- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]


TS
edogawan
Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]
Quote:
![Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/1756582_20130708060316.gif)
Welcome to My Thread
Spoiler for no repsol:
![Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/1756582_20130708055739.jpg)
Quote:
Ane disini mau bahas tentang legenda biografi lawak warkop DKI, mungkin udah banyak yang tau, ini hanya sekedar info dan sambil mengenang legenda lawak ini sekaligus karena ane sangat ngefans ama mereka, mudah2an gak repost ya gan, kalo repost mohon dimaklumi 

Quote:
![Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/1756582_20130708054111.jpg)
Spoiler for yang pertama Drs. H. Wahyu Sardono / Dono:
![Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/1756582_20130708053834.jpg)
Bernama lengkap Drs. H. Wahyu Sardono atau di kenal sebagai Dono Warkop, ia dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, 30 September 1951, Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara. Ia dikenal sebagai Pelawak dari grup komedi Warkop DKI bersama Kasino dan Indro. Semasa kecil Dono warkop menenyam pendidikan di SD Negeri 1 kebon dalem kemudian setelah lulus SD ia masuk di SMP negeri 1 Kebon Dalem, 3 tahun pendidikannya di SMP kebon Dalem ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMA negeri 3 Surakarta dengan mengambil jurusan Ilmu Sosial (IPS), di SMA ia juga aktif dalam organisasi sekolah, terbukti bahwa ia berhasil menjadi ketua OSS di sekolahnya tersebut. Selepas luluas SMA dar SMA negeri 3 Surakarta, Dono wakop pun berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi di Jakarta, Ia mengambil Jurusan Ilmu Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Dono warkop juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan seperti Mapala UI.
Setelah lulus dari kampusnya ia juga dipercaya sebagai Asisten Dosen jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, di Universitas yang sama Dono juga menjadi Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diluar aktivitas kampusnya, Dono warkop juga menjadi penyiar Radio Prambors, dari sinilah yang cikal bakal terbentuknya grup lawak fenomenal “Warkop DKI” yang awalnya bernama Warkop Prambors yang awalnya dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro), yang kemudian terkenal menjadi Warkop DKI yang digawangi oleh Dono, Kasino dan Indro. Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta.
Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir. Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro. Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.
Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMA IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personel gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa pada tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personel Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka. Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan. Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personel mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu. Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.
Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan Dono warkop juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkimpoian rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.
![Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/1756582_20130708054006.jpg)
Dono warkop menikah dengan Titi Kusumawardhani, dari perkimpoiannya ini Dono warkop dikaruniai tiga orang anak yang bernama Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono dan Satrio Sarwo Trengginas. Dono warkop sendiri telah membintai puluhan judul film komedi yang membawa namanya melambung bersama personil Warkop DKI yang lainnya di jagat hiburan Indonesia di tahun 90-an. Dunia Lawak Tanah Air kembali berduka ketika pada tanggal 30 Desember 2001 Dono warkop menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah sakit Rumah Sakit Santo Carolus, Jakarta Pusat, sekitar pukul 01.00 WIB setelah sebelumnya ditinggal pergi oleh personil Warkop DKi yang lainnya Kasino yang meninggal di tahun 1997. Almarhum Dono warkop meninggal dunia akibar penyakit tumor di bagian bokong dan sudah menjalar menjadi kanker paru-paru stadium akhir, dan menyerang lever, Dono warkop meninggal dengan tenang, disamping sahabatnya, Indrojoyo Kusumonegoro. Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Prosesi pemakaman pelawak senior anggota Warkop DKI ini memang benar-benar mengharukan. Ribuan pelayat turut meneteskan air matanya karena tidak kuat menahan kesedihan melihat kepergiannya. Kini Personil Warkop DKI hanya tinggal Indro DKI.
Spoiler for yang ke 2 Drs. Kasino Hadiwibowo / Kasino :
![Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/1756582_20130708054233.jpg)
Drs. Kasino Hadiwibowo atau biasa dikenal sebagai Kasino Warkop DKI, Ia merupakan salah satu personil grup lawak legendaris Indonesia yaitu Warkop DKI bersama Dono Warkop DKI dan Indro Warkop DKI. Kasino dilahirkan di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, pada tanggal 15 September 1950, Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 16 Desember 1997 di Jakarta karena menderita tumor otak, Kemudian di susul oleh Dono Warkop yang juga dipanggil ke Rahmatullah karena sakit yang ia derita, kini anggota Warkop DKI yang tersisa hanya Indro Warkop. Kasino kemudian bersekolah di SDN Budi Utomo, Jakarta, kemudian masuk di SMP yaitu SMPN 51 Cipinang, Jakarta pada tahun 1966, setelah itu melanjutkan sekolahnya di SMAN 22 Jatinegara, Jakarta. Setelah menyelesaikan Sekolahnya ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia di Fakultas Ilmu Sosial di Jurusan Ilmu Administrasi Niaga. Orangtuanya, dia sendiri dan bahkan Fakultas Ilmu Sosial UI, tempatnya dulu menuntut ilmu, mungkin tidak pernah membayangkan ia bakal menjadi pelawak.
Tetapi Kasino mengaku bahwa sense of humour dimilikinya sejak dulu. Dari kecil Kasino sudah suka ngejailin orang tutur Kasino yang panggilan akrabnya Seky (artinya, si pesek). Di kampus, kebetulan Seky bertemu orang-orang yang sealiran, seperti Nanu Mulyono (almarhum) dan Wahjoe Sardono alias Dono. Jadilah mereka membanyol, meng-kick sana-sini.Keberuntungan Seky bermula di malam Jumat, saat ia dan kawan-kawannya kongkow di radio Prambors, cuap-cuap sekenanya model obrolan di warung kopi. Ternyata, acara begitu banyak peminatnya. Setiap acara tiba, pisang goreng, ketan pakai kelapa parut, dan banyak makanan lain, menumpuk di studio. Kebanyakan yang mengirim ibu-ibu, kata Kasino. Mereka kemudian menjadi laris, sebagai penjual tawa.
Awalnya Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro. Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.
Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang promnite) SMA IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personel gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa pada tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personel Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka. Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.
![Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/1756582_20130708054703.jpg)
Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personel mendapat no pek go ban (Rp 250.000). Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu.
Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkimpoian rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI. Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.
Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama. Kasino, wafat pada usia 47 tahun, di selasa malam tanggal 16 Desember 1997, di rumah sakit cipto Mangunkusumo Jakarta Setelah menderita tumor otak. Kasino meninggalkan satu istri dan dua anak. Setelah Dono juga meninggal pada tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.
Spoiler for yang ke 3 Indrodjojo Kusumonegoro / Indro:
![Biografi Warkop DKI [Yang nge-fans warkop masup gan!!!]](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/1756582_20130708054818.jpg)
Drs. H. Indrojoyo Kusumonegoro lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, 8 Mei 1958; umur 51 tahun) yang akrab disapa dengan sebutan Indro, adalah seorang aktor dan anggota grup lawak Warkop yang terkenal di era 1980 sampai 1990-an. Pendidikan terakhirnya adalah sarjana ekonomi di Universitas Pancasila, Jakarta. Hobinya adalah berkendara dan melakukan tur dengan motor Harley Davidson.
SEMASA berada di puncak kejayaan, Indrodjoja "Indro Warkop" Kusumonegoro, gemar sekali memboyong keluarganya berlibur ke Eropa dan Australia. Tapi, belakangan ia membawa mereka ke Tanah Suci Mekkah. "Dulu salah jalan gue," ujar komedian yang namanya berkibar di bawah bendera Warkop bersama almarhum Dono dan Kasino itu.
Tahun 2004 adalah ibadah umrah Indro yang ketiga. Bahkan, ia menunaikan ibadah haji tahun sebelumnya. Lelaki kelahiran 8 Mei 1958 itu merasa bahagia bisa melakukan napak tilas perjalanan Nabi. Setiap kali sampai di multazam, Indro tak lupa mengucapkan doa khusus untuk Dono dan Kasino. "Mereka bukan cuma teman bagi gue, bahkan lebih dari saudara," ujarnya kepada Nordin Hidayat dari Gatra.
Rupanya, Indro tak sekadar melakukan napak tilas perjalanan Nabi. Seusai menunaikan rukun wajib, ia mampir dulu ke gerai Harley-Davidson Saudi Arabia di Andalus St., Jeddah. Bersama istri dan ketiga anaknya, Handika "Hade" Indrajanthy Putri, Satya Paramita "Hada" Dwinita, dan Harleyano "Harley" Triandro, penggila motor gede (moge) itu membelanjakan 4120 riyalnya (lebih dari Rp 10 juta) untuk aksesoris moge koleksinya. Bagi pemilik tujuh moge itu, belanja aksesori Harley buat keluarga ibarat ritual tahunan.
Lampu rumah keluarga Indro Warkop tampak terang. Di perumahan mewah Jalan Kayu Putih Tengah, Jakarta Timur, itu tampak tiga motor berdiri berjajar. Dua motor Harley Davidson dan satu motor Yamaha. Seekor burung kenari bertengger dalam sangkar yang bergantung tak jauh dari ketiga motor itu. Satu mobil Jeep putih buatan tahun 1981, terparkir di garasi terbuka. Ada lambang motor Harley Davidson berukuran besar yang terpaku di tembok garasi itu.
Indro memang menggandrungi Harley Davidson. Berbagai aksesoris motor besar buatan Amerika itu pun menjadi penghias di ruang tamunya. Ada yang terbuat dari tembaga dan berbentuk lukisan biasa. Miniatur sepeda tua di dalam figura kaca, berdiri di meja kiri. Boneka berkepala singa, terpajang di meja sudut kanan.
Siang itu, Indro duduk santai di samping pajangan boneka singa. Persis menghadap keluar rumah. Di rumahnya tak ada asbak rokok. Maklum, sejak dirinya didiagnosis terkena gejala penyakit jantung, ia berhenti merokok.
Malam itu, pertengahan Mei, ia mengenakan baju berbahan jeans berlengan buntung dan celana “kargo” gunung berwarna coklat. Ujung lengan dekat bahu bagian kanan dan kirinya, ditato lambang Harley Davidson. Telinga kiri berusia 49 tahun itu dihiasi tiga anting perak dan dua anting di telinga kanannya. Penampilan garang itu rasanya pas dengan hobinya mengendarai motor besar.
“Gue udeh nggak konvoi-konvoi lagi. Pake motor Harley, pas memang lagi kepengen jalan aja. Maunya sih, pake motor kecil. Tapi, kasihan motornya. Badan segede gini, kok pake motor kecil,” Indro tertawa sambil memperlihatkan badannya.
Menggendarai motor Harley Davidson, hobi yang mendarah-daging dari keluarganya. Di komunitas Harley Davidson, ia menjabat sekretaris jenderal cum pendiri pertama Harley Davidson Club Indonesia (HDCI). Karena kegandrungannya, anak bungsunya ia beri nama Harley. Motor pertamanya dibeli tahun 1975.
“Ini mobil pertama yang gue punya. Keluaran tahun 1981,” ujarnya. “Mobil ini gue beli karena jasa Warkop. Makanya, gue piara banget ampe sekarang. Pokoknya nggak mau gue jual.”
“Semua yang gue punya, berkat jasa Warkop. Nggak ada pendapatan lain.”
Baginya, Warkop adalah darah daging. Meski sendirian, ia tak ingin Warkop pupus. Ia merasa masih sebuah keluarga. Keluarga yang harus dipertahankan. “Warkop kan, tinggal gue doang. Ya, gue yang memberikan saran dan mengawasi kehidupan mereka,”
Mereka yang dimaksud Indro adalah anak-anak keluarga Warkop, mulai Dono hingga Kasino. “Kalo dihitung-hitung, gue udeh punya anak tujuh. Tiga anak gue, satu anak Kasino, dan tiga anaknya Dono.”
Quote:
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.
Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.
Quote:
Sekian info yang ane berikan gan, sekali lagi mohon maaf kalo ada salah2 kata ato repost ato apalah, ane disini cuma sekedar share gan, bisa bantu
terima




sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Warkop, http://ph4ph4t.blogspot.com/2010/04/...k-legenda.html
0
7.9K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan