

TS
harborharrier
Masih perlukah adanya MOS & OSPEK dalam membuka Th. Ajaran baru?
Selamat pagi agan dan aganwati sekalian. Sebelumnya saya mohon maaf jika thread ini salah kamar atau repost. Langsung saja...
Sebagai seorang yang pernah merasakan MOS/OSPEK, baik sebagai junior maupun senior, saya sendiri tidak setuju dengan adanya MOS/OSPEK ini. Kenapa? Karena masih lumayan banyak (walau mungkin tidak sebanyak dan sekeras beberapa tahun yang lalu) senior yang menggunakan acara ini sebagai ajang balas dendam atau perploncoan terhadap para (maha)siswa baru.
Jika diperhatikan, MOS/OSPEK sebagai pertunjukan kekerasan senior ini sebenarnya merupakan sebuah "vicious cycle" atau siklus setan, dimana dari dulu para (maha)siswa baru sudah merasakan kesadisan perploncoan terhadap mereka. Kemudian, setelah para (maha)siswa ini naik tingkat menjadi senior, dengan segala kedongkolan mereka setelah diperlakukan bak binatang, memilih melampiaskan balas dendam kepada (maha)siswa baru. Kemudian (maha)siswa baru tersebut naik tingkat lagi, melakukan MOS/OSPEK balas dendam lagi, dan seterusnya hingga menjadi sebuah tradisi yang sebenarnya malah membodohi dan merusak mental (maha)siswa baru.
Banyak pula guru yang terkesan membiarkan atau mendukung adanya MOS/OSPEK sadis ini, entah karena memang tidak berwenang untuk merubah isi MOS/OSPEK, tidak perduli, atau berdalih "MOS/OSPEK yang seperti itu membangun karakter". Memang benar, secara teknis perploncoan membangun karakter. Lebih tepatnya, karakter brutal, anarkis, dan dendam.
MOS/OSPEK di negera ini jauh berbeda dengan di luar negeri, dimana (maha)siswa baru cukup diberikan tur keliling sekolah/kampus, seminar sehari tentang visi-misi dan program sekolah/kampus, serta makan bersama untuk menyambut (maha)siswa baru. Menurut saya, inilah bentuk MOS/OSPEK yang seharusnya dilakukan, ketimbang MOS/OSPEK yang diisi tugas-tugas aneh, atribut yang memalukan, serta OSIS/senior yang memperlakukan (maha)siswa baru seperti binatang. Saya pikir ini pula yang membedakan mana senior yang beradab, atau biadab.
Kesimpulannya, saya setuju jika tradisi MOS/OSPEK yang bersifat brutal, tidak mendidik dan "nggak nyambung" dengan apa yang akan didapat (maha)siswa baru (i.e. pembelajaran aktif) dilarang sama sekali oleh Mendiknas atau lebih baik lagi, diganti dengan acara-acar dari luar negeri yang tadi sudah saya sebutkan di atas: Seminar sehari yang mendidik, pengenalan daerah kampus yang baik, serta memperlakukan (maha)siswa baru layaknya tamu terhormat yang selanjutnya yang akan menjadi bagian dari keluarga besar sekolah/universitas. Saya yakin, jika ini dilakukan maka setidaknya (maha)siswa baru akan bisa memulai Tahun Pelajaran baru dengan nyaman dan fokus ke kurikulum tanpa rasa was-was atau dengki terhadap perploncoan senior, yang sejatinya akan membangun karakter yang jauh lebih baik ketimbang mereka yang masih ingin mengulang tradisi sadis di sekolah/kampus.
Sekali lagi saya mohon maaf bila thread ini merupakan repost atau salah kamar. Saya hanya ingin mendengarkan pendapat dari (maha)siswa ataupun guru/dosen penghuni forum Education ini.
Terimakasih dan have a nice day.
Sebagai seorang yang pernah merasakan MOS/OSPEK, baik sebagai junior maupun senior, saya sendiri tidak setuju dengan adanya MOS/OSPEK ini. Kenapa? Karena masih lumayan banyak (walau mungkin tidak sebanyak dan sekeras beberapa tahun yang lalu) senior yang menggunakan acara ini sebagai ajang balas dendam atau perploncoan terhadap para (maha)siswa baru.
Jika diperhatikan, MOS/OSPEK sebagai pertunjukan kekerasan senior ini sebenarnya merupakan sebuah "vicious cycle" atau siklus setan, dimana dari dulu para (maha)siswa baru sudah merasakan kesadisan perploncoan terhadap mereka. Kemudian, setelah para (maha)siswa ini naik tingkat menjadi senior, dengan segala kedongkolan mereka setelah diperlakukan bak binatang, memilih melampiaskan balas dendam kepada (maha)siswa baru. Kemudian (maha)siswa baru tersebut naik tingkat lagi, melakukan MOS/OSPEK balas dendam lagi, dan seterusnya hingga menjadi sebuah tradisi yang sebenarnya malah membodohi dan merusak mental (maha)siswa baru.
Banyak pula guru yang terkesan membiarkan atau mendukung adanya MOS/OSPEK sadis ini, entah karena memang tidak berwenang untuk merubah isi MOS/OSPEK, tidak perduli, atau berdalih "MOS/OSPEK yang seperti itu membangun karakter". Memang benar, secara teknis perploncoan membangun karakter. Lebih tepatnya, karakter brutal, anarkis, dan dendam.
MOS/OSPEK di negera ini jauh berbeda dengan di luar negeri, dimana (maha)siswa baru cukup diberikan tur keliling sekolah/kampus, seminar sehari tentang visi-misi dan program sekolah/kampus, serta makan bersama untuk menyambut (maha)siswa baru. Menurut saya, inilah bentuk MOS/OSPEK yang seharusnya dilakukan, ketimbang MOS/OSPEK yang diisi tugas-tugas aneh, atribut yang memalukan, serta OSIS/senior yang memperlakukan (maha)siswa baru seperti binatang. Saya pikir ini pula yang membedakan mana senior yang beradab, atau biadab.
Kesimpulannya, saya setuju jika tradisi MOS/OSPEK yang bersifat brutal, tidak mendidik dan "nggak nyambung" dengan apa yang akan didapat (maha)siswa baru (i.e. pembelajaran aktif) dilarang sama sekali oleh Mendiknas atau lebih baik lagi, diganti dengan acara-acar dari luar negeri yang tadi sudah saya sebutkan di atas: Seminar sehari yang mendidik, pengenalan daerah kampus yang baik, serta memperlakukan (maha)siswa baru layaknya tamu terhormat yang selanjutnya yang akan menjadi bagian dari keluarga besar sekolah/universitas. Saya yakin, jika ini dilakukan maka setidaknya (maha)siswa baru akan bisa memulai Tahun Pelajaran baru dengan nyaman dan fokus ke kurikulum tanpa rasa was-was atau dengki terhadap perploncoan senior, yang sejatinya akan membangun karakter yang jauh lebih baik ketimbang mereka yang masih ingin mengulang tradisi sadis di sekolah/kampus.
Sekali lagi saya mohon maaf bila thread ini merupakan repost atau salah kamar. Saya hanya ingin mendengarkan pendapat dari (maha)siswa ataupun guru/dosen penghuni forum Education ini.
Terimakasih dan have a nice day.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 15 suara
Apakah anda setuju seandainya MOS/OSPEK dilarang Mendiknas?
Ya, MOS/OSPEK dalam bentuk apapun sama sekali tidak mendidik siswa
7%
Tidak, asalnya format dan isinya diganti total seperti diluar negeri
73%
Tidak, karena tidak ada masalah dengan MOS/OSPEK sekarang
20%
0
2.9K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan