Denny Indrayana: Saya Harus Menang Melawan Mafia
Jakarta -Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana menolak mundur dari jabatannya. Denny sebelumnya diminta mundur oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Ahmad Yani karena dinilai bertanggungjawab atas kerusuhan dan lepasnya ratusan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan.
"Untuk perjuangan melawan korupsi, narkoba, teroris, dan para mafia lainnnya, pilihannya hanya satu: terus maju, pantang menyerah. Karena menyerah berarti kalah," ujar Denny pada wartawan lewat pesan pendek, Ahad, 14 Juli 2013.
Padahal dalam perjuangan melawan para mafia itu, Denny melanjutkan, ia harus menang. Sedangkan kalah bukan pilihan. "Apapun risikonya, akan saya hadapi. Insya Allah saya ikhlas," katanya.
Denny berujar, sikap ini sesuai prinsip yang ia terapkan. Ia mengutip pernyataan Pangeran Antasari ketika berjuang melawan penjajah. "Haram manyarah waja sampai kaputing," katanya. Artinya, haram bagi kita, bagi Indonesia untuk menyerah.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta mencopot Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana terkait dengan kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan, Kamis, 11 Juli 2013.
"Ada yang bermasalah di internal Kementerian Hukum," kata anggota Komisi Hukum DPR Ahmad Yani, Ahad, 14 Juli 2013. Alasannya, SBY baru mengetahui kejadian ini 10 jam setelah kejadian. "Kementerian tidak memiliki tanggung-jawab dan tidak memiliki kepekaan terhadap persoalan ini," kata Yani.
Pada 11 Juli, narapidana LP Tanjung Gusta melakukan tindakan anarki dengan menciptakan kerusuhan dan pembakaran. Kerusuhan yang menyebabkan lima orang tewas ini menyebabkan 212 orang narapidana melarikan diri. Kerusuhan dipicu oleh putusnya pasokan listrik dan air.
SUMBER...