- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menggugat Etika Politik Amien Rais


TS
beritatama
Menggugat Etika Politik Amien Rais
Saat pemilihan Pilkada DKI 2012 kemarin Amin Rais sempat mengeluarkan pernyataan yang kontroversial mengenai Jokowi, prestasi Jokowi yang luar biasa di Solo dilabur habis oleh ucapan Amin Rais, saat Pilkada 2012 Partai Amin sedang mengusung Foke sebagai bagian gabungan Partai Koalisi yang menggempur Jokowi dan Ahok.
Ucapan Amien yang terkenal pedas itu menohok perasaan pendukung Jokowi sampai ke ulu hati :
“Selama periode Jokowi, angka kemiskinan meningkat. Masih banyak daerah kumuh seperti di Kota Solo seperti di daerah Nusukan,” kata Amien di sela-sela silaturahim dengan keluarga besarnya di Bekonang, Sukoharjo, Selasa (21/8/2012).
(Amien Rais : Predikat Walikota Menyesatkan, Kompas.com)
Saat itu ucapan Amien Rais seakan-akan menjadi mesiu yang luar biasa untuk menghajar Jokowi yang berlanjut pada serangan tanpa dasar Akun Twitter @Trio_Macan2000. Lalu bagaimana sebuah etika politik diusung pada tokoh yang di jaman reformasi 1998 gembar-gembor disana sini tentang : High Politics, tentang Politik yang penuh etika?
Di saat dukungan Jokowi tidak terbendung dimana-mana, gairah rakyat menjadikan Jokowi mesin atas kemenangan politik 2014. Amien separuh mengemis dengan menempatkan jagoannya hanya untuk kursi : “Wakil Presiden”.
Lihatlah ucapan Amien Rais yang melakukan penawaran politik tanpa tahu malu yang saya kutik di detik..com :
“Kita membayangkan, bagaimana jika duet Prabowo-Hatta atau Jokowi-Hatta, atau juga sebaliknya ya (Hatta-Prabowo atau Hatta-Jokowi),” ucap Amien usai acara silaturahmi dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko di Balai Kartini, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (8/7/2013).
(detik..com : Amien Rais Soal Capres)
Bila ucapan ini diucapkan politisi kelas rendahan bagi saya tidak apa-apa, masalahnya ucapan ini dikatakan oleh Politisi kelas tinggi yang punya pengaruh luar biasa, menyejarah dan pernah dipercaya besar oleh rakyat pada masa penggulingan Suharto 1998 dan menjadi tokoh utama terhadap pengkhianatan Gus Dur di tahun 2001 yang mendekeng Megawati sebagai tokoh yang pernah ia blokir dengan Poros Tengahnya pada tahun 1999.Sikap Amien Rais yang opportunis itu semakin menjelaskan kenapa Reformasi 1998 kemarin tidak memiliki warna tegasnya, tidak memiliki alur jelasnya, karena pernah di korlap oleh pemimpin yang amat tidak memegang etika konsistensi dalam bersikap.
Konsistensi sikap adalah milik politisi yang jujur, Politik memang seni bermain kesempatan tapi dalam politik harus ada fatsoen, harus ada etika. Inilah yang Amien Rais tidak punya dan dibuktikan oleh sejarah.
Mungkin Amien Rais harus membaca lagi satu garis ucapan Pramoedya Ananta Toer tentang kejujuran dalam salah satu novelnya “Bumi Manusia” :
“Seorang terpelajar patutnya harus sudah adil sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan”…..
(Anton DH Nugrahanto)
Sumber : Kompasiana
Ucapan Amien yang terkenal pedas itu menohok perasaan pendukung Jokowi sampai ke ulu hati :
“Selama periode Jokowi, angka kemiskinan meningkat. Masih banyak daerah kumuh seperti di Kota Solo seperti di daerah Nusukan,” kata Amien di sela-sela silaturahim dengan keluarga besarnya di Bekonang, Sukoharjo, Selasa (21/8/2012).
(Amien Rais : Predikat Walikota Menyesatkan, Kompas.com)
Saat itu ucapan Amien Rais seakan-akan menjadi mesiu yang luar biasa untuk menghajar Jokowi yang berlanjut pada serangan tanpa dasar Akun Twitter @Trio_Macan2000. Lalu bagaimana sebuah etika politik diusung pada tokoh yang di jaman reformasi 1998 gembar-gembor disana sini tentang : High Politics, tentang Politik yang penuh etika?
Di saat dukungan Jokowi tidak terbendung dimana-mana, gairah rakyat menjadikan Jokowi mesin atas kemenangan politik 2014. Amien separuh mengemis dengan menempatkan jagoannya hanya untuk kursi : “Wakil Presiden”.
Lihatlah ucapan Amien Rais yang melakukan penawaran politik tanpa tahu malu yang saya kutik di detik..com :
“Kita membayangkan, bagaimana jika duet Prabowo-Hatta atau Jokowi-Hatta, atau juga sebaliknya ya (Hatta-Prabowo atau Hatta-Jokowi),” ucap Amien usai acara silaturahmi dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko di Balai Kartini, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (8/7/2013).
(detik..com : Amien Rais Soal Capres)
Bila ucapan ini diucapkan politisi kelas rendahan bagi saya tidak apa-apa, masalahnya ucapan ini dikatakan oleh Politisi kelas tinggi yang punya pengaruh luar biasa, menyejarah dan pernah dipercaya besar oleh rakyat pada masa penggulingan Suharto 1998 dan menjadi tokoh utama terhadap pengkhianatan Gus Dur di tahun 2001 yang mendekeng Megawati sebagai tokoh yang pernah ia blokir dengan Poros Tengahnya pada tahun 1999.Sikap Amien Rais yang opportunis itu semakin menjelaskan kenapa Reformasi 1998 kemarin tidak memiliki warna tegasnya, tidak memiliki alur jelasnya, karena pernah di korlap oleh pemimpin yang amat tidak memegang etika konsistensi dalam bersikap.
Konsistensi sikap adalah milik politisi yang jujur, Politik memang seni bermain kesempatan tapi dalam politik harus ada fatsoen, harus ada etika. Inilah yang Amien Rais tidak punya dan dibuktikan oleh sejarah.
Mungkin Amien Rais harus membaca lagi satu garis ucapan Pramoedya Ananta Toer tentang kejujuran dalam salah satu novelnya “Bumi Manusia” :
“Seorang terpelajar patutnya harus sudah adil sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan”…..
(Anton DH Nugrahanto)
Sumber : Kompasiana
Diubah oleh beritatama 08-07-2013 17:58
0
1.9K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan