Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

StressMetaLAvatar border
TS
StressMetaL
[KPCI] Jadi Pemulung, Yuk! Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 5 - 9 Juli 2012

Sepotong Cerita Perjalanan Kayuh Pedal Cumbu Indonesia





Untuk supportnya, terima kasih...
Spoiler for terima kasih:




Bangun siang, siang pula berangkat

Hari ini adalah hari ke-24 perjalanan Kayuh Pedal Cumbu Indonesia. Hari ke empat kami berada di Malang. Salah satu agenda kami di Malang adalah mengunjungi Gunung Semeru. Gunung pertama kami dalam rangkaian niatan menjadi pemulung.

Rencana pagi-pagi berangkat ke Ranu Pane kandas sudah. Semalaman kami tidak bisa memejamkan mata sehingga ketika pagi tiba kami baru tidur. Jam di henpon menunjukkan angka 10 ketika saya bangun, dengan sarapan yang sudah tersedia di samping kasur. Kiki yang menyediakannya. Benar-benar saudara yang sangat baik dan mau direpotkan. Saya langsung berkemas menyiapkan pakaian dan lain-lain, begitu pula dengan Cliff. Berbekal sebuah keril yang kami pinjam dari Rizli dan sebuah daypack. Selain keril, alat lain juga kami pinjam. Tenda, botol spirtus, botol air, juga matras. Memang sampai saat ini kami belum mempersiapkan peralatan mendaki dan lebih memilih pinjam terlebih dahulu ke teman. Rencananya di Mataram nanti kami akan menyicil membeli peralatan sendiri.

Setelah packing usai dan yakin tidak ada yang tertinggal, kami pun berangkat sekitar pukul satu siang. Kiki mengantar menggunakan motor milik Agung yang sedang pulang ke Banjar, sedangkan saya dan Cliff menggunakan motor Kiki. Rencananya Kiki langsung balik lagi ke asrama dan motor yang kami bawa akan ditinggalkan di Ranu Pane selama kami naik ke Semeru.

Perjalanan menuju Tumpang agak dipercepat mengingat kabar yang kami dengar bahwa puskesmas Tumpang tutup jam tiga sore sedangkan kami belum menyiapkan surat keterangan sehat yang menjadi syarat untuk bisa naik ke gunung Semeru. Perjalanan menuju Tumpang ditemani oleh truk-truk kecil yang cukup merepotkan saya yang ingin cepat-cepat sampai, malah beberapa kali tertinggal jauh dari Kiki.

Setelah satu jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di Tumpang dan langsung menuju puskemas. Diterima oleh dr. Bambang Budi P. Cek tekanan darah dan berat badan, akhirnya kami berdua mendapatkan surat keterangan sehat. Setelah itu kami menuju minimarket di sekitar Tumpang untuk belanja logistik lalu bergegas menuju pos TNBTS untuk mendaftar. Sempat agak lama karena harus mem-fotocopy ktp dan lain-lainnya sementara saya tidak tahu dimana tempat fotocopy dan baru ketemu didekat puskesmas.



Simaksi didapat, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju desa Ranu Pane. Jalan sudah berubah jauh dibanding dulu saya sempat kemari. Aspal mulus dan kemudian beton menghiasi jalan dengan sesekali berupa tanah akibat kerusakan. Ditambah jalan yang menanjak, saya beberapa kali kesulitan mengendalikan motor ketika melewati jalan tanah dengan tebu yang tebal. Kebingungan memilih jalan yang lebih bagus diantara lubang-lubang yang ada dan sesekali motor tidak kuat menanjak sehingga Cliff harus turun dan jalan. Semua kesulitan ditanggapi dengan tawa oleh kami sehingga tidak sadar sudah cukup jauh jarak kami melaju dan semakin mendekati Ranu Pane. Desa dengan ketinggian diatas 2200 mdpl mulai terlihat didepan mata, Kiki yang berada di depan mengarahkan motornya ke parkiran dekat pos pendakian. Perut yang lapar membawa kami ke warung kecil yang tidak jauh dari pos. Seporsi nasi kare saya lahap habis ditambah teh manis hangat mengurangi dinginnya tubuh disore ini.

Kami masih berada di warung ketika tiga orang yang juga akan mendaki Semeru berjalan menuju warung dan berkenalan dengan kami. Saya lupa namanya, mereka anak SMU yang kesemuanya baru kali ini akan mendaki Semeru. Kiki tidak lama disini, dia langsung balik kanan menuju asrama kembali karena hari sudah semakin sore dan takut kemalaman dijalan. Jam setengah enam sore Cliff mendaftar ulang ke pos penjaga Ranu Pane. Tadinya kami tidak diberi izin mendaki sekarang karena hari sudah gelap, kecuali ada yang sebelumnya pernah mendaki Semeru. Karena sebelumnya kami sudah pernah kesini, apalagi Cliff yang sempat dua kali mendaki Semeru, akhirnya kami diizinkan untuk berangkat malam ini. Ketiga anak SMU itu pun terlihat senang dan meminta untuk berangkat bersama-sama.

Spoiler for kpci:


Perjalanan malam

Sehabis maghrib kami berlima mulai berjalan meninggalkan Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo. Ditemani bulan penuh berwarna oranye, jalan setapak dan datar menyambut awal perjalanan kami. Berjalan santai dengan senter dikepala, kami melewati dua pos pertama dengan trek variatif datar, naik dan turun tapi tidak terjal. Sementara ketiga teman baru kami dengan semangat mudanya berjalan lebih cepat didepan. Sesekali bertemu kembali ketika mereka beristirahat, dan tertinggal lagi ketika mereka sudah mulai berjalan.

Spoiler for kpci:



Bulan purnama seolah-olah tertusuk ranting pohon menjadi pemandangan yang membuat saya atau Cliff menghentikan langkah hanya untuk memandanginya sejenak. Kadang terdiam dengan pikiran dan khayalan masing-masing atau sekedar mengagumi ciptaanNya dan bersyukur masih dapat menikmati keindahan malam ini ditengah hutan. Benar-benar membuat saya merinding kagum akan keindahannya walau dingin dan rasa lelah sering singgah.

Pos tiga berada tepat sebelum jalan yang menanjak cukup curam. Kami tiba disana dan melihat ketiga teman baru kami kebingungan mencari jalan dengan senter-senternya yang kurang terang. Hamper saja mereka salah jalur, lalu Cliff mengarahkan senternya ke jalur yang tepat dikanan jalan. Mereka melanjutkan perjalanan, sementara kami beristirahat. Tanjakan kami lewati perlahan, Cliff berjalan didepan dan saya menunggu agak lama untuk menyusulnya karena debu yang tebal akibat gesekan sepatu.

Setelahnya, jalan relatif turun, memandang ke kiri bawah terlihat jelas danau besar yang terang oleh cahaya bulan, Ranu Kumbolo. Terlihat pula beberapa nyala lampu dan api dari beerapa tenda disekitar yang ikut mrnghiasi danau malam ini. Empat jam jarak tempuh kami dari Ranu Pane sampai disini. Kami mencari tempat mendirikan tenda, tak jauh dari pinggir danau. Dingin menembus jaket dan menusuk tulang semakin terasa setelah tenda terpasang. Air danau saya ambil untuk memasak air dan menyeduh kopi. Menikmati kopi hangat didalam tenda didepan Ranu Kumbolo sambil menahan dingin, menunggu kantuk mengakhiri perjalanan hari ini.

Ranu Kumbolo menuju Kalimati

Dingin yang menusuk tulang membuat saya terbangun. Jaket, sarung dan kantung tidur yang saya gunakan ternyata tidak cukup untuk menahan suhu Ranu Kumbolo yang entah berapa derajat celcius. Menurut teman-teman yang datang kesini sebelum kami, dibulan-bulan ini memang suhunya sangat rendah bahkan bisa sampai dibawah nol derajat. Cliff pun rupanya sama-sama terbangun, atau malah belum tidur karena kedinginan. Dari layar hape, terlihat jika sekarang adalah jam dua pagi. Kami pun memutuskan untuk membuat kopi dan memasak nasi. Kompor pun dikeluarkan dan mulai memasak dengan asyik didalam tenda. Subuh tiba ketika kami selesai makan, paginya mencoba tidur kembali karena hari ini akan melanjutkan perjalanan ke Kalimati.



Belasan pemancing terlihat asyik menanti umpannya dimakan ikan ketika saya membuka pintu tenda. Dingin masih terasa didalam tenda, namun hangat matahari diluar mampu mengusir hawa dingin yang saya rasa. Pukul sepuluh pagi ini, selain para pemancing juga terlihat dikejauhan para pendaki yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Masak, berfoto dan beres-beres adalah kegiatan kami pagi ini. Siang nanti kami akan meneruskan perjalanan menuju Kalimati, tempat dimana orang-orang biasanya kembali membuka tenda dan bersiap menuju puncak Mahameru pada dini hari esoknya. Tenda kami lipat, barang-barang kami rapihkan dan packing seperti semula. Jam satu siang kami beranjak menuju Kalimati.

Spoiler for kpci:



Tulisan “Selamat Datang Di Ranu Kumbolo, 2400Mdpl” menyambut kami di timur danau. Menengok kekanan, Tanjakan Cinta juga menunggu kami melewatinya tanpa menghentikan langkah kaki seperti mitosnya yang tidak pernah hilang dimakan zaman. Sampah botol plastik disekitar kemping area danau menjadi target kami sekembalinya ketempat ini. Bangunan dipinggir danau yang sepuluh tahun lalu saya mengunjungi tempat ini belum ada, ramai ditempati para pendaki yang entah sudah berapa hari berada disini.

Langkah kaki perlahan menapaki Tanjakan Cinta. Terlihat tidak curam namun cukup membuat lelah, terlihat pendek namun tak juga kunjung sampai. Diujung tanjakan telah menanti pemandangan indah berupa savanna luas dengan rumputnya yang tinggi, Oro Oro Ombo. Dua jalur yang tersedia menjadi pilihan kami. Ingin melewati savana maka turunlah, atau ingin memandangi savana dari atas, maka jalanlah dikiri. Kami memilih lewat kiri dengan pemandangan savana yang dapat kami nikmati dikanan jalur.

Spoiler for kpci:


Selepas Oro Oro Ombo, hutan Cemoro Kandang yang jalurnya cukup panjang dan menanjak sudah menanti. Sebelumnya kami beristirahat disebuah pohon besar yang sudah tumbang. Seingat saya dan Cliff, pohon tumbang itu sudah ada sejak lama sekali dan selalu diingat sebagai tempat beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan melewati Cemoro Kandang.

Hari semakin sore ketika perut saya minta diisi sementara posisi kami belum sampai ke Kalimati, masih berjalan perlahan ditengah hutan. Nasi yang sudah dimasak pagi tadi adalah bekal makan sore ini sehingga tidak perlu memasak lagi ditengah jalan. Cliff mengajak makan setelah menemukan tempat yang adem dan sedikit mungkin jauh dari debu jalan yang memang menghiasi perjalanan kami. Selepas jalur lahar yang kering akhirnya kami makan siang sekalian istirahat . waktu menunjukkan pukul setengah tiga sore.



Perjalanan dilanjutkan kembali setelah kenyang, sedikit lagi sampai di Blok Jambangan yaitu sebuah savana kecil dengan banyak pohon Edelweiss ditengah-tengahnya. Musim pendakian seperti ini membuat kami berkali-kali bertemu dengan teman-teman pendaki, baik yang turun maupun yang sama-sama naik. Puncak Mahameru terlihat tertutup kabut tipis dari sini. Batu-batu yang menghiasi sisi-sisinya kadang terlihat dan menjadi objek foto kami. Setengah jam kemudian, sampailah kami di Kalimati. Sebuah pondokan menandai tibanya kami disini. Dibaliknya, tenda-tenda berwarna-warni menghiasi area kemping berpadu dengan pohon-pohon hijau dan besar. Jauh dibaliknya, gundukan sangat besar dan gagah terlihat jelas, puncak Mahameru.



“Mang Cliff !!” teriakan memanggil terdengar dari tenda belakang ketika kami sedang berjalan mencari tempat ngecamp. Menoleh kebelakang, ternyata yang memanggil adalah Kobe, OANCer asal Tasik yang kuliah di Purwokerto. Dia bersama teman-temannya juga ternyata sedang naik Semeru, kebetulan harinya bertepatan dengan kami. Selain itu, disisi lainnya juga ternyata ada rombongan Kang Hadi, Gopak dan teman-temannya, agak jauh dari tenda Kobe. Senang rasanya bertemu dengan orang yang dikenal ketika berada digunung. Apalagi yang ketemu adalah teman-teman dari OANC yang selama ini mensupport kegiatan Kayuh Pedal Cumbu Indonesia. Mereka sudah tau misi kami disini sehingga bersedia membantu mengumpulkan sampah botol plastik dikawasan ini.

Barang-barang kami simpan dan titipkan didekat tenda rombongan Kang Hadi, sementara sebelum gelap kami harus mengambil air di Sumber Mani dengan waktu tempuh pulang pergi sekitar 45 menit. Saya dan Cliff pergi ke Sumber Mani, botol-botol kosong kami masukkan ke tas. Pergi ke tempat ini adalah pertama kali bagi saya, tempat yang berada dilembah dan atasnya adalah hutan Kalimati. Yang pernah saya dengar, suka ada macan kumbang yang minum dari sumber air ini juga, apalagi jika hari sudah gelap. Tapi itu tidak terlalu saya hiraukan, terlebih ada juga dua orang lain yang juga akan mengambil air berbarengan dengan kami. Cukup lama menampung air-air kedalam botol, setelah penuh kami bergegas kembali lagi ke kemping area.

Spoiler for kpci:


Tenda sudah berdiri ketika kami pulang dari mengambil air. Rumahnya Gopak dan kawan-kawan lain lah yang mendirikannya. Saling berhadapan dengan tendanya, ditengahnya dibuat tempat memasak dan api unggun agar terasa lebih hangat. Malam harinya berkumpul bersama dan masak memasak dengan Gopak sebagai kokinya. Kobe bergabung setelah selesai makan, mengobrol rencana menuju puncak dini hari nanti. Beberapa orang lainnya beranjak tidur untuk persiapan muncak Semeru. Rencananya jam dua dini hari nanti kami semua berangkat ke puncak Mahameru.

Puncak kami adalah memulung

Sama seperti malam sebelumnya, malam inipun kami tidak bisa tidur. jam satu pagi dimana orang-orang di Kalimati bersiap-siap untuk berangkat ke puncak, kami malah masih berusaha untuk memejamkan mata. Berselimut kantung tidur dan jaket, berbantal pakaian, mata coba dipejamkan namun tetap saja tidak bisa. Rombongan kang Hadi dan juga rombongan Kobe terdengar siap berangkat dan terdengar memanggil-manggil mengajak. Namun kami memutuskan untuk tetap disini, menuju puncak dengan cuaca dini hari yang sangat dingin membutuhkan stamina yang cukup, bukan sesuatu yang baik jika kami paksakan berangkat. Yang ada nantinya malah jadi lebih mudah sakit dihari-hari perjalanan kami berikutnya. Disini bagi kami, puncak adalah ketika kami sebisa mungkin dapat mengurangi sampah botol plastik di gunung Semeru, sesuai dengan misi perjalanan kami.

Setengah tiga pagi belum juga bisa tidur, kami masak mie yang dicampur dengan nasi tadi siang. Rendang telur kering dan keremes ikut menjadi lauknya, selesai makan, barulah rasa kantuk itu tiba. Saya pun dapat tidur nyenyak, dengan bayangan puncak setinggi 3676Mdpl yang tertutup mimpi.

Jam sepuluh pagi saya mambuka mata dan membuka tenda, hangat matahari yang tidak terhalang dedaunan dari pohon membawa saya berjemur mencari hangat. Niat mengumpulkan sampah botol plastik disambut semangat untuk mencarinya. Tidak sulit mencarinya, disini dipojok-pojok rerumputan, dibawah pohon, di teras pondokan sampai di jalur ada saja saya temukan sampah botol plastik yang sengaja ditinggalkan sebagian pendaki.

Waktu urai plastik yang lama memberikan kengerian tersendiri dibenak saya terhadap tempat yang indah seperti ini. Bayangan anak cucu kita kelak tidak bisa menikmati indahnya Semeru pun muncul. Satu sampah sejuta kemungkinan keasrian berubah. Sampah-sampah botol plastik kami kumpulkan disatu tempat untuk nantinya dibawa turun.

Jalan-jalan ke Arcopodo

Sementara itu, teman-teman yang pulang dari puncak mulai berdatangan, membawa berbagai cerita perjalanannya. Ada yang sampai ke titik tertinggi di pulau Jawa , ada juga cerita yang terhenti ditengah-tengah. Jam sebelas, Cliff mengajak saya berjalan-jalan ke Arcopodo, beberapa kilometer menuju puncak. Selain Kalimati, Arcopodo juga bisa menjadi tempat untuk camp terakhir sebelum ke puncak. Kelebihannya, jarak menuju puncak lebih dekat, kekurangannya adalah jauh dari sumber air.



Perjalanan menuju Arcopodo cukup menguras stamina. Selain itu debu-debu dimusim kering ini mengganggu nafas dan pandangan mata. Setiap kaki melangkah menapaki jalur, debu-debu beterbangan mengikuti angin. Pakaian yang saya gunakan pun kotor oleh debu. Di Arcopodo kami bertemu beberapa orang yang mendirikan tenda. Semakin sore, banyak pula yang baru naik untuk membuka tenda disini. Suguhan air jeruk, makanan ringan sampai kopi dari mereka menemani obrolan saya. Cliff sendiri asik mendokumentasikan Arcopodo dan sekitarnya, bahkan berjalan lebih ke atas lagi memuaskan hatinya mengambil gambar dari kamera yang dibawa. Cukup lama kami berada didaerah ini, jam setengah lima kami baru turun kembali ke Kalimati.

Keputusan bermalam lagi di Kalimati datang ketika beberapa orang teman Kang Hadi dan Gopak yang hari ini tidak berhasil mencapai puncak berencana mencapai puncak berencana mengulanginya mala m ini. Selain itu, tempat ini memang bikin betah. Kobe dan rombongannya pun memutuskan hal yang sama, bermalam lagi disini. Malam dihabiskan dengan memasak dan mengobrol didepan tenda, memberikan suasana hangat ditengah dinginnya Kalimati. Semoga malam ini saya dapat tidur nyenyak dan bangun pagi. Masih banyak sampah botol plastik yang harus dikumpulkan.

Bersambung ke bawah
0
9.1K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan