- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
All About Baturraden


TS
jojoalkatiri
All About Baturraden
Quote:
Selamat Datang gan di thread ane.. kali ini ane mau bahas tentang Baturraden.. Siapa sih yang ngga tau Baturraden ?! Kalo agan-agan ada yang belum tau, ane bakal kasih tau..
Cekidot

Quote:
semoga ane ngga
ya gan 


Spoiler for no repost:

Quote:
Oh ya kalo berkenan mampir kesini juga ya gan 

Spoiler for thread pertama #1:
Quote:
Konon, Baturraden atau Baturaden berasal dari bahasa Jawa Batur yang berarti bukit, tanah, teman, pembantu dan Raden yang berarti keturunan bangsawan. Sedangkan menurut legenda yang beredar dikalangan masyarakat, ada dua versi cerita mengenai asal-usul Baturraden. Salah satu versi tersebut mengisahkan tentang seorang putra Raja (raden) yang jatuh hati kepada seorang pembantu (batur). Namun kedua orang tuanya tidak menyetujui, sehingga raden tersebut mengakhiri hidupnya dan tempat itulah yang kini dikenal dengan nama Baturraden.
Cerita Rakyat Asal-Usul Baturraden
Pada zaman dahulu kala di tanah Jawa, hiduplah seorang pemuda bernama Suta. Dia adalah seorang pembantu di Kadipaten Kutaliman, Banyumas, Jawa Tengah. Tugasnya merawat kuda serta membersihkan istal (kandang kuda). Kuda milik Adipati menjadi tanggung jawabnya.
Suta adalah seorang pekerja keras dan jujur. Oleh karena itu, ia tidak pernah mendapatkan masalah selama bekerja di Kadipaten. Suatu hari, seperti biasa setelah mengurus kuda Adipati Kutaliman, Suta berkeliling Kadipaten. Dia senang berjalan-jalan untuk melepas lelah sekaligus mengenal lingkungan tempatnya bekerja. Kadipaten yang luas tentu tidak dapat ia kelilingi dalam satu kali perjalanan. Maka setiap hari pemuda sederhana ini akan berjalan di lokasi berbeda.
Suta baru saja melewati sebuah pohon mangga ketika ia mendengar jeritan seorang perempuan. Dia pun berlari menuju sumber suara. Tampaklah seekor ular besar di balik pohan mahoni sedang membuka lebar-lebar mulutnya, dan siap memangsa seorang perempuan di hadapannya. Perempuan itu berdiri kaku dengan wajah pucat pasi.
Meskipun sempat takut melihat ular yang demikian besar, namun tanpa berpikir panjang Suta bergerak maju mendekat. Dia berusaha menolong perempuan yang tak berdaya itu. Pengurus kuda Adipati ini memang bukan seorang pemain pedang yang hebat, tetapi tekad kuat melawan ular besar itu membuatnya berani menghadapi ular itu. Dengan susah payah pemuda kurus itu menaklukkan sang ular. Cabikan dan sabetan pedangnya akhirnya berhasil mematikan hewan berbisa itu.
Seketika pula perempuan yang hampir dimangsa ular itu jatuh tergolek dan pingsan di tanah. Seorang emban (inang pengasuh) membopongnya ke sisi pendopo tak jauh dari pohon mahoni. Suta pun mendatanginya. Ia terkejut ketika mengetahui siapa yang telah dia selamatkannya tadi. Ternyata perempuan tersebut adalah putri Adipati Kutaliman.
Sebagai salah satu penghuni kadipaten, Suta sebelumnya sudah sering mendengar tentang kecantikan dan kehalusan budi pekerti putri Adipati. Tetapi, tak pernah jua dia bertemu. Dia sangat bahagia dapat bertatapan langsung dengannya. Sang putri sangat berterima kasih pada Suta yang telah menyelamatkan nyawanya.
Sejak peristiwa tersebut, Suta dan putri Adipati menjadi akrab. Mereka sering bertemu dan mengobrol. Lama-kelamaan mereka menjadi saling menyayangi. Hingga akhirnya Suta memberanikan diri melamar sang putri kepada ayahnya, Adipati Kutaliman.
Adipati sebelumnya sudah mendengar kabar kedekatan putrinya dengan si pengurus kuda. Namun, dia tak mengira Suta akan nekat melamar putrinya, mengingat status sosial keduanya yang jauh berbeda. Ketika suta mengutarakan niatnya, Adipati murka. Dia merasa terhina. “Kuu ini seorang batur (pembantu). Tak pantas kau berdampingan dengan putriku,” katanya.
Kemudian Adipati memerintahkan pengawal untuk memenjarakan abdinya tersebut di penjara bawah tanah. Suta dinilai lancang karena berani meminang putri Adipati.
Mengetahui hal itu, sang putri pun sedih. Dia tak menyangka bila ayahnya akan sangat marah. Apalagi Suta tak pernah di beri makan dan minum selama ia berada di dalam penjara yang lembap, gelap dan, pengap. Hatinya perih mengetahui pria yang dicintainya itu menderita.
Putri Adipati kemudian menyusun rencana. Dia meminta bantuan seorang emban kepercayaannya untuk mengeluarkan Suta dari penjara bawah tanah. Sementara itu ia menunggu bersama kudanya di salah satu sisi di Kadipaten. Rencana pun dilaksanakan pada suatu malam, si emban mengendap-endap menuju penjara bawah tanah. Dia berhasil melewati penjaga yang tertidur karena memakan kue yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Emban pun menemui Suta
Di dalam sel, Suta terkapar lemah. Badannya yang semula kurus menjadi makin kurus. Dia juga menggigil. Emban memberinya pakaian. Mereka kemudian keluar dan mendatangi putri Adipati yang sudah berpakian layaknya warga desa.
Suta dan Putri menaiki kuda dan melaju ke luar Kadipaten. Untunglah malam itu sangat gelap pekat sehingga sulit mengenali mereka berdua. Putri memacu kudanya semakin kencang. Dia mengarahkan kudanya kearah selatan lereng Gunung Slamet.
Ketika hari beranjak siang, mereka lelah dan beristirahat di dekat sungai. Putri baru menyadari bahwa Suta sedang sakit demam, dia pun merawat suta dengan penuh kasih sayang. Karena kesabarannya, Suta pun berangsur pulih.
Suta dan Putri menyukai lokasi tempat mereka berada. Hawa yang sejuk serta pemandangannya yang asri membuat mereka jatuh cinta. Akhirnya mereka menikah dan membina keluarga di sana. Kini tempat tersebut di kenal dengan nama Baturraden yang artinya pembantu Dan bangsawan.

Berada di Lereng Gunung Slamet sebelah selatan dengan ketinggian ±640 mdpl, membuat Kawasan Wisata Baturraden berhawa sejuk dan menjadi semakin dingin ketika malam hari. Untuk mencapai kawasan Baturraden, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Bila dari Purwokerto hanya berjarak ±14 km ke arah utara kota, sedangkan kalau menggunakan kendaraan umum bisa dari Kebondalem Purwokerto langsung menuju lokasi Wisata Baturraden. Di tempat wisata ini Anda dapat menikmati pemandangan indah & udara pegunungan yang segar dengan suhu 18'° Celcius - 25° Celcius. Sedangkan, Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 m, merupakan gunung berapi terbesar dan gunung tertinggi ke-2 di Jawa. Jika cuacanya bagus, Kota Purwokerto dapat terlihat dari Baturaden, begitu juga dengan Cilacap dan Nusa Kambangan Ketika kita melihat gunung Slamet, kita dapat melihat lereng gunung Slamet yang ditutupi oleh hutan Heterogen Wisata Indonesia Surga Dunia.
Taman Botani
Taman ini menyediakan aneka ragam tanaman hias, tanaman bongsai, dan tanaman langka, seperti Tanaman Havana, Daun Dewa, Brimulia, Keladi Tikus, Antarium Lipstik, Palem Paris, Lidah Gajah, dan Widoro Laut. Harga tanaman-tanaman ini terbilang cukup murah dan dapat dijangkau oleh pengunjung yang ingin menjadikannya sebagai cinderamata.
Curug Gede
Obyek wisata ini terletak di Desa Wisata Ketenger, jaraknya kurang lebih 3 km dari Batu Raden. Wisata alam baturaden lengkap di sana terdapat sebuah air terjun yang indah.
Pancuran Pitu
Pancuran ini terletak 2,5 km dari Batu Raden. Pancuran ini merupakan sumber air panas bumi dengan temperatur 60°-70° C yang langsung mengalir dari kaki Gunung Slamet melalui tujuh pancuran.
Pancuran Telu
Pancuran ini diresmikan pada tanggal 18 Januari 1987. Pancuran ini mengalirkan air panas bersulfur dengan suhu 40‘C yang konon dapat menyembuhkan penyakit kulit dan tulang.
Wana wisata
Obyek wisata ini terletak 2 km dari Batu Raden. Wana Wisata menyajikan pemandangan hutan yang hijau dan indah. Tempat ini sangat cocok untuk kegiatan berkemah dan jungle tracking.
Telaga Sunyi
Telaga ini terletak di sebelah timur, yang berjarak sekitar 3,5 km dari Batu Raden. Telaga ini terbilang indah, airnya jernih dan dingin.
Cerita Rakyat Asal-Usul Baturraden
Pada zaman dahulu kala di tanah Jawa, hiduplah seorang pemuda bernama Suta. Dia adalah seorang pembantu di Kadipaten Kutaliman, Banyumas, Jawa Tengah. Tugasnya merawat kuda serta membersihkan istal (kandang kuda). Kuda milik Adipati menjadi tanggung jawabnya.
Suta adalah seorang pekerja keras dan jujur. Oleh karena itu, ia tidak pernah mendapatkan masalah selama bekerja di Kadipaten. Suatu hari, seperti biasa setelah mengurus kuda Adipati Kutaliman, Suta berkeliling Kadipaten. Dia senang berjalan-jalan untuk melepas lelah sekaligus mengenal lingkungan tempatnya bekerja. Kadipaten yang luas tentu tidak dapat ia kelilingi dalam satu kali perjalanan. Maka setiap hari pemuda sederhana ini akan berjalan di lokasi berbeda.
Suta baru saja melewati sebuah pohon mangga ketika ia mendengar jeritan seorang perempuan. Dia pun berlari menuju sumber suara. Tampaklah seekor ular besar di balik pohan mahoni sedang membuka lebar-lebar mulutnya, dan siap memangsa seorang perempuan di hadapannya. Perempuan itu berdiri kaku dengan wajah pucat pasi.
Meskipun sempat takut melihat ular yang demikian besar, namun tanpa berpikir panjang Suta bergerak maju mendekat. Dia berusaha menolong perempuan yang tak berdaya itu. Pengurus kuda Adipati ini memang bukan seorang pemain pedang yang hebat, tetapi tekad kuat melawan ular besar itu membuatnya berani menghadapi ular itu. Dengan susah payah pemuda kurus itu menaklukkan sang ular. Cabikan dan sabetan pedangnya akhirnya berhasil mematikan hewan berbisa itu.
Seketika pula perempuan yang hampir dimangsa ular itu jatuh tergolek dan pingsan di tanah. Seorang emban (inang pengasuh) membopongnya ke sisi pendopo tak jauh dari pohon mahoni. Suta pun mendatanginya. Ia terkejut ketika mengetahui siapa yang telah dia selamatkannya tadi. Ternyata perempuan tersebut adalah putri Adipati Kutaliman.
Sebagai salah satu penghuni kadipaten, Suta sebelumnya sudah sering mendengar tentang kecantikan dan kehalusan budi pekerti putri Adipati. Tetapi, tak pernah jua dia bertemu. Dia sangat bahagia dapat bertatapan langsung dengannya. Sang putri sangat berterima kasih pada Suta yang telah menyelamatkan nyawanya.
Sejak peristiwa tersebut, Suta dan putri Adipati menjadi akrab. Mereka sering bertemu dan mengobrol. Lama-kelamaan mereka menjadi saling menyayangi. Hingga akhirnya Suta memberanikan diri melamar sang putri kepada ayahnya, Adipati Kutaliman.
Adipati sebelumnya sudah mendengar kabar kedekatan putrinya dengan si pengurus kuda. Namun, dia tak mengira Suta akan nekat melamar putrinya, mengingat status sosial keduanya yang jauh berbeda. Ketika suta mengutarakan niatnya, Adipati murka. Dia merasa terhina. “Kuu ini seorang batur (pembantu). Tak pantas kau berdampingan dengan putriku,” katanya.
Kemudian Adipati memerintahkan pengawal untuk memenjarakan abdinya tersebut di penjara bawah tanah. Suta dinilai lancang karena berani meminang putri Adipati.
Mengetahui hal itu, sang putri pun sedih. Dia tak menyangka bila ayahnya akan sangat marah. Apalagi Suta tak pernah di beri makan dan minum selama ia berada di dalam penjara yang lembap, gelap dan, pengap. Hatinya perih mengetahui pria yang dicintainya itu menderita.
Putri Adipati kemudian menyusun rencana. Dia meminta bantuan seorang emban kepercayaannya untuk mengeluarkan Suta dari penjara bawah tanah. Sementara itu ia menunggu bersama kudanya di salah satu sisi di Kadipaten. Rencana pun dilaksanakan pada suatu malam, si emban mengendap-endap menuju penjara bawah tanah. Dia berhasil melewati penjaga yang tertidur karena memakan kue yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Emban pun menemui Suta
Di dalam sel, Suta terkapar lemah. Badannya yang semula kurus menjadi makin kurus. Dia juga menggigil. Emban memberinya pakaian. Mereka kemudian keluar dan mendatangi putri Adipati yang sudah berpakian layaknya warga desa.
Suta dan Putri menaiki kuda dan melaju ke luar Kadipaten. Untunglah malam itu sangat gelap pekat sehingga sulit mengenali mereka berdua. Putri memacu kudanya semakin kencang. Dia mengarahkan kudanya kearah selatan lereng Gunung Slamet.
Ketika hari beranjak siang, mereka lelah dan beristirahat di dekat sungai. Putri baru menyadari bahwa Suta sedang sakit demam, dia pun merawat suta dengan penuh kasih sayang. Karena kesabarannya, Suta pun berangsur pulih.
Suta dan Putri menyukai lokasi tempat mereka berada. Hawa yang sejuk serta pemandangannya yang asri membuat mereka jatuh cinta. Akhirnya mereka menikah dan membina keluarga di sana. Kini tempat tersebut di kenal dengan nama Baturraden yang artinya pembantu Dan bangsawan.

Berada di Lereng Gunung Slamet sebelah selatan dengan ketinggian ±640 mdpl, membuat Kawasan Wisata Baturraden berhawa sejuk dan menjadi semakin dingin ketika malam hari. Untuk mencapai kawasan Baturraden, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Bila dari Purwokerto hanya berjarak ±14 km ke arah utara kota, sedangkan kalau menggunakan kendaraan umum bisa dari Kebondalem Purwokerto langsung menuju lokasi Wisata Baturraden. Di tempat wisata ini Anda dapat menikmati pemandangan indah & udara pegunungan yang segar dengan suhu 18'° Celcius - 25° Celcius. Sedangkan, Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 m, merupakan gunung berapi terbesar dan gunung tertinggi ke-2 di Jawa. Jika cuacanya bagus, Kota Purwokerto dapat terlihat dari Baturaden, begitu juga dengan Cilacap dan Nusa Kambangan Ketika kita melihat gunung Slamet, kita dapat melihat lereng gunung Slamet yang ditutupi oleh hutan Heterogen Wisata Indonesia Surga Dunia.
Taman Botani
Taman ini menyediakan aneka ragam tanaman hias, tanaman bongsai, dan tanaman langka, seperti Tanaman Havana, Daun Dewa, Brimulia, Keladi Tikus, Antarium Lipstik, Palem Paris, Lidah Gajah, dan Widoro Laut. Harga tanaman-tanaman ini terbilang cukup murah dan dapat dijangkau oleh pengunjung yang ingin menjadikannya sebagai cinderamata.
Curug Gede
Obyek wisata ini terletak di Desa Wisata Ketenger, jaraknya kurang lebih 3 km dari Batu Raden. Wisata alam baturaden lengkap di sana terdapat sebuah air terjun yang indah.
Pancuran Pitu
Pancuran ini terletak 2,5 km dari Batu Raden. Pancuran ini merupakan sumber air panas bumi dengan temperatur 60°-70° C yang langsung mengalir dari kaki Gunung Slamet melalui tujuh pancuran.
Pancuran Telu
Pancuran ini diresmikan pada tanggal 18 Januari 1987. Pancuran ini mengalirkan air panas bersulfur dengan suhu 40‘C yang konon dapat menyembuhkan penyakit kulit dan tulang.
Wana wisata
Obyek wisata ini terletak 2 km dari Batu Raden. Wana Wisata menyajikan pemandangan hutan yang hijau dan indah. Tempat ini sangat cocok untuk kegiatan berkemah dan jungle tracking.
Telaga Sunyi
Telaga ini terletak di sebelah timur, yang berjarak sekitar 3,5 km dari Batu Raden. Telaga ini terbilang indah, airnya jernih dan dingin.

Quote:
Berikut foto-foto nya gan, kebanyakan dari koleksi ane sendiri & sedikit sumber lain.
Waktu itu ane jalan-jalan kesana pake motor, dari kota Purwokerto ane lewat Jalan Gatot Subroto lurus ada per4an Kebondalem belok kiri masuk Jalan Overste Isdiman lurus ada per4an Hotel Aston Imperium lurus lagi gan masuk Jalan HR Boenyamin ntar lewatin Kampus UNSOED lurus lagi per3an Pabuaran lurus trus aja sampe 14 km hehe tenang aja jalannya alus kok, naik2 ke puncak gunung

Di dalem ada koleksi tanaman hias, unggas, air mancur, kolam ikan, kolam renang, cascade alam, flying fox, air terjun.. dingin banget lho airnya.. naik ke atas ada sepeda air..







Waktu itu ane jalan-jalan kesana pake motor, dari kota Purwokerto ane lewat Jalan Gatot Subroto lurus ada per4an Kebondalem belok kiri masuk Jalan Overste Isdiman lurus ada per4an Hotel Aston Imperium lurus lagi gan masuk Jalan HR Boenyamin ntar lewatin Kampus UNSOED lurus lagi per3an Pabuaran lurus trus aja sampe 14 km hehe tenang aja jalannya alus kok, naik2 ke puncak gunung

Spoiler for jalannya:


















Spoiler for pintu gerbang wisata:
Masuknya 8 ribu kalo hari biasa, hari Minggu/Libur 10 ribu

Di dalem ada koleksi tanaman hias, unggas, air mancur, kolam ikan, kolam renang, cascade alam, flying fox, air terjun.. dingin banget lho airnya.. naik ke atas ada sepeda air..
Spoiler for baturraden:
























Pancuran 7


Goa Selirang

Quote:
Sekilas tentang Pancuran 7 (Tujuh) Baturaden
- Tiket masuk sebesar Rp 7.500,-
- Dapat ditempuh dengan jalan kaki dari taman wisata Baturaden, mobil pribadi, motor atau kendaran umum (angkot)
Pancuran Pitu atau Pancuran Tujuh merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di area wisata Baturaden. Untuk mencapai lokasi tersebut agan2 dapat menempuh dengan berjalan kaki dari taman wisata Baturaden dengan jarak kurang lebih 2,5 km. Saat ke Pancuran 7 ini ane lebih memilih untuk jalan kaki gan.. itung2 sambil olahraga kan sehat
. Dari area tempat parkir Baturaden, jarak ke tempat wisata air panas Pancuran 7 adalah sekitar 6 km. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai di tempat parkir Pancuran 7. Dari gerbang masuk ternyata pengunjung masih harus berjalan kaki lumayan jauh. Butuh waktu agak lama untuk menuruni ratusan anak tangga yang ada, sebentar-sebentar ane harus istirahat dulu untuk menarik napas
. suasananya masih sejuk dan alami. Air yang keluar dari Pancuran 7 tersebut ternyata sangat panas. Di sini banyak pengunjung yang antre untuk sekedar membasuh tangan dan kaki dengan air panas yang mengandung belerang yang konon katanya bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit kulit.Di sebelah Pancuran Tujuh ini juga terdapat tukang pijat yang menggunakan “media” belerang yang diambil dari area sekitar pancuran.


- Tiket masuk sebesar Rp 7.500,-
- Dapat ditempuh dengan jalan kaki dari taman wisata Baturaden, mobil pribadi, motor atau kendaran umum (angkot)
Spoiler for Pancuran 7:

Pancuran Pitu atau Pancuran Tujuh merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di area wisata Baturaden. Untuk mencapai lokasi tersebut agan2 dapat menempuh dengan berjalan kaki dari taman wisata Baturaden dengan jarak kurang lebih 2,5 km. Saat ke Pancuran 7 ini ane lebih memilih untuk jalan kaki gan.. itung2 sambil olahraga kan sehat


Spoiler for Pancuran 7:













Spoiler for Goa Selirang:




Quote:
Numpang Nampang ya gan 

Spoiler for numpangnampang:

Jangan lupa rate & bagi
nya ya gan...
Makasih

Makasih

Diubah oleh jojoalkatiri 14-08-2013 10:10
0
15.5K
Kutip
167
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan