai US$ 5 miliar (Rp 50,8 triliun).
CEO Wufeng, Ma Dian Cheng mengatakan perusahaannya akan segera mendirikan anak perusahaan lokal lain atas nama Wufeng di dalam negeri. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengadaan beberapa fasilitas proses pengolahan beras terpadu dengan Amarak.
Ma mengatakan 80% dari produksi kelompok perusahaan tersebut akan memenuhi pasar Indonesia.[/size][/B] Perusahaan tersebut diketahui akan memproduksi cuka dan minyak dari olahan padi. Setelah ekstraksi minyak, sekam akan dibakar dan bisa menghasilkan listrik untuk keperluan penggilingan padi. Sementara hasi penggilingan padi dengan silika sendiri dapat digunakan untuk manufaktur ban.
"Dengan fasilitas pengolahan kami, tak ada satupun yang terbuang. Kami adalah perintis dari berbagai teknologi di China dan kami ingin berbagi manfaat teknologi tersebut pada Indonesia," jelas Ma. Dia lebih lanjut menjelaskan, investasi di Indonesia dapat berkisar di harga US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar yang diperuntukan bagi berbagai penelitian teknis.
Tri Indah sendiri tengah bekerja sama dengan para petani lokal guna menyiapkan 50 ribu hektare (ha) lahan percobaan di Jawa Barat.
Ma mengatakan perusahaan akan berkolaborasi dengan sejumlah universtias lokal untuk mengembangkan teknologi pengolahan padi dan menghasilkan beras berkualitas tinggi. Sementara Wufeng berencana mengimpor sebagian besar mesin pengolahannya dari China dan menggeser semua mesin lokal yang ada. Ma memastikan kualitas mesinnya lebih baik daripada yang ada di Indonesia.
Sejak didirikan pada 2000, Wufeng memiliki 24 lahan dan 2 ribu karyawan di provinsi Liaoning, China. Perusahaannya terus gencar melakukan perluasan bisnis ke Thailand, Vietnam, Kamboja dimana banyak padi ditanam untuk memasok kebutuhan beras di kawasan China daratan.
Proyek di Indonesia akan menjadi usaha patungan Wufeng yang pertama dan diharapkan dapat memenuhi pasar luar negeri. Direktur Amarak Saadiah Osman mengatakan, usaha patungannya tersebut akan menyediakan modal untuk menggarap lebih dari satu juta hektare lahan persawahan di Indonesia.
Ma mengatakan rencananya untuk tinggal di Indonesia dalam waktu lama mengingat investasi agrikultur membutuhkan kesabaran untuk memperoleh return. "Kami akan tinggal di Indonesia, karena negara ini pun menyambut baik niat kami," ujar Ma. Dari penawaran saham perdananya pada publik di Shanghai atau Hong Kong tahun ini, dia berencana menambah investasinya sebesar US$ 1 miliar. (Sis/Shd)
Liputan 6
Spoiler for Komentar:
Jangan Sampe Begini Deh
Quote:
Mengingat naiknya kebutuhan dan harga harga pangan di Indonesia, pemerintah selalu saja mengambil kebijakan yang nyeleneh bin aneh, SOLUSI IMPORT. Solusi instant ala pemerintah yang tidak mau repot mikir. Entah karena kebanyakan kasus korupsi bermunculan sehingga kurang fokus ke pertanian, yang seharusnya pemerintah dapat mengantisipasi jauh jauh hari. Ingat, tiap lebaran, tiap puasa, dan beberapa bulan belakangan ini kenapa mesti ada Kenaikan Harga, Kelangkaan Stok Bahan Pangan???
Potensi lahan Indonesia sekarang ini telah dilirik oleh Bangsa Cina dan Bangsa Malaysia, sebagai investasi yang menjanjikan (dibelai belain bikin penelitian dg biaya 2 Milyar Dolar Amerika/ 2 triliun rupiah dan hasil yang tidak instant, invest jangka panjang). Saking baiknya tuh perusahaan, penelitian ini melibatkan peneliti dari universitas lokal.
Entah dilihat dari sudut pandang apapun (baik sangka ataupun buruk sangka),
Kesempatan ini perlu dimanfaatkan sebaik baiknya oleh generasi muda, khususnya mahasiswa dan peneliti. Supaya kedepannya muncul generasi pemerintah yang siap bersaing dalam bidang agrikultur.
Kesempatan ini perlu dimanfaatkan sebaik baiknya oleh generasi muda, khususnya mahasiswa dan peneliti. Supaya kedepannya muncul generasi pemerintah yang siap bersaing dalam bidang agrikultur.
Spoiler for update curcol pilihan:
Quote:
Original Posted By mmax►Ini yang sebenarnya agak aneh ...
Di Indo ini memang serba terbolak balik ...
.
Depkominfo malah ngurusi akhlak netter
Mentan malah ngurusi impor produk pertanian bukannya memajukan produk pertanian dalam negeri
Punya Kementerian Pertanian tapi yang menjalankan tugas membuka lahan sawah Kementrian BUMN ..
Berita terkait: Sejuta lahan sawah baru
Di Indo ini memang serba terbolak balik ...
.
Depkominfo malah ngurusi akhlak netter
Mentan malah ngurusi impor produk pertanian bukannya memajukan produk pertanian dalam negeri
Punya Kementerian Pertanian tapi yang menjalankan tugas membuka lahan sawah Kementrian BUMN ..
Berita terkait: Sejuta lahan sawah baru
Quote:
Original Posted By valravn►Itu mah lain soal
Tapi emang orang indo pengen cepet kaya sih, makanya lebih seneng usaha tambang daripada sawah.
========================
Yang invest itu swasta, pemerintah cuma mendorong saja.
Coba ente google program MIFEE pemerintah (Permbukaan 2 jt ha lahan pangan dan perkebunan). LSM langsung pada teriak-teriak melanggar HAM papua, merusak lingkungan, dll.
Emang kita di boongin soeharto gan, yang agraris khan gak seluruh indonesia. Lebih cocok negara maritim sebenernya.
Tapi emang orang indo pengen cepet kaya sih, makanya lebih seneng usaha tambang daripada sawah.
========================
Yang invest itu swasta, pemerintah cuma mendorong saja.
Coba ente google program MIFEE pemerintah (Permbukaan 2 jt ha lahan pangan dan perkebunan). LSM langsung pada teriak-teriak melanggar HAM papua, merusak lingkungan, dll.
Emang kita di boongin soeharto gan, yang agraris khan gak seluruh indonesia. Lebih cocok negara maritim sebenernya.
Quote:
Original Posted By Waterfalls►"Proyek di Indonesia akan menjadi usaha patungan Wufeng yang pertama dan diharapkan dapat memenuhi pasar luar negeri. Direktur Amarak Saadiah Osman mengatakan, usaha patungannya tersebut akan menyediakan modal untuk menggarap lebih dari satu juta hektare lahan persawahan di Indonesia."
mantap ya? tanam di indonesia trus ekspor ke luar negeri dan terutama ke cina sendiri, soalnya lahan dicina mau dipake buat bangun industri, jadi mereka mesti amanin dulu supply makanannya, strategi yg bagus
mantap ya? tanam di indonesia trus ekspor ke luar negeri dan terutama ke cina sendiri, soalnya lahan dicina mau dipake buat bangun industri, jadi mereka mesti amanin dulu supply makanannya, strategi yg bagus
Quote:
Original Posted By ajacid►walau di taon 2012 annggran sudah naik signifikan tapi produktivitas malah stagnan:
Jakarta – Peningkatan anggaran pemerintah di sektor pertanian dalam jumlah signifikan belum mampu mendongkrak produktivitas sektor itu. Bahkan kinerjanya cenderung stagnan alias mandeg. Kondisi ini menyiratkan adanya masalah yang harus segera diperbaiki.
Menurut Ketua Umum Kelompok Tani dan Nelayan Andalan, Winarno Tohir, seharusnya ada peningkatan produktivitas setiap terjadi peningkatan anggaran. Masalahnya, data yang ada justru menunjukkan keadaan sebaliknya. Dalam kurun waktu 14 tahun terakhir produktivitas pertanian rata-rata tumbuh di bawah 1% per tahun, sedangkan pada dua dekade sebelumnya produktivitas pertanian rata-rata tumbuh 2,4 % per tahun.
“Fakta ini harus menjadi peringatan keras bagi pemerintah karena rata-rata pertumbuhan penduduk kita sudah mencapai 1,5% per tahun atau 0,5% lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan produktivitas pertanian kita,” ujar Winarno saat dihubungi NERACA, Minggu.
Winarno menyatakan, kebijakan politik anggaran pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian perlu dievaluasi. Sebagai contoh adalah postur anggaran untuk Kementerian Pertanian pada APBNP 2012 di mana dari anggaran yang sebesar Rp 17,6 triliun ternyata alokasi untuk belanja modal hanya sebesar 3,36 %.
jadi...jangan heran kalo kalo kita ini masih ngimpor...^^
Jakarta – Peningkatan anggaran pemerintah di sektor pertanian dalam jumlah signifikan belum mampu mendongkrak produktivitas sektor itu. Bahkan kinerjanya cenderung stagnan alias mandeg. Kondisi ini menyiratkan adanya masalah yang harus segera diperbaiki.
Menurut Ketua Umum Kelompok Tani dan Nelayan Andalan, Winarno Tohir, seharusnya ada peningkatan produktivitas setiap terjadi peningkatan anggaran. Masalahnya, data yang ada justru menunjukkan keadaan sebaliknya. Dalam kurun waktu 14 tahun terakhir produktivitas pertanian rata-rata tumbuh di bawah 1% per tahun, sedangkan pada dua dekade sebelumnya produktivitas pertanian rata-rata tumbuh 2,4 % per tahun.
“Fakta ini harus menjadi peringatan keras bagi pemerintah karena rata-rata pertumbuhan penduduk kita sudah mencapai 1,5% per tahun atau 0,5% lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan produktivitas pertanian kita,” ujar Winarno saat dihubungi NERACA, Minggu.
Winarno menyatakan, kebijakan politik anggaran pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian perlu dievaluasi. Sebagai contoh adalah postur anggaran untuk Kementerian Pertanian pada APBNP 2012 di mana dari anggaran yang sebesar Rp 17,6 triliun ternyata alokasi untuk belanja modal hanya sebesar 3,36 %.
jadi...jangan heran kalo kalo kita ini masih ngimpor...^^
Quote:
Original Posted By clownonymous►Begini lhoo gan, sebetulnya bukan pemerintah kita yang ga becus ngurus beginian, solusi seperti ini (peningkatan lahan, pengembangan bibit unggul dsb dsb) mah sebetulnya udah ada dari dulu, cuma ga pernah masuk dalam program pemerintah karena memang ada perang kepentingan dalam instansi tersebut dan tidak menguntungkan pihak tertentu
Inget ga, kasus yang impor belom lama ini, yang melibatkan oknum dari partai P*S, nah seperti itulah yang terjadi dalam pemerintahan kita sekarang ini, regulator didorong untuk menciptakan kebijakan impor yang justru makin merusak perekonomian karena adanya calo2 yang nantinya bakal dapet insentif dari proyek tesebut (kalau berhasil dan biasanya sih pasti berhasil )
Inget ga, kasus yang impor belom lama ini, yang melibatkan oknum dari partai P*S, nah seperti itulah yang terjadi dalam pemerintahan kita sekarang ini, regulator didorong untuk menciptakan kebijakan impor yang justru makin merusak perekonomian karena adanya calo2 yang nantinya bakal dapet insentif dari proyek tesebut (kalau berhasil dan biasanya sih pasti berhasil )
Quote:
Original Posted By RNWira►Indonesia selalu tertinggal soal daya saing. Malaysia-China invest sawah di Indonesia, hasil produksinya akan kembali ke negara mereka. Indonesia tetap akan dapat "sisaan" produk mereka (bahkan bisa juga produk pertanian gagal).
Sekarang ini banyak lahan pertanian di Indonesia udah beralih fungsi jadi lahan pemukiman. Seharusnya kementrian pertanian juga punya mekanisme bank tanah. petani yang punya tanah didata, diberikan intensif secara reguler plus bonus apabila hasil panennya bagus.
kalo bisa, regulasi untuk penetapan harga minimum bahan pangan di-adjust selama beberapa bulan sekali. buat apa ada asosiasi atau organisasi pertanian di Indonesia kalau mereka ga dilibatkan dalam masalah kebutuhan pokok begini, terutama soal ketersediaan dan harga??
Kementan jangan hanya atur impor, impor dan impor sama kemendag. kasi kek sesuatu yang bisa diproduksi dari dalam negeri. jangan tiap kali alasan stock kurang dll. carilah solusinya. Indonesia punya banyak lulusan institut pertanian yang bagus. dirangkul dong, dikasi fasilitas penelitian, dll. sama halnya dengan petani. kasi subsidi pupuk, harga beli yang bagus dan ga tergantung musim (khususnya beras dan komoditas).
Sekarang ini banyak lahan pertanian di Indonesia udah beralih fungsi jadi lahan pemukiman. Seharusnya kementrian pertanian juga punya mekanisme bank tanah. petani yang punya tanah didata, diberikan intensif secara reguler plus bonus apabila hasil panennya bagus.
kalo bisa, regulasi untuk penetapan harga minimum bahan pangan di-adjust selama beberapa bulan sekali. buat apa ada asosiasi atau organisasi pertanian di Indonesia kalau mereka ga dilibatkan dalam masalah kebutuhan pokok begini, terutama soal ketersediaan dan harga??
Kementan jangan hanya atur impor, impor dan impor sama kemendag. kasi kek sesuatu yang bisa diproduksi dari dalam negeri. jangan tiap kali alasan stock kurang dll. carilah solusinya. Indonesia punya banyak lulusan institut pertanian yang bagus. dirangkul dong, dikasi fasilitas penelitian, dll. sama halnya dengan petani. kasi subsidi pupuk, harga beli yang bagus dan ga tergantung musim (khususnya beras dan komoditas).
Quote:
Original Posted By kak.kus►petani indonesia bukan gak mau nanam...gmn petani indonesia bisa hidup dengan kondisi pupuk mahal saat musim tanam, sementara importir sibuk import beras , gula dan produk hasil pertanian saat petani kita sedang panan raya...yg di dapat apa ? modal besar untuk tanam tapi harga murah saat panen...
dari jaman dulu petani hanya di jadikan kambing congek di REPUBLIK ini..dan hanya di jadikan kuli dan buruh..semetara para pengusaha dan orang asing menghisap darah mereka...
dari jaman dulu petani hanya di jadikan kambing congek di REPUBLIK ini..dan hanya di jadikan kuli dan buruh..semetara para pengusaha dan orang asing menghisap darah mereka...
Quote:
Original Posted By saintmutsu.►china+malay liat potensi besar di indo, cm pemerintah indo yg aneh, daripada import mending biayaain peralatan yg modern ke petani2 indo, ajarin ampe ngerti, baik petani generasi tua dan muda dibekali ilmu dibagi pembagian tugasnya, gw rasa ga perlu import apa2 lg,
negeri penuh SDA kok, tanah subur ditanam, SDM jg ada, cm kurang di teknologi dan ilmu pengetahuan doank.
negeri penuh SDA kok, tanah subur ditanam, SDM jg ada, cm kurang di teknologi dan ilmu pengetahuan doank.
Quote:
Original Posted By zorro.cirro►Asal jangan ntr ujung-ujungnya diklaim kalo lahannya itu punya mereka (China-Malaysia) boleh dech gan daripada Indonesia import beras terus. Tapi lebih bagus lagi kalau para ahli pertanian dinegeri ini yang kelola sendiri dengan memaksimalkan para petani lokal.Ntr kalo lahan udh habis dikelola asing dan lahan pertanian milik petani lokal habis dibuat jadi bangunan.Kita malah dijajah dinegeri sendiri donk. Orang asing yang nanam padi negeri kita ntr kita juga yang harus beli beras yang mereka produksi. Pengalaman dari SDA minyak dan tambang gan. Kita yang punya tambang dan sumber minyak tapi harus beli minyak hasil dalam negeri dari asing... Kan jadinya
Quote:
Original Posted By he1stman►Hati2 saja. Dulu VOC juga pernah begini.
Asalkan bener2 saling menguntungkan terutama rakyat, maka tidak jadi masalah dalam hal kepemilikan lahan dan penghasilan rakyat banyak.
Tapi jika yg banyak di untungkan segelintir orang bahkan oknum pejabat, maka tidak beda dengan penjajahan era modern.
Sungguhpun begitu layak di awasi secara kontinyu agar jangan ada penyesalan di kemudian hari.
Sudah freeport ambil alih tambang, jangan sampai lahan jutaan ha di ambil alih pula.
Asalkan bener2 saling menguntungkan terutama rakyat, maka tidak jadi masalah dalam hal kepemilikan lahan dan penghasilan rakyat banyak.
Tapi jika yg banyak di untungkan segelintir orang bahkan oknum pejabat, maka tidak beda dengan penjajahan era modern.
Sungguhpun begitu layak di awasi secara kontinyu agar jangan ada penyesalan di kemudian hari.
Sudah freeport ambil alih tambang, jangan sampai lahan jutaan ha di ambil alih pula.
Quote:
Original Posted By kripik25►INI NIH YANG GUA TAKUTIN!
kemarin2 ane baru aja ngobrol tentang bisnis agrikultur sama bapak ane. yang ane miris nih gan sekarang para petani pada ngejual sawahnya buat perumahan . mereka berasalan menjual ladang mereka karena tidak menghasilkan keuntungan.
nah mungkin ini dikarenakan soal sistem waris khususnya di daerah ane tepatnya (di jawa barat di mana daerah ane adalah salah satu penghasil beras di jawa barat). sistem waris seharusnya jika mempunyia berhektar2 sawah melalu sistem pembagian saham lagi bukan pembagian tanah. karena jika dibagi2 maka keuntugngan jadi sedikit dan akhirnya tanah buat bertanam itu dijual.
pemerintah juga seharusnya berperan dalam hal ini. diriin kek perusahaan plat merah yang khusus mendirikan sebuah perusahaan yang mempunyai beratus ribu hektar atau bila perlu berjuta hektar sawah demi menjaga ketahanan pangan. kemudian ane prihatin juga sama lulusan dari universitas yang katanya ngambil jurusan agrikultur itu pada kemana ya? kok kerja di bank. belum lagi generasi kita yang gengsi buat jadi petani
kemarin2 ane baru aja ngobrol tentang bisnis agrikultur sama bapak ane. yang ane miris nih gan sekarang para petani pada ngejual sawahnya buat perumahan . mereka berasalan menjual ladang mereka karena tidak menghasilkan keuntungan.
nah mungkin ini dikarenakan soal sistem waris khususnya di daerah ane tepatnya (di jawa barat di mana daerah ane adalah salah satu penghasil beras di jawa barat). sistem waris seharusnya jika mempunyia berhektar2 sawah melalu sistem pembagian saham lagi bukan pembagian tanah. karena jika dibagi2 maka keuntugngan jadi sedikit dan akhirnya tanah buat bertanam itu dijual.
pemerintah juga seharusnya berperan dalam hal ini. diriin kek perusahaan plat merah yang khusus mendirikan sebuah perusahaan yang mempunyai beratus ribu hektar atau bila perlu berjuta hektar sawah demi menjaga ketahanan pangan. kemudian ane prihatin juga sama lulusan dari universitas yang katanya ngambil jurusan agrikultur itu pada kemana ya? kok kerja di bank. belum lagi generasi kita yang gengsi buat jadi petani
Spoiler for Quote of This Day:
Quote:
Original Posted By batu.merah►UUD berikut tolong dirubah pasalnya :
DIKUASAI SWASTA
Pasal 33 ayat 3 : "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."
DIKUASAI SWASTA
Diubah oleh tole_90 24-07-2013 10:53
0
62.6K
Kutip
1K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan