Anak Satpam Dipungli Rp 12 Juta di SMA 31 Jaktim, Ahok Langsung Kirim Memo
TS
anakbapakibu
Anak Satpam Dipungli Rp 12 Juta di SMA 31 Jaktim, Ahok Langsung Kirim Memo
Mau share berita hangat gan ....terkait dengan sepak terjang ketegasan wakil gubernur DKI ...yang pasti ane sendiri ngiri gan pengen punya pemimpin didaerah ane kayak gini...selamat menyimak gan ...
Spoiler for Anak Satpam Dipungli Rp 12 Juta di SMA 31 Jaktim, Ahok Langsung Kirim Memo:
Merasa dikenai praktik pungutan liar (pungli) oleh pihak SMAN 31 Jakarta Timur, Rikan Waluyo (37), ayah Sindi Permata Sari (16), langsung melapor ke Balai Kota DKI Jakarta. Rikan pun langsung dipertemukan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Kamis (11/7/2013) siang.
Di hadapan Ahok, Rikan menceritakan masalah pungli tersebut sambil memberikan surat pernyataan pindah sekolah. Saat itu juga, Wakil Gubernur yang akrab disapa Ahok itu membubuhkan memo di surat pindah sekolah tersebut.
Di pojok kiri bawah, tertera tulisan 'Saudara Kepsek Harap bisa diakomodir jika memenuhi syarat tempat tinggal!, harap tidak ada pungli dari oknum di Tata usaha (Zainal)' dengan tanda tandangan, BTP (Basuki Tjahaja Purnama -red) 11/7/13.
Saat itu juga Rikan langsung kembali ke sekolah dan memberikan surat pernyataan pindah sekolah.
"Pas saya kasih surat itu, langsung pihak sekolah menerima anak saya, mereka juga akan bicarakan lagi ke kepala sekoah nanti. Ya saya bersyukur akhirnya anak saya bisa sekolah di sana, tapi tetap menyesalkan saja, kenapa sebelumnya harus ada pungutan itu," kata Rikan kepada Wartakotalive.com, Kamis (11/7/2013)
Warga Utan Kayu, Jakarta Timur, Sindi Permatasari (16), diterima menjadi murid kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 31, di Utan Kayu, Jakarta Timur, berkat memo dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Pada tahun ajaran 2012-2013, Sindi adalah siswi Kelas X SMAN 114 Cilincing, Jakarta Utara. Orangtua Sindi, Rikan Waluyo (37) dan Zubaedah (36), ingin anaknya pindah SMAN 31 Utan Kayu pada tahun ajaran 2013-2014 karena letaknya lebih dekat dari rumah.
Pada Senin (8/7/2013), Sindi mengikuti tes seleksi masuk SMAN 31 dan pada Rabu (10/7/2013) dinyatakan lulus. Sindi kemudian malah terancam gagal masuk SMAN 31 karena Kepala Tata Usaha SMAN 31, Z, meminta uang sebagai biaya masuk.
Awalnya, Z meminta Rikan membayar 12 juta. Rikan keberatan dengan permintaan itu dan bernegosiasi dengan Z. Setelah mereka bernegosiasi, jumlah uang yang diminta turun menjadi Rp 5 juta. Namun, Rikan tetap keberatan hingga akhirnya memutuskan tidak jadi memindahkan Sindi ke SMAN 31.
Pada Kamis (11/7/2013), Rikan mendatangi Balaikota DKI Jakarta untuk mengadukan masalah biaya masuk SMAN 31 itu kepada Gubernur Joko Widodo atau Basuki. Rikan akhirnya bertemu dengan Basuki.
"Saya dikasih memo sama Pak Ahok. Pak Ahok bilang enggak ada pungut-pungutan, itu gratis, sekolah negeri punya pemerintah," ujar Rikan.