Pelajaran yang Dipetik dari Kasus Pailit Bos Primagama Purdi E. Chandra
TS
jayasurya
Pelajaran yang Dipetik dari Kasus Pailit Bos Primagama Purdi E. Chandra
Pelajaran yang Dipetik dari Kasus Pailit Bos Primagama Purdi E. Chandra
Spoiler for No Repsol:
[Ane gak tau ini benar/gak]
Padahal dulu ane pernah ikut seminarnya yang sangat luar biasa, yang memotivasi ane akhirnya bisa punya usaha
Pastinya agan2 disini sdh kenal yang namanya PRIMAGAMA. Ya, lembaga Bimbingan Belajar yang sangat Luar Biasaaaaaaa......!!!
Nah ini ane nemuin artikel disalah satu media internet yang menyatakan Purdi E Chandara yang selaku Bos Primagama sudah PAILIT/Bangkrut??
Quote:
cekibrottt...!!
Purdi E. Chandra, Bos Primagama
Mendengar nama Purdi E.Chandra, seolah diingatkan pada buku bergenre motivasi karyanya. Di antaranya yang cukup dikenal pembaca adalah yang berjudul “wah”, yaitu: CARA GILA JADI PENGUSAHA. Terutama gambar sampulnya yang sungguh tampak “meyakinkan” dengan fotonya yang bergaya menunjuk jari ke jidat, seolah berkata “otaknya dipakai, dong!”
Sekelumit yang sempat teringat tentang isi buku itu, berisi teori-teori motivasi yang begitu fasih kalimat-kalimatnya dalam menggugah pembaca untuk menjadi pengusaha.
Berbekal pengalaman-pengalaman jatuh-bangunnya dalam berusaha, hingga akhirnya bisa dikatakan sukses dan menerbitkan buku. Dari segi bisnis, memang wajar-wajar saja. Andaikata hendak memanfaatkan kecenderungan pembaca yang lebih percaya “omongan” orang yang telah “sukses” dalam menjual bukunya.
Meskipun menurut saya, jika mau jeli, pembaca akan mengerti bahwa isinya adalah petuah-petuah yang cenderung “hiperbola” yang pantas memikat. Kata-kata setipe berani gagal, modal dengkul dan sejenisnya, bisa menimbulkan efek bagi pembaca, di antaranya memacu semangat ataupun menelan mentah-mentah.
Di luar wacana terhadap bagamana nanti putusan kasasi yang diajukannya, kepailitan ini setidaknya merupakan momen untuk membuka mata. Tentang kejelian pembaca dalam menyerap buku-buku motivasi yang dibacanya. Bahwa semanis dan secerdas apapun teori, tetap membutuhkan analisa serta perhitungan yang matang terhadap realita untuk melaksanakannya.
Tak semata-mata modal nekat, modal dengkul ataupun berani gagal. Fakta bahwa Purdie dinyatakan pailit adalah karena hutang-hutangnya. Sekali lagi, hutang! Masih berniatkah menelan mentah kalau ada teori sukses usaha dengan modal dengkul?
Mungkin, kini saatnya relevansi yang bisa diterapkan adalah tentang kegagalan. Sayangnya, kebanyakan motivator yang menulis buku, sepertinya tak tertarik untuk mengekspos pengalaman gagalnya. Terbungkus madu-madu manis keberhasilannya.
Sebuah momen lagi yang perlu ditangkap sebagai pembuka mata adalah hal yang selama ini merupakan rahasia umum sebagai prinsip/relasi bisnis yang diagul-agulkan. Kenyataan antara teori dan praktiknya patut dipertanyakan. Yaitu tentang Bank Syariah. Karena salah satu kreditur/penggugat pailit bos Primagama ini adalah sebuah Bank Syariah.
Memegang jaminan/hak tanggungan atas hutang Purdi. Rasanya sulit untuk menemukan idealisme tentang “berbagi” di sana. Mungkin, tak mengenal istilah bunga, Bank Syariah berkenan dalam bagi untung, namun berbagi rugi? Sorry! Hutang karena gagal usaha harus dibayar, apalagi telah serahkan jaminan, ini kenyataan.
Sepertinya teori-teori manis Purdi mendapatkan momen juga dalam merealisasikan semangat berani gagal. Mudah-mudahan ia mampu bangkit dan terlebih dahulu nantinya menulis pengalamannya tentang menerima kegagalan.
Tak harus berapi-api dengan “hiperbola” pemancing pembaca. Dahulu mungkin “cara gila” cukup menarik, namun alangkah baiknya “cara waras” pun mendapat porsi besar, untuk mencegah pembaca yang terlalu bersemangat dan menelan mentah-mentah.