- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PKL Tanah Abang Sebut Ahok Si Raja Tega


TS
buffalostone
PKL Tanah Abang Sebut Ahok Si Raja Tega
Spoiler for Biang Kesemrawutan:

Meskipun telah dilakukan upaya penertiban terhadap pedagang kaki lima beberapa waktu lalu, kondisi kawasan Pasar Tanahabang, Jakarta Pusat, kembali semrawut seperti sebelumnya. Lapak-lapak pedagang kembali tumpah ruah di jalan. Tampak Pedagang Kaki Lima (PKL) menjajakan dagangannya di Jalan Jati Baru, Jumat (12/7/2013).
Spoiler for Berita #1:
TRIBUNNEWS.COM – Menjelang Lebaran, para pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang berharap tidak dipaksa masuk ke dalam Blok G yang masih kosong. Sebab, mereka merasa rugi jika harus masuk ke blok yang sepi.
Sebut saja Chandra, pedagang yang berjualan di Jalan Kebon Jati, Jakarta Pusat. Dia mengaku sebagai korban pemindahan PKL ke Blok G pada tahun 2005. Modal usahanya di Blok G sebesar Rp 35 juta ludes saat itu lantaran ternyata tak banyak orang yang mau berbelanja ke Blok G.
Hal itulah yang membuat dia keberatan kembali berdagang ke dalam pasar. Dia pun berharap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak memaksa PKL masuk ke dalam Blok G saat Ramadhan ini.
"Tega betul itu Ahok (panggilan Wagub DKI Basuki). Raja tega kalau memindahkan kami ke Blok G sekarang," kata Chandra, Jumat (12/7/2013).
Menurut Chandra, menjelang Lebaran atau saat puasa tiba, banyak orang yang datang berbelanja. Jika Pemprov tetap memaksa PKL masuk ke Blok G, dia khawatir modalnya akan kembali hilang seperti saat tahun 2005.
Untuk jualan, Chandra mengaku sudah meminjam uang dari bank keliling Rp 5 juta. Cicilannya Rp 230.000 sebulan. Dengan modal sebesar itu, Chandra bisa menarik keuntungan Rp 10 juta hingga Rp 15 juta menjelang Lebaran.
"Makanya kalau sampai Ahok memindahkan PKL ke Blok G sekarang, habis sudah modal saya. Kalau ditaruh di Pasar Tanah Abang Blok G, dagangan saya tidak akan laris," ujar Chandra yang mengaku memiliki KTP DKI Jakarta ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Udin (35), pedagang kerudung, kopiah, dan sarung di Jalan Kebon Jati. Dia mengaku stres dengan rencana penggusuran PKL, terutama yang tidak memiliki KTP.
PKL asal Karawang ini sudah lebih dari lima tahun berjualan di kawasan pasar Tanah Abang dengan aman. Makanya, Udin yang tidak memiliki KTP Jakarta ini berani meminjam modal Rp 5 juta dari tetangganya di Karawang. Dia berjanji akan mengembalikan modal itu beserta bunganya pada malam takbiran. "Jadi pada malam takbiran nanti saya akan mengembalikan uang pokok Rp 5 juta ditambah keuntungan Rp 1 juta atau totalnya Rp 6 juta," kata Udin.
Ia mengaku berani meminjam uang sebesar itu karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, keuntungan yang didapat lumayan besar. Selama Ramadhan, uang yang bisa dikumpulkan mencapai Rp 30 juta. "Jadi kalau saya kembalikan Rp 6 juta, berarti saya masih punya Rp 24 juta," ujarnya.
source
Sebut saja Chandra, pedagang yang berjualan di Jalan Kebon Jati, Jakarta Pusat. Dia mengaku sebagai korban pemindahan PKL ke Blok G pada tahun 2005. Modal usahanya di Blok G sebesar Rp 35 juta ludes saat itu lantaran ternyata tak banyak orang yang mau berbelanja ke Blok G.
Hal itulah yang membuat dia keberatan kembali berdagang ke dalam pasar. Dia pun berharap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak memaksa PKL masuk ke dalam Blok G saat Ramadhan ini.
"Tega betul itu Ahok (panggilan Wagub DKI Basuki). Raja tega kalau memindahkan kami ke Blok G sekarang," kata Chandra, Jumat (12/7/2013).
Menurut Chandra, menjelang Lebaran atau saat puasa tiba, banyak orang yang datang berbelanja. Jika Pemprov tetap memaksa PKL masuk ke Blok G, dia khawatir modalnya akan kembali hilang seperti saat tahun 2005.
Untuk jualan, Chandra mengaku sudah meminjam uang dari bank keliling Rp 5 juta. Cicilannya Rp 230.000 sebulan. Dengan modal sebesar itu, Chandra bisa menarik keuntungan Rp 10 juta hingga Rp 15 juta menjelang Lebaran.
"Makanya kalau sampai Ahok memindahkan PKL ke Blok G sekarang, habis sudah modal saya. Kalau ditaruh di Pasar Tanah Abang Blok G, dagangan saya tidak akan laris," ujar Chandra yang mengaku memiliki KTP DKI Jakarta ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Udin (35), pedagang kerudung, kopiah, dan sarung di Jalan Kebon Jati. Dia mengaku stres dengan rencana penggusuran PKL, terutama yang tidak memiliki KTP.
PKL asal Karawang ini sudah lebih dari lima tahun berjualan di kawasan pasar Tanah Abang dengan aman. Makanya, Udin yang tidak memiliki KTP Jakarta ini berani meminjam modal Rp 5 juta dari tetangganya di Karawang. Dia berjanji akan mengembalikan modal itu beserta bunganya pada malam takbiran. "Jadi pada malam takbiran nanti saya akan mengembalikan uang pokok Rp 5 juta ditambah keuntungan Rp 1 juta atau totalnya Rp 6 juta," kata Udin.
Ia mengaku berani meminjam uang sebesar itu karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, keuntungan yang didapat lumayan besar. Selama Ramadhan, uang yang bisa dikumpulkan mencapai Rp 30 juta. "Jadi kalau saya kembalikan Rp 6 juta, berarti saya masih punya Rp 24 juta," ujarnya.
source
Spoiler for Berita #2:
PKL Tanah Abang: Ahok Sama dengan Firaun!
Liputan6.com, Jakarta : Unjuk rasa meminta Pemerintahan DKI Jakarta mencabut larangan berdagang di sepanjang jalan Pasar Tanah Abang hingga kini terus berlangsung. Bahkan seorang pedagang kaki lima (PKL) bernama Aminah menyoraki Ahok yang dianggap sangat sewenang-wenang dengan masyarakat.
"Ahok sama dengan Firaun!" seru Aminah dengan lantang hingga 3 kali. Begitulah cara ibu 2 anak ini meluapkan kekesalannya kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta yang bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu.
"Ya abisnye, kite dagang aja nggak boleh. Itu kan nyiksa, nggak adil buat yang miskin kayak kite. Pemimpin nyiksa ye, saya taunya Firaun. Nah menurut saya, Ahok sama tuh ama dia. Maunya menang sendiri," ketus Aminah di Jalan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (15/7/2013).
Pantauan Liputan6.com pukul 11.45 WIB, para pengunjuk rasa terlihat sudah mulai berkurang. Karena kebanyakan ada yang kembali ke lapak-lapak mereka untuk mulai berdagang di daerah yang tidak diizinkan berdagang oleh Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Spanduk dan poster juga turut serta dibawa oleh pengunjuk rasa. Rata-rata tulisannya mengecam kebijakan Pemprov DKI lantaran sudah mulai tidak pro kepada rakyat kecil. Terdapat juga anak-anak kecil di antara pengunjuk rasa.
Untuk akses lalu lintas, aksi unjuk rasa tidak terlalu mengakibatkan kemacetan. Karena terpantau, aksi demo ini hanya memakai sepertiga di pertigaan jalan didepan Pasar Tanah Abang Grosir B.

Source
Spoiler for Berita #3:
PKL Tanah Abang `Ancam` Jokowi-Ahok
Pedagang kaki lima (PKL) di depan Pasar Tanah Abang Grosir B kembali berunjuk rasa. Mereka menuntut Jokowi dan Ahok memperbolehkan para PKL berdagang di sepanjang Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
Koordinator aksi Satio memperingatkan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI tersebut, jika tetap tidak diperbolehkan berjualan, maka mereka akan memperjuangkan nasib mereka. Dalam aksinya juga terpampang poster biru muda bertuliskan "Peringatan Buat Joko-Ahok. Kami Siap Mati Buat Bela Perut".
"Iya, Mas, ini seperti peringatan. Dari saya dan juga temen-temen PKL yang lain di sini. Semua punya kepentingan untuk hidup juga," ujar Satio di Jakarta, Senin (15/7/2013).
"Jadinya ya kami masih jualan juga, berani-beraniin saja, Mas," tambahnya.
Menurut Satio, demonstrasi ini terpaksa dilakukan oleh seluruh PKL, karena sudah 2 bulan lamanya tidak diperbolehkan berdagang oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Ini bulan Ramadan, bentar lagi Lebaran, gimana kita mau dapat uang. Ini saja sudah 2 bulan kita pedagang tidak diperbolehkan berdagang. Karena menurut mereka (Jokowi-Ahok), berdagang di jalan bisa membuat kemacetan," kata Satio.
Pantauan Liputan6.com pukul 10.45 WIB, terlihat kurang lebih 100 PKL di sekitar pasar Tanah Abang berkumpul untuk melakukan orasi. Terlihat ada PKL yang berdiri untuk menyuarakan isi hatinya, ada juga PKL yang masih duduk di sekitar lapak-lapak mereka.
Spanduk dan poster juga turut serta dibawa oleh pengunjuk rasa. Rata-rata tulisannya mengecam kebijakan Pemprov DKI lantaran sudah mulai tidak pro kepada rakyat kecil. Terdapat juga anak-anak kecil di antara para pengunjuk rasa.
Untuk akses lalu lintas, aksi unjuk rasa tidak terlalu mengakibatkan kemacetan. Aksi demo ini hanya memakai sepertiga di pertigaan jalan di depan Pasar Tanah Abang Grosir B.

Source
Beginilah susahnya ngatur orang PRIMITF!!


padahal mereka tinggal di kota metro, otak tetep di dengkul

Lanjutkan Pak Jokowi dan Koh Ahok





tien212700 memberi reputasi
1
11.1K
Kutip
173
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan