Kaskus

Entertainment

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lanariaaaAvatar border
TS
lanariaaa
LAYAR TANCAP, bagaimana kabarmu kini?
Jakarta - Di era keemasannya layar tancap atau bioskop keliling adalah primadona. Di setiap hajatan di gang-gang, di tanah lapang di Jakarta atau seantero tanah air, layar tancap selalu eksis sebagai prestise. Tapi itu dulu era '70-an hingga '90-an. Lalu apa kabarnya kini layar tancap?

Janim, seorang pengusaha layar tancap yang sudah terjun ke dunia perfilman sejak 1973, menuturkan, bisnis layar tancap tetap ada di tengah masyarakat. Pria 52 tahun itu mengaku masih sering menerima tawaran dari berbagai daerah.

"Waktu saya masih kelas 2 SD sudah di layar tancap, sampai sekarang masih banyak tawaran dari sekitar sini, Jakarta, ada juga yang dari luar kota, sejak anak saya masukin usaha saya ini ke internet makin banyak acaranya," tutur Janim saat berbincang-bincang dengan Detikcom di rumahnya, kawasan Cilangkap, Tapos, Depok, Rabu (17/7/2013).

Bapak dua anak itu mengaku tawaran yang diberikan kepadanya kebanyakan untuk acara hajatan seperti pernikahan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang menyewanya untuk acara hiburan di gedung atau lapangan. Bahkan saat musim bola pun, beberapa warga sekitar tempat tinggalnya kerap meminta Janim memasang layar di lapangan terbuka.

"Banyak yang pesan setiap tahun selalu ramai banyak yang taruhan, cuma gitu ya khusus bola saja," kata pria asal Jakarta yang sehari-harinya mengisi kegiatan sebagai tukang ojek di kawasan Tapos itu.

Tawaran untuk mengisi berbagai acara tersebut tidak hanya datang dari warga sekitar atau kawasan Jabodetabek saja. Janim kerapkali mendapat panggilan dari berbagai daerah, seperti Banten, Bandung, Wonosobo, Riau, sampai Sulawesi.

Janim mengaku tidak semua tawaran ia terima. Faktor jarak serta harga yang ditawarkan menjadi pertimbangan utama. Namun terkadang, pria yang pernah bekerja di pabrik obat-obatan itu menolak bayaran mahal karena risiko peralatannya rusak jika dibawa terlalu jauh.

"Belum lama saya dapat tawaran dari Sulawesi tapi saya nggak mau biar ditawar Rp 10 juta dan biaya pesawat ditanggung pihak sana. Saya ngeri takutnya alatnya dikardusin pas masuk pesawat bisa hancur, ribet saya," ujar Janim dengan gaya ceplas-ceplosnya.

Janim menuturkan, pengusaha layar tancap masih tetap eksis hingga saat ini. Di kawasan Depok saja ada sekitar 68 unit atau grup yang menyediakan jasa layar tancap. Janim termasuk salah satu pengusaha 'bioskop keliling' yang menikmati profesinya. Ia sudah belajar bagaimana cara mengambil, mengantar, hingga memutar film sejak duduk di bangku SD.

Layar tancap saat ini masih menggunakan sistem yang sama seperti zamannya dulu hanya saja dengan pita film yang lebih modern. Jika dulu masih memakai pita kecil kini sudah menggunakan pita film besar seperti di bioskop. Untuk filmnya sendiri, Janim dan rekan lainnya selalu menyewa di satu rental film di kawasan Sawangan, Depok.

Terdapat sekitar 7.500 film lama dan terbaru yang disewakan untuk para pengusaha layar tancap. Perkembangan DVD tidak mempengaruhi usaha mereka. Akan tetapi, beberapa dari pemilik unit layar tancap kerapkali menyalahgunakan DVD untuk menyuguhkan film di layar tancap padahal hal itu tidak diperbolehkan.

"DVD belum dapat izin dari pusatnya untuk turnamen layar tancap. Itu khusus di rumah pribadi bukan layar tancap, tapi ada juga yang bandel supaya nggak sewa kalau ketahuan bisa dibawa infokusnya," paparnya kemudian.

Menegok sedikit mengenai sejarah layar tancap, 'bioskop keliling' sebenarnya sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Kemudian dikembangkan oleh Jepang saat mengusai Tanah Air tercinta. Setelah itu baru digemari oleh masyarakat untuk menonton film bersama di lapangan terbuka atau saat ada acara.

Janim juga mengakui kalau alat-alat layar tancap memang diimpor dari Jepang. Peralatan tersebut bisa dipesan langsung di pasar Glodok dengan tenggat waktu dua bulan. Harga yang kini ditawarkan untuk membeli alat pemutar film layar tancap bisa mencapai Rp 50 jutaan.

Sumber : detik..com

bagaimana menurut agan?
Masih sering ntn?
Diubah oleh lanariaaa 17-07-2013 23:16
0
3.7K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan