Liputan6.com, Jakarta : Pada tahun lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan sempat melemparkan isu pembubaran anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang perdagangan minyak dan bahan bakar minyak (BBM) yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral).
Ide itu muncul karena selama ini Petral kerap diisukan sebagai tempat korupsi para pejabat Pertamina. Lokasi Petral yang terletak di Singapura, jadi sebab munculnya isu tersebut. Petral pun diisukan sengaja dikantorkan di Singapura agar lebih sulit dikontrol dan lebih mudah menyembunyikan segala sesuatu.
Namun, Dahlan kemudian membatalkan rencananya itu dan lebih meminta Pertamina membenahi anak usahanya itu. Tapi menurut Dahlan meski perusahaan tidak bubar tujuannya membubarkan fungsi Petral sudah tercapai.
Ditemui Nurseffi Dwi Wahyuni dari Liputan6.com, Dahlan mengaku telah membubarkan fungsi Petral sebagai calo Pertamina. Berikut petikan hasil wawancaranya seperti ditulis Kamis (11/7/2013): Dulu Anda pernah ingin membubarkan Petral karena impor BBM lewat Petral dianggap tidak efisien, kenapa sekarang Anda tidak pernah menyuarakan lagi pembubaran Petral?
Waktu itu saya bilang sudah Petral dibubarkan saja, ngapain beli minyak harus lewat Petral, kalau bisa langsung. Sekarang sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, bahwa Pertamina tidak lagi beli BBM dan minyak mentah melalui Petral.
Pokoknya jangan ada hubungan dengan Pertamina. Cukup, kalau dia sebagai anak usaha kemudian melakukan trading kalau dulu dari A ke B, sekarang dari A ke C, atau A ke D, tanpa melibatkan B, dalam hal ini Pertamina, kenapa harus dibubarkan juga.
Tapi dibubarkan sebagai fungsi calo Pertamina, maka perantara Pertamina itu yang dbubarkan. Itu sudah bubar.
Lalu langkah apa yang selanjutnya dilakukan?
Langkah saya selanjutnya itu yang baru, saya minta pembukuannya pun dipisah total, sehingga saya akan bisa pantau lebih dalam karena tidak ada misalnya garansi Pertamina, jaminan Pertamina, yang jelas tidak nebeng Pertamina.
Kenapa Anda fokus sekali sama Petral? Apa karena diduga mafia minyak?
Saya ingin bahwa BUMN ini dapat kepercayaan dari masyarakat. Dan hal-hal yang disebabkan lahirnya ketidakpercayaan haris diperhatikan. Sudah dibubarkan, tapi dengan bubarkan fungsinya saja.
BUMN yang paling menjadi sorotan adalah Pertamina. Bisa dijelaskan 10 tahun lagi bentuk Pertamina itu seperti apa?
Pertamina ini sulitnya karena harus menjadi perusahaan PSO (public service obligation/kewajiban layani publik). Di hilirnya memberatkan dia, PSO itu ada BBM, ada elpiji. Dari elpiji saja ruginya bisa Rp 6 triliun.
PSO BBM banyak diutangi, tapi apa boleh buat. Sekarang lebih baik tingkatkan produksi minyak, dan geothermal (panas bumi).
Selama ini Pertamina selalu dibandingkan Petronas, bagaimana tanggapan Anda?
Sebetulnya itu perbandingan yang tidak fair. Petronas kan tidak urusin PSO, kemudian asetnya itu kaya BP Migas (sekarang SKK Migas-red). Kalau BP Migas plus Pertamina, itu baru bisa dibandingkan dengan Petronas.
Pertamina sekarangkan berfungsi seperti seberapanya Petronas.
http://bisnis.liputan6.com/read/6315...mang-tak-bubar
DI memang gak mampu membubarkan petral secara frontal dan akhirnya banyak yang mengecap dia dengan omdo.
Tapi ternyata petral yang sekarang sudah tidak bertaji lagi, heran juga kenapa gak banyak media yang mem-blowup ini
So gimana ni menurut agan2
Ternyata Banyak hal bisa dicapai tanpa perlu bermain kasar dan frontal
Capek ane denger caci maki pencitraan ke DI, capek ane denger berita yang negatif terus. kalau memang baik ya kita dukung lah...
Kalau agan sering baca, DI lewat "Manufacturing Hope" nya memang berusaha menumbuhkan optimisme bangsa, supaya kita sadar masih banyak hal baik di negeri ini, masih banyak orang hebat dinegeri ini.
Gak fair rasanya kalau kita tidak suka dengan tingkah lakunya, kemudian apapun yang dia lakukan dianggap pencitraan tanpa melihat kinerja yang sudah dihasilkan
Spoiler for testimoni dari kaskuser:
Quote:
Original Posted By deaveideisme►bener gan..petral fungsinya udah mulai bubar.
gw kerja diperusahaan yg salah satu kliennya pertamina..
jd buat ekspor ampas minyak dulunya pasti lewat petral..
anehnya pembeli dari luar beli dari trader di singapur..cuma si trader tsb mesti beli lewat petral ke pertamina..jadi alurnya panjang bgt...dengan banyak pintu kaya gitu, logikanya kan untungnya juga mesti banyak bagi2nya..
mana bikin repot gw mesti bikin laporan kegiatan ke banyak pihak..
sekarang kita masih kerja yg sama, dan gw liat ga ada sangkut paut lagi ama petral karena di email gw liat ga ada cc ke petral lagi, jadinya si trader langsung kontak ke pertamina..
semoga gini terus...biar pertamina makin bersih dan terbuka..aminnn