Ini adalah trip perdana saya ke Sibuatan , kami dari Teratai gan dan 1 teman nya teman ane pergi kesana..
Kalau mau main ke medan bisa kontak kami di Fb .. Teratai
Akan di sambut dengan baik gan..


Gunung Ini memang masih kurang tenar dan termasuk Gunung yang baru" saja di daki. Tetapi ada kelompok yang menyatakan tahun 98 mereka merintis jalur ke puncak. Kalau di tanya kepada senior- senior pendaki di Sumut memang banyak yang tidak tau Gunung ini dan terkesan Gunung ini di tutup-tutupi oleh banyak pendaki . Karena jarang di publikasikan maka Gunung ini masih sangat asri , jalur nya hanya berlebar 30cm , sampah pun tidak ada .

Perjalanan di mulai hari Jumat kemarin tanggal 6 . Dari Medan kita menuju ke arah Sidikalang dan berhenti di Desa Naga Lingga . Karena sudah malam maka kami ngecamp di gubuk di tengah ladang orang .

Jam 10 pagi kami berjalan menuju pintu rimba . Berbekal informasi dari penduduk setempat . Berjalan menyusuri ladang dan masuk ke pintu rimba .
Mengikuti jalan setapak bekas pendaki . Jalur memang masih jelas tetapi kecil dan tanah yang kita pijak adalah tumpukan daun - daun kira - kira ada 30cm dalamnya karena jarang di jamah .


Berjalan sekitar 2 jam akan menemui hutan lumut . Kata kawan sih mirip di film Lord Of The Ring . Pohon - pohon di sini di tumbuhi lumut sangat tebal .
Dari hutan lumut sebenarnya ada 2 jalur ke puncak . Jalur ke kiri lebih landai dan memutar lembah dan jauh , jalur kanan terjal dan tidak memutar . Sebenarnya kami ingin jalur terjal aja agar cepat sampai tetapi salah informasi jadi kami melewati jalur kiri .




Dari jalur kiri jalan agak landai dan sesekali turun dan sesekali naik karena sebenarnya Sibuatan ini bukit . Jalur masih jelas disini . Setelah melewati lumut di sepanjang jalan akan terdapat tumbuhan kantong semar .

Berjalan kira - kira 2-3jam akan menemui savana luas . Artinya puncak sudah dekat . Dari savana kira - kira 20 - 30 menit speed normal akan sampai di puncak tugu triangulasi dan memasuki sedikit hutan . Dan jalan menuju tugu sangat rapat sekali . Sebelum di tugu ada terdapat prasasti in memorian yang baru di bangun anak mapala Mapagratwa , kira- kira masih berumur kurang dari 1 minggu . Mapala Mapagratwa ini yang menklaim perintis jalur ke Sibuatan di tahun 98 . Banyak pendaki yang tidak percaya karena kata - kata orang sampai tahun 2007 juga belum ada dengar gunung ini . Gunung ini mulai banyak di ketahui tahun 2012 puncaknya tahun 2013 . Tetapi tidak banyak yang mendaki . Kira - kira 1 bulan ada 1-2 kelompok yang mendaki .


Kami sampai di puncak pukul 5 sore . Total kira - kira hampir 7 jam mendaki karena banyak istirahat dan foto-foto . Kalau pakai speed tinggi mungkin 4 jam tembus .

Di puncak hanya foto - foto dan masak indomie sebentar dan jam 6.30 uda packing dan turun . Sebenarnya ini termasuk nekat karena gunung perdana , jalur masih sempit dan magrib kami turun malam . Katanya sih baru pertama kami yang turun malam (CMIIW) .




Perjalanan turun tentu juga capek karena kami mendaki bukit bukan gunung . Pas pergi ada banyak turunan dan pasti pas pulang juga akan mendaki turunan yang di lewati lagi .

Banyak kejadian - kejadian menarik sewaktu perjalanan turun . Dari senter ane yang ada di dalam tas carrier tapi ane cari 3 kali gak ketemu sampai trekking poles hilang , terpencar dan lain - lain.

Jam 6.30 pas kami turun melewati sedikit hutan sebelum savana . Senter hanya seadanya , 2 memakai senter handpone , sedangkan senter headlamp ane sendiri tidak di temukan . Setelah turun ada 2 jalur ke kiri dan kanan . Teman- teman di depan berempat memilih ke kanan dan saya ber-2 mengambil jalur kiri karena kata teman/senior jalurnya sama saja . Setelah berjalan beberapa menit dan lumayan jauh hampir 100meter saya merasa salah jalur , tetapi memang ini ada jalannya banyak di temui tanda-tanda ikatan plastik . Kemudia jalur ini kami ketahui adalah jalur terjal / kalur potong kompas .

Kami berteriak dan ternyata memang kami salah jalur . Kami teriak pas jam-jam magrib . Untung penghuninya masih baik dan akhirnya kami bertemu kembali di tugu in memoriam . Di sini ane masih mencari senter ane dan tidak di temukan . Jadi kami ber-6 hanya 1 yang pake headlamp terang . Sisanya 2 hp senter dan ane pakai flash dari hp.

Setelah berjalan turun tiba di tempat penyimpanan tas , sebelumnya ada yang taruk tas di jalan gak usah di bawa lagi . Di sini ane cek trekking poles ane hilang , ane taruk di samping tas , dan sekali lagi cek headlamp dan gak ketemu .

Perjalanan turun di lanjutkan ane uda gak pake flash hp karena uda habis batere . Kata kawan sih banyak kejadian mistis juga pas turun , 1 cewek di ganggu . Kalo ane gak merasa apa-apa .

Yang buka jalan / paling depan memang hebat ane akui . Jalurnya sempit dan gelap amet senternya dan perdana lagi bisa hapal semua jalur . Jalannya juga cepat banget , ane juga berpikir asal-asal jalan aja .

Perjalanan turun memakan waktu lama juga karena ada menanjak dikit juga . Teman cewek juga jalannya jatuh - jatuh terus uda kayak gak konsen . Ane suruh berhenti dulu eh temen cewek belakang minta jalan terus katanya ada yang ngikuti.

Waktu terasa sangat cepat berlalu pas perjalanan turun . Dan setelah hampir 4 jam dan menekati pintu rimba orang yang buka jalan akhirnya nyerah juga .
Jalan uda buntu . Di keluarkan kompas dan kompas berputar - putar . Kami memang tidak membawa peta atau apa" cuma 1 kompas bidik . Itu pun di bidik dari ladang orang dan kata penduduk di tunjukin pake tangan puncak ada di sana jadi kami pergi dan pulang berpedoman pada titik yang di tunjuk penduduk itu.

Untung back / paling belakang kami kuat jadi masih bisa menandai jalur juga .
Katanya banyak juga di panggil cewek tapi dia santai katanya gak kenal orang yang panggil . Rupanya jalur memang hanya melenceng sedikit saja . Dan hanya berjarak 5 meter saja dari tempat yang buntu itu . Yang buka jalan memang uda capek konsentrasi terus cari jalan yang kecil banget dan ada gangguan juga .

Dan pintu rimba sudah dekat dari titik yang jalan buntu hanya sekitar 15 menit . Oh ya di dekat pintu rimba ada sungai bisa di minum airnya . Kami minum air sedikit aja langsung keluar ke pintu rimba . Uda di pintu rimba ketemu ladang orang dan susah juga cari jalan keluar karena gelap .

Akhirnya sampai di gubuk ladang baru cerita - cerita ternyata banyak gangguan . Tapi ane gak merasa , ane hanya kena di senter gak ketemu , tongkat hilang dan ane dijadikan pengacau di tim . Karena di sepanjang jalan ane mengeluh lama amat sampai dan berkali - kali bertanya apakah ada salah jalan . Untungnya yang buka jalan juga sabar kalo enggak pasti ane uda di marah dan di suruh di depan . Dan kalau itu terjadi pasti kita akan nginap di hutan itu. Kami keluar dari pintu rimba pukul 11.30 malam jadi perjalanan turub 4.5jam


Dari gubuk langsung beres-beres menuju debuk-debuk pemandian air panas
untuk istirahat dan disana ane cek kembali tas ternyata ada headlamp ane di dalam tas .



Memang gunung ini masih asri dan jarang di jamah orang .
Hanya anak mapala yang banyak kesini kalo orang-orang biasa seperti ane jarang mau kesini.
Hutan lumutnya sering buat nyasar.




Flashback dikit , sebenarnya ane berencana ke sini bareng orang Jawa . Tetapi di pergi duluan hari kamis jadi kami menyusul kesana . Rencana sih 2 orang menyusul , tetapi di racun teman ane jadi mau ikut jadi 4 . Terus uda di jalan ada lagi yang mau ikut jadi ber-6.


Apakah ada yang berniat ke Sibuatan?
Atau mungkin 3S Sumut ? Sibayak , Sinabung , Sibuatan..
Kalau mau nanti ajak ane lagi..


NB :
-Trit ini hanya untuk memberikan informasi bukan apa-apa
- Dari savana bisa nampak Danau Toba
- Sekarang di Sibuatan sudah ramai yang masuk , efek dari sinabung yg gak bersahabat jadi orang lari kesini , Pintu Rimba jadi banyak , Jalur di awal - awal jadi banyak cabang yang dibuat penduduk sekitar , Jadi hati-hati aja..
-Kalau butuh informasi Sibuatan atau gunung sekitar bisa ditanyakan ke ane..